Kel. 6 Analisis Faktor Kebiasaan Merokok Terhadap Kejadian Ispa Di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Kota Kendari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISIS FAKTOR KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP KEJADIAN ISPA DI KELURAHAN KANDAI KECAMATAN KENDARI KOTA KENDARI Dinda1*), Nafa Tryanti Muhtar1), Anita Jernivita Sari1), Sarni Rahmawati Layn1), Kezia Melva1) 1)



Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Jl. H.E Mokodompit Anduonohu, Kendari, Sulawesi Tenggara *



Email : [email protected] 1*), [email protected]*)



ABSTRACT Acute Respiratory Infection (ARI) is a disease caused by a virus or bacteria that usually occurs within 14 days or more, with general symptoms such as difficulty breathing, cough, sore throat, fever, runny nose and earache. This disease is ranked first out of the 10 most common diseases in Indonesia, and is also one of the reasons or causes of patient visits to the hospital. ARI is still included in the prevalence of health problems that occur in Indonesia and cause death. People who die from ARI are 12.4% of children under five, every year worldwide and a third of 80.3% who die in developing countries. Five provinces with the number of people affected by ARI are NTT (41.7%), Papua (31.1%), Aceh (30.0%), NTB (28.3%) and East Java (28.3%) . Age 1-4 years is a characteristic of children affected by ARI (25,8%). Data from Kandai Village, Kendari City shows that of the 2,045 total population, there are 2,941 cases of ARI that occurred. Based on data that has been collected from the profile of the Kandai Health Center in 2020, ARI is included in the top 10 diseases and is the first order. With this, it can be seen that smoking has a negative impact on the function and structure of the tissues in the respiratory tract. Smoking has a close relationship with the risk of increased respiratory tract disorders. The purpose of this study was to determine the factors of smoking habits on the incidence of ARI in the Kandai sub-district, Kendari city



in 2021. This type of research is a descriptive research using a quantitative approach. The population and sample of this study were the entire Kendari village community, totaling 2,045 people, then a sample of 100 people was taken to represent the existing population. The sampling technique used is a non-probability sampling method, with the accidental sampling method. The results of this study indicate that the smoking habit is the cause of the community getting ARI disease, where family members who smoke are 61 respondents (60%) respondents and 39 respondents do not smoke. (39%). In conclusion, the factors that influence smoking habits with the incidence of ARI are the lack of public knowledge about the dangers of smoking. The sampling technique used is a non-probability sampling method, with the accidental sampling method. The results of this study indicate that the smoking habit is the cause of the community getting ARI disease, where family members who smoke are 61 respondents (60%) respondents and 39 respondents do not smoke. (39%). In conclusion, the factors that influence smoking habits with the incidence of ARI are the lack of public knowledge about the dangers of smoking. The sampling technique used is a non-probability sampling method, with the accidental sampling method. The results of this study indicate that the smoking habit is the cause of the community getting ARI disease, where family members who smoke are 61 respondents (60%) respondents and 39 respondents do not smoke. (39%). In conclusion, the factors that influence smoking habits with the incidence of ARI are the lack of public knowledge about the dangers of smoking. Keywords : Smoking, ARI, Toddlers ABSTRAK Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang biasanya terjadi dalam waktu 14 hari atau juga lebih, dengan gejala umum seperti kesulitan bernapas, batuk, tenggorokan sakit, demam, pilek dan sakit telinga. Penyakit ini menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbantak di Indonesia, dan juga merupakan salah satu alas an atau penyebab kunjungan pasien di rumah sakit. penyakit ISPA masih termasuk prevalensi masalah kesehatan yang terjadi di negara Indonesia hingga menyebabkan kematian.



Orang yang meninggal karena ISPA sebanyak 12,4% anak balita, tiap tahun di seluruh dunia dan sepertiga 80,3% yang meninggal di negara berkembang. Lima provinsi dengan angka orang yang terkena ISPA yaitu di NTT (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%), NTB (28,3%) dan Jawa Timur (28,3%). Usia 1-4 tahun adalah karakteristik anak yang terkena ISPA (25,8%). Data pada Kelurahan Kandai, Kota Kendari menunjukkan bahwa dari 2.045 total jumlah penduduk yang ada, terdapat 2.941 jumlah kasus ISPA yang terjadi. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari profil Puskesmas Kandai tahun 2020, ISPA masuk ke dalam 10 besar penyakit dan menjadi urutan yang pertama. Dengan ini maka dapat diketahui bahwa kebiasaan merokok berdampak buruk bagi fungsi dan juga struktur jaringan pada saluran pernapasan. Merokok memiliki hubungan yang erat terhadap resiko peningkatan gangguan saluran pernapasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor kebiasaan merokok terhadap kejadian ISPA di kelurahan kandai kota Kendari tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah penelitrian deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh masyarakat kelurahan kendari yaang berjumlah 2.045 jiwa, kemudian diambel sampel sebnyak 100 prang untuk mewakili populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode pengambilan sampel non probability, dengan metode accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor kebiasaan merokok merupakan penyebab masyarakat terkena penyakit ISPA, dimana anggota keluarga yang merokok sebanyak 61 responden (60%) responden dan tidak merokok 39 responden. (39%). Kesimpulannya faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok dengan kejadian ISPA yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya rokok. Kata kunci : Merokok, Penderita ISPA



PENDAHULUAN



oleh



a.



menyebabkan



Problem Statement Infeksi Saluran Pernapasan



asap



mengalami



rokok



yang perokok



hipoksia



kronis



Akut (ISPA) merupakan penyakit



(Wardana, Ma'rufi, & Widy,



yang disebabkan oleh virus atau



2020).



bakteri yang biasanya terjadi



Setiap rokok atau cerutu



dalam waktu 14 hari atau juga



mengandung lebih dari 4.000



lebih,



jenis bahan kimia, dan 400 dari



dengan



gejala



umum



seperti kesulitan bernapas, batuk,



bahan-bahan



tenggorokan sakit, demam, pilek



meracuni tubuh, sedangkan 40



dan sakit telinga. Penyakit ini



dari



bahan



tersebut



bisa



menduduki peringkat pertama



menyebabkan



kanker.



Gas



dari 10 penyakit terbantak di



berbahaya pada asap rokok ini



Indonesia, dan juga merupakan



seperti yang ditemukan pada asap



salah satu alas an atau penyebab



pembuangan



kunjungan pasien di rumah sakit



monoksida menggantikan sekitar



(15%-30%)



15%



dan



Puskesmas



tersebut



dapat



mobil.



jumlah



Karbon



oksigen,



yang



(40%-60%) (Wardana, Ma'rufi,



biasanya dibawa oleh sel darah



& Widy, 2020).



merah,



Salah satu faktor yang dapat



sehingga



perokok



menjadi



jantung



si



berkurang



menyebabkan terjadinya ISPA



suplai oksigennya. Hal ini sangat



adalah kebiasaan merokok. Asap



berbahaya



rokok mengandung ribuan zat



menderita sakit jantung dan paru-



kimia yang bersifat iritan dan



paru karena ia akan mengalami



dapat menyebabkan infeksi pada



sesak



saluran pernapasan serta dapat



pendek dan menurunkan stamina



menimbulkan kanker. Kondisi



(Naja, Kasim, & Suhartatik,



yang



2021).



dapat



membuat



kadar



oksigen rendah yaitu jika kita



bagi



napas



Kebiasaan



orang



ataupun



yang



napas



merokok



berada di ketinggian, di gunung,



merupakan suatu pola hidup yang



dan ruangan tertutup dipenuhi



secara



terus



menerus



atau



berulang yang sulit dihentikan



Sampai dengan saat



sehingga menjadi kebiasaan yang



penyakit ISPA masih termasuk



sangat susah untuk dihentikan.



prevalensi masalah kesehatan



Dampak kualitas udara yang



yang terjadi di negara Indonesia



buruk terhadap pernapasan dapat



hingga menyebabkan kematian.



menyebabkan



melambatnya



Orang yang meninggal karena



pergerakan silia hidung sehingga



ISPA sebanyak 12,4% anak



menghambat proses pembersihan



balita, tiap tahun di seluruh dunia



saluran pernapasan akibat adanya



dan



iritasi polutan, sehingga merasa



meninggal



kesulitan bernapas (Wardana,



berkembang.



Ma'rufi, & Widy, 2020).



dengan angka orang yang terkena



Kebiasaan merokok di dalam rumah



salah



sepertiga



80,3%



ini



yang



di



negara



Lima



provinsi



ISPA yaitu di NTT (41,7%),



satu



masalah



Papua (31,1%), Aceh (30,0%),



yang



kian



NTB (28,3%) dan Jawa Timur



mengkhawatirkan di Indonesia



(28,3%). Usia 1-4 tahun adalah



adalah



karakteristik anak yang terkena



kesehatan



semakin



banyaknya



jumlah perokok yang berarti



ISPA



semakin



2018).



banyak



penderita



gangguan kesehatan akibat rokok



(25,8%)



Data



(Sulistiyawati,



pada



Kelurahan



Kota



Kendari



(bagi perokok pasif). Terdapat



Kandai,



seseorang perokok atau lebih



menunjukkan bahwa dari 2.045



dalam rumah akan memperbesar



total jumlah penduduk yang ada,



resiko anggota keluarga yang



terdapat 2.941 jumlah kasus



menderita sakit, seperti gangguan



ISPA yang terjadi. Berdasarkan



pernapasan, memperburuk asma



data yang telah dikumpulkan dari



dan



profil Puskesmas Kandai tahun



angina



memperberat pectoris



meningkatkan



penyakit



serta resiko



dapat



2020, ISPA masuk ke dalam 10



untuk



besar



penyakit



dan



menjadi



mendapat serangan ISPA (Naja,



urutan yang pertama. Dengan ini



Kasim, & Suhartatik, 2021).



maka dapat diketahui bahwa



kebiasaan merokok berdampak



dengan meningkatkan upaya



buruk bagi fungsi dan juga



promotif dan preventifnya



struktur jaringan pada saluran



guna terciptanya Kesehatan



pernapasan. Merokok memiliki



masyarakat



setinggi-



hubungan yang erat terhadap



tingginya,



instansi



resiko



gangguan



Kesehatan dapat melakukan



(Profil



sosialisasi atau penyuluhan



peningkatan



saluran



pernapasan



Puskesmas Kandai, 2020).



guna meningkatkan derejat Kesehatan mengenai faktor



b. States



kebiasaan merokok terhadap



1) By doing What Penelitian untuk



bertujuan



mengetahui



faktor



kejadian ISPA. 3) Recent Publish



kebiasaan merokok terhadap



Penelitian yang kami



kejadian ISPA di kelurahan



lakukan mengenai analisis



kandai kota Kendari tahun



faktor kebiasaan merokok



2021.



terhadap kejadian ispa di kelurahan kandai kecamatan



2) Finding what Hasil dapat pengetahuan



penelitian



ini



kendari kota kendari ini



meningkatkan



didukung dengan penelitian



mengenai



yang



dilakukan



oleh



faktor kebiasaan merokok



(Fatmawati, 2018) tentang



terhadap kejadian ISPA di



Hubungan Adanya Perokok



kelurahan



kota



dengan Kejadian ISPA pada



Kendari tahun 2020. Dengan



Balita di Kel. Kenali Asam



adanya penelitian ini dapat



Bawah dengan p-value 0,000



memberikan informasi dan



(p-value< 0,05) maka dapat



masukan



disimpulkan ada hubungan



kandai



kepada



dinas



Kesehatan atau pelayanan



antara



adanya



perokok



Kesehatan



seperti



dengan kejadian ISPA pada



puskesmas



mengenai



balita di Kel. Kenali Asam



program untuk Kesehatan



Bawah dengan nilai OR



19.067 (6.170-58.919), yang berarti



adanya



Dalam penelitian yang



perokok



dilakukan oleh (Karundeng,



mempunyai peluang 19.06



Runtu, & Mokoginta, 2019)



kali



mengemukakan bahwa ada



untuk



mengalami



kejadian ISPA pada balita. Sejalan



itu



merokok anggota keluarga



yang



dengan kejadian ISPA di



dilakukan oleh (Siska, 2019)



Desa Basaan 1 wilayah kerja



tentang



Puskesmas



dalam



dengan



hubungan antara perilaku



penelitian



Hubungan



Kebiasaan Dalam



Merokok Rumah



di



kecamatan



Ratatotok.



Hal



ini



dengan



didasarkan oleh Bahan kimia



Kejadian ISPA pada Balita



yang dikeluarkan dari asap



dengan P Value = 0,007 < α



rokok



(0,05)



ini



permukaan



adanya



hubungan



menandakan antara



dapat



merangsang sel



pernapasan



dan



kebiasaan merokok didalam



mengakibatkan



rumah



dengan



lendir



ISPA



pada



kejadian balita



saluran



dan



keluarnya



dahak



mirip



di



dengan rangsangan debu,



Puskesmas Bukit Sangkal



virus atau bakteri pada saat



Palembang



flu.



Tahun



2019.



Asap



Nilai OR yang didapatkan



mengganggu



adalah sebesar 17,143 yang



pernapasan



menandakan



meningkatkan



yang



anak



tinggal



balita



ini



dapat saluran dan penyakit



dengan



infeksi saluran pernapasan



merokok



termasuk ISPA, utamanya



memiliki resiko 17,143 kali



pada balita yang memiliki



lebih tinggi menderita ISPA



daya tahan tubuh yang masih



daripada anak balita yang



lemah, sehingga bila terkena



tidak



paparan asap rokok, maka



seseorang



yang



tinggal



dengan



seseorang yang merokok.



balita lebih rentan terganggu sistem pernapasannya dan



mengakibatkan penyakit



terjadinya



infeksi



saluran



pernafasan (ISPA).



terjadi secara faktual, sistematis, serta akurat.



Fenomena



bentuk,



aktivitas,



karakteristik,



menganalisis



berupa



hubungan,



serta



persamaan



maupun berbedaan antar fenomenan.



4) Objective statement Bertujuan



dapat



untuk faktor



Populasi dalam penelitian ini adalah



seluruh



Masyarakat



kebiasaan merokok terhadap



Kecamatan Kandai Kota Kendari



kejadian ISPA di wilayah



yang berjumlah 2.045 jiwa, kemudian



Kelurahan



Kandai,



diambil sampel sebanyak 100 orang



Kecamatan Kendari, Kota



untuk mewakili populasi yang ada.



Kendari Tahun 2021. Jenis



Teknik pengambilan sampel yang



penelitian yang digunakan



digunakan



adalah penelitian kualitatif



pengambilan sampel non probability,



dengan menggunakan data



dengan metode accidental sampling



penelitian yang telah ada



yaitu suatu metode pengambilan



sehingga dapat menganalisis



sampel secara kebetulan, dengan cara



faktor yang mempengaruhi



membagikan



perilaku



merokok



siapapun yang ditemui oleh peneliti,



Kelurahan



bila dipandang orang yang kebetulan



Kandai, Kecamatan Kandai



ditemui itu cocok sebagai sumber



Kota Kendari.



data.



masyarakat



di



METODE



adalah



metode



kuesioner



kepada



HASIL DAN PEMBAHASAN



Penelitian



ini



merupakan



Berikut adalah hasil penelitian



penelitian



deskriptif



kuantitatif.



mengenai Analisis Faktor Kebiasaan



Penelitian



deskriptif



kuantitatif



Merokok Terhadap Kejadian ISPA di



sendiri adalah seuatu penelitian yang



Kelurahan



mempunyai



Kendari



Kandai Kota



Kecamatan



tujuan



untuk



Kendari.



Dalam



mendeskripsikan suatu



fenomena,



penelitian ini digunakan metode



peristiwa, gejala, dan kejadian yang



deskriptif kuantitatif dengan teknik



pengumpulan data dengan membaian



a.



Data 10 Besar Penyakit di



kuesioner kepada responden. Dengan



Kelurahan Kandai Kecamatan



metode accidental sampling. berikut



Kendari Kota Kendari



menjelaskan tentang hasil penelitian



Berikut ini merupakan data



yang menunjukan bahwa kebiasaan



10



merokok merupakan faktor yang



didapatkan di lokasi penelitian



menyebabkan



terkena



tepatnya di Kelurahan Kandai,



Saluran



Kecamatan



penyakit



masyarakat



ISPA



(Infeksi



Pernapasan Akut).



penyakit



tertinggi



Kendari,



yang



Kota



Kendari.



Table 1. Laporan 10 Besar Penyakit Menurut Data Puskesmas Kandai No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Penyakit ISPA Penyakit lain ISPA Cepalgia Penyakit Usus lain HT V. Laceratum Rhematik DKA Mialgia Dislipidemia Jumlah



Jumlah Kasus 2941 892 793 734 725 704 667 474 412 335 8.8667



Berdasarkan tabel 1 diatas



pernafasan



akut



diketahui 10 besar penyalit yang



merupakan



infeksi



terjadi



kandai,



menyerang saluran pernafasan



dimana kasus tertinggi ditempati



bagian atas dan infeksi saluran



oleh penyakit ISPA (Infeksi



pernafasan



Saluran



Pernapasan



(Haerani, Ningsih et al., 2020).



dengan



jumlah



dikelurahan



Akut) penderita



sebanyak 2941 kasus. ISPA



bagian



(ISPA) yang



bawah



Infeksi Saluran Pernafasan Akut



(ISPA)



merupakan



merupakan



penyebab penting kematian pada



kepanjangan dari infeksi saluran



anak-anak dan orang dewasa.



pernafasan akut.Infeksi saluran



Salah satu penyen penting dari



ISPA adalah kebiasaan merokok



kekebalan



dan



Beberapa upaya dapat dilakukan



paparan



Merokok



asap



adalah



rokok.



salah



satu



untuk



kebiasaan yang dapat di ubah.



penyakit



Laporan



dengan



terbaru



dari



WHO



tubuh



menurun.



menurunkan ISPA,



antara



kebiasaan



merokok



negara



Sehingga



dia



telah



memberlakukan merokok,



larangan



peringatan



pada



lain



menghilangkan



menunjukkan saat ini banyak yang



resiko



dirumah.



menyimpulkan



bahwa ada hubungan antara antar kebiasaan



merokok



kemasan rokok dan langkah-



kejadian



langkah pengendalian tembakau



(Haerani, Ningsih et al., 2020).



efektif lainnya. Namun, masih banyak negara yang masih belum menerapkan



pada



b. Karakateristik



anak



Responden



Berdasarkan Jenis Kelamin



secara



Penelitian ini dilaksanakan



memadai untuk membantu dalam



di Kelurahan Kandai, Kecematan



menghentikan



Kendari,



merokok



kebijakan



ISPA



dengan



kebiasaan



ini



(Rahmadhani,



2021).



Berdasrkan



Kendari. karakteristik



responden menurut jenis kelamin



Menurut



Umami



(2014)



kategori jenis kelamin laki-laki



dkk



(2020),



sebanyak 31 % dan jenis kelamin



terjadi



apabila



perempuan yaitu 69 %.



dalam Haerani, bahwa



Kota



ISPA



Table 2. Distribusi Responden Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga Tahun 2021 No.



Jenis Kelamin



Jumlah (n)



Persentase (%)



1.



Laki-Laki



31



31



2.



Perempuan



69



69



100



100



Total



Berdasarkan diketahui



tabel



2,



dari



100



bahwa



responden yang diteliti jenis



laki-laki dengan jumlah 31 orang (31.0%). c.



Karakteristik



Responden



kelamin responden yang paling



Berdasarkan



Tingkat



banyak yaitu perempuan dengan



Pendidikan Terakhir



jumlah 69 orang (69.0%) dan



Table 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Tingkat Pendidikan Akhir



No. 1 2 3 4 5



Jumlah (n)



Persentase (%)



0 15 21 45 1 100



0 15 21 45 1 100



Pra-sekolah SD SMP SMA Tidak tahu Total



Berdasarkan diketahui



tabel



3,



dari



100



bahwa



Ibu



yang



memiliki



pendidikan



yang



tingkat



lebih



responden yang diteliti terdapat



berupaya



15 responden (15,0%) lulusan



berbagai informasi, baik melalui



SD,



membaca,



21



lulusan



responden SMP,



45



(21,0%) responden



untuk



baik



mengakses



bertanya



mendengarkan



maupun berbagai



(45,0%) lulusan SMA dan 1



informasi yang berkaitan dengan



responden (1,0%) tidak diketahui



kesehatan. Pendidikan adalah



tingkat pendidikan terakhirnya.



salah satu usaha sadar untuk



Tingkat seseorang mempengaruhi



pendidikan akan



mengembangkan



kepribadian



dapat



dan kemampuan di dalam dan



pengetahuan,



luar sekolah dan berlangsung



sikap dan praktik kesehatan



seumur



hidup.



dalam menjaga kesehatannya.



menentukan



pola



Pendidikan pikir



dan



wawasan seseorang. Pendidikan



peningkatan



memiliki peranan yang penting



Tingginya



dalam



hipertensi



kwalitas.



Lewat



pendidikan. risiko



terkena



pada



pendidikan



pendidikan manusia dianggap



rendah kemungkinan disebabkan



akan memperoleh pengetahuan



karena kurangnya pengetahuan



(Juliansyah & Rizal, 2018).



pada



Tingkat



pendidikan



seseorang



yang



berpendidikan rendah terhadap



berpengaruh terhadap gaya hidup



kesehatan



yaitu



kebiasaan



lambatnya menerima informasi



kebiasaan



yang diberikan oleh petugas



merokok,



minum,



dan



dan



sulit



atau



melakukan aktivitas fisik seperti



sehingga



olahraga. Hasil Riskesdas tahun



perilaku atau pola hidup sehatnya



2013



semisal merokok (Retnaningsih,



menyatakan



bahwa



penyakit hipertensi cenderung tinggi pada pendidikan rendah dan menurun sesuai dengan



berdampak



pada



Kustriyani, & Sanjaya, 2016). d. Gambaran



Kebiasaan



Merokok Anggota Keluarga



Table 4. Distribusi Menurut Responden yang Memiliki Anggota Rumah Tangga yang Merokok di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari Tahun 2021. No



Anggota keluarga yang merokok Ya Tidak Total



1. 2.



Pada bahwa



tabel dari



4,



100



Jumlah (n) 61 39 100



61.0 39.0 100



diketahui



(39,0%)



responden



merokok



didapati sebanyak 61 responden



Persentase



responden atau



tidak



tidak tinggal



serumah dengan perokok.



(61,0%) responden merokok atau



Rokok merupakan salah satu



tinggal serumah dengan perokok



permasalahan kesehatan yang



dan sebanyak 39



masih



responden



belum



terselesaikan



hingga saat ini, jumlah perokok



yang mengandung banyak sekali



terus



bahan kimia berbahaya. Terpapar



bertambah



di



setiap



tahunnya dengan kematian akibat



asap



rokok diperkirakan lebih dari 7



meningkatkan resiko terhadap



juta orang di setiap tahunnya dan



berbagai



masalah



bertanggungjawab



termasuk



diantaranya



terhadap



rokok



juga



akan



kesehatan, infeksi



1.200 juta kematian di Amerika



saluran pernafasan akur (ISPA)



Serikat



(Haerani, Ningsih et al., 2020).



(Pratama,



Sari,



&



Mahiroh, 2019). ISPA adalah proses infeksi akut yang berlangsung selama 14 hari,



yang



disebabkan



oleh



mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas, mulai dari idung hingga alveolo seta organ-organ disekitarnya seperti sinus, rongga telinga dan pleura (Aryani &



kebiasaan



proporsi



merokok



menjadi



dasar bahwa kebiasaan merokok menjadi salah satu faktor yang bertanggung kejadian



jawab infeksi



terhadap saluran



pernafasan akut (ISPA) pada keluarga yang tinggal bersama. Adanya



kebiasaan



a.



Berdasarkan



merokok



anggota keluarga meningkatkan resiko keluarga yang tinggal bersama terpapar asap rokok



table



1



diatas



diketahui 10 besar penyakit yang terjadi di Kelurahan Kandai antara lain ISPA yang menempati posisi pertama dengan jumlah kasus



2941,



posisi



kedua



lain



ISPA



dengan



Penyakit



jumlah kasus 892, urutan ketiga panyakit



Syapitro, 2018). Tingginya



KESIMPULAN



jumlah



Cepalgia kasus



793,



dengan urutan



keempat Penyakit Usus lain dengan jumlah kasus 734, diikuti urutan penyakit kelima yaitu HT dengan jumlah kasus 725, urutan keenam V. Laceratum dengan jumlah kasus 704, urutan ketujuh penyakit



Rhematik



dengan



jumlah kasus 667, selanjutnya urutan kedelapan penyakit DKA dengan jumlah kasus 474, urutan kesembilan



penyakit



Mialgia



b.



c.



dengan jumlah kasus 412, dan



Isnayanti, Sumarni, Nur, N. A.,



urutan keterakhir yaitu penyakit



Rupa, M. A., … Kamaruddin, M.



Dislipidemia



(2020).



dengan



jumlah



anggota



keluarga



merokok



Berdasarkan table 2, diketahui



dengan kejadian infeksi saluran



bahwa dari 100 responden yang



pernafasan akut ( ISPA ) pada



diteliti jenis kelamin responden



balita di wilayah kerja puskesmas



yang



yaitu



Ponre Gantarang Bulukumba.



perempuan dengan jumlah 69



Jurnal Medika Alkhairaat, 1(2),



orang (69.0%) dan laki-laki



149–155.



dengan jumlah 31 orang (31.0%).



http://jurnal.fkunisa.ac.id



paling



banyak



Berdasarkan tabel 3, diketahui



3.



Retrieved



from



Juliansyah, E., & Rizal, A.



bahwa dari 100 responden yang



(2018).



diteliti terdapat 15 responden



Pendidikan, dan Pengetahuan



(15,0%)



dengan Perilaku Merokok di



lulusan



SD,



21



Faktor



Umur,



responden (21,0%) lulusan SMP,



Wilayah



45 responden (45,0%) lulusan



Sungai



SMA dan 1 responden (1,0%)



Sintang.



tidak



Kesehatan Masyarakat, 7(1), 92–



diketahui



tingkat



Kerja



Puskesmas



Durian,



Kabupaten



Visikes:



Jurnal



107. 4.



DAFTAR PUSTAKA



Pratama, R. A., Sari, J., & Mahiroh, H. (2019). Analisis



Aryani, N., & Syapitro, H.



Potensi Pendukung Kebiasaan



(2018).



Merokok pada Pria 15-65 Tahun



Hubungan



Kebiasaan



Merokok Anggota Keluarga Di



di



Dalam Rumah Dengan ISPA



Kesehatan



Pada



114-123.



Balita



Di



Puskesmas



Helvetia Tahun 2016. 1Jurnal Kesehatan



2.



kebiasaan



kasus 355.



pendidikan terakhirnya.



1.



Gambaran



Masyarakat



Dan



5.



Indonesia



.



Makalah



Masyarakat



Rahmadhani,



M.



Aceh,



(2021).



Hubungan Kebiasaan Merokok



Lingkungan Hidup, 3(1), 1–9.



pada Anggota Keluarga dengan



Haerani, Ningsih, S., Usmia, S.,



Kejadian ISPA pada Balita di



6.



Klinik Pratama Sehati Husada



Hipertensi pada Lansia. Jurnal



Kecamatan Sibiru-biru. Prima



Kesehatan Andalas., Vol 27(No



Medical Journal.



10), Hal 122-130.



Retnaningsih, D., Kustriyani, M., & Sanjaya, B. T. (2016). Perilaku Merokok



dengan



Kejadian