6 0 200 KB
MAKALAH TIPE-TIPE SUPERVISI PENDIDIKAN Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Slamet Sholeh, M.Pd Disusun Oleh : Kelompok 6/PAI 7D Rifial Sanibi
1710631110121
Sintia Septiani
1710631110135
Yory Nur Hidayatul Putri
1710631110158
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2020
KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam selalu telimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW., yang telah membawa peradaban manusia ke peradaban yang sempurna, semoga terlimpahkan juga kepada keluarganya, saudaranya, tabi’in, dan juga kepada kita semua selaku umatnya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Supervisi Pendidikan, yang didalamnya akan membahas "Tipe-tipe Supervisi Pendidikan". Tak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada Bapak Dr. H. Slamet Sholeh, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Supervisi Pendidikan
yang telah membimbing kami. Tak lupa juga kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi para pembacanya khususnya terkait “Tipetipe Supervisi Pendidikan". Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk untuk tugas kami selanjutnya.
Karawang, 31 Oktober 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1 A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1 B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1 C. TUJUAN.........................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3 A. Pengertian Supervisi Pendidikan....................................................................................3 B. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan......................................................................................5 BAB III PENUTUP..................................................................................................................11 A. KESIMPULAN.............................................................................................................11 B. SARAN.........................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13
ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan memerlukan pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat.1 Untuk menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang tampak, melainkan memerlukan kepekaan mata batin. Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang berhubungandengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada
kepala
sekolah
dalam
mengembangkan
mutu
kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan efisien. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa Pengertian Supervisi Pendidikan ? 2. Apa saja Tipe-tipe Supervisi Pendidikan ? C. TUJUAN 1
Maryono, Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan, (yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2011), Hlm.13.
1
1. Untuk mengetahui Pengertian Supervisi Pendidikan 2. Untuk mengetahui Apa saja Tipe-tipe Supervisi Pendidikan
BAB II
2
PEMBAHASAN A. Pengertian Supervisi Pendidikan Dilihat dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. 2 Jadi supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi. Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajarmengajar yang lebih baik.3 Orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor. Dalam
Dictionary
of
Education,
Good
Carter
(1959)
memberikan pengertian bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki
pengajaran,
termasuk
menstimulasi,
menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru, merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
bahan
pengajaran,
metode,
dan
evaluasi
pengajaran
(Sahertian,2008: 17).4 Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut: “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching
learning
situation”.
Supervisi
adalah
bantuan
dalam
pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, anenvirovment).5 Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada 2
Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,1994), hlm.1. 3 Suryo Subroto, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Bina Aksara,1988), hlm.134. 4 Maryono, Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm.17. 5 http://www.psb-psma.org/content/blog/pentingnya-supervisi-pendidikan
3
umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya. Supervisi dapat kita artikan sebagai pembinaan. Sedangkan sasaran pembinaan tersebut bisa untuk kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha. Namun yang menjadi sasaran supervisi diartikan pula pembinaan guru. Dalam pendidikan Menurut Suharsimi Arikunto, supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan
untuk
mengembangkan
situasi
belajar
mengajar yang lebih baik.6 “Kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan guru pada khususnya agar kualitas pembelajarannya meningkat. Sebagai dampak meningkatnya kualitas pembelajaran, tentu dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti meningkatlah kualitas lulusan sekolah itu.”7 Sekolah
dapat
meningkatkan
mutu
pendidikannya
dengan
mengetahui perkembangan sekolah melalui supervisi, selain itu supervisi sangat dibutuhkan oleh seorang guru yang mengalami berbagai hambatan yang telah dipaparkan diatas dengan memberikan bimbingan, pengarahan, dan bantuan dalam mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi seorang guru yang profesional. Oleh karena itu, supervisi sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk sebuah sekolah. Supervisi ialah bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik.8 Dengan Demikian yang dimaksud supervisi disini bukan lagi inspeksi orang yang merasa lebih tahu (superior) kepada orang yang merasa tidak tahu sama sekali (inferior), akan tetapi supervisi dalam bentuk pembinaan. Dari beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran
adalah
usaha
supervisor
untuk
membantu
guru
meningkatkan kemampuan dan etos kerja profesionalnya sehingga lebih 6
Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pusat, 1990), hlm,154. 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm,5. 8 Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Madras Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama RI, 1995), hlm, 3.
4
mampu mengatasi berbagai masalah pembelajaran yang muncul serta memperbaiki pembelajaran. Nilai supervisi ini terletak pada perkembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang direfleksikan pada perkembangan yang tercapai oleh peserta didik. Dan istilah pembimbingan di atas cenderung mengacu kepada usaha yang bersifat demokratis atau manusiawi yang tidak bersifat otoriter. Kemudian yang dimaksud sebagai pihak atasan, disamping dalam arti hierarki, akan tetapi jiga dalam arti kewenangan dan kompetensi dalam bidang supervisi. Memperbaiki situasi bekerja belajar mengajar secara efektif dan efisien tergantung makna didalamnya bekerja dan belajar secara berdisiplin, bertanggung jawab, dan memenuhi akuntabilitas. B. Tipe-Tipe Supervisi Pendidikan Ada lima tipe supervisi, dari yang paling memberikan kebebasan kepada guru dan staf tata usaha sampai pada yang paling ketat aturannya, dengan supervisor sebagai penguasa kelima tipe-tipe supervisi tersebut adalah : (1) Tipe inpeksi; (2) Laises faire; (3) Coursive; (4) Training and guidance; (5) Demokratis. 1. Tipe Inspeksi Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokritas, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya. Supervisor juga mengukur sejauh mana
5
tugas-tugas yang diperintahkan tersebut sudah dapat diselesaikan, masih membutuhkan bantuan dan pembinaan.9 Ketika supervisor menjalankan tipe ini, maka yang harus diperhatikan adalah: a. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi maupun keluarga. b. Supervisi hendaknya tidak kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya. c. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak. 2. Tipe Laissez Faire Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inpeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Lisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: Guru boleh
mengajar
sebagaimana
yang
mereka
inginkan
baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran. Supervisi tipe Laissez Faire memberi kebebasan gerak kepada pelaku untuk berinisiatif, bagi pegawai yang kreatifitas tinggi akan maju sebaliknya
bagi
pegawai
yang
pasif.
Supervisor
menyerahkan/mempercayai bawahannya untuk mengambil keputusan apa saja.10 Supervisor yang biasa menerapkan tipe ini dapat dikatakan tidak memberikan
bimbingan
kepada
para
bawahan
yang
menjadi
tanggungjawabnya.11 Tipe ini target supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya. Sebab yang dutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga supervisor tidak begitu intens dalam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan target 9
Muwahid Shulhan, Supervisi Pendidikan (Teori dan Terapan Dalam Mengembangkan Sumber Daya Guru), (Surabaya: Acima Publishing, 2012), hlm, 65-69. 10 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm, 200-201. 11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi, hlm, 16.
6
supervisi. Selain itu apabila kita menggunakan tipe ini, supervisor tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang yang disupervisi. Supervisor juga diharuskan memberikan argumentasi atau alasan yang rasional tentang tindakan-tindakan serta instruksinya. Hendaknya tidak menonjolkan jabatan atau kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.12 3. Tipe Coersive Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tindak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti. 4. Tipe Training dan Guidance Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya. Tipe training and guidance ini cocok digunakan apabila target supervisi masih belum berpengalaman dalam melaksanakan tugas keprofesian pendidikan. Namun, tipe ini dapat diterapkan kepada target supervisi yang telah berpengalaman. Agar tipe training and guidance ini dapat dijalankan secara efektif, maka supervisor hendaknya juga menyiapkan berbagai macam sikap yang bersinergi dengan tugasnya. 12
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro….hlm, 196.
7
Supervisor dituntut bertanggung jawab atas hasil supervisi terhadap satuan pendidikan yang dibinanya. Pertanggungjawaban atas hasil kerja merupakan indikasi bahwa supervisor melakukan pembinaan dan pengawasan dengan baik kepada satuan pendidikan yang dibinanya.13 5. Tipe Demokratis Dalam tipe ini, supervisor selalu menghargai pendapat dari para bawahannya (yang disupervisi) dan memberikan kepada mereka untuk mengembangkan daya kreatifitasnya. Mereka bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Semua keputusan diambil dengan jalan musyawarah bersama. Pelaksanaan keputusan dilakukan bersama-sama karena keputusan tersebut dirasakan telah menjadi miliknya. Keterlibatan pihak terkait untuk mencapai target supervisi sangat diandalkan dalam tipe supervisi demokratis. Hal utama yang ingin dituju adalah adanya kerjasama pembinaan antara supervisor dan target supervisor (dalam hal ini adalah guru dan kegiatannya). Langkah ini dilakukan agar target supervisi ikut merasakan sendiri terhadap program supervisi yang dijalankan kepadanya. Untuk itu, supervisor tidak boleh bersifat otoriter dalam menjalankan kegiatan supervisi. Sehingga guru dan staf tidak merasa sebagai pihak yang dipersalahkan
akan
tetapi
merasa
dibina
untuk
memperbaiki
kinerjanya. Keseluruhan tipe supervisi demokratis ini difokuskan ke dalam
satuan
pendidikan
meliputi
manajemen
kurikulum
pembelajaran; kesiswaan; sarana prasarana; ketenagaan; keuangan; hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus.14 Sedangkan Briggs mengemukakan empat tipe supervisi dari pelaksanaannya:15 13
Roben T. Kiyosi; Sharon L. Lechter, For People Who Like Helping People, Delapan Nilai Tersembunyi dari Bisnis Pemasangan Jaringan Selain Memperoleh Uang (Jakarta: Gramedia, 2002), hlm, 14. 14 Depdiknas, Metode dan Teknik Supervisi (Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm, 8. 15 http://yenifadilahmpi2015uinril.blogspot.com/2016/12/menetapkan-tipe-tipe-supervisidan.html
8
a. Corective Supervision Kegiatan supervisi ini lebih dalam bentuk mencari kesalahan-kesalahan orang yang disupervisi, sehingga hanya menekankan pada penemukan kesalahan. Maka supervisi jenis ini bukalah alat yang efektif untuk memperbaiki proses belajar-mengajar. b. Preventive Supervision Kegiatan supervisi lebih pada usaha untuk melindungi guru dari berbuat kesalahan, sebagai akibatnya guru tidak berani berbuat hal-hal lain kecuali yang telah ditetapkan, sehingga guru kurang memiliki kepercayaan pada diri sendiri. c. Courtructive Supervision Supervisi yang berorientasi kepada masa depan, dengan melihat kesalahan dan membangunnya agar lebih baik dan melihat hal baru dan berusaha untuk mengembangkannya. d. Creative Supervision Supervisi ini melihat guru lebih besar peranannya dalam mengusahakan perbaikan proses belajar-mengajar, dan usaha untuk membaikinya lebih diserahkan pada guru sendiri, supervisitor atau kepala sekolah hanyalah menciptakan situasi yang dapat menimbulkan daya kreatif dari guru-guru. Sebaiknya antara guru dan kepala sekolah/madrasah dapat melihat permasalahan yang dirasakan baik oleh guru ataupun kepala sekolah tersebut, sehingga jenis supervisi mana yang dapat diterapkan. Apapun tipe yang dipilih oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi namun tidak boleh melupakan prinsip-prinsip menjadi paduan kerja, yaitu: a. Supervisi adalah pemberian bimbingan dan bantuan kepada guru dan staf tata usaha agar mampu meningkatkan kinerja. b. Pemberian bimbingan dan bantuan dilakukan secara langsung, tidak ada perlu perantara. c. Pemberian bimbingan dan bantuan harus dikaitkan dengan peristiswa yang memerlukan bimbingan.
9
d. Kegiatan supervisi dilakukan secara berkala agar terjadi mekanisme yang ajek dan rutin. e. Supervisi terjadi dalam suasana kondusif penuh sifat kekeluargaan agar terjalin kerjasama yang baik.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
10
Supervisi merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Supervisi bukan kegiatan yang mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan sematamata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang diperlukannya. Ada beberapa tipe-tipe supervisi antara lain: a. Tipe Inspeksi b. Tipe Laisses Fair c. Tipe Coersive d. Tipe Training dan Guidance e. Tipe Demokratis. Sedangkan
Biggs
mengemukakan
4
tipe
supervisi
dilihat
dari
pelaksanaaanya meliputi: a. Corective Supervision b. Preventive Supervision c. Courtructive Supervision d. Creative Supervision. B. SARAN Setelah menulis makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk pembuatan makalah kedepannya. Peran supervisi dalam dunia pendidikan sangat penting, tetapi masih banyak orang yang belum mengatahui hal itu. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan yang lebih untuk itu sangat disarankan untuk menambah wawasan seputar supevisi penulis menyarankan agar dapat membaca-baca sumber referensi lain baik dari buku ataupun sumber referensi yang lain. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Maryono. 2011. Dasar-Dasar & Teknik Menjadi Supervisor Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. http://www.psb-psma.org/content/blog/pentingnya-supervisi-pendidikan Arikunto Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, (Jakarta: Rajawali Pusat, 1990). Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004). Departemen Agama RI, Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Madras Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama RI, 1995). Shulhan
Muwahid,
Supervisi
Pendidikan
(Teori
dan
Terapan
Dalam
Mengembangkan Sumber Daya Guru), (Surabaya: Acima Publishing, 2012). Roben T. Kiyosi; Sharon L. Lechter, For People Who Like Helping People, Delapan Nilai
Tersembunyi dari Bisnis
Pemasangan Jaringan Selain
Memperoleh Uang (Jakarta: Gramedia, 2002). http://muhayueducation.blogspot.com/2013/04/tipe-tipe-supervisipendidikan.html
13