Kel. 7 (Pengintegrasian Sains Dengan Bahasa, Matematika, Keterampilan Sosial Dan Motorik) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



“Pengintegrasian Sains dengan Bahasa, Matematika, Keterampilan Sosial dan Motorik”



Dosen Pengampu ISTIKOMAH. M.Pd.



Disusun oleh Kelompok 7: ROHANA ROHANI



YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI) INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) MUARA BUNGO 2021



KATA PENGANTAR



‫ﺍﻠﺣﻤﺩ ﻟﻟﻪ ﺭﺏ ﺍﻠﻌﺎ ﻟﻤﻳﻦ ﻭﺍﻠﺼﻼﺓ ﻭﺍﻠﺳﻼﻡ ﻋﻠﻰﺍﺷﺭﻑﺍﻻﻧﺑﻳﺄﻭﺍﻠﻣﺭﺳﻠﻳﻥ‬ ‫ﻭﻋﻠﻰﺍﻠﻪ ﻭﺻﺣﺑﻪ ﺍﺟﻣﻌﻳﻥ‬ Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga kami penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Beriring salam tidak lupa kita ucapkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari yang tidak tahu menjadi tahu sehingga kita bisa membedakan antara baik dan buruk. Kami penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Secara khusus, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Istikomah. M.Pd selaku dosen pengampu, Karena dengan arahan beliau lah kami dapat menyelesai kan makalah ini menjadi lebih lengkap. Makalah yang berjudul “Pengintegrasian Sains dengan Bahasa, Matematika, Keterampilan Sosial dan Motorik” ini semoga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang tentunya memiliki nila-nilai kebaikan yang sangat tinggi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, kritik dan saran yang membangun sangatlah kami butuhkan agar makalah ini lebih sempurna.



Muara Bungo,



Oktober 2021



Penyusun



Penulis



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ..............................................................................................



ii



Daftar Isi ......................................................................................................



iii



BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................



1



B. Rumusan Masalah .............................................................................



2



C. Tujuan Penulisan ...............................................................................



2



D. Manfaat Penulisan .............................................................................



2



BAB II. PEMBAHASAN A. Pembelajaran Sains Bagi Anak Usia Dini.........................................



3



B. Sains dan Perkembangan Matematika Anak ....................................



5



C. Sains yang Dapat menstimulasi perkembangan bahasa, matematika,



7



keterampilan sosial dan keterampilan motorik anak ......................... BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................



10



B. Saran ..................................................................................................



10



Daftar Pustaka .............................................................................................



iv



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. 1 Proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang memungkinkan anak untuk menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu (curiousity) secara optimal.2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang standar nasional



pendidikan anak usia



dini dan tingkat



pencapaian perkembangan



menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan aspek pemahaman nilai nilai agama, moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.3 Pembelajaran sains memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan logis. Ali Nugraha (2005: 1) mengemukakan bahwa pengembangan pembelajaran sains pada anak, dan bidang pengembangan lainnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang diharapkan. Tujuan pembelajaran sains di TK adalah melatih anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda di sekitarnya. Di dalam eksplorasinya, anak mengggunakan lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala alam melalui kegiatan observasi (penginderaan) sehingga kemampuan observasinya meningkat seperti melihat, meraba,



1



Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14 Tatik Ariyanti, “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak” dalam Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar Volume 8, No 1, Maret 2016 : 50 - 58 3 Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 1 ayat 1 2



membau, merasakan dan mendengar. Anak akan memperoleh pengetahuan baru dari hasil interaksinya dengan berbagai benda yang diobservasinya. Sejalan dengan hal itu, Slamet Suyanto (2005: 83) mengemukakan bahwa kegiatan pengenalan sains untuk anak TK lebih ditekankan pada proses daripada produk. Proses sains dikenal dengan metode ilmiah, yang secara garis besar meliputi: observasi, menemukan masalah, melakukan percobaan, menganalisis data, dan mengambil kesimpulan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pembelajaran sains bagi Anak Usia Dini ? 2. Bagaimana sains dan perkembangan Matematika anak? 3. Bagaimana sains yang dapat menstimulasi perkembangan bahasa, matematika, keterampilan sosial dan keterampilan motorik anak ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Bagaimana pembelajaran sains bagi Anak Usia Dini 2. Untuk mengetahui Bagaimana sains dan perkembangan Matematika anak 3. Untuk mengetahui Bagaimana sains yang dapat menstimulasi perkembangan bahasa, matematika, keterampilan sosial dan keterampilan motorik anak ? D. Manfaat 1. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana pembelajaran sains bagi Anak Usia Dini ? 2. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana sains dan perkembangan Matematika anak? 3. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana sains yang dapat menstimulasi perkembangan bahasa, matematika, keterampilan sosial dan keterampilan motorik anak ?



BAB II PEMBAHASAN



A. Pembelajaran Sains Bagi Anak Usia Dini Dari sudut bahasa, sains atau science (bahasa inggris), berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata scientia artinya pengetahuan. Tetapi pernyataan tersebut terlalu luas dalam penggunaan sehari-hari, untuk itu perlu dimunculkan kajian etimologi lainnya. Para ahli memandang batasan etimologis yang tepat tentang sains yaitu dari bahasa jerman, hal itu dengan merujuk pada kata wissenschaft, yang memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun atau teorganisasikan secara sistematis. Secara konseptual terdapat sejumlah pengertian dan batasan sains yang dikemukakan oleh para ahli. Amien (2002), mendefinisikan sains sebagai bidang ilmu alamiah, dengan ruang lingkup zat dan energi, baik yang terdapat pada mahluk hidup maupun tak hidup, lebih banyak mendiskusikan tentang alam (natural science) seperti fisika, kimia dan biologi. Sedangkan James Conant dalam Holton dan Roller (2000), mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan diujicoba lebih lanjut. Senada dengan Conant, Fisher (2003) mengartikan sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh ketelitian. Ada beberapa hal yang membuktikan pentingnya pengenalan sains pada usia dini antara lain : 1. Pembelajaran sains dengan segala macam pengembangannya bertujuan agar anak memiliki kemampuan pemecahan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya 2. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari



3. Melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains serta menumbuhkan minat anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda dan kejadian baik di dalam maupun di luar lingkungannya. 4. Mengembangkan sikap ingin tahu, terbuka, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari. 5. Membantu anak agar mampu mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar sehingga menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa acuan dalam melakukan pembelajaran sains bagi anak usia dini antara laian : 1. Pembelajaran yang dilakukan bersifat nyata atau konkrit Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya menggunakan benda-benda nyata yang ada di sekitar anak. Pendidik tidak dianjurkan untuk memberikan anak konsepkonsep yang bersifat abstrak. Oleh karenanya, sebelum pembelajaran berlangsung, pendidik sebaiknya menyediakan berbagai benda maupun fasilitas lain yang diperlukan saat pembelajaran sehingga anak dapat menemukan sendiri konsep yang dimaksud. 2. Kegiatan pembelajaran melatih anak menghubungkan sebab akibat secara langsung Anak Usia Dini yang berumur 5 sampai 6 tahun masih kesulitan menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat langsung karena pikiran mereka yang masih bersifat transduktif. Apabila anak melihat peristiwa secara langsung, akan membuat anak mampu mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi. 3. Memungkinkan anak melakukan eksploirasi Pembelajaran sains sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda di sekitarnya. Misalnya bermain dengan magnet, siswa dapat melakukan eksplorasi terhadap benda-benda yang dapat di tarik oleh magnet maupun benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh magnet. Benda lain seperti berbagai bentuk balon, macammacam boneka hewan, dan sebagainya yang akan membuat anak merasa senang. Anak juga akan dapat menggunakan seluruh panca inderanya untuk melakukan eksplorasi atau penyelidikan. 4. Memungkinkan anak menkonstruksi pengetahuan sendiri Sains tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek melainkan melatih anak mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut. Oleh karena itu, kegiatan



pengenalan sains tidak cukup dengan memaparkan definisi atau namanama objek saja tetapi anak diajak berinteraksi langsung dengan objek yang ada dan memperoleh pengetahuan dengan berbagai inderanya dari objek yang dimaksud. 5. Lebih menekankan proses daripada produk Dalam pembelajaran sains siswa diajak untuk melakukan kegiatan eksplorasi dengan benda-benda nyata baik yang disiapkan oleh pendidik maupun bendabenda yang ada disekitarnya. Kegiatan tersebut akan sangat menyenangkan bagi anak tanpa berpikir hasil yang diperoleh dari eksplorasi tersebut. Anak dibiarkan secara alami menemukan berbagai pengertian dan intraksinya dengan berbagai benda yang ada. Hal ini lebih menekankan proses yang dilakukan anak daripada produk atau hasil yang diperoleh anak tersebut. 6. Menyajikan kegiatan yang menarik Sains dapat menyajikan berbagai percobaan yang sederhana tetapi menarik. Seperti perubahan warna yang terjadi apabila beberapa warna dicampurkan, anak-anak akan sangat tertarik dengan keajaiban tersebut karena mereka memiliki pikiran magis. B. Sains dan Perkembangan Matematika Anak Pengembangan matematika anak usia dini dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran sains diantaranya. Ketika anak mempunyai kesempatan untuk pengalaman-pengalaman langsung untuk mengukur, dan membandingkan ukuran benda-benda yang ada disekitarnya, mereka belajar konsep pengukuran. Contohnya anak diberi tugas untuk mengukur panjang daun dan anak dapat membandingkan mana daun yang berukuran lebih besar dan lebih kecil. Penggolongan Penggolongan (klasifikasi) adalah salah satu proses yang penting untuk mengembangkan konsep bilangan. Agar anak mampu menggolongkan atau menyortir benda-banda yang memiliki kesamaan atau keserupaan dalam bentuk dan ukuranya. Secara khusus pembelajaran matematika anak usia dini agar anak memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. dapat berfikir logis dan sistematis sejak dini melalui pengamatan terhadap bendabenda konkret, gambar-gambar ataupun angka-angka yang terdapat di sekitar anak, 2. dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam keseharianya memerlukan keterampilan berhitung.



Agar pembelajaran berjalan dengan lancar tanpa hambatan biasanya guru membuat aturan main terlebih dahulu kepada anak, seperti: anak tidak diperbolehkan berebut alat dan bahan mainan, anak tidak boleh mengganggu temanya pada saat belajar sains. Tabel 1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini Lingkup Perkembangan



Konsep sains sederhana



Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia 4 - < 5 Tahun



Usia 5 – 6 tahun



1. Mengenal gejala sebab



1. Menunjukkan aktivitas



akibat yang terkait



yang bersifat eksploratif



dengan dirinya



dan menyelidik (seperti



2. Mengenal konsep



apa yang terjadi ketika



sederhana dalam kehidupan sehari-hari



air ditumpahkan) 2. Mengenal sebab akibat tentang lingkungannya



Konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola



1. Mengklasifikasikan



1. Mengenal perbedaan



benda berdasarkan



berdasarkan ukuran



bentuk dan warna.



“lebih dari”, “kurang



2. Mengklasifikasikan benda ke dalam



dari”, atau “paling/ter”. 2. Mengklasifikasikan



kelompok yang sama



benda berdasarkan



atau kelompok yang



warna, bentuk, dan



sejenis atau kelompok



ukuran (3 variasi)



yang. berpasangan dengan 2 variasi 3. Mengenal pola AB-AB



3. Mengklasifikasikan benda yang lebih banyak ke dalam



dan ABC-ABC.



kelompok yang sama



4. Mengurutkan benda



atau kelompok yang



berdasarkan 5. seriasi ukuran atau warna.



sejenis, atau kelompok berpasangan yang lebih dari 2 variasi. 4. Mengenal pola ABCDABCD 5. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari



yang paling kecil ke paling besar dan sebaliknya Konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf



1. Mengetahui konsep



1. Menyebutkan lambang



banyak dan sedikit.



bilangan satu sampai



2. Membilang banyak benda satu sampai



sepuluh. 2. Mencocokkan bilangan



sepuluh.



dengan lambang



3. Mengenal konsep bilangan.



bilangan 3. Mengenal berbagai



4. Mengenal lambang bilangan.



macam lambang huruf vokal dan konsonan



5. Mengenal lambang huruf.



C. Sains



yang



Dapat



menstimulasi



perkembangan



bahasa,



matematika,



keterampilan sosial dan keterampilan motorik anak 1. Berkebun Kegiatan berkebun merupakan kegiatan yang menyenangkan, dengan berkebun secara tidak langsung diajarkan mengenai ilmu tentang siklus hidup tanaman serta mendapat pengalaman tentang keajaiban hidup benih (Herdianing). Sutrisno & Harjono juga berpendapat bahwa kegiatan berkebun adalah kegiatan menanam tumbuhan yang sekaligus dapat secara langsung memperoleh pengetahuan tentang kehidupan tumbuhan dan keterampilan psikomotorik dalam menanam tumbuhan.Tanggung jawab dalam merawat tanaman, menyiram tanaman setiap hari, serta mengamati perkembangan tanaman juga merupakan bagian dari kegiatan berkebun.4 Sutrisno & Harjono menyatakan kegiatan berkebun memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi dan mengamati lingkungan sekitar serta diberi kebebasan untuk mengembangkan imajinasi dan dijadikan sarana untuk belajar sambil bermain. Beetlestone menyatakan bahwa berkebun memiliki manfaat yang sangat nyata bagi 4



Nugraha, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.



perkembangan fisik, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perkembangan kreatif. Saat berkebun anak-anak akan memiliki banyak ruang untuk bergerak dan melatih tubuh mereka dengan gerakan-gerakan skala besar seperti menggali, menggaruk, berlari dan membungkuk. Manfaat kegiatan berkebun selain berpengaruh terhadap fisik motorik anak, juga dapat meningkatkan kecerdasan naturalistik anak, melatih kesabaran, memupuk tanggung jawab, serta membangun emosi dan empati Herdianing. Sutrisno & Harjono berpendapat, berkebun dapat bermanfaat terhadap aspek lain yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan mengamati lingkungan sekitar.5 Berikut ini beberapa manfaat positif aktivitas berkebun: a. Menumbuhkan kecintaan anak terhadap alam dengan mengenal tanaman dan hewan di sekitar rumah. b. Membuatnya bergerak lebih aktif. c. Belajar memahami proses pertumbuhan. d. Anak juga bisa mengetahui proses menanam, memelihara, memetik dan memasaknya menjadi hidangan lezat di meja makan. e. Dengan menanam di kebun sendiri, ayah bunda juga otomatis bisa belajar untuk berkebun dengan benar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kegiatan berkebun dijadikan sebagai alternatif pembelajaran sains pada anak usia dini



karena



diasumsikan banyak memiliki



manfaat



bagi



pencapaian aspek



perkembangan anak termasuk keterampilan proses sains. Selain mengenalkan tentang pembelajaran sains, berkebun juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosi dan juga moral-keagamaan anak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan berkebun mampu memberikan hasil positif terhadap berbagai aspek perkembangan anak secara terpadu. Dari kegiatan bercocok tanam tersebut diharapkan anak mampu merawat tanaman dan mencintai lingkungannya serta mengetahui perkembangbiakan tanaman.6



5



Tiara Ratnasari, ―Pengaruh Penerapan Kegiatan Berkebun Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Anak.‖ (Universitas Sebelas Maret, 2016). 6 Yasbiati, Rosarina Giyartini, and Anisa Lutfiana, ―Upaya Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Kegiatan Bercocok Tanam Di Bambimal-Alabror Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya,‖ Jurnal Paud Agopedia 1, no. 2 (20171).



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan 1. sains atau science (bahasa inggris), berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata scientia artinya pengetahuan. Tetapi pernyataan tersebut terlalu luas dalam penggunaan sehari-hari, untuk itu perlu dimunculkan kajian etimologi lainnya. Para ahli memandang batasan etimologis yang tepat tentang sains yaitu dari bahasa jerman, hal itu dengan merujuk pada kata wissenschaft, yang memiliki pengertian pengetahuan yang tersusun atau teorganisasikan secara sistematis. 2. Pengembangan matematika anak usia dini dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran sains diantaranya. Ketika anak mempunyai kesempatan untuk pengalaman-pengalaman langsung untuk mengukur, dan membandingkan ukuran benda-benda yang ada disekitarnya, mereka belajar konsep pengukuran. 3. Berikut ini beberapa manfaat positif aktivitas berkebun: a. Menumbuhkan kecintaan anak terhadap alam dengan mengenal tanaman dan hewan di sekitar rumah. b. Membuatnya bergerak lebih aktif. c. Belajar memahami proses pertumbuhan. d. Anak juga bisa mengetahui proses menanam, memelihara, memetik dan memasaknya menjadi hidangan lezat di meja makan. e. Dengan menanam di kebun sendiri, ayah bunda juga otomatis bisa belajar untuk berkebun dengan benar agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. B. Saran Jika dalam penulisan makalah ini ditemukan kesalahan atau kekeliruan, kritik dan saran yang membangun sangatlah dibutuhkan. kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan khilafan. Dan harapan kami penulis, semoga tulisan ini bisa bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca. Dan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk penulisanpenulisan karya ilmiah selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA



Nugraha, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini. Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 1 ayat 1 Tatik Ariyanti, “Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi



Tumbuh Kembang



Anak” dalam Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar Volume 8, No 1, Maret 2016 Tiara Ratnasari, ―Pengaruh Penerapan Kegiatan Berkebun Terhadap Perkembangan Fisik Motorik Anak.‖ Universitas Sebelas Maret, 2016 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14 Yasbiati, Rosarina Giyartini, and Anisa Lutfiana, ―Upaya Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Kegiatan Bercocok Tanam Di Bambimal-Alabror Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya,‖ Jurnal Paud Agopedia 1, no. 2 .2017.