Kel 9 Makalah Etika Profesi Keguruan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rizki
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ETIKA PROFESI KEGURUAN Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah



DOSEN : Lely Lailatus Syarifah, M.Pd



Disusun Oleh : Anggi Rani Putri (1684202134) Anis Khairunisa (1684202126) Nurhasanah (1684202028) Kelas : 2A2 Kelompok : 9



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN & KEGURUAN PENDIDIKAN MATEMATIKA



KATA PENGANTAR



Alhamdulillah, puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT.



Karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, maka kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan lancar. Dengan kemahakuasaan-Nya pula, kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dengan baik dan tepat waktu. Serta, salawat dan salam tak lupa kami curahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW. Karena atas jasanya kita menjadi manusia yang berilmu pengetahuan. Adapun judul dari makalah ini yaitu Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah. Makalah ini berisikan peranan guru dalam administrasi sekolah yang meliputi kurikulum, kesiswaan, sarana program, personal, humas, dan layanan khusus yang disusun berdasarkan format makalah yang telah diberikan dalam kegiatan belajar mengajar di kampus. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Lely Lailatus Syarifah, M. Pd selaku dosen dari mata kuliah Etika Profesi Keguruan. Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil makalah yang kami buat ini tidak mungkin luput dari kekurangan atau kesalahan, dengan upaya dan lapang dada kami senantiasa mengharapkan sumbangan pemikirannya baik berupa kritikan maupun saran, demi menyempurnakan makalah ini agar lebih baik dari sebelumnya. Kami berharap dalam pembuatan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai bahan pembelajaran selanjutnya. Juga, semua pihak yang membacanya. Semoga makalah ini dapat membuat seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi lebih tahu tentang peran guru dalam administrasi sekolah.



Tangerang, 1 Mei 2017



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1 C. Tujuan ............................................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Administrasi Sekolah .................................................................................. 2 B. Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah ......................................................................3 1.



Administrasi Kurikulum .................................................................................. 4



2.



Administrasi Kesiswaan ...................................................................................8



3.



Administrasi Sarana dan Prasarana .................................................................. 10



4.



Administrasi Keuangan .................................................................................... 12



5.



Administrasi Personal ...................................................................................... 13



6.



Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat ........................................... 15



7.



Administrasi Layanan Khusus ......................................................................... 18



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................................... 23 B. Saran .............................................................................................................................. 23 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 24



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Sekolah merupakan instansi pendidikan yang saling berhubungan antara komponen yang satu dengan yang lain. Salah satu komponen pendukung yang penting dalam instansi pendidikan (sekolah) adalah tenaga administrasi. Peran dari tenaga administrasi sekolah sangatlah penting dalam mendukung kesuksesan dan kelancaran tata administrasi sekolah. Di dalam menangani tata adminsitrasi sekolah dibutuhkan suatu keahlian dan kemampuan yang cukup dalam bidang administrasi. Oleh karena itu, sumberdaya manusia dalam hal ini tenaga administrasi menjadi komponen yang penting dalam suatu sekolah. Salah satu sumberdaya yang juga memberikan kontribusi aktif adalah guru. Profesi guru tidak hanya tentang bagaimana cara mereka mengajar, mentransfer ilmu yang mereka miliki. Lebih dari itu, guru juga harus bisa menguasi bagaimana cara mengelola administrasi yang baik dalam sekolah. Oleh sebab itu karena guru juga memiliki peran yang aktif dalam administrasi sekolah, penulis akan mengkaji makalah yang berjudul “Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah”. Sebagai judul makalah ini.



B. Rumusan Masalah Secara terperinci permasalahan yang terkandung dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa pengertian dari administrasi sekolah? 2. Bagaimana peran guru dalam administrasi sekolah yang meliputi administrasi kurikulum, kesiswaan, personal, sarana dan prasarana, keuangan, humas, dan layanan khusus?



C. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah tentang peran guru dalamm administrasi sekolah adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui peran guru dalam keikutsertaannya terhadap pelaksanaan administrasi sekolah yang diseleggarakan, sehingga mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dilakukan seorang guru dalam mengalokasikan perannya sesuai dengan klasifikasi yang telah ada. 1



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Administrasi Sekolah Administrasi sekolah merupakan perpaduan dari dua buah kata yakni “administrasi” dan “sekolah” yang masing-masing memiliki makna tersendiri.ditinjau dari segi katanya administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas. Kata administrasi berasal dari bahasa latin ad dan administrare yang menurut Gei (1992) artinya melayani, membantu, menunjang, pencapaian tujuan sehingga benar-benar tercapai. Pengertian administrasi secara lengkap menurut Gei adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. Ditinjau dari katanya, administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit administrasi diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-surat, informasi secara tertulis serta penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila diperlukan (Paul Mahieu,1948) dalam hal ini kegiatan administrasi meliputi pekerjaan tata usaha, yaitu melayani dan membantu pimpinan organisasi dalam mempersiapkan surat menyurat, mencatat dan menyimpan arsip-arsip data, dan bahan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan. Dalam arti luas, administrasi menyangkut kegiatan manajemen atau pengelolaan terhadap keseluruhan komponen organisasi untuk mewujudkan tujuan atau program organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan operatif dan manajemen (Louis A. Allen). Administrasi sekolah merupakan bagian dari administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan meliputi kegiaatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di suatu negara atau bahkan pendidikan pada umumnya. Sedangkan administrasi sekolah kegiatan-kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan pendidikan di sekolah sehingga kita mengenal adanya administrasi sekolah dasar, administrasi sekolah lanjutan, administrasi perguruan tinggi, dan sebagainya. Menurut Hadari Namawi dkk (1985), administrasi sekolah dapat diartikan sebagai proses kerja sama personil dalam memanfaatkan sumber-sumber material dan finansial untuk mencapai tujuannya sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Dari beberapa pernyataan yang dikemukakan di atas maka administrasi sekolah dapat diartikan sebagai segala usaha bersama untuk mendayagunakan sumber-sumber (personil maupun materil) secara efektif, efisien dan sistematik guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. 2



B. Peran Guru Dalam Admministrasi Sekolah Menurut Sri Herlina dalam diktat Profesi keguruan (2011:52) bahwa di sekolah, guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah. Sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan jumlah dan mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah inilah peran guru sangat penting. Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengkoordinasian, pengarahan, pengorganisasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah dengan masyarakat. Disitulah guru harus aktif memberikan sumbangan maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif artinya pekerjaaan yang didasarkan atas kerjasama dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat. Di dalam Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 1992, Pasal 20 disebutkan bahwa “Tenaga pendidikan yang akan ditugaskan untuk bekerja sebagai pengelola satuan pendidikan dan pengawas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipilih dari kalangan guru”. Ini berarti selain guru perananya untuk menyukseskan kegitan administrasi disekolah, guru perlu sungguh-sungguh menimba pengalaman dalam administrasi sekolah. Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu, ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu. Pemahaman tentang apa yang terjadi disekolah akan banyak membantu mereka memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Bagi guru, pemahaman tentang administrasi pengembangan kurikulum akan sangat membantu dalam menerjemahkan kurikulum menjadi pengalaman belajar siswa, pemahaman tentang administrasi kesiswaan akan sangat membantu mereka dalam menjalankan tugas memproses siswa tersebut menjadi lulusan yang bermutu tinggi, pemahaman tentang pengelolaan personel akan membantu upaya pengembangan pribadi dan profesionalnya, pemahaman pengelolaan prasarana dan sarana membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan, mengevaluasi prasarana dan sarana yang ada sehingga prasarana dan sarana yang tersebut dapat dimanfaatkan dengan optimal, pemahaman tentang seluk beluk administrasi keuangan membantu guru dalam menetapkan prioritas pelaksanaan tugasnya karena pada akhirnya dana untuk menunjang kegiatannya juga terbatas, dan pemahaman tentang hubungan sekolah dan masyarakat akan membantu guru dalam usaha mereka menjadikan sekolah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat,sehingga terjalin kerjasama yang baik diantara keduanya. Adapun peranan guru dalam Administrasi pendidikan di sekolah yang sesuai dengan klasifikasinya yaitu : 3



1. Administrasi Kurikulum Dalam pengertian secara sempit, kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan dalam pengertian luas kurikulum adalah semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu. Menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:148) bahwa kurikulum merupakan seperangkat bahan pengalaman belajar siswa dengan segala pedoman pelaksanaanya yang tersusun secara sistematik dan dipedomani oleh sekolah dalam kegiatan mendidik siswanya”. Menurut Koyan (2007:4), semua kurikulum dirancang untuk membantu peserta didik memperoleh sejumlah kompetensi penting. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu lingkungan yang terdiri atas kondisi fisik, kondisi sosial, dan kondisi intelektual. Bahkan pandangan yang lebih luas, kurikulum mencakup perilaku pimpinan dan para pendidik sebagai acuan dalam berperilaku. Sedangkan UU No.2 Tahun 1989 mengartikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar. Komponen-komponen kurikulum adalah sebagai berikut : a. Tujuan Institusional Sekolah Tujuan institusional pendidikan suatu sekolah dijabarkan dari tujuan pendidikan nasioanal. Struktur program kurikulum sekolah merupakan kerangka umum program-program pengajaran yang diberikan pada setiap jenis dan tingkat sekolah menengah. b. Struktur Program Kurikulum Sekolah Menengah Struktur program kurikulum sekolah menengah merupakan kerangka umum program-program pengajaran yang diberikan pada setiap jenis dan tingkat sekolah menengah. c. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) GBPP adalah salah satu komponen dari perangkat kurikulum yang merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang pengajaran di sekolah. Unsur-unsur GBPP antara lain: tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, bahan pengajaran, program, metode, sarana/metode, dan penilaian. Perencanaan dalam pengembangan kurikulum sekolah sebagian besar telah dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat Pusat yang meliputi kegiatan sebagai berikut : 4



a. Penyusunan kurikulum dan kelengkapan pedoman yang terdiri atas : 1) Ketentuan–ketentuan pokok. 2) Garis-garis besar progam pengajaran. 3) Pedoman pelaksanaan kurikulum. b. Pedoman-pedoman teknis pelaksanaan kurikulum lainnya, antara lain pedoman penyusunan dan kalender pendidikan, pedoman penyusunan program pengajaran, pedoman penyusunan satuan acara pengajaran, pembagian tugas guru dan menyusun jadwal pelajaran. Fungsi-fungsi kegiatan pengelolaan kurikulum terdiri dari pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengawasan, serta penilaian.



perencanaan,



Perencanaan dan pengembangan kurikulum oleh guru antara lain juga meliputi penyusunan program pengajaran serta penyusunan satuan acara pengajaran atau satuan pelajaran. Berikut penjabarannya yaitu : a. Pengembangan Kurikulum 1) Prosedur pembahasan materi kurikulum Dalam UU No. 2 Tahun 1989 disebutkan bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan. 2) Penambahan mata pelajaran sesuai dengan lingkungan sekolah Kurikulum dapat ditambah oleh sekolah dengan mata pelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan serta ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan, selama mata pelajaran tersebut tidak menyimpang dari tujuan pendidikian nasional. 3) Penjabaran dan penambahan bahan kajian mata pelajaran Menurut UU No.2 Tahun 1989 maupun PP No.29 Tahun 1990 (pasal) bahwa mata pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran dapat ditambah oleh sekolah guna memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak bertentangan dan mengurangi kurikulum yang telah ditetapkan secara nasional. Menurut Ralph Tyler (1949), (dalam Nasution, 1989:6), pengembangan kurikulum ditentukan oleh empat faktor atau asas utama yaitu : 1. Aspek filosofis yaitu falsafah bangsa, masyarakat, sekolah dan guru-guru. 2. Aspek sosiologis yaitu harapan dan kebutuhan masyarakat (orang tua, kebudayaan masyarakat, pemerintah, agama, ekonomi dan sebagainya). 3. Aspek psikologis yaitu hakikat anak antara lain taraf perkembangan fisik, mental, psikologis, emosional, sosial serta cara anak belajar. 5



4. Bahan pelajaran yaitu hakikat pengetahuan atau disiplin ilmu. Oemar Hamalik (2004) juga menyampaikan terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Tujuan pendidikan nasional. Tahap perkembangan peserta didik. Kesesuaian dengan lingkungan. Kebutuhan pengembangan nasional. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kesesuaian dengan jenis dan jenjang satuan pendidikan.



b. Pelaksanaan kurikulum 1) Penyusunan dan pengembangan satuan pengajaran Satuan Pendidikan (SP) adalah suatu bentuk persiapan mengajar secara mendetail per pokok bahasan yang disusun secara sistematik berdasarkan GarisGaris Besar Program Pengajaran yang telah ada untuk suatu mata pelajaran tertentu. 2) Prosedur penyusunan satuan pengajaran Langkah-langkah yang ditempuh untuk membuat SP berdasarkan GBPP adalah: 1. Mengisi identitas mata pelajaran. 2. Menjabarkan tujuan pokok bahasan (tujuan instruksional umum) menjadi tujuan instruksional khusus (TIK) yang lebih rinci. 3. Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan sesuai TIK. 4. Mengalokasikan waktu pengajaran. 5. Menetapkan langkah-langkah penyampaian secaralebih terperinci. 6. Menetapkan prosedur memperoleh balikan, baik balikan formatif melalui monitoring maupun balikan sumatif memalui tes. 7. Mengantisipasikan perbaikan pengajaran. 3) Pengembangan satuan pengajaran Pengembangan SP dapat meliputi penambahan, pengurangan, pengubahan dan penggatian. Oleh karenanya guru selalu disarankan untuk melakukan tilik ulang SP yang telah dibuat. Tilik ulang dapat dilakukan oleh guru secara individual, kelompok guru di sekolah, kelompok guru antar sekolah maupun kelompok guru yang lebih luas lagi. Kegiatan ini hendaknya dilakukan secara berkala setiap akhir semester. 6



4) Penggunaan satuan pengajaran bukan buatan guru sendiri Jika SP tidak dibuat oleh guru sendiri, maka guru perlu melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Melihat kembali GBPP dan mencocokkan kesesuaian komponen SP dengan komponen dalam GBPP. 2. Jika tidak ada penyimpangan, selanjutnya adalah mencocokkan konsistensi (keajegan) antara (1) tujusn umum dengan tujuan instruksional khusus, (2) Tujuan instruksional khusus dengan bahan, metode, dan yeknik evaluasi, serta sumber belajar. 3. Melakukan pertimbangan (judgment) apakah SP itu dapat dilaksanakan di kelas. 4. Jika nomor 3 belum terpenuhi, maka guru harus melakukan penyesuaian terhadap SP tersebut sehingga realistik dan dapat dilaksanakan. 5) Pelaksanaan proses belajar mengajar Aspek administrasi dari pelaksanaan PBM adalah pengalokasian dan pengaturan sumber-sumber yang ada di sekolah untuk memungkinkan PBM dapat dilakukan oleh guru dengan seefektif mungkin. 6) Pengaturan ruang belajar Dalam pengaturan ruang belajar hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut: bentuk dan luas ruangan, bentuk dan ukuran meja dan kursi siswa, jumlah siswa pada tingkat siswa yang bersangkutan, jumlah siwa pada tiap-tiap kelas, jumlah kelompok dalam kelas, jumlah siswa dalam tiap kelompok, dan kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan. 7) Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler Ada tiga macam kegiatan kurikuler, yaitu kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan sekolah dengan penjatahan waktu sesuai struktur program. Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan pemerkayaan pelajaran. Kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran yang ditetapkan dalam struktur program, dan dimaksudkan siswa agar dapat lebih mendalami dan memahami apa yang telah dipelajari kegiatan intrakurikuler. Sedangkan, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (intrakurikuler) tidak erat terkait dengan pelajaran di sekolah. 8) Evaluasi hasil belajar dan program belajar Evaluasi merupakan tahapan terpenting dalam suatu kegiatan. Ada dua jenis evaluasi yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi program pengajaran. 7



1. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar merupakan suatu kegiatan ynag dilakukan guna memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Sementara menurut Oemar Hamalik (2005 : 159) evaluasi hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang timngkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa. 2. Evaluasi Program Pengajaran Evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program, serta faktor-faktor yang mendukung atau menghambat keberhasilan tersebut. Tingkat keberhasilan itu diukur dengan membandingkan hasil dengan target yang dirumuskan dalam rencana. Guru perlu mempelajari evaluasi program karena dua alasan. Pertama, evaluasi program memberikan balikan tentang hasil kerjanya, sehingga berdasarkan itu ia dapat memperbaiki unjuk kerjanya. Kedua, evaluasi program merupakan bentuk pertanggungjawaban guru atas tugas yang dibebankan sekolah dan masyarakat kepadanya. Guna melancarkan dan mensukseskan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat di sebuah instansi pendidikan. Guru berperan dalam administrasi kurikulum, yaitu menyusun sebuah kurikulum sebagai pedoman proses kegiatan belajar mengajar dalam sebuah instansi pendidikan. Dalam melaksanakan kurikulum, tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok (dapat dengan sesama guru di satu sekolah, dengan guru di sekolah lain atau dengan kepala sekolah dan personel pendidikan lain seperti pengawas). Dengan demikian guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan.



2. Administrasi Kesiswaan Menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:165) bahwa administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah dimulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa disekolah, sampai dengan



8



siswa mernamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Tugas kepala sekolah dan guru dalam administrasi kesiswaan ini adalah memberikan layanan kepada siswa, dengan memenuhi kebutuhan mereka sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam administrasi kesiswaan yaitu : 1) Penerimaan siswa Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru masuk sekolah,setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh sekolah itu. 2) Pembinaan siswa Pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada siswa disuatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupun di luar jam belajarnya. beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini adalah memberikan orientasi kepada siswa baru, mengatur atau mencatat kehadiran siswa, mencatat prestasi dan kegiatan siswa, dan mengatur siswa disekolah. 3) Penamatan program siswa di sekolah Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata pelajaran atau telah menempuh kurikulum sekolah dengan memuaskan, maka siswa berhak mendapatkan surat tanda tamat belajar dari kepala sekolah. Keterlibatan guru dalam administrasi kesiswaan tidak sebanyak keterlibatannya dalam mengajar.dalam administrasi kesiswaan guru lebih banyak berperan secara tidak langsung. Menurut Sutisna (1991 :46), (dalam Mohammat Syaifuddin, 2007:2.38) tugas guru dalam administrasi siswa adalah : a. b. c. d. e.



Menyeleksi siswa baru. Menyelengarakan pembelajaran. Mengontrol kehadiran siswa. Melakukan uji kompetensi akademik/kejuruan. Melaksanakan bimbingan karier serta penelusuran lulusan. Peranan guru dalam administrasi kesiswaan adalah sebagai berikut :



1) Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan dalam ambil bagian. Di antara mereka dapat ditunjuk sebagai panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-



9



2)



3)



4) 5)



tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat para siswa cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat penting, karena andai kata terjadi salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat kurang menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu waktu selanjutnya. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga. Guru diharapkan mampu mencatat/merekam kehadiran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru juga harus mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan guru sangat penting karena guru dapat menjadi model.untuk membuat siswanya disiplin yang tinggi, maka guru harus mampu menjadi contoh atau panutan bagi siswa-siswanya.



3. Administrasi Sarana dan Prasarana Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang, dan sebagainya. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya; ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya. Menurut Sutjipto (1993) aktivitas administrasi dalam bidang saran dan prasarana pendidikan meliputi; perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan, pemeliharaan, penghapusan, dan pengawasan sarana dan prasarana pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang diperlukan sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung. Administrasi sarana dan prasarana pendidikan merupakan keseluruhan perencanaan pengadaaan, pendayagunaan dan pengawasan prasarana peralatan yang digunakan untuk menunjang pendidikan agar tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Kebijakan pemerintah tentang pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tertuang di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 45 ayat (1) yaitu ”setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.” Kegiatan dalam administrasi prasarana dan sarana pendidikan adalah meliputi berikut :



10



a. Perencanaan kebutuhan Penyusunan daftar kebutuhan prasarana dan sarana sekolah didasarkan atas pertimbangan bahwa : 1) Pengadaan sarana dan prasarana karena berkembangnya kebutuhan sekolah. 2) Pengadaan sarana dan prasarana untuk menggantikan barang barang yang rusak, dihapuskan atau hilang. 3) Pengadaan sarana dan prasarana barang untuk persediaan. b. Distribusi prasarana dan sarana pendidikan c. Pengadaan prasarana dan sarana pendidikan 1) Pembelian. 2) Buatan sendiri. 3) Penerimaan hibah atau bantuan. 4) Penyewaan. 5) Peminjaman. 6) Pendaurulangan d. Penyimpanan prasarana dan sarana pendidikan e. Inventarisasi prasarana dan sarana pendidikan Inventarisasi adalah kegiatan melaksanakan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang barang yang menjadi milik sekolah f. Pemeliharaan prasarana dan sarana pendidikan 1) Perawatan. 2) Pencegahan kerusakan. 3) Penggantian ringan. g. Penghapusan prasarana dan sarana pendidikan Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang barang milik negara/ daerah dari daftar invarian karena dianggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau tidak berfungsi lagi.



11



h. Pengawasan prasarana dan sarana pendidikan Pengawasan merupakan kegiatan pengamatan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana pendidikan. Adapun peranan guru dalam administrasi prasarana dan sarana adalah perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan penggunaan prasarana dan sarana yang dimaksud yaitu sebagai berikut : a. Perencanaan Perencanaan pengadaan barang menuntut keterlibatan guru karena semua barang yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan rancangan kegiatan belajar mengajar. Perencanaan pengadaan barang yang menuntut keterlibatan guru diantaranya adalah pengadaan alat pengajaran dan media pengajaran. b. Pemanfaatan dan pemeliharaan Guru harus dapat memanfaatkan segala sarana seoptimal mugkin dan bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan pemakaian sarana dan prasarana pengajaran yang ada. c. Pengawasan penggunaan Apabila sarana dan prasarana pendidikan itu digunakan oleh siswa yang ada dikelasnya, maka tugas guru adalah melakukan pengawasan atau memberikan arahan agar siswa dapat menggunakan atau memakai sarana dan prasarana pendidikan sebagaimana mestinya.



4. Administrasi Keuangan Penanggung jawab biaya pendidikan adalah kepala sekolah namun demikian, guru diharapkan ikut berperan dalam administrasi biaya ini meskipun menambah beban mereka, juga memberikan kesempatan untuk ikut serta mengarahkan pembiayaan itu untuk perbaikan proses belajar mengajar. Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan dan pertanggung jawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusannya dapat dipertanggung jawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Beberapa peran guru dalam administrasi keuangan ini yaitu meliputi sebagai berikut: 12



a. b. c. d. e. f. g. h. i.



Membuat file keuangan sesuai dengan dana pembangunan. Membuat laporan data usulan pembayaran gaji, rapel ke Pemerintah Kota. Membuat pembukuan penerimaan dan penggunaan dana pembangunan. Membuat laporan dana pembangunan pada akhir tahun anggaran. Membuat laporan Rancangan Anggaran Pendapatan Bantuan Sekolah (RAPBS). Membuat laporan tribulan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Menyetorkan pajak PPN dan PPh. Membagikan gaji atau rapel. Menyimpan dan membuat arsip peraturan keuangan sekolah.



5. Administrasi Personal Menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi,Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:175) personal pendidikan adalah golongan petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi kegiatan non edukatif (ketata uasahaan). Personal pendidikan dalam arti luas meliputi guru, pegawai, dan siswa.dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan personel pendidikan adalah golongan petugas yang membidangi kegiatan edukatif dan yang membidangi kegiatan nonedukatif (ketatausahaan). Pembahasan administrasi personel ini dibatasi dan difokuskan kepada pembahaasan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri. Dalam peraturan pemerintahan nomor 29 tahun 1990 pasal 13 disebutkan bahwa pengadaan dan pengembangan tenaga kependidikan pada sekolah menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah menjadi tanggung jawab menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau menteri lain (menteri agama atau menteri lain yang departemennya mempunyai sekolah kedinasan). Tahapan-tahapan dalam administrasi personal adalah sebagai berikut : 1) Pengadaan guru sekolah menengah sebagai pegawai negeri 2) Pengisian jatah atau formasi baru 3) Pembinaan pegawai negeri sipil Dalam pembinaan guru sekolah menengah sebagai PNS yang penting harus dilakukan adalah hak dan kewajibannya. Pada hakikatnya pembinaan adalah usaha untuk meningkatkan prestasi mereka dengan memberikan hak-hak mereka serta dengan berbagai usaha memotivasi mereka.



13



4) Pengangkatan PNS Jika CPNS yang telah memenuhi persyaratan sesuai syarat-syarat menjadi CPNS, maka dapat diangkat dalam pangkat PNS. 5) Kesejahteraan pegawai Meliputi taspen, askes dan koperasi. a. Penggajian PNS Besar atau kecilnya gaji seseorang ditentukan oleh pangkat dan masa kerja yang dimiliki pegawai yang bersangkutan. Gaji pokok CPNS adalah 80% dari gaji pokok PNS. Selain gaji pokok, PNS diberikan juga tunjangan, seperti; tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainlain. b. Kenaikan Gaji Berkala Guru sekolah menengah sebagai PNS diberikan kenaikan gaji berkala, apabila syarat-syarat sudah dipenuhi. c. Cuti PNS Jenis cuni PNS adalah cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti karena alasan penting, dan cuti di luar tanggungan Negara. 6) Penilaian Unsur yang dinilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan. Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan sebutan dan angka. 6) Pemindahan Pemindahan pegawai dapat dibagi atas : a. Atas permintaan sendiri. b. Tidak atas kemauan sendiri c. Kepentingan dinas 7) Pemberhentian Pemberhentian PNS dapat terjadi karena: permintaan sendiri, mencapai batas pensiun, adanya penyederhanaan organisasi, melakukan pelanggaran/tindak pidana, 14



tidak cakap jasmani/rohani, meninggalkan tugas, meninggal dunia atau hilang, dan lain-lain. 8) Pensiun Batas usia seorang PNS untuk mendapatkan pension adalah 56 tahun. Batas usia ini diperpanjang menjadi : a. 65 tahun bagi PNS yang memangku jabatan ahli peneliti dan peneliti, guru besar, lektor kepala dan lektor, jabatan lainnyayang ditentukan presiden. b. 60 tahun bagi PNS yang memangku jabatan eselon I dan eselon II, pengawas, guru sekolah menengah sampai SMTA (kepala sekolah dan pengawas) c. 58 tahun bagi PNS yang memangku jabatan sebagai hakim. Adapun peran guru dalam administrasi personal adalah sebagai berikut : a. Membuat buku induk pegawai. b. Membantu memperlancar kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam kepegawaian seperti kenaikan pangkat (promosi), kepindahan (mutasi), pemberhentian (pensiun), pemberhentian (pemecatan), Karpeg, cuti, dan sebagainya. c. Membuat inventarisasi semua file kepegawaian, baik kepala sekolah, guru, maupun tenaga tata administrasi. d. Membuat laporan rutin kepegawaian harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. e. Membuat laporan data sekolah dan pegawai. f. Mencatat tenaga pendidik yang akan mengikuti penataran. g. Mempersipkan surat keputusan Kepala Sekolah tentang proses KBM, surat tugas, surat kuasa, dan lain–lain. h. Dapat memberi masukan tentang keadaan personil yang ada dan kebutuhan personil yang akan datang. i. Pada kegiatan pemamfaatn pembinaan dan pengembangan guru sebagai orang yang dilayani hendaknya berperan aktif sesuai dengan fungsinya, sehingga ia mendapatkan pelayanan seperti yang diharapkan dan tujuan organisasi atau sekolah dapat dicapai secara optimal. j. Guru dituntut untuk memahami aturan-aturan kepegawaian yang berlaku dan terkait dengannya serta berusaha dengan mengalaksanakannya secara konsisten dan penuh tanggung jawab.



6. Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarakat Husemas adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan 15



pengembangan sekolah. Kindred, Bagin, dan Galllagher dalam bukunya yang berjudul School Community Relation (1976) mendefinisikan bahwa Husemas ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat. Definisi di atas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut : Terdapat tujuan dan kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyarakat yaitu: a. Masyarakat memerlukan sekolah untuk menjamin anak-anaknya menjadi generasi penerus yang lebih baik, demikian pula sekolah. b. Untuk memenuhinya, masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan sekolah. Maksud dari berperan serta adalah ikut andil dalam kehidupan masyarakat tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta sebagai pembangun dalam usaha perbaikan sekolah. c. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerjasama yang baik melalui komunikasi dua arah yang efisien. Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangan kegiatan husemas adalah : a. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah. b. Meningkatkan pemahaman sekolah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat tersebut terhadap sekolah. c. Meningkatkan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan siswa, meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam kegiatan pendidikan sekolah. d. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pengembangan. e. Memelihara kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan sekolah. f. Pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang dibebankan masyarakat kepada sekolah. g. Mendapat dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumbersumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah. Prinsip-Prinsip Hubungan Sekolah Masyarakat a. Prinsip otoritas, yaitu bahwa husemas harus dilakukan oleh orang yang mempunyai otoritas. b. Kesederhanaan, yaitu bahwa program-program hubungan sekolah masyarakat harus sederhana dan jelas. c. Sensitivitas, yaitu bahwa dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan masyarakat, sekolah harus sensitif terhadap kebutuhan serta harapan masyarakat. 16



d. Kejujuran, yaitu bahwa apa yang disampaikan kepada masyarakat haruslah sesuatu apa adanya dan disampaikan secara jujur. Sekali sekolah memberikan informasi yang tidak benar, kepercayaan masyarakat terhadap sekolah akan menurut dan akibatnya sekolah tidak lagi mudah untuk membangun kepercayaan itu kembali. e. Ketepatan, bahwa apa yang disampaikan sekolah kepada masyarakat harus tepat baik dilihat dari segi isi, waktu, media yang digunakan serta tujuan yang akan dicapai. Pemilihan waktu yang kurang tepat dapat mengakibbatkan kegagalan dari program tersebut. Penyelenggaran Kegiatan Administrasi Hubungan Sekolah-Masyarakat Proses penyelenggaran hubungan sekolah masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan program Perencanan program hubungan sekolah masyarakat harus memperhatikan dana yang terjadi, ciri masyarakat, daerah jangkauan, sarana atau media dan teknik yang akan digunakan dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat. Kalau perencanaan tidak memperhatikan hal-hal di atas dikhawatirkan kegiatan tersebut tidak akan mancapai sarana yang diinginkan. 2. Pengorganisasian Pada dasarnya semua komponen sekolah adalah pelaksanaan hubungan sekolah masyarakat. Oleh karena itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga penyelenggaraan Husemas dapat berjalan efektif dan efisien. 3. Pelaksanaan Dana pelaksanaan hubungan sekolah masyarakat perlu diperhatikan koordinasi antara berbagai bagian dan kegiatan dan di dalam penggunaannya perlu ada sinkronisasi. Peranan guru dalam Husemas menurut Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, Msc dalam bukunya yang berjudul Profesi keguruan (1999:197) yaitu: a. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik husemas. Guru-guru dapat ditugasi kepala sekolah melaksanakan hal-hal yang berkaitan dengan husemas, disesuaikan dengan jenis dan bentuk kegiatan yang ada. b. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat. Guru adalah tokoh milik masyarakat, tingkah laku atau sepak terjang yang dilakukan guru di sekolah dan di masyarakat menjadi sesuatu yang sangat penting dan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan guru menjadi panutan masyarakat. c. Dalam melaksanakan semua itu guru harus melaksanakan kode etiknya. Kode etik mengatur guru untuk menjadi manusia terpuji di mata masyarakat. 17



d. Menyusun laporan pendidikan untuk instansi atasan atau juga kepada orang tua siswa. e. Rapat bersama dengan orang tua murid.



7. Administrasi Layanan Khusus Layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan dengan proses belajar mengajar di kelas, tetapi secara khusus diberikan sekolah kepada para siswanya agar mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar. Ada beberapa jenis layanan khusus dalam administrasi Jenis-jenis layanan khusus dan pengelolaannya yaitu sebagai berikut : a. Perpustakaan Sekolah/Pusat Sumber Belajar Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendinikan pada umumnya. Ada beberapa jenis perpustakaan sekolah, yang padadasarnya disesuaikan dengan jenjang atau tingkat sekolah yang bersangkutan. Jenis perpustakaan sekolah tersebut adalah perpustakaan taman kanak-kanak, perpustakaansekolah dasar, perpustakaan sekolah lanjutan tingkat pertama dan perpustakaan sekolah lanjutan tingkat atas. Semua jenis perpustakaan sekolah yang disebutkan diatas dikelola berdasarkan tujuan khusus masing-masing jenisdan jenjang sekolah. Layanan perpustakaan bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan cara memberikan kesempatan untuk menumbuhkan sikap senang membaca dalam mengembangkan bakat siswa. Sebelum bahan pustaka dapat dipinjamkan kepada pengunjung bahan tersebut harus diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan bahan pustaka tersebut melalui tahap-tahap berikut : 1) Klasifikasi yaitu menggolongkan bahan pustaka menurut subyeknya. 2) Katalogisasi yaitu suatu proses dalam mempersiapkan suatu katalog atau dalam mempersiapkan data bibliografs yang akan menjadi tajuk dalam suatu katalog. Katalog adalah suatu daftar atau indeks dari buku atau bahan bukan buku yang merupakan wakil dari buku atau bahan bukan buku. 3) Pemberian stempel ini gunanya untuk mencegah hilangnya buku dari perpustakaan. 4) Pemberian nomor buku, buku tersebut harus disusun berdasarkan golongan dan nomor buku sehingga pengunjung mudah menemukan buku yang diperlukan. 5) Penyusunan buku di rak. 18



Ada beberapa peranan guru yang terlibat dalam administrasi perpustakaan sekolah. Peran tersebut antara lain : 1) 2) 3) 4)



Memperkenalkan buku-buku kepada siswa dan guru-guru. Memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnya yang akan dibeli. Mempromosikan perpustakaan baik untuk pemakaian, maupun pembinaanya. Mengetahui jenis dan menguasai kriteria-krikteria umum yang menentukan baik buruknya buku koleksi. 5) Mengusahakan agar siswa aktif membantu perkembangan perpustakaan b. Labolatorium Labolatorium secara sederhana dapat diuraikan sebagai suatu tempat dimana dosen, mahasiswa, guru, siswa, dan orang lain melaksanakan kegiatan kerja ilmiah seperti pratikum, observasi, penelitian, demokrasi dan pembuatan model-model dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Labolatorium dapat dibedakan atas berapa jenis, jenis-jenis laboratorium tersebut biasanya disesuaikan dengan bidang studi atau kelompok bidang studi tertentu. Jenis laboratotium tersebut antra lain : 1) Menurut bidang studi misalnya: labolatorium kimia, fisika, pmp dan sebagainya. 2) Menurut kelompok bidang studi misalnya : laboratorim IPS, IPA. 3) Untuk bidang ilmu teknik labor dapat diartikan sebagai workshop/ bengkel kerja Rencana penggunaan labor minimal meperhatikan hal-hal berikut yaitu sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6)



Jenis laboratorium yang akan digunakan. Siswa atau pihak yang akan menggunakan. Waktu yang tersedia. Peralatan yang ada. Jenis bidang studi. Topic yang akan dipelajari



c. Usaha Kesehatan Sekolah Usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan peserta didik yang optimal. Usaha kesehatan sekolah tersebut bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah akan tetapi tanggung jawab peserta didik dan masyarakat dimana sekolah itu berada. Tujuan umum usaha kesehatan sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik/siswa serta mencipatakan lingkungan sehat, sehingga memungkinkanpertumbuhan dan 19



perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus usaha kesehatan sekolah adalah agar siswa : 1) Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif didalam usaha peningkatan kesehatan disekolah, dirumah tangga maupun dilingkungan masyarakat. 2) Sehat dalam arti fisik mental maupun social. 3) Memiliki daya khayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya, alcohol, rook, dan sebagainya. Ada beberapa peran guru dalam UKS yaitu sebagai berikut : 1) Memberikan pelajaran pendidikan kesehatan kepada siswa. 2) Melakukan pemeriksaan rutin terhadap kesehatan siswa. 3) Melakukan pemeriksaan berkala. d. Kafetaria Sekolah Pertimbangan awal pendirian kafetaria/warung/kantin sekolah adalah bukan karena unsur bisnis semata, tanpa memperhitungkan aspek lain yang lebih penting. Keberadaan kafetaria/warung/kantin sekolah diharapkan mampu menyokong kelancaran proses belajar mengajar dari sisi keperluan akan makanan bagi siswa. Kafetaria/warung/kantin sekolah secara tidak langsung mempunyai kaitan dengan proses belajar-mengajar di sekolah. Adakalanya proses belahar-mengajar tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya karena siswa lapar dan haus. Kafetaria/warung/kantin sekolah tidak harus diadministrasikan oleh sekolah, tetapi dapat diadministrasikan oleh pribadi di luar sekolah atau oleh darma wanita sekolah. Namun, kafetaria/warung/kantin sekolah ini tidak boleh terlepas dari perhatian Kepala Sekolah. Kepala sekolah harus memikirkan atau mengupayakan kehadiran kafetaria/warung/kantin sekolah itu mempunyai sumbangan positif dalam proses belajar-mengajar anak di sekolah. Ada beberapa tujuan pengadaan yaitu sebagai berikut : 1) Menyediakan tempat belanja makanan yang terjamin kebersihannya dan makanan yang bergizi. 2) Alat pencegah siswa jajan keluar sekolah. 3) Alat pendidkan gizi. e. Sarana Ibadah Sarana ibadah adalah tempat ibadah lengkap dengan tempat wudhunya. Sarana ibadah ini berguna agar siswa dapat mempraktekkan ilmu agamanya menurut keyakinan masing-masing, dan dapat berdoa kepada Tuhannya. Sarana ibadah 20



merupakan salah satu sarana yang menunjang jalannya proses belajar mengajar bagi siswa karena sarana ibadah itu sangat penting, seperti melaksanakan shalat 5 waktu dan hal yang berhubungan dengan keagamaan selain itu sarana ibadah juga digunakan oleh guru dan siswa seperti melaksanakan shalat berjamaah, ujian praktek pelajaran PAI, dan lain-lain. Hal-hal yang berhubungan dengan sarana ibadah seperti Musholla, Al-Quran, Mukena, dan alat praktek lainnya yang mendukung untuk beribadah. f. Asrama Layanan asrama diberikan kepada siswa yang jauh dari orang tua sehingga siswa tersebut tetap dapat menjalankan tugasnya belajar disekolah tersebut. Layanan asrama sekolah sangat bermanfaat baik peserta didik, diantaraya yaitu sebagai berikut : 1) Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya terutama jika berbentuk tugas kelompok. 2) Sikap dan tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama dan para pendidik. 3) Jika diantara peserta didik mengalami kesulitan (misalnya kiriman orang tua terlambat), dapat saling membantu. 4) Dapat meringankan kecemasan orang tua terhadap putra-putrinya. 5) Merupakan salah satu cara untuk mengendalikan tingkah laku remaja yang kurang baik. g. Koperasi Sekolah Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu definisi koperasi adalah “suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan masuk dan keluar sebagai anggota; dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, utuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya”. Tujuan koperasi yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Pada dasarnya koperasi bukanlah suatu usaha yang mencari keuntungan semata-mata seperti halnya usaha-usaha swasta seperti firma dan perseroan. Firma dan perseroan bersifat sangat kapitalis. Tujuan firma dan pereroan yang terutama ialah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Sungguh pun berusaha memperbaiki nasib, meningkatkantaraf hidup serta memajukan kemakmuran. h. Transportasi Sekolah Sarana transportasi bagi peserta didik merupakan sarana penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Peserta didik akan merasa aman dan dapat 21



masuk atau pulang dengan waktu yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi peserta didik ditingkat prasekolah dan sekolah dasar. Penyelenggara transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta. Dalam hubungan dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai berikut : a. Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan. b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah menjadi anggota suatu masyarakat. c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggung jawab untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan. d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin. e. Pelaksana administrasi pendidikan, disamping menjadi pengajar, guru harus mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi. f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru.guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk anggota masyarakat. g. Penerjemah kepada masyarakat.



22



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Guru memiliki peran yang sangat penting dalam admunistrasi sekolah. Selain menjadi seorang pendidik guru juga harus memilki pengetahuan tentang administrasi sekolah diberbagai bidang. Dengan pengalaman dan pengetahuan tentang administrasi sekolah, guru akan menjadi administrator yang terampil dan handal. Sehingga dalam pelaksanaan pendidikan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Terdapat beberapa bidang administrasi dalam pelaksanaan administrasi sekolah dimana para guru berperan penting untuk ikut andil dan ikut serta dalam pelaksanaan penyelenggaraan sekolah guna menciptakan keadaan yang stabil dalam suatu pelaksanaan pendidikan yang berlangsung, yaitu meliputi : dalam bidang kurikulum, bidang kesiswaan, bidang sarana dan program, bidang keuangan, bidang personal, bidang hubugan sekolah dan masyarakat, dan bidag layanan khusus. Dari semua bidang tersebut, guru memiliki peran penting untuk ikut andil dalam pelaksanannya masing-masing yang agar tercapainya pelaksanaan pendidikan secara efektif dan efisien.



B. Saran Sebagai seorang guru sebaiknya guru perlu memahami masing-masing bidang administrasi sekolah tersebut guna tercapainya tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Selain itu, dengan administrasi sekolah guru dapat mengenal lebih dekat muridnya, menambah pengalaman, dan pengetahuan tentang administrasi sekolah. Sehingga proses belajar mengajar pun berjalan dengan baik dan tujuan pendidikan juga tercapai.



23



DAFTAR PUSTAKA



Amri, Nur Ulil. 2014. Peran Guru Dalam Administrasi Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://amrhy.blogspot.co.id/2014/06/peran-guru-dalam-administrasi-pendidikan.html. [1 Mei 2017]. Anwar, Syaiful. 2012. Peranan Guru Dalam Administrasi Sekolah. [Online]. Tersedia: http://semutuyet.blogspot.co.id/2012/11/peran-guru-dalam-administrasisekolah_5193.html. [1 Mei 2017]. Bariroh, Imroatul. 2016. Makalah Peran Guru Dalam Administrasi di Sekolah. [online]. Tersedia: http://imroatulbariroh.blogspot.co.id/2016/12/makalah-peran-guru-dalamadministrasi.html. [2 Mei 2017]. Drs.M, Ngalim Purwanto,MP. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Drs.Moh, Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lestari, Tri Kurniah. 2011. Peran Guru Dalam Administrasi Sekolah. [Online]. Tersedia: http://ilmuprofesikependidikan.blogspot.co.id/2011/05/peran-guru-dalam-administrasisekolah.html. [2 Mei 2017]. Rohman. 2012. Peranan Guru Dalam Administrasi Sekolah Menengah. [Online]. Tersedia: https://rohmanf2.wordpress.com/2012/02/12/peranan-guru-dalam-administrasi-sekolahmenengah/. [1 Mei 2017]. Soetjipto & Raflis Kosasi. 2003. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka cipta.



24