4 0 1 MB
PENGARUH MAKANAN PEDAS TERHADAP DAYA INGAT
LAPORAN Diajukan kepada Ibu Widi Astuti, S. Psi., M. Psi., Psikolog sebagai salah satu tugas ujian akhir semester
Oleh RIDNA SHAFIRA (180620059) MILFA ARSYIKA AZZAHRA (180620052) SAFIRA UMARA (180620055) ZULAIKHA MASRURA (180620002) SRI REZEKI RAHMATAN (180620068)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH ACEH UTARA 2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji diringi syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Penelitian Eksperimen yang berjudul “Pengaruh Makanan Pedas Terhadap Daya Ingat” ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Eksperimen ini disiapkan untuk menuntaskan ujian akhir semester mata kuliah Psikologi Eksperimen, dan disusun berdasarkan masukan dari semua tim penyusun demi kelengkapan isi dansistematikanya. Selama proses pembuatan Laporan
Eksperimen ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan semua pihak. Namun, kami menyadari Laporan Eksperimen ini masih belum sempurna sehingga diperlukan saran dan kritikan yang membangun untuk pengembangan penulisan Laporan Eksperimen di masa mendatang.
Terima kasih.
Lhoksukon, 28 Desember 2020
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………….………………………………………………………. i DAFTAR ISI ……………………….………………………………………………………….. Ii DAFTAR LAMPIRAN ……….……………………………………………………………….. iii BAB I PENDAHULUAN……………………. ……………..………….…….……………….
1
1.1.
Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..
1
1.2.
Rumusan Masalah………………………………………………………………..
3
1.3.
Tujuan Penelitian…………………………………………………………………
3
1.4.
Manfaat Penelitian…………….…………………………………………………
3
BAB II TINJAUN PUSTAKA ……….………………..….….………………………………
5
2.1.
Variabel Bebas..…………………………………………………………………
5
2.2 . Variabel Terikat …………………………………………………………………
5
Hubungan antara Variabel Penelitian ……………………………………………
9
2.3.
2.4. Kerangka Pemikiran …………………………………………………………….
10
Hipotesis Penelitian ……………………………………………………………….
11
BAB III METODE PENELITIAN …………………..….……………..…….………..………..
12
2.5.
3.1. 3.2.
Indentifikasi Variabel………..……….………………………………………….. Definisi Operasional …………………….……………………………………….
12 12
3.3.
Desain Penelitian ……………………………….…………………………………
3.4.
Populasi dan Sampel ...................................................................................………. 13
3.5.
Metode Pengumpulan Data………………………………………………………..
3.6.
Prosedur Penelitian …………………………………………………………………. 16
3.7.
Instrumen Alat Ukur……………………………………………………………….. 17
3.8.
Validitas dan Reabilitas…………………………………………………………… 17
3.9.
Analisis Data ……………………………………………………………………..
12
13
19
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………………. 21 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian ..........................................................................………. 21 4.2. Hasil Penelitian……………………………………………………………………… 21 4.3. Pembahasan………………………………………………………………………… 28 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………….. 5.1. Kesimpulan ……………………………………………………………………..
29 29
ii
5.2. Saran…………………………………………………………………………….
29
DAFTARPUSTAKA………………………………………………………………………….
30
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………..
32
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tes Daya Ingat ..............................................................................32 Lampiran 2. Tabel Hasil Perhitungan Statistik SPSS .......................................34 Lampiran 3. Dokumentasi .................................................................................37
iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya kuliner yang sudah terkenal sampai ke seluruh dunia, bahkan banyak sekali warga negara asing yang sangat menyukai masakan Indonesia. Salah satu yang menjadi ciri dari masakan indonesia yaitu masakan pedasnya teruama sambel sebagai tambahan makanan pokok. Saat ini, sambal sudah menjadi bagian hidup masyarakat di Indonesia dalam menikmati makanan.Kebanyakan lidah orang Indonesia menganggap makan tanpa sambel terasa belum lengkap atau hambar. Untuk memenuhi konsumsi konsumen terhadap makanan pedas, maka saat ini banyak bermunculan restoran atau rumah makan yang menyediakan makanan pedas dengan berbagai level sebagai menu utamanya salah satu contoh yang ada di kota surabaya adalah mie setan, nasi goreng jancuk, mie gendeng, mie pecun, berbagai menu sambal-sambal khas Indonesia. Kekhasan tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi konsumen untuk memilih rumah makan yang sesuai dengan
keinginannya.
Konsumen
akan
diuntungkan
dengan
banyaknya
pilihan
restoran/rumah makan yang menawarkan menu makanan pedas yang beragam sesuai keinginan mereka. Mie adalah salah satu contoh hasil perkembangan teknologi pangan yang banyak dikonsumsi oleh warga dunia, termasuk di Indonesia.Meningkatnya konsumsi mi dimasyarakat diduga karena kelebihan yang dimiliki oleh mie seperti harganya yang sedikit waktu untuk mengolahnya dan banyaknya pilihan rasa dari mie yang ditawarkan (Anonima, 2007). Di Indonesia, mie digemari berbagai kalangan, mulai anak-anak hingga lanjut usia. Alasannya sifat mie yang enak, praktis dan mengenyangkan.Kandungan karbohidrat yang tinggi, menjadikan mie digunakan sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Mie dapat di olah menjadi berbagai produk seperti mie baso, mie goreng, mie kuah, mie setan dan lain sebagainya (Ariani, 2004) Menurut teori emotional marketing (Robinette, 2001), makanan yang terlalu pedas bisa menyebabkan emosi dan kesehatan konsumen terganggu berpengaruh negatif terhadap loyaltitas konsumen. Beberapa risiko dengan mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan yaitu pertama, dapat meningkatkan asam lambung.Rasa pedas pada cabe di makanan pedas itu sebenarnya berasal dari kombinasi asam. Jika masuk dalam sistem pencernaan, dimana sebenarnya kadar asamnya pun tinggi, maka asam dalam masakan pedas akan menambah jumlah asam di lambung. Dampak yang kedua yaitu adanya gangguan
5
6 lambung akut. Peningkatan jumlah asam lambung yang drastis, jika terjadi terus-menerus akan memicu gangguan lambung akut di lambung. Gejalanya mual, muntah, demam, diare, sakit kepala dan muntah.Ketiga yaitu terjadinya peradangan.Hal ini adalah kelanjutan dari gangguan lambung akut, yang menyebabkan lambung terluka.Luka parah di lambung ini membuat nanah muncul dan keluar dari luka tersebut.Dampak keempat yaitu sulit tidur atau insomnia.Makanan pedas meningkatkan suhu tubuh dan memicu keluarnya keringat.Ini menyebabkan sulit tidur (Thakur, 2012). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara dengan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Malang di salah satu tempat dimana menyediakan makanan pedas yaitu saudara Iwan mengatakan “ Saya senang mengkonsumsi ceker pedas ini, selain rasanya yang super pedes rasanya juga bikin lidah gemeteran. Saya tahu bahwa mengkonsumsi makanan pedas maka akan mengganggu proses pencernaan, tapi hal itu sering saya lakukan”. Adapun salah satu mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang yang juga saya wawancarai disana bernama Yoffrita, dia mengatakan bahwa “Ya suka saja, walaupun saya tahu mengganggu kesehatan saya tapi saya tetap mengkonsumsinya dan mungkin karena hobi juga ya”.Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perilaku konsumtif seseorang terhadap makanan pedas telah menjadi trend meskipun memiliki dampak yang kurang baik terhadap pencernaan. Daya ingat merupakan alih bahasa dari memory.Pada umumnya para ahli memandang daya ingat sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lalu (Walgito, 2004).Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu (Afiatin, 2001). Drever (dalam Walgito, 2004) menjelaskan memori adalah salah satu karakter yang dimiliki oleh makhluk hidup, pengalaman berguna apa yang kita lupakan yang mana mempengaruhi perilaku dan pengalaman yang akan datang, yang mana ingatan itu bukan hanya meliputi recall (mengingat) dan recognition (mengenali) atau apa yang disebut dengan menimbulkan kembali ingatan. Daya ingat adalah kekuatan jiwa manusia untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan, pengertianpengertian atau tanggapan-tanggapan.Kemampuan kita untuk belajar (dalam arti luas) sangat dipengaruhi oleh daya ingat yang kita miliki.Tanpa daya ingat kita tidak dapat berkomunikasi. Tanpa daya ingat kita tidak dapat mengenal diri kita atau orang lain dengan baik (Riyanto, 2009). Jadi, dapat disimpulkan bahwa daya ingat adalah kemampuan individu untuk menyimpan, memproses dan memunculkan kembali pengalaman, data, informasi yang telah
7 didapatkan pada masa lalu untuk masa yang akan datang dengan mempertimbangkan situasi dan kondisinya sendiri. Pada penelitian sebelumnya dilakukan oleh para peneliti dari University of South Australia dan Qatar University terhadap 4.582 orang dewasa usia 55 tahun ke atas selama 15 tahun, antara tahun 1991 sampai 2006. Mereka mengumpulkan data untuk penelitian ini dengan memonitor pola makan dan daya ingat para partisipan.para peneliti secara mengejutkan menemukan bahwa partisipan yang makan lebih dari 50 g cabai per hari memiliki "dua kali lipat risiko penurunan daya ingat dan kemampuan kognitif yang buruk". Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka kami tertarik mengangkat penelitian yang berjudul “Pengaruh Makanan Pedas Terhadap Daya Ingat” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah yang dimaksud dengan makanan pedas? 2. Apakah yang dimaksud dengan daya ingat? 3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi daya ingat? 4. Bagaimana makanan pedas dapat mempengaruhi daya ingat seseorang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan umum dan tujuan khusus: 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mencari ada tidaknya pengaruh makanan pedas terhadap daya ingat seseorang. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mencari: a. Untuk mengetahuai ada tidaknya pengaruh makanan pedas terhadap daya ingat seseorang. b. Untuk mengetahui bagaimana makanan pedas dapat mempengaruhi daya ingat. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Teoritis
8 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian berikutnya dan menambah teori-teori baru untuk penelitian sejenisnya. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media informasi bagi masyarakat yang belum mengetahui tentang pengaruh makan pedas terhadap daya ingat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Variabel Bebas Makanan pedas adalah zat yang dimakan oleh makhluk hidup yang memberikan suatu rasa. Dengan menyantap makan pedas akan membuat lidah terasa terbakar, hal ini diakibatkan adanya zat capcaisin yang terkandung pada cabai yang membuat iritasi dan mengahasilkan sensi terbakar atau rasa pedas terbakar dilidah, selain itu juga tenggorokan dan perut terasa panas, hidung berair, keringat bercucuran, dan dapat mengeluarkan air mata. 2.2 Variabel Terikat Memori (ingatan) merupakan suatu penyimpanan informasi yang relatif tahan lama di otak, yang saat ini dihipotesiskan melibatkan proses pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan informasi (Schacter & Addis, 2007 dalam Zwagery& Dewi, 2019). Hal Ini termasuk berbagai macam informasi dan berbagai proses penyimpanan yang diperlukan untuk mengingat suatu kejadian tertentu, pengetahuan secara umum, dan pengetahuan tentang bagaimana untuk melakukan hal-hal tertentu. Memori juga dapat dikatakan sebagai Ingatan spesifik atas suatu pengalaman atau informasi faktual dan sistem penyimpanan hipotetis atau berbagai jenis informasi. Menurut teori , tiga aspek dari fungsi ingatan adalah Mencamkan (menghafal), yaitu menerima kesan-kesan, menyimpan kesan-kesan dan memproduksikan kesan-kesan (Schacter & Addis, 2007 dalam Zwagery& Dewi, 2019). Daya ingat atau memory adalah suatu daya yang dapat menerima, menyimpan, dan memproduksi kembali kesan-kesan atau tanggapan atau pengertian (Ahmadi & Supriyono, 2013 dalam Prasetyo & Saputra).Santrok menjelaskan bahwa daya ingat adalah unsur perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang didalamnya individu menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu (Athison, 2000 dalam Prasetyo & Saputra). Daya ingat adalah kekuatan jiwa manusia untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan
kesan-kesan,
pengertian-pengertian
atau
tanggapan-tanggapan.
Kemampuan kita untuk belajar (dalam arti luas) sangat dipengaruhi oleh daya 9
10 ingat yang kita miliki. Tanpa daya ingat kita tidak dapat berkomunikasi. Tanpa daya ingat kita tidak dapat mengenal diri kita atau orang lain dengan baik (Riyanto, 2009 dalam Dharmawan, 2015). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya ingat antara lain usia, pendidikan, kecerdasan (intelegensi), konsep diri, kesehatan, usaha dan motivasi, penggunaan alkohol, beberapa obat psikoaktif, dan pemakaian strategi untuk mengingat sesuatu (Santoso & Ismail, 2008 dalam Dharmawan, 2015 ).Pada ingatan jangka pendek terdapat tekhnik yang bernama rehershal, yaitu menyimpan sebuah informasi dengan cara berpikir tentang informasi tersebut secara terus menerus atau mengatakannya secara berulang ulang. Rehershal menjadi penting dalam belajar karena item lebih lama menetap dalam ingatan jangka pendek, dan kesempatan lebih besar untuk di transfer ke ingatan jangka panjang (Sri, 1989 dalam Dharmawan, 2015). Pada akhir masa remaja, seseorang memiliki koneksi neuro lebih sedikit, lebih selektif, dan lebih efektif dibandingkan masa kanak-kanak (Kuhn dalam, Santrock, 2012 dalam Dharmawan, 2015).Pada tahapan daya ingat jangka pendek, salah satu prosesnya adalah penyandian.Dalam penyandian sangat memperhatikan selektif atau memilih informasi mana yang lebih penting untuk diingat dan tidak (Atkinson, Atkinson, Smith, & Bem 1993 dalam Dharmawan, 2015). Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Salthouse, et al., mengatakan bahwa beberapa aspek daya ingat mulai menurun pada akhir usia 20-an hingga 30-an atau pada kategori usia dewasa (Lubis, 2009 dalam Dharmawan, 2015). Aspek-aspek dari memori cendrung mengalami kemunduran seiring bertambahnya usia (Santrock, 2012 dalam Dharmawan, 2015). Melton, (dalam Atkinson, 1993 dalam Dharmawan, 2015) menjelaskan ada tiga tahap memori, yaitu : 1) Penyandian, proses memasukkan informasi kedalam memori. 2) Penyimpanan, mempertahankan informasi dalam memori. 3) Pengingatan, pengambilan kembali informasi dari memori. Sebagai contoh, bayangkan suatu pagi Anda diperkenalkan dengan seorang kawan baru dan namanya adalah Barbara Cohn.Sore itu anda bertemu lagi dengannya. Tiga tahap memori Melton jika dijelaskan dengan contoh tersebut adalah, pertama saat
11 seseorangmemasukkan nama Barbara Cohn ke dalam memori, ini disebut dengan tahap penyandian. Kedua, seseorang mempertahankan atau menyimpan nama tersebut, proses ini disebut penyimpanan. Ketiga, saat seseorang bertemu pada pertemuan selanjutnya seseorang bisa mengetahui nama orang tersebut, inilah yang disebut tahap pengingatan atau pengambilan kembali. Slameto (2010:111 dalam Umainingsih, dkk., 2017) ”Ingatan/ memori adalah penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya.”. Bruno dalam Syah (2004:72 dalam Umainingsih, dkk., 2017) Memori/ ingatan ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat dalam otak. Aspek-aspek Daya Ingat menurut Woodworth (2002:98 dalam Umainingsih, dkk., 2017) menyatakan bahwa “Ingatan adalah kemampuan rohaniah untuk mencamkan, menyimpan
dan
mereproduksi
kesan-kesan.
”Rahman
(2012:150-155
dalam
Umainingsih, dkk., 2017) mendefinisikan bahwa aspek tersebut adalah: a. Mencamkan (menerima) artinya melekatkan tanggapan kesan ataupun pengertian ke dalam diri kita sehingga kesan-kesan itu dapat disimpan dan direproduksi dalam melekatkan kesankesan ini ada dua macam yaitu disengaja dan tidak disengaja, mencamkan dengan sengaja yaitu dengan kesadaran dan kesungguhan dapat memahami segala apa yang dicamkan, dalam hal ini ada dua macam yaitu menghafal dan mempelajari. Mencamkan yang tidak sengaja adalah mencamkan tanpa adanya kesadaran akan memperoleh ilmu pengetahuan biasanya hal ini terjadi pada anak-anak kecil misalkan mereka tidak sengaja belajar bahasa berjalan berjalan dan sebagainya. b. Menyimpan artinya menata dan memelihara yang kita lekatkan itu agar pada saat lain dapat kita manfaatkan, menyimpan merupakan pekerjaaningatan yang sangat penting. Hal-hal yang disimpan adalah lukisan-lukisan atau gambar jiwa yang diperoleh dari dunia luar indra, pengertian atau segala sesuatu yang bersandar pada kekuatan berfikir. c. Mereproduksi artinya menaikkan kesadaran apa yang telah tersimpan dibagian bawah sadar atau bagian tak sadar dari alam kejiwaan kita. Mengingat adalah salah satu
perbuatan menyimpan hal-hal yang sudah pernah
diketahui untuk dikeluarkan dan pada saat lain digunakan kembali (Sarlito,1982:55 dalam Aini). Terdapat tiga jenis ingatan yaitu ingatan sensori, ingatanjangka pendek, dan
12 ingatan jangka panjang. Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa faktor, yaitu : a) faktor individu yaitu proses mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik. b) faktor sesuatu yang harus di ingat adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup kuat. c) faktor lingkungan proses mengingat akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan. Dari enam pendapat mengenai daya ingat dapat ditegaskan bahwa daya ingat menekankan pada kemampuan seseorang untuk memunculkan kembali informasi yang telah diperoleh sebelumnya, dengan kemampuan mengingatmenunjukan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya atau memunculkan kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan. Dari tiga pendapat mengenai aspek dari daya ingat dapat ditegaskan bahwa, ada 3 aspek dari fungsi ingatan adalah Mencamkan (menghafal), yaitu menerima informasi, menyimpan informasi dan memproduksikan informasi (mengingat kembali informasi). Dari dua pendapat mengenai faktor dari daya ingat dapat ditegaskan bahwa faktor dari daya ingat berasal dari individu mengenai usia, pendidikan kecerdasan, konsep diri serta adanya motivasi yang kuat, fisik serta kesehatan yang baik untuk mengingat, faktor sesuatu yang harus diingat mengenai keterkaitan dengan sesuatu yang lain dan faktor lingkungan yang mendukung dari adanya gangguan. Teori yang kami jadikan acuan dalam penelitian ini adalah Slameto (2010:111 dalam Umainingsih, dkk., 2017) ”Ingatan/ memori adalah penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya.”. ”Rahman (2012:150-155 dalam Umainingsih, dkk., 2017) mendefinisikan bahwa aspek tersebut adalah:a. Mencamkan (menerima) artinya melekatkan tanggapan kesan ataupun pengertian ke dalam diri kita sehingga kesan-kesan itu dapat disimpan dan direproduksi dalam melekatkan kesankesan ini ada dua macam
13 yaitu disengaja dan tidak disengaja, mencamkan dengan sengaja yaitu dengan kesadaran dan kesungguhan dapat memahami segala apa yang dicamkan, dalam hal ini ada dua macam yaitu menghafal dan mempelajari. Mencamkan yang tidak sengaja adalah mencamkan tanpa adanya kesadaran akan memperoleh ilmu pengetahuan biasanya hal ini terjadi pada anak-anak kecil misalkan mereka tidak sengaja belajar bahasa berjalan berjalan dan sebagainya. b. Menyimpan artinya menata dan memelihara yang kita lekatkan itu agar pada saat lain dapat kita manfaatkan, menyimpan merupakan pekerjaaningatan yang sangat penting. Hal-hal yang disimpan adalah lukisan-lukisan atau gambar jiwa yang diperoleh dari dunia luar indra, pengertian atau segala sesuatu yang bersandar pada kekuatan berfikir. c. Mereproduksi artinya menaikkan kesadaran apa yang telah tersimpan dibagian bawah sadar atau bagian tak sadar dari alam kejiwaan kita.Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa faktor, yaitu : a) faktor individu yaitu proses mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik. b) faktor sesuatu yang harus di ingat adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup kuat. c) faktor lingkungan proses mengingat akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan (Sarlito,1982:55 dalam Aini), hal yang menjadikan teori ini sebagai acuan karena memiliki penjelasan yang logis dan mudah untuk dipahami dan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini. 2.3 Hubungan antara Variabel Penelitian Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat disini ialahmakanan pedas adalah zat yang dapat memberikan suatu rasa. Dengan menyantap makan pedas akan membuat lidah terasa terbakar, hal ini diakibatkan adanya zat capcaisin yang terkandung pada cabai yang membuat iritasi dan mengahasilkan sensi terbakar atau rasa pedas terbakar dilidah, selain itu juga tenggorokan dan perut terasa panas, hidung berair, keringat bercucuran, dan dapat mengeluarkan air mata. Pada
daya
ingat,
bahwamenekankan
pada
kemampuan
seseorang
untuk
memunculkan kembali informasi yang telah diperoleh sebelumnya, dengan kemampuan mengingat
menunjukan
bahwa
manusia
mampu
menerima,
menyimpan
dan
14 menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya atau memunculkan kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan. Ketika mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan dan mengeluarkan reaksi yang mengganggu konsentrasi, seorang individu saat mengingat maka akan berpengaruh terhadap konsentrasi seseorang saat menerima, menyimpan dan mengingat informasi itu kembali. Hal ini yang mengakibatkan sulitnya individu mengingat setelah mengonsumsi makanan pedas. Bila seorang individu dapat berkonsentrasi secara penuh maka akan mudah baginya untuk menerima, menyimpan dan mengingat sebuah informasi, sedangkan kepedasan dapat menganggu konsentasi pada individu yang menimbulkan reaksi lidah terasa terbakar, tenggorokan dan perut terasa panas, hidung berair, keringat bercucuran, dan dapat mengeluarkan air mata dan dapat menganggu konsentrasi individu saat mengingat sesuatu setelah memakan makanan pedas yang menimbulkan reaksi dan dapat menganggu proses menerima, menyimpan dan mengingat informasi itu kembali. Jadi disini adanya reaksi yang dimunculkan oleh seorang individu ketika memakan makanan pedas yang mana ketika zat capcaisin yang terkandung pada cabai yang mengahasilkan sensasi terbakar atau rasa pedas terbakar dilidah, hidung berair, keringat bercucuran dan mengeluarkan air mata, hal ini dapat menurunkan konsentrasi dari individu untuk mengingat atau mengambilan informasi dari memori yang diakbiatkan oleh reaksi pedas yang dirasakan oleh individu tersebut berdasarkan adanya gangguan dari faktor individu itu sendiri. Dengan kata lain jika seorang individu mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan dapat meningkatkan resiko masalah kognitif dan penurunan daya ingat pada seseorang dibandingakan dengan orang yang mengonsumsi makanan pedas sewajarnya. 2.4 Kerangka Pemikiran Makanan pedas adalah makanan yang dapat memberikan suatu rasa atau sebuah sensasi pada diri individu. Dengan menyantap makan pedas akan membuat lidah terasa terbakar, tenggorokan dan perut terasa panas, hidung berair, keringat bercucuran, dan dapat mengeluarkan air mata. Dengan mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan dapat berpengaruh terhadap konsentrasi dan masalah penurunan pada daya ingat seseorang.
15 Daya ingat merupakan kemampuan untuk menimbulkan kembali informasi yang pernah terjadi dan tersimpan didalam ingatan. Ketika individu memakan makanan pedas ini dapat mempengaruhi faktor yang terjadi dari dalam diri individu untuk berkonsentrasi dikarenakan ketika individu memakan makan pedas maka akan terjadi reaksi dari diri individu tersebut untuk menerima informasi, menyimpan dan mengingat informasi tersebut kembali. Ketika seorang individu memakan makanan pedas ini akan menimbulkan reaksi lidah terasa terbakar, tenggorokan dan perut terasa panas, hidung berair, keringat bercucuran, dan dapat mengeluarkan air mata. Dengan mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan dan mengeluarkan reaksi yang mengganggu konsentrasi seseorang saat mengingat maka akan berpengaruh terhadap konsentrasi seseorang saat mengingat yang mengakibatkan sulitnya individu mengingat setelah mengonsumsi makanan pedas. Kemampuan daya ingat seseorang meningkat jika individu tersebut dapat konsentrasi sedangkan kepedasan dapat menganggu konsentasi pada individu yang menimbulkan reaksi lidah terasa terbakar, tenggorokan dan perut terasa panas, hidung berair, keringat bercucuran, dan dapat mengeluarkan air mata dan dapat menganggu konsentrasi individu saat mengingat sesuatu setelah memakan makanan pedas yang menimbulkan reaksi. Adanya reaksi yang dimunculkan oleh seorang individu ketika memakan makanan pedas inilah yang dapat menurunkan konsentrasi dari individu untuk menerima, menyimpan atau pengambilan informasi dari memori yang diakbiatkan oleh reaksi pedas yang dirasakan oleh individu tersebut berdasarkan adanya gangguan dari faktor individu itu sendiri yang mengakibatkan sulit dalam berkonsentrasi.Hal ini yang dapat menimbulkan pengaruh memakan makanan pedas terhadap daya ingat. 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan variabel bebas, variabel terikat, hubungan antara variabel dan kerangka berfikir yang diuraikan diatas diambil hipotesis yaitu, pengaruh makanan pedas terhadap daya ingat.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Identifikasi Variabel Judul: Pengaruh Makanan Pedas Terhadap Daya Ingat
Variabel Bebas
: Makanan Pedas
Variabel Terikat
: Daya Ingat
3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Bebas:Makanan pedas adalah zat yang dimakan oleh makhluk hidup yang memberikan suatu rasa. Dengan menyantap makan pedas akan membuat lidah terasa terbakar, hal ini diakibatkan adanya zat capcaisin yang terkandung pada cabai yang membuat iritasi dan mengahasilkan sensi terbakar atau rasa pedas terbakar dilidah, selain itu juga tenggorokan dan perut terasa panas, hidung berair, keringat bercucuran, dan dapat mengeluarkan air mata. 3.2.2 Variabel Terikat:Daya ingat adalah kemampuan seseorang untuk memunculkan kembali informasi yang telah diperoleh sebelumnya, dengan kemampuan mengingat menunjukan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan dan menimbulkan
kembali
pengalaman-pengalaman
yang
dialaminya
atau
memunculkan kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan dalam ingatan. 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif dengan jenis penelitian: 3.3.1 Eksperimental Observasi yang objektif terhadap suatu fenomena yang dibuat agar terjadi dalam suatu kondisi yang terkontrol ketat, dimana satu atau lebih factor divariasikan dan faktor yang lain dibuat konstan. Penelitian eksperimental meneliti hubungan sebab-akibat dan bukan hanya meneliti hubungan antar variable.Ini berarti, penelitian eksperimental meneliti hubungan kausal antara variable bebas dan variable terikat (dalam Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2011). 3.3.2 Korelasi Menurut Creswell (2012) penelitian korelasi yaitu uji statistik untuk menentukan kecenderungan atau pola untuk dua (atau lebih) variabel atau dua set data bervariasi secara konsisten.
16
17 Penelitian korelasional digunakan untuk: (1) mengukur hubungan di antara berbagai variabel, (2) meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan (3) meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental (dalam Rakhmat, 2007).
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).Populasi dalam penelitian ini adalah 30 mahasiswa di daerah Langkat dan Singkil. 3.4.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang diteliti.Dalam menentukan sampel, kami menggunakan teknik randomisasi.Randomisasi adalah prosedur memasukkan secara acak subjek pada sampel penelitian ke dalam setiap kelompok penelitian (dalam hal ini KK dan KE), sehingga KK dan KE dapat diasumsikan setara sebelum manipulasi dilakukan (dalam Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2011). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut:
KK SAMPEL
Randomisasi KE
3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. 3.5.1 Prosedur Penelitian Selama melakukan penelitian, peneliti melalukan beberapa tahapan, yaitu: a.
Tahap Pra-Penelitian Pada tahap ini, dilakukan perencanaan serta persiapan sebelum melakukan penelitian. Adapun yang dilakukan pada tahap ini adalah:
18 1) Memilih topik penelitian Penentuan topik adalah hal penting karena menentukan keseluruhan penelitian yang akan dilakukan .Topik yang diambil pada penelitian ini adalah Pengaruh Makanan Pedas Terhadap Daya Ingat. 2) Merumuskan masalah dan hipotesis Setelah topik penelitian dipilih, peneliti tidak serta merta langsung melakukan penelitian.Peneliti terlebih dahulu harus merumuskan masalah dan hipotesis penelitian. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh makanan pedas terhadap daya ingat Sedangkan hipotesis dari penelitian ini adalah: Ha
: Subjek yang diberikan makanan pedas level 30 akan
mengalami perbedaan daya ingat yang signifikan dengan subjek yang diberikan makanan pedas level 15. H0
: Subjek yang diberikan makanan pedas level 30 akan
mengalami perbedaan daya ingat yang tidak signifikan dengan subjek yang diberikan makanan pedas level 15. 3) Menentukan variabel penelitian Selanjutnya peneliti menentukan variable yang terlibat dalam penelitian.Variabel merupakan karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda di antara organisme, situasi atau lingkungan (dalam Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2011). Adapun Variabel dalam penelitian ini adalah: Variabel Bebas
: Makanan Pedas
Variabel Terikat : Daya Ingat 4) Menentukan desain penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah between subject, yaitu adanya pengaruh VB terhadap VT diketahui dari perbedaan skor antara kelompok-kelompok subjek yang diberikan perlakuan yang berbeda. 5) Menentukan subjek penelitian Dalam topik penelitan, kita menentukan subjek penelitian sebagai populasi. Dalam hal ini, peneliti harus mencatat identitas
19 subjek yaitu nama, umur dan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan 30 mahasiswa di daerah Langkat dan Singkil. 6) Menyiapkan peralatan Dalam menyiapkan peralatan, peneliti harus menjelaskan dengan detail bagaimana peralatan yang ada digunakan dalam penelitian.Pada penelitan ini, alat yang disiapkan adalah, lembar tes daya ingat, makanan pedas, air putih, kerta, pulpen dan stopwatch.
b.
Tahap Penelitian Pada tahap ini, peneliti menyiapkan semua hal yang diperlukan sebelum melakukan penelitian.Selanjutnya, peneliti melakukan building raport kepada para testee untuk memberikan suasana nyaman. Kemudian, peneliti memberikan lembar tes daya ingat yang terdiri dari: lembar tes daya ingat untuk sesi pretest yang berjumlah 50 kata dan lembar tes daya ingat untuk sesi posttest yang berjumlah 50 kata. Setelah itu, peneliti melaksanakan sesi pretest dengan memberikan waktu 5 menit kepada masing-masing testee untuk membaca dan mengingat katakata tersebut.Lalu, peneliti menginstruksikan testee untuk menuliskan kata-kata yang mereka ingat. Kemudian untuk sesi posttest, peneliti mempersilahkan 15 testee yang memakan makanan pedas dan 15 testee yang tidak memakan makanan pedas untuk memakan makanan yang sudah disediakan. Setelah selesai makan, peneliti meminta masing-masing testee membaca dan mengingat lembar tes daya ingat yang telah disediakan .Durasi untuk membaca dan mengingat kata-kata tersebut adalah 5 menit.Setelah itu, peneliti kembali menginstruksikan para testee untuk menuliskan katakata yang mereka ingat. Setelah selesai, peneliti mempersilahkan para testee untuk meminum air putih dan menutup sesi penelitian dengan mengucapkan terimakasih kepada para testee.
c.
Tahap Analisis Data dan Penarikan Kesimpulan Setelah penelitian telah selesai dilaksanakan, maka telah diperoleh hasil pengukuran VT dari setiap subjek. Maka dilakukanlah
20 analisis data terhadap apa yang didapat selama penelitian. Di sini, peneliti menggunakan SPSS untuk melakukan analisis data. Setelah melakukan analisis data, maka nantinya dapat diketahui pula lah hasil kesimpulan dari penelitian ini(dalam Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2011).
3.5.2 Alat Pengumpulan Data a. Tes Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam hal ini, kami menggunakan alat tes daya ingat. b. Observasi Observasi adalah suatu langkah yang dilakukan dalam proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan dengan unsur kesengajaan melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang sedang
diteliti
serta
dapat
dikontrol
atau
dipertanggung
jawabkan
keandalannya (reabilitas) serta kesahannnya (validalitasnya). Observasi merupakan cara peneliti dalam melakukan pengumpulan data terhadap objek yang sedang diteliti.
3.6 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah tahap-tahap kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penelitian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 3.6.1 Tahapan Persiapan, meliputi: a. Menetapkan jadwal penelitian b. Mencari skala alat tes daya ingat c. Menyiapkan media d. Menyusun soal tes daya ingat
3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Pengambilan sampel penelitian
21 b. Membagikan sampel menjadi dua kelompok yaitu, kelompok eksperimen dan kelompok control c. Subjek diberi pretest d. Kemudian subjek diberi variabel bebas yaitu mie level 15 untuk kelompok kontrol dan mie level 30 untuk kelompok eksperimen e. Kemudian subjek diberi posttest f. Setalah itu, didapatkan hasil dari penelitian yang dilakukan 3.7 Instrumen Alat Ukur Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas yang berupa makanan pedas, dan variabel terikat berupa daya ingat. Peneliti mengukur variabel bebas dengan memberi kelompok kontrol makan mie pedas level 15, dan kelompok ekperimen makan mie pedas level 30. Kemudian pada variabel terikat yaitu daya ingat menggunakan skala daya ingat. No
Dimensi
Indikator Perilaku
Jumlah Aitem
1
Menerima
Subjek membaca lembar tes yang telah di berikan dengan durasi 5 menit
1
Menyimpan
dan Apabila subjek dapat menyimpan isi 50 mengingat kembali dari lembar tes yang diberikan, dalam waktu 5 menit. Kemudian menuliskan kemabali apa yang telah ia ingat sebelumnya
3.8 Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan untuk memperoleh data sudah valid/sahih atau belum. Dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan alat ukur melainkan penelitian.Validitas penelitian tidak berkaitan dengan perhitungan statistik (Seniati Dkk, 2018).
22 Untuk mengetahui validitas penelitian ini kami menggunakan validitas internal dimana, dalam penelitian yang kami lakukan, terdapat hubungan sebab akibat antara VB yaitu makanan pedas dan VT yaitu daya ingat yang ditemukan dalama penelitian.Dimana adanya pengaruh makanan pedas terhadap daya ingat subjek.Sebelum subjek diberi perlakuan makanan pedas hasil tes daya ingat yang di peroleh subjek tinggi, dan setelah subjek diberi perlakuan makanan pedas hasil yang diperoleh subjek menurun.Disini dapat kita lihat terdapat hubungan sebabakibat antara VB dan VT.
3.8.2 Uji Reliabilits Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 2
100,0
0
,0
2
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Part 1
Value
,918 a
N of Items Part 2
Value
15
,881 b
N of Items
15
Total N of Items Correlation Between Forms
30 1,000
Spearman-Brown
Equal Length
1,000
Coefficient
Unequal Length
1,000
Guttman Split-Half Coefficient
,997
a. The items are: X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, X10, X11, X12, X13, X14, X15. b. The items are: Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10, Y11, Y12, Y13, Y14, Y15.
Uji reliabilitas menggunakan guttman split-helf coeffcient menggunakan SPSS versi 22. Hasil yang didapatkan 0,997 lebih besar dari 0,05.
23 3.9 Analisis Data 3.9.1 Uji Asumsi a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data penelitian yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Santoso, 2010).Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas kolmogrovsmirnov dengan melihat signifikasi. Jika nilai signifikasi > dari 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal. Namun jikia nilai signifikasi < dari 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal (Juliansyah, 2011). b. Uji linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini menggunakan uji linearitas dari SPSS statistics versi 22, dengan taraf jika lineariti > 0,05 maka data tersebut linear, namun jika < dari 0,05 maka data tersebut tidak linear. c. Uji Homogenitas Menurut Priyanto (2009) uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi data adalah sama atau tidak. Jika signifikan > dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok adalah sama. Dalam penelitian ini, menggunakan melakukan uji normalitas dengan menggunakan program SPSS versi 22, untuk melihat apakah data tersebut bersifat homogen atau tidak. 3.9.2 Uji hipotesis Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui pengaruh makanan pedas terhadap daya ingatan individu. Apakah setelah makan pedas daya ingat individu menurun atau tidak.Dalam penelitian ini subjek penelitian terdiri dari, 15 subjek sebagai kelompok eksperimen dan 15 subjek yang dijadikan kelompok kontrol. Adapun subjek dalam penelitian ini dewasa awal rentang usia 18-20 tahun. Desain penelitian yang digunakan ialah desain dua-kelompok dengan sample t-test pada spss statistics versi 22.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah mahasiswa berusia 18-22 tahun yang berdomisili di Singkil dan Langkat yang bersedia untuk menjadi subjek penelitian dan memenuhi syarat atau kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian.Subjek penelitian terdiri dari 13 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Berikut tabel deskripsi subjek penelitian:
Tabel deskripsi usia subjek penelitian No.
Usia
Frekuensi
1.
18 tahun
7
2.
20 tahun
21
3.
21 tahun
1
4.
22 tahun
1 30
Total
Tabel deskripsi jenis kelamin subjek penelitian No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
1.
Laki-laki
13
2.
Perempuan
17 30
Total
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Hasil Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan karena uji paired sample t-test hanya dapat dilakukan jika data berdistribusi normal. Peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan program SPSS versi 22 untuk melihat apakah data
24
25 berdistibusi normal.Pengujian menggunakan metodeKolmogorov-Smirnovdengan melihat signifikansi.Jika nilai signifikasi > dari 0,05 maka nilai residual berdistribusi normal. Namun jika nilai signifikasi < dari 0,05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal.Berikut hasil uji normalitas penelitian ini:
Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Keterangan
Kelompok
Statistic df
Sig.
Pretest Eksperimen
,133
15
,200
Daya Ingat Posttest Eksperimen ,157
15
,200 Normal
Hasil Tes
Pretest Kontrol
,133
15
,200
Posttest Kontrol
,151
15
,200
Tabel memperlihatkan keempat variabel yaitu pretest eksperimen, posttest eksperimen, pretest eksperimen dan posttest eksperimen menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,200 dimana nilainya lebih besar dibandingkan 0,05 (0,200> 0,05) yang artinya data tersebut berdistribusi normal. Grafik q-q plot dari masingmasing variabel mendukung hasil tersebut.
26
27
Pada q-q plot keempat variabel menunjukkan banyak titik yang berada dekat dengan garis, ini mendandakan bahwa data berdistribusi normal. b. Uji Linearitas Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji linearitas dengan pogram SPSS versi 22. Jika taraf linearitas> 0,05 maka data tersebut linear, namun jika < dari 0,05 maka data tersebut tidak linear. Berikut hasil uji linearitas:
Tabel Hasil Uji Linearitas Sum of Squares
Mean df
Square
F
Sig.
Pretest * Between (Combined)
1016,500 17
59,794
2,375
,066
Posttest
464,791
1
464,791
18,458 ,001
551,709
16
34,482
1,369
Within Groups
302,167
12
25,181
Total
1318,667 29
Groups
Linearity Deviation from Linearity
,294
Tabel di atas menunjukkan hubungan antara hasil data pretest dan posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol linear. Hal tersebut dapat
28 dilihat dari nilai signifikansi linearitas yang diperoleh yaitu 0,294 dimana nilainya lebih besar dibandingkan 0,05 (0,294 > 0,05). c. Uji Homogenitas Peneliti melakukan uji normalitas dengan menggunakan program SPSS versi 22 untuk melihat apakah data berdistibusi normal.Jika nilai signifikasi > dari 0,05 maka databersifat homogen. Namun jika nilai signifikasi < dari 0,05 maka data heterogen.Berikut hasil uji homogenitas penelitian ini:
Tabel Hasil Uji Homogenitas Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Hasil
Based on Mean
,414
1
28
,525
Tes
Based on Median
,236
1
28
,631
Daya
Based on Median
Ingat
and with adjusted df
,236
1
26,121 ,631
,291
1
28
Based on trimmed mean
,594
Tabel di atas menunjukkan bahwa data penelitian bersifat homogen. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikansi homogenitas yang diperoleh yaitu sebesar 0,525 dimana nilainya lebih besar dibandingkan 0,05 (0,525 > 0,05). d. Hasil Uji Hipotesis a) Uji Paired Sample T-test Uji paired sample t-test dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang berpasangan, yaitu untuk mengetahui apakah makanan pedas berpengaruh pada kemampuan mengingat seseorang. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, uji paired sample t-test dilakukan pada data pretest kelas eksperimen dengan posttest kelas eksperimen (makanan pedas level 30). Kemudian data pretest kelas kontrol dengan posttest kelas kontrol (makanan pedas level 15). Pengambilan keputusan berdasarkan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data terdapat perbedaan ratarata, namun jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan ratarata. Berikut hasil perhitungan statistik uji paired sample t-test:
29 Tabel Hasil Uji Paired Sample T-test Paired Differences 95% Confidence
Std.
Pair
Pretest
1
Eksperimen - Posttest
Std.
Interval of the
Sig.
Error
Difference
(2-
Mean
Deviation Mean
Lower Upper t
df tailed)
6,067
6,724
1,736
2,343
9,790
3,494 14 ,004
5,467
7,289
1,882
1,430
9,503
2,905 14 ,012
Eksperimen Pair
Pretest
2
Kontrol Posttest Kontrol
Pada tabel terlihat nilai signifikansi pada pasangan pertama (pretest eksperimen – posttest eksperimen) bernilai 0,004 dimana nilainya lebih kecil dibandingkan 0,05 (0.004 < 0,05),artinya terdapat perbedaan kemampuan mengingat subjek antara sebelum dan sesudah makan makanan pedas level 30. Pada pasangan kedua (pretest kontrol - posttest kontrol) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,012 dimana nilai tersebut lebih besar dibandingkan0,05 (0,012 > 0,05), sehinggatidak terdapat perbedaan kemampuan mengingat subjek antara sebelum dan sesudah makan makanan pedas level 15. b) Uji IndependentSample T-test Uji independentsample t-test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata antara dua sampel yang tidak berpasangan. Data yang diuji pada uji hipotesis adalah data gain score yang didapat dari pengurangan nilai posttest dengan nilai pretest pada dua kelompok data tersebut. Berikut hasil perhitungan uji independent sample t-test: Tabel Group Statistic
30
Gain_Score
Std.
Std. Error
Kelompok
N
Mean
Deviation
Mean
Eksperimen
15
-6,07
6,724
1,736
Kontrol
15
-5,47
7,289
1,882
Pada tabel di atas menunjukkan perbedaan nilai rata-rata antara gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai rata-rata gain score kelompok eksperimen yaitu -6,07 lebih rendah dibandingkan rata-rata gain score kelompok kontrol -5,47, artinya subjek pada kelompok kontrol memiliki skor tes daya ingat yang lebih tinggi dibandingkan kelompok eksperimen.
Tabel Independent Samples T-test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the
F
Sig. (2- Mean
Std. Error
Difference
tailed) Difference
Difference
Lower Upper
,816
-,600
2,560
-5,845 4,645
-,234 27,820 ,816
-,600
2,560
-5,846 4,646
Sig. T
df
Gain Equal variances ,060
,808 -,234 28
assumed Equal variances not assumed
Pada tabel terlihat hasil perhitungan adalah t = -0,234 p = 0,816 dimana nilai tersebut lebih besar dibandingkan 0,05 (0,816 > 0,05), artinya tidak ada perbedaan skor ingatan yang signifikan pada kelompok yang diberi makanan pedas level 30 (eksperimen) dan kelompok yang diberi makanan pedas level 15 (kontrol). Dengan
31 kata lain, perbedaan level kepedasan antara level 15 dan level 30 tidak terlalu mempengaruhi kemampuan mengingat. 4.3. Pembahasan Dari hasil perhitungan data uji hipotesis secara statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa nilai t = -0,234 p = 0,816 dimana nilai tersebut lebih besar dibandingkan 0,05 (0,816 > 0,05). Dari data tersebut maka Ha penelitian ini ditolak, yaitu tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap hasil tes daya ingat antara kelompok yang diberi makanan pedas level 30 dengan makanan pedas level 15. Meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan antara perbandingan hasil tes daya ingat kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, uji paired sample t-test menunjukkan adanya perbedaan kemampuan daya ingat yang signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah diberi makanan pedas level 30, yaitu dengan p = 0,004 < 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan kemampuan daya ingat yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi makanan pedas level 15 karena p = 0,012 > 0,05. Dari data ini dapat diambil kesimpulan bahwa makanan yang lebih pedas akan lebih mempengaruhi daya ingat.Selain itu nilai rata-rata gain score kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan rata-rata gain score kelompok kontrol yaitu -6,07 < -5,47. Dari data ini diketahui bahwa subjek pada kelompok kontrol memiliki skor tes daya ingat yang lebih tinggi dibandingkan kelompok eksperimen.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Makanan pedas adalah zat yang dimakan oleh makhluk hidup yang memberikan suatu rasa sedangkan Ingatan/ memori adalah penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya 2. Adanya reaksi yang dimunculkan oleh seorang individu ketika memakan makanan pedas inilah yang dapat menurunkan konsentrasi dari individu untuk menerima, menyimpan atau mengambilan informasi dari memori yang diakbiatkan oleh reaksi pedas yang dirasakan oleh individu tersebut berdasarkan adanya gangguan dari faktor individu itu sendiri yang mengakibatkan sulitnya dalam berkonsentrasi. 3. Dari hasil perhitungan data uji hipotesis secara statistik independent sample t-test menunjukkan bahwa nilai t = -0,234 p = 0,816 dimana nilai tersebut lebih besar dibandingkan 0,05 (0,816 > 0,05). Dari data tersebut maka Ha penelitian ini ditolak, yaitu tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap hasil tes daya ingat antara kelompok yang diberi makanan pedas level 30 dengan makanan pedas level 15. 4. ujipaired sample t-test menunjukkan adanya perbedaan kemampuan daya ingat yang signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah diberi makanan pedas level 30, yaitu dengan p = 0,004 < 0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan kemampuan daya ingat yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi makanan pedas level 15 karena p = 0,012 > 0,05. 5. makanan yang lebih pedas akan lebih mempengaruhi daya ingat.Selain itu nilai ratarata gain score kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan rata-rata gain score kelompok kontrol yaitu -6,07 < -5,47. Dari data ini diketahui bahwa subjek pada kelompok kontrol memiliki skor tes daya ingat yang lebih tinggi dibandingkan kelompok eksperimen. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas dapat menurunkan daya ingat, hindari makanan yang terlalu pedas agar dapat memelihara daya ingat tetap baik. 2. Dalam melakukan penelitian eksperimen, peneliti sebaiknya memperhatikan jarak waktu antara pemberian pretest dan posttest
32
dikedua kelompok eksperimen
33 sehingga perbedaan jarak waktunya tidak terlalu jauh Karena hal itu dapat mempengaruhi hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Aini, S. (2013). Pengaruh ingatan dan kemampuan berfikir kritis terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika di ma madani alauddin paopao kabupaten gowa. Jurnal Pendidikan Fisika,1 (1), 63-76. Creswell, J, W. (2012). Research Desain Pendekatan Kualitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Dharmawan, T. 2015. Musik Klasik dan Daya Ingat Jangka Pendek Pada Remaja.Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 03 (2), 370-382. Ghozali, I. (2013). AplikasiAnalisis Multiviat dengan Program SPSS (4th ed.). Jakarta: Universitas Diponegoro Prasetyo, W, & Saputra, A, S. (2017). Pengaruh senam otak terhadap daya ingat anak kelas v sekolah dasar,Jurnal AKPER William Boot, 1 (1),36-40. Priyanto& Duwi. (2009). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta: Elex Media Komputindo Rakhmat, Jalaluddin. (2007). Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan Contoh Analistik Statistik. Bandung: Rosdakarya. Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Seniati, L., Yuliyanto, A., & Setiadi, B, N. (2018). Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT Indeks Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Umainingsih, dkk. (2017). Penerapan model pembelajaran memori untuk meningkatkan daya ingat dan prestasi belajar matematika.Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 07 (2), 87-97. Zwagery, V, K, &Dewi, S, R. (2019). Pengaruh kebisingan terhadap daya ingat pada remaja. Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI, Hal.572-577.
34
LAMPIRAN
a. Tes Daya Ingat Soal Tes Memori Lembar Tes Daya Ingat Tipe A
A. Binatang
E. Peralatan Makan
I. Kota
1. Kuda
1. Sendok
1. Bandung
2. Sapi
2. Piring
2. Tasik
3. Ular
3. Garpu
3. Malang
4. Tikus
4. Mangkok
4. Palu
5. Lebah
5. Gelas
5. Medan
B. Buah-buahan
F. Bagian Tubuh
J. Warna
1. Mangga
1. Mata
1. Merah
2. Jambu
2. Tangan
2. Hijau
3. Pisang
3. Lutut
3. Biru
4. Apel
4. Leher
4. Putih
5. Salak
5. Kuku
5. Ungu
C. Bumbu Dapur
G. Negara di Dunia
1. Kencur
1. Brasil
2. Garam
2. Ceko
3. Jahe
3. Ghana
4. Lada
4. Denmark
5. Cengkeh
5. Iran
D. Pekerjaan
H. Sayuran
1. Dokter
1. Bayam
2. Supir
2. Kangkung
3. Guru
3. Caisim
4. Dosen
4. Waluh
5. Atlet
5. Lobak
35
Lembar Tes Daya Ingat Tipe B
A. Binatang
E. Peralatan Makan
I. Kota
1. Ular
1. Pisau
1. Garut
2. Burung
2. Cangkir
2. Jambi
3. Semut
3. Teko
3. Gresik
4. Kucing
4. Sumpit
4. Bali
5. Ikan
5. Serbet
5. Serang
B. Buah-buahan
F. Bagian Tubuh
J. Warna
1. Manggis
1. Hidung
1. Hitam
2. Kiwi
2. Jari
2. Coklat
3. Melon
3. Kaki
3. Kuning
4. Jeruk
4. Rambut
4. Abu
5. Ceri
5. Bahu
5. Nila
C. Bumbu Dapur
G. Negara di Dunia
1. Kunyit
1. Irak
2. Gula
2. Jerman
3. Pala
3. Kenya
4. Cabai
4. Laos
5. Bawang
5. Mesir
D. Pekerjaan
H. Sayuran
1. Jaksa
1. Pocai
2. Koki
2. Buncis
3. Hakim
3. Terong
4. Suster
4. Tauge
5. Buruh
5. Kucai
36
37
b. Tabel Hasil Perhitungan Statistik SPSS
Tabel Deskriptif Data Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Pretest Eksperimen
15
20
44
32,80
7,437
Posttest Eksperimen
15
7
39
26,73
8,844
Pretest Kontrol
15
28
46
36,53
5,604
Posttest Kontrol
15
13
40
31,07
7,285
Valid N (listwise)
15
Tabel Hasil Uji Normalitas Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Kelompok Hasil Tes
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Pretest Eksperimen
,133
15
,200
*
,959
15
,682
Posttest Eksperimen
,157
15
,200
*
,948
15
,490
Pretest Kontrol
,133
15
,200
*
,951
15
,534
Posttest Kontrol
,151
15
,200
*
,913
15
,153
Daya Ingat
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Tabel Hasil Uji Linearitas Test of Linearity Sum of Squares Pretest *
Between
(Combined)
Posttest
Groups
Linearity Deviation from Linearity
Within Groups Total
Df
Mean Square
F
Sig.
1016,500
17
59,794
2,375
,066
464,791
1
464,791
18,458
,001
551,709
16
34,482
1,369
,294
302,167
12
25,181
1318,667
29
Tabel Hasil Uji Homogenitas
38
Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Hasil Tes
Based on Mean
,414
1
28
,525
Daya Ingat
Based on Median
,236
1
28
,631
,236
1
26,121
,631
,291
1
28
,594
Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Tabel Hasil Uji Paired Sample T-test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest Eksperimen
32,80
15
7,437
1,920
Posttest Eksperimen
26,73
15
8,844
2,283
Pretest Kontrol
36,53
15
5,604
1,447
Posttest Kontrol
31,07
15
7,285
1,881
Paired Samples Correlations N Pair 1
Pretest Eksperimen & Posttest Eksperimen
Pair 2
Pretest Kontrol & Posttest Kontrol
Correlation
Sig.
15
,671
,006
15
,384
,158
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence
Mean Pair 1
Std.
Interval of the
Sig.
Std.
Error
Difference
(2-
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
tailed)
Pretest Eksperimen Posttest
6,067
6,724
1,736
2,343
9,790
3,494
14
,004
5,467
7,289
1,882
1,430
9,503
2,905
14
,012
Eksperimen Pair 2
Pretest Kontrol Posttest Kontrol
39
Tabel Hasil Uji Independent Sample T-test Group Statistics Kelompok Gain
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Eksperimen
15
-6,07
6,724
1,736
Kontrol
15
-5,47
7,289
1,882
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95%
F
Sig.
t
df
Std.
Confidence
Error
Interval of the Difference
Sig. (2-
Mean
Differe
tailed)
Difference
nce
Lower
Upper
Gain Equal variances
,060
,808
-,234
28
,816
-,600
2,560
-5,845
4,645
-,234 27,820
,816
-,600
2,560
-5,846
4,646
assumed Equal variances not assumed
40
c. Dokumentasi
41