Kelompok 4 Kimia Makalah Fenolik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Makalah PENGGOLONGAN JENIS-JENIS SENYAWA FENOLIK



KELOMPOK 4 NAMA : WILYN ANGGRAINI MOODUTO (1111419013) SYUHRIZAL YASANI ( 1111419005 ) HARIS LIPUTO ( 1111419030 ) MOH. FEBRIANTO (1111419022) ELPIAN I. PAKAYA (1111416003)



UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN BUDIDAYA PERAIRAN 2019



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………………………………. i DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 1 1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….... 1 1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………... 1 1.3 Tujuan……………………………………………………………………………. 1 1.4 Manfaat…………………………………………………………………………... 1 BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 2 2.1 Pengertian Senyawa Fenolik………………………………………………………2 2.2 Pembahasan……………………………………………………………………… 2 BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………. 12 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….12 3.2 Saran……………………………………………………………………………...12 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...13



KATA PENGANTAR Assalam’ualaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan tepat waktu. Shalawat serta salam kami curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatNya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuaan makalah dari mata kuliah KIMA DASAR dengan judul “PENGGOLONGAN JENIS-JENIS SENYAWA FENOLIK”. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.



Gorontalo 11 September 2019



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang di temukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik (Dwinata, dkk, 2016). Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandng 1(satu) jenis atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi jagat raya tersusun atas substansi-substansi yang bisa juga disebut dengan unsur. Singkatnya unsur adalah suatu bahan murni yang terdiri dari proton, neutron dan electron sebagai pembentuk unsur. Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa unsur kimia (Dwinata, dkk, 2016). Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan.Senyawa fenolik meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai ciri yang sama yaitu cincin aromatic yang mengandung satuatau dua subtituen hidroksil. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenolik alam yang terbesar 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang kami angkat dari makalah ini yaitu sebagai berikut : 1. Apa yang di maksud dengan senyawa fenolik 2. Senyawa apa saja yang termasuk dalam senyawa fenolik 1.3 Tujuan Adapun tujuan yang kami dapat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1.Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan senyawa fenolik 2. Untuk mengetahui senyawa apa saja yang termasuk dalam senyawa fenolik 1.4 Manfaat Adapun manfaat yang kami dapat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu senyawa fenolik 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui senyawa apa saja yang termasuk dalam senyawa fenolik



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pengertian senyawa fenolik Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak di temukan pada tumbuhan. Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dan gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksil lebih dari satu sehingga disebut polifenol. Pada senyawa fenolik terdapat jenis-jenis senyawa sebagai berikut : No



Nama Senyawa



Jenis



Area Pct



Senyawa 1 4H-Pyran-4-one, 2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl-



Fenolik



1.4869



5-Methyl-2-phenylindolizine



Fenolik



0.2937



2-Pentne,2,3-dimethyl-



Fenolik



0.2357



2-Methyl-5H-dibenz[b,f]azepine



Fenolik



0.2152



Thiazole, 5-ethoxy-



Fenolik



0.0831



Hydrazine, 1,2-dibutyl-



Fenolik



0.0271



2-Amino-6-chloropyridine N-oxide



Fenolik



0.0256



2-Methyl-5H-dibenz[b,f]azepine



Fenolik



0.0154



2,6-Nonadienal, (EE)-



Fenolik



0.0113



Hexan-2,4-dione,enol



Fenolik



0.0097



2-Furanmetanol, 5-methyl-



Fenolik



0.0034



2 3 4 5 6 7 8 9 10 11



Grafik Senyawa Fenolik :



Area Pct 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2



0



Fenolik Fenolik Fenolik Fenolik Fenolik Fenolik Fenolik Fenolik Fenolik Fenolik Fenolik



Area Pct 1.4869 0.2937 0.2357 0.2152 0.0831 0.0271 0.0256 0.0154 0.0113 0.0097 0.0034



2.2 Pembahasan 1. Kandungan Senyawa Fenolik Yang Terdapat Dalam Buah Dan Tumbuhan Senyawa fenolik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan sebagai respons terhadap stres lingkungan. Senyawa fenolik berfungsi sebagai pelindung terhadap sinar UV-B dan kematian sel untuk melindungi DNA dari dimerisasi dan kerusakan (LAI & LIM, 2011). Komponen pada senyawa ini diketahui memiliki peranan penting sebagai agen pencegah dan pengobatan beberapa gangguan penyakit seperti arteriosklerosis, disfungsi otak, diabetes dan kanker (Garg et al, 2016). Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid. Setiap tumbuhan umumnya mengandung satu atau lebih senyawa kelompok flavonoid dan memiliki komposisi kandungan flavonoid yang khas (Indrawati & Razimin, 2013). Flavonoid terdapat hampir di semua bagian tumbuhan, seperti daun, akar, kulit tepung sari, nektar, bunga, buah dan biji (Neldaati et al, 2013). Senyawa flavonid memiliki aktivitas antioksidan yang dapat



meningkatkan pertahanan diri dari penyakit yang di induksi oleh radikal bebas. Aktivitas antioksidan pada senyawa flavonoid diketahui memiliki potensi untuk mencegah terjadinya penumpukan lemak sehingga mampu mengatasi masalah obesitas yang menjadi penyebab penyakit DM (Anwar, et al. 2017). Selain itu senyawa flavonoid juga di ketahui dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung dan kanker (Ukoha et al.,2011). Adapun senyawa fenolik yang terdapat dalam buah dan tumbuhan antara lain : a. Kandungan fenolik, flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak daun paku laut (acrostichum aureum L). Fertil dan steril Paku laut (acrostichum aureum L) adalah satu-satunya tumbuhan paku dengan genus yang tumbuh dikawasan hutan mangrove. Tumbuhan ini tumbuh dengan baik dihabitat air payau (Lobo & Khrisnakumar, 2014). Paku laut terdistribusi secara luas diseluruh daerah tropis, diantaranya di Negara Brazil, Ekuador, Paraguay, India, Srilanka, Bangladesh dan Indonesia (Raja & Ravindranadh, 2014). Salah satu daerah dengan paku laut yang melimpah adalah kawasan hutan mangrove, Kulon Progo Yogyakarta. Selama ini, pemanfaaatan daun paku laut di daerah tersebut hanyalah sebagai pakan ternak. Di negara lain, daun paku laut telah di manfaatkan secara tradisional untuk menghentikan pendarahan, penghilang rasa sakit dan mengobati clowdy urine pada wanita (Raja & Ravindranadh, 2014). Kandungan glikosida, saponin, steroid dan fronds pada tanaman ini juga telah di gunakan sebagai painkiller dan mengobati penyakit perut (hossain et al.,2011). Lai dan lim(2011) juga menyebutkan bahwa daun paku laut termasuk dalam tumbuhan paku yang mengandung senyawa fenolik dengan kadar antioksidan dan total fenolik sedang. Daun paku laut dibedakan menjadi dua macam, yaitu daun fertil dan steril. Daun fertile berwarna agak lebih coklat dan pada bagian bawah dipenuhi sporangia (Ragavan et al., 2014). Daun paku laut fertil dan steril di koleksi dan dibagi menjadi empat sampel, yaitu



daun fertil, daun steril, spora,dan daun fertil yang telah di ambil sporanya. Khusus untuk spora paku laut, dipreparasi dengan cara mengerok daun fertil. b. Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Senyawa Fenolik Makroalga Coklat Sargassum sp. Alga laut diketahui banyak mengandung senyawa bahan alam yang bersifat bioaktif. Beberapa senyawa diantaranya memiliki efek “pharmaceutical”sekaligus berfungsi sebagai kosmetik, sehingga muncul istilah “cosmeceutical” arti dari istilah tersebut menunjukan karakter suatu produk yang berada pada kategori kosmetik dan obat (drugs) (agatonovickustrim et al., 2016). Ekstrak alga laut banyak digunakan untuk bahan perawatan kulit, karena dapat merangsang regenerasi kulit, mengurangi kerutan, mengurangi stres oksidatif dan meningkatkan sintesis kolagen (Fitton et al., 2016). Menurut Fitton et al (2016), sebuah perusahaaan bioteknologi asal Australia, Marinova telah mengembangkan senyawa bahan alam dari alga coklat Undaria pinnatifida dan fucus fesiculosus sebagai bahan kosmetik. Ekstra undaria pinnatifida (Fukoidan 89,6%, polifenol < 2%, karbohidrat netral 48,8%, sulfat 27,4%, kation 9%) terbukti bersifat skin protecting, sedangan ekstrak focus fesiculosus (fukoidan 58,6%, polifenol 33,7%, karbohidrat netral 43,7%, sulfat 10,1%, kation 3%) dapat mereduksi noda-noda penuaan meningkatkan kecerahan dan sebagai sekaligus pelembut kulit. Saragassum sp., merupakan salah satu alga coklat yang kaya bahan bioaktif, diantaranya: algina, fukoidan, fucoxantin, dan phlarotannin(senyawa fenlolk yang khas pada alga coklat). Senyawa-senyawa tersebut banyak di aplikasikan untuk produk kosmetik perawatan kulit, karena bisa berfungsi sebagai bahan pengemulsi (emulsifier), pemutih kulit (skin whitening) pencegah penuaan (anti agein), anti kerutan (anti-wrinkle), pencegahan alergi, maupun sebagai antioksidan.



Salah satu alga coklat, saragassum duplicatum merupakan salah satu jenis rumput laut cokelat dari Indonesia yang berpotensi sebagai antioksidan karena mengandung zat-zat aktif seperti fukoidan dan komponen fenolik (lim et al., 2002). Jenis komponen fenolik yang banyak dijumpai pada rumput laut coklat adalah pholotanin yang berkisar antara 0.74% sampai 5.06% (samee et al., 2009). Senyawa fenolik dari genus ini memiliki kepolaran medium (semi polar sampai polar). Senyawa fenolik sargassum sp. Lebih banyak larut dietanol disbanding etil asetat dan nheksana. Senyawa fenolik markoalga, termasuk alga coklat menunjukan beberapa bioaktif seperti antioksida, antiradical, antialergi, antiradang, dan anti radiasi UV (Berthon et. al., antioksidan bisa dilihat dari kemampuan senyawa tersebut sebagai penangkal radikal bebas (frree radical schavening).semakin tinggi persen inhibisi radikal bebas sintesis (DPPH). c. Kandungan Total Fenolik, Total Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan salah satu tanaman mempunyai khasiat meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah, menurunkan glukosa darah, dan sebagai anti bakteri. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) adalah salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk berbagai macam penyakit. Beberapa Penelitian melaporkan tentang khasiat mengkudu baik biji, buah, daun dan kulit akarnya antara lain sebagai antidislipidemia (Saf-ur et al., 2010), antioksidan (Brett et al., 2011), menyembuhkan luka akibat diabetes (Nayak et al., 2007), hepatoprotektor (Mian-Ying et al., 2008), menghambat aktivitas Angiotensin Converting Enzim (ACE) (Yamaguchi et al., 2002), analgetik (Basar et al., 2010), hipoglikemi (Kamiya et al., 2008), antiinflamasi dan kemopreventif kanker (Akihisa et al., 2007).



d. Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya Fraksi Fenolik Dari Limbah Tongkol Jagung (Zea Mays L.) Senyawa fenolik dapat berperan sebagai tabir surya untuk mencegah efek yang merugikan akibat radiasi UV pada kulit karena antioksidan sebagai fotoprotektif (Svobodova et al., 2003). Hal ini didukung oleh Panovska et al. (2005) yang mengungkapkan senyawa antioksidan merupakan suatu inhibitor yang digunakan untuk menghambat autooksidasi. Efek antioksidan senyawa fenolik dikarenakan sifat oksidasi yang berperan dalam menetralisasi radikal bebas. Pemanfaatan tongkol jagung masih sangat terbatas. Kebanyakan limbah tongkol jagung hanya digunakan untuk bahan tambahan makanan ternak, atau hanya digunakan sebagai bahan bakar setelah melalui proses pengeringan. Lumempouw et al. (2012a, 2012b) dalam penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa ekstrak tongkol jagung memiliki kandungan fenolik yang sejalan dengan nilai SPF. Selain itu Saleh et al. (2012) mengungkapkan bahwa senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak tongkol jagung memiliki kemampuan yang baik dalam menangkal radikal bebas yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil sehingga memungkinkan bermanfaat dalam memperlambat proses fotooksidasi akibat paparan sinar UV matahari. e. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Fenolik dari Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Untuk menentukan besarnya kandungan total fenolik kulit buah manggis digunakan persamaan kurva standar asam galat. Penggunaan asam galat sebagai standar dikarenakan senyawa ini sangat efektif untuk membentuk senyawa kompleks dengan reagen FolinCiocalteu, sehingga reaksi yang terjadi lebih sensitif dan intensif (Julkunen-Tiito dalam Kiay et al., 2011). Diketahui bahwa kandungan total fenol tertinggi dihasilkan oleh ekstrak dengan



pelarut metanol sampel kering (MK) sebesar 141,837 mg/kg, hal ini dapat dilihat dari perubahan warna dari warna kuning menjadi warna biru, dengan perbedaan warna yang semakin pekat dibandingkan dengan ekstrak lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa senyawasenyawa fenolik pada kulit buah manggis lebih larut pada pelarut methanol. Kandungan total fenolik dapat dihasilkan dari sejumlah molekul sederhana yaitu senyawa fenolik, sampai dengan molekul kompleks seperti tanin (tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi) (Robards et al., 1999). Senyawa-senyawa fenolik dilaporkan dapat bereaksi dengan senyawa oksigen reaktif, hal ini disebabkan satu atau dua gugus hidroksi pada cincin aromatik yang bisa berperan sebagai donor hidogren. f. Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) Dengan Variasi Tempat Tumbuh Secara Spektrofotometri Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) adalah tanaman yang berasal dari Asia dan Afrika. Menurut penelitian yang dilakukan Usoh dkk (2005) kelopak bunga Rosella memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 0,20 mg/ml. Senyawa fenolik pada kelopak bunga Rosella



terdiri



dari



anthocyanins



seperti



delphinidin-3-glucoside,



delphinidin-3



sambubioside, dan cyanidin-3-sambubioside, kandungan flavonoid seperti gossypetin, hibiscetin, dan glukosida lainnya (Sonia dkk, 2007). Mengingat pentingnya fungsi senyawa fenolik sebagai antioksidan, maka penelitian kadar fenolik total yang terkandung dalam tanaman Rosella dari berbagai tempat tumbuh perlu dilakukan. Dengan demikian pemanfaatan tanaman Rosella dapat lebih maksimal untuk dijadikan sebagai alternatif pengobatan herbal dalam penyembuhan berbagai macam penyakit. Dengan melihat kadar fenolik total yang terkandung dalam ekstrak Rosella maka dapat diperkirakan besar aktivitas antioksidannya.



g. Penetapan Kadar Fenolik dan Flavonoid Total Ekstrak Metanol Buah dan Daun Patikala (Etlingera elatior (Jack) R.M.SM) Patikala adalah tumbuhan yang tersebar cukup luas di Indonesia dan digunakan sebagai bahan obat. Tumbuhan ini di gunakan sebagai bahan pangan dan juga dapat digunakan untuk pengobatan (Antoro, 1995). Seperti antioksidan (Krismawati, 2007), larvasida (Raden et al., 2012), antibakteri (Valianty, 2002), dan antifungi (Hakim, 2009). Patikala merupakan tumbuhan yang multiguna. Dari rimpang sampai bunga, tumbuhan ini dapat digunakan. Secara tradisional bunga dan buah patikala dimanfaatkan sebagai penambah citarasa masakan seperti urab, dan pecel. Daunnya dapat dimasak sebagai sayur asam. Sedangkan batangnya digunakan pada beberapa jenis masakan yang mengandung daging (Naufalin, 2005). Tanaman tersebut memiliki banyak kandungan kimia, salah satunya adalah senyawa fenolik (Naufalin, 2005).



2. Fenolik dalam Kesehatan Manusia



Dalam beberapa tahun terakhir, buah-buahan dan sayuran menerima minat yang cukup besar tergantung pada jenis, jumlah, dan cara kerja dari komponen yang berbeda, yang disebut sebagai "phytochemical", karena peran mereka dalam pencegahan berbagai penyakit kronis termasuk kanker dan kanker. penyakit kardiovaskular. Tumbuhan merupakan sumber yang kaya akan mikronutrien makanan fungsional, serat dan fitokimia, seperti asam askorbat, karotenoid, dan senyawa fenolik, yang secara individu, atau dalam kombinasi, dapat bermanfaat bagi kesehatan karena mereka menunjukkan aktivitas antioksidan secara in vitro (T. Ozcan, et al 2014).



3. Komposisi senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan dari buah-buahan dari spesies



Rubus dan Prunus Asam fenolik dan lainnya yang mengandung antosianin, diisolasi dari buah Rubus (raspberry merah, blackberry) dan Prunus (ceri manis, ceri asam) untuk mempelajari fenol mereka konten oleh HPLC dan aktivitas antioksidan menggunakan tes DPPH. Raspberry dan blackberry dikarakterisasi oleh turunan katekin dan asam ellagic; asam dan ceri manis oleh asam fenolik. Semua buah memiliki kandungan antosianin yang relatif tinggi. Antosianin lebih banyak berkontribusi pada aktivitas antioksidan semua buah ( 90%) dibandingkan flavonol, flavan-3-ols dan asam fenolik ( 10%). Reaksi bifasik diamati antaraDPPH• radikaldan fenol, dengan laju pembersihan 'cepat' dan 'lambat' yang mungkin penting dalam aktivitas biologis buah-buahan ini. Ceri asam dan blackberry yang menonjol dengan kandungan fenol total tertinggi (1416 dan 1040 mg kg)1) juga memiliki aktivitas antioksidan terkuat (EC50 = 807 dan 672 g buah per gram DPPH) dan dapat dianggap sebagai sumber yang baik fenol diet (Martina Medvidović-Kosanovic et al, 2009).



4. Senyawa Fenolik: Antioksidan Alami, Manfaat Lain danPerspektif Masa Depan Cincin fenolikterikat dengan kelompok reaktif seperti hidroksil yang bereaksi dengan radikal bebas dari ROS. Sel-sel hewan dan tumbuhan menghasilkan ROS. Molekul-molekul ini memiliki peran penting dalam sel sebagai pensinyalan dan / atau homeostasis, tetapi ketika tingkat ROS meningkat, menyebabkan kerusakan toksisitas pada struktur sel dan penuaan sel yang cepat. Itulah sebabnya sel tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder ini sebagai mekanisme antioksidan, dan penggunaan makanan turunan tumbuhan dengan Polifenol dapat membantu menghindari proses oksidasi sel hewan yang disebabkan oleh beberapa penyakit atau kasih sayang. Juga, beberapa Polifenol yang telah diekstraksi dan diidentifikasi dari berbagai spesies tanaman telah terbukti memiliki fungsi antimikroba,



antijamur dan / atau antivirus. Semua manfaat ini dikaitkan dengan jenis biomolekul ini telah meningkatkan minat dalam studi Polifenol, terutama dalam makanan yang berasal dari tanaman atau spesies yang tumbuh di lingkungan yang merugikan yang memproduksi senyawa ini untuk bertahan hidup ( Celeste Vare et al, 2016).



5.Struktur Senyawa Fenolik



Senyawa fenolik mempunyai struktur yang khas, yaitu memiliki satu atau lebih gugus hidroksil yang terikat pada satu atau lebih cicin aromatik benzene. Ribuan senyawa fenolik di alam telah di ketahui strukturnya, antara lain fenolik sederhana, fenol propanoid dan lignan.  Fenolik sederhana Golongan senyawa-senyawa yang termasuk fenolik sederhana antara lain meliputi guaiakol, vanilli dan kresol.



Umumnya radikal fenoksi yang terbentuk dari senyawa golongan fenolik sederhana, mengalami pengkopelan pada posisi orto atau para terhadap gugus hidroksi fenolat.  Fenil Propanoit Merupakan senyawa fenol dialam yang mempunyai cincin aromatik dengan rantai samping terdiri dari tiga atom karbon. Golongan fenil propanoid yang paling tersebar luas adalah asam hidroksisinamat, yaitu suatu senyawa yang merupakan bangunan dasar lignin.



Empat macam asam hidroksi sinamat banyak terdapat dalam tumbuhan. Ke empat senyawa tersebut yaitu asam ferulat, sinapat, kafeat dan p-kumarat.



Radikal fenoksi dari senyawa ini umumnya mengalami pengkopelan dipoisi atom C 8, membentuk struktur dengan jembatan 8-8 (8-8 bridges).  Lignan Senyawa- senyawa golongan fenil propanoid membentuk suatu senyawa dimer dengan struktur lignan. Senyawa ligan memiliki struktur dasar (struktur induk) yang terdiri dari dua unit fenil propanoid yang tergabung melalui ikatan 8-8. Ikatan khas ini digunakan sebagai dasar penamaaan lignan.



BAB III PENUTUP 31. Kesimpulan Senyawa fenolik adalah senyawa yang banyak di temukan pada tumbuhan. Senyawa Fenolik memiliki cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dan gugus –gugus lain penyertanya. Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid. Buah dan tumbuhan yang mengandung senyawa fenolik adalah daun paku laut (acrostichum aureum ), alga laut, mengkudu (Morinda citrifolia), tongkol jagung (Zea Mays), buah manggis (Garcinia mangostana), Bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn), buah dan daun patikala (Etlingera elatior). Lai dan lim(2011) juga menyebutkan bahwa daun paku laut termasuk dalam tumbuhan paku yang mengandung senyawa fenolik dengan kadar antioksidan dan total fenolik sedang. Senyawa fenolik dapat berperan sebagai tabir surya untuk mencegah efek yang merugikan akibat radiasi UV pada kulit karena antioksidan sebagai fotoprotektif (Svobodova et al., 2003). . Ribuan senyawa fenolik di alam telah di ketahui strukturnya, antara lain fenolik sederhana, fenol propanoid, lignan, asam ferulat, dan etil ferulat. 32. Saran Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.



DAFTAR PUSTAKA



Novi Nur Fadiah Hanin, Rarastoeti Pratiwi, 2017. Kandungan fenolik, flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak daun paku laut (acrostichum aureum L). Fertil dan steril. Tropical Biodiversity and Biotechnology, Vol: 2 Halaman 1-6. Sri Sedjati, Suryono, Adi Santosa, Endang Supriyadi dan Ali Ridlo, 2017. Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Senyawa Fenolik Makroalga Coklat Sargassum sp. Vol: 2 halaman 117-123. Khoerul Anwar, Liling Tryasmono, 2016. Kandungan Total Fenolik, Total Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Vol :3 halaman 83-92. Injilia Wungkana, Edi Suryanto, Lidya Momuat, 2013. Aktivitas Antioksidan dan Tabir Surya Fraksi Fenolik Dari Limbah Tongkol Jagung (Zea Mays L.). Vol :2 Riza Alfian, Hari Susanti, 2012. Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol Kelopak Bunga Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) Dengan Variasi Tempat Tumbuh Secara Spektrofotometri. Vol 2 halaman 73-80. T. Ozcan, A. Akpinar-Bayizit, L. Yilmaz-Ersan, and B. Delikani, 2014 Fenolik dalam Kesehatan Manusia. Vol : 5. Martina Medvidović-Kosanovic, Marjian Seruga, 2009. Komposisi senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan dari buah-buahan dari spesies Rubus dan Prunus, Vol 3.