Kelompok 4 Pembibitan. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERENCANAAN PEMBIBITAN



Tanaman Kakao (theobroma cacao)



Disusun Oleh Agus Marsyad Panji 20721002 Aldi Wilandzoko 20721003 Doni Irfandi 20721012 Linda Wati 20721018 Rifky Latifatun Istiqomah 20721026



JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2021



i



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan judul Perencanaa Pembibitan Tanaman Kakao. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua sumber yang telah menjadi panduan kami dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini selalu bermanfaat bagi semua pihak.



ii



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii BAB I ............................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN........................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................................... 1 BAB II METODE PELAKSANAAN………………………………………………………... A.



BAB III ......................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4 3.1 Pembibitan tanaman kakao ................................................................................. 4 3.2 Survey .................................................................................................................. 4 3.3 Syarat lokasi pembukaan lahan .......................................................................... 4 3.4 pembukaan lahan ................................................................................................ 5 3.5 Pre-Nursery ......................................................................................................... 8 3.6 Pembibitan Main-Nursery 1 .............................................................................. 12 3.7 Time schedule pembibitan kakao ...................................................................... 27 3.8 Anggaran ........................................................................................................... 32 BAB IV ....................................................................................................................... 37 PENUTUP .................................................................................................................. 37 4.1 KESIMPULAN................................................................................................... 37 4.2 SARAN ............................................................................................................... 38 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 39



iii



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi pekebun. Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika selatan Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar. (Widya, 2008). Saat ini luas areal pengembangan kakao mencapai 1,6 juta hektar dengan produksi sekitar 593 ribu ton menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara produsen terbesar dunia (posisi ke-4) Salah satu usaha yang dapat dikelola untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas produksi kakao adalah dengan memperhatikan aspek dari budidaya tanaman kakao itu sendiri. Faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman kakao adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu dan tahapan dalam menggunakan teknik perbanyakan antara lain penyiapan benih tanaman, penyiapan tempat pembibitan, penyemaian, penyiapan media tanam, pemindahan kecambah dan pemeliharaan bibit.Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan kakao yang baik, Untuk itu, diperlukan perencanaan Time schedule, Pembiyaan Pembibitan Pre dan Main Nursery Kakao, yang disiapkan secara matang dan terperinci, supaya tanaman kakao dapat dimanfaatkan secara keseluruhan.



1



1.2Tujuan Adapun tujuan pembuatan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui proses perencanaan pembibitan tanaman kakao 2. Mempelajari proses dalam perencanaan produksi tanaman kakao di lapangan 3. Mengelola biaya dan menganalisis kegiatan pengelolaan pembibitan tanaman kakao.



2



BAB II METODE DAN PELAKSANAAN



1. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan kegiatan ini yaitu pada bulan november sampai desember pada hari Selasa,tgl 14 Desember 2021



2. Metode Pelaksanaan Metode pelaksanaan dalam pembuatan tugas ini yaitu menggunakan study pustaka yang berasal dari beberapa sumber dari buku dan internet.



3



BAB III PEMBAHASAN



1. Pemilihan Lokasi Pembibitan Untuk menghasilkan bibit tanaman kakao dengan kualitas yang baik antara lain Tahap Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi pembibitan perlu dilakukan bertujuan untuk menempatkan pembibitan pada lokasi yang sesuai agar dapat diperoleh/dihasilkan bibit yang berkualitas tinggi. Syarat pemilihan lokasi pembibitan pada tanaman kakao sebagai berikut : 1. Memilih lokasi dengan permukaan tanah yang rata didukung oleh tersedianya saluran draenase yang baik supaya tidak tergenang. 2. Dekat dengan sumber air yang cukup memadahi selama masa pembibitan. 3. Dekat dengan jalan serta lokasi penanaman untuk memudahkan dalam pemindahan dan pengangkutan ke lokasi tanam. 4. Menghindarkan lokasi pembibitan dari jangkauan ternak, semut dan hama lainnya yang mungkin timbul. 5. Jauh dari pohon kakao yang sudah terinfeksi oleh VSD, busuk buah dan kanker batang karena bibit kakao lebih mudah terinfeksi oleh VSD dibandingkan dengan pohoan yang tua.



2. Penetapan Kebutuhan Benih Benih unggul bermutu merupakan salah satu faktor utama dalam keberhasilan pengembangan kakao. Bahan tanam kakao dapat dikembangkan secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan secara generatif menggunakan bahan tanam berupa biji yang bersumber dari kebun benih yang telah diketahui tetuanya dan bersertifikat. Sedangkan vegetatif atau klonal dapat dilakukan dengan sambung pucuk, sambung samping, okulasi, setek dan kultur jaringan. Sumber dari bahan tanam klonal adalah entres yang berasal dari kebun entres yang telah ditetapkan. Kebutuhan benih di wilayah pengembangan kakao akan meningkat setiap tahunnya sehingga setiap wilayah tersebut diharapkan mempunyai kebun entres sendiri supaya menjamin ketersediaan dan distribusi benih unggul. Setiap daerah yang mempunyai kebun entres dan memenuhi syarat berdasarkan Kepmentan No 25/Kpts/KB.020/5/2017 bisa diajukan untuk dinilai dan ditetapkan. A. Sertifikasi benih kakao dalam bentuk biji a. Memenuhi syarat: - Semua syarat terpenuhi (kadar air, daya berkecambah dan kemurnian fisik) dan



4



diterbitkan Sertifikat Mutu Benih. - Sebelum benih diedarkan harus dilakukan pelabelan. b. Tidak memenuhi syarat : - Belum memenuhi syarat dan tidak dikeluarkan sertifikat. 3. Sertifikasi benih kakao dalam polibeg (seedling dan klonal). a. Memenuhi standar : - Semua syarat terpenuhi dan diterbitkan sertifikat mutu benih. - Sebelum benih diedarkan harus dilakukan pelabelan. b. Tidak memenuhi syarat : - Tidak memenuhi syarat dan tidak dikeluarkan sertifikat. Sertifikasi benih kakao dalam bentuk entres a. Memenuhi syarat : - Semua syarat terpenuhi dan diterbitkan sertifikat mutu benih. - Sebelum benih diedarkan harus dilakukan pelabelan. b. Tidak memenuhi standar : - Tidak memenuhi syarat dan tidak dikeluarkan sertifikat. 5. Sertifikasi benih kakao SE pasca aklimatisasi dan siap tanam a. Memenuhi syarat : - Semua syarat terpenuhi dan diterbitkan sertifikat mutu benih. - Sebelum benih diedarkan harus dilakukan pelabelan. b. Tidak memenuhi standar : - Tidak memenuhi syarat dan tidak dikeluarkan sertifikat. B. Kebutuhan Benih dalam Bentuk Biji Teknik perbanyakan generatif dilakukan dengan menggunakan biji ( seedling ). Benih yang sudah diterima harus segera berkecambah karena benih kakao tidak mengalami masa dormansi. Kebutuhan bibit kakao untuk luas tanam 1 ha dapat dihitung sebagai berikut: Cara penghitungan kebutuhan bibit : - Untuk jarak tanam 3 x 3 m dibutuhkan : 10.000 : 9 = 1.111 pohon/hektar ● persediaan sulaman 20 % = 20/100 x 1.111 pohon = 222 pohon ● jumlah tanaman yang dibutuhkan = 1.111 pohon + 222 pohon = 1.333 pohon - Untuk jarak tanam 4 x 2 m dibutuhkan : 10.000 : 8 = 1.250 pohon/hektar ● persediaan sulaman 20 % = 20/100 x 1.250 pohon = 250 pohon ● jumlah tanaman yang dibutuhkan = 1.250 pohon + 250 pohon = 1.500 pohon Cara perhitungan keutuhan benih Asumsi : Daya kecambah benih 90%,



5



Jumlah kecambah yang dapat ditanam di persemaian adalah 95%, Jumlah biji kakao yang dapat ditanam di kebun adalah 80%.  Jadi kebutuhan bibit kakao = 100 x 100 x100 = 1,46 b 90 95 80 b = Jumlah bibit yang dibutuhkan. Tanah Datar Kebutuhan benih adalah 1300 (b), sehingga kebutuhan benih kakao = 1,46 x1300 = 1898 dibulatkan menjadi 1900 butir. Tanah Miring Kebutuhan benih adalah 1200 (b), maka kebutuhan benih kakao = 1,46 x 1200 = 1752 dibulatkan menjadi 1800 butir. Contoh: - Persentase jumlah kecambah yang dapat dipindah = 95 % - Jumlah bibit yang dapat ditanam = 80 % - Kebutuhan benih = 100/90 x 100/95 x 100/80 x Y = 1,46 Y ( Y = jumlah bibit kakao yang dibutuhkan ) ● untuk jarak tanam 3 x 3 m = 1,46 x 1.333 butir = 1.946 butir ● untuk jarak tanam 4 x 2 m = 1,46 x 1.500 butir = 2.190 butir Untuk mendapatkan benih yang siap ditanam diperlukan beberapa tahapan pelaksanaan yaitu persiapan pembibitan, pelaksanaan pembibitan, pemeliharaan di pembibitan, pembuatan bedengan benih, penanaman dalam polibag, dan penyemaian. Keberhasilan dalam budidaya tanaman kakao tidak terlepas dari pemilihan bahan tanam yang diberlakukan sejak awal sebelum menanam. Pemilihan klon-klon unggul merupakan persyaratan yang harus dipenuhi. Klon-klon unggul antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1) Mempunyai daya hasil per satuan luas yang tinggi(kg/ha) 2) Mempunyai berat biji kering yang mentes ( g/biji ) 3) Mempunyai ketahanan terhadap hama dan penyakit utama tanaman kakao hama Helopeltis spp. Dan penyakit busuk buah yang disebabkan jamur



3 . Bedengan & naungan kakao



Penyiapan tempat pembibitan kakao Sesudah bahan tanam atau benih siap, langkah setelah itu dalam bagian pembibitan kakao yaitu penyiapan bedengan serta naungan. Bedengan serta naungan baiknya di buat ditempat yang penuhi prasyarat tempat pembibitan yang baik yaitu dekat dengan sumber air, tempatnya datar serta rata, dekat dari jangkauan, serta aman dari beragam masalah.



6



Bedengan persemaian di buat dengan ukuran lebar 1, 2 mtr. serta panjang optimal 10 mtr. dengan arah membujur utara-selatan. Tanah untuk bedengan itu lalu dibikin bersih dari gulma serta sisa-sisa perakaran. Tanah dicangkul sedalam 30 cm untuk lalu digemburkan, dihaluskan, serta diratakan. Pada susunan tanah yang telah rata ini lalu ditambahkan pasir setebal 5 cm. Pemakaian pasir ditujukan supaya akar kecambah kakao lebih gampang dicabut waktu perpindahan ke polibag. Supaya pasir tak longsor, pinggir bedengan mesti di beri dinding penahan berbentuk papan kayu, bambu, atau batu bata. Bedengan dilengkapi dengan naungan untuk menghidarkan semaian dari teriknya cahaya matahari atau tetesan air hujan dengan cara segera. Naungan di buat dari daun kelapa, daun tebu, atau dari anyaman daun alang-alang. Naungan di buat dengan tinggi tiang samping timur 1, 5 mtr. serta di samping barat 1, 2 mtr..



Penyemaian benih Sesudah benih serta bedengan persemaian siap, bagian pembibitan setelah itu yaitu lakukan penyemaian benih. Benih-benih kakao yang bakal disemai terlebih dulu di rendam dalam larutan formalin 2, 5% sepanjang 10 menit supaya jamur tak tumbuh. Benih lalu ditempatkan di susunan pasir dengan posisi sisi yang rata menghadap ke bawah. Benih ditekan ke susunan pasir hingga kurang lebih sepertiga sisi benih tenggelam dalam media pasir. Benih disemai dengan cara berjajar dengan jarak 2, 5 x 5 cm. Sesudah benih usai disemai, bedengan lalu disiram dengan air untuk lalu ditutup dengan daun alang-alang kering yang telah di celupkan ke larutan fungisida. Semaian benih disiram tiap-tiap untuk serta sore serta sesudah 4-5 hari di persemaian, benih kakao bakal mulai berkecambah serta mesti selekasnya dipindahkan ke pembibitan polibag. Pembelian benih Untuk penyediaan bahan tanam dari kebun produksi, tanaman induk yang akan digunakan sebagai sumber benih harus memenuhi persyaratan antara lain kondisi tanaman sehat dan kuat, memiliki produktivitas tinggi, serta berumur antara 12 – 18 tahun. Bila kita tidak memiliki sumber tanaman untuk pembibitan kakao, benih bisa didapatkan dengan membeli kepada sumber yang terpercaya. Harga satu butir Rp. 300 – 500 rupiah tergantung jenis klonnya.



7



Penyiapan media tanam Sesudah benih kakao berkecambah, benih mesti selekasnya dipindahkan ke polibag. Polibag yang dipakai yaitu polibag yang memiliki ukuran 20 cm x 30 cm dengan tidak tipis 0, 08 mm. Polibag itu lalu berisi media tanam berbentuk kombinasi tanah top soil, pupuk kandang, serta pasir yang sudah diayak dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Pengisian media tanam dikerjakan sampai 1-2 cm dari pinggir batas atas polibag. Polibag-polibag yang telah terisi media tanam lalu disusun dibawah naungan yang telah disediakan. Naungan pembibitan polibag sama dengan naungan persemaian. Polibag disusun dengan pola segitiga sama segi dengan jarak 60 x 60 x 60 cm. Polibag yang telah tersusun rapi lalu disiram air sampai jemu. 3.5 Pre-Nursery



Pembibitan pada pre-nursery adalah pembibitan yang dilakukan pada polibag kecil pada saat tanaman berumur umur satu sampai tiga bulan.Perbanyakan generatif adalah teknik memperbanyak tanaman dengan menggunakan biji. Sedangkan perbanyakan vegetatif biasanya menggunakan setek, okulasi, cangkok atau kultur jaringan. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan perbanyakan generatif dibanding vegetatif.



1) Bedengan



Bedengan persemaian dibuat dengan ukuran lebar 1,2 meter dan panjang maksimal 10 meter dengan arah membujur utara-selatan. Tanah untuk bedengan tersebut kemudian dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa perakaran. Tanah dicangkul sedalam 30 cm untuk kemudian digemburkan, dihaluskan, dan diratakan. 1. Bedengan persemaian Ukuran bedengan yaitu 1,2 m x 10 m , tanah dicangkul sedalam 30 cm untuk digemburkan. Kemudian tambahkan pasir di atas



8



bedengan sedalam 5 cm.



2. Naungan Dibuat dari daun kelapa, daun tebu dan anyaman daun alangalang. Naungan dibuat dengan tinggi tiang sebelah timur 1,5 meter dan di sebelah barat 1,2 meter.



Bedengan I •



Daya kecambah



= 98%







Seleksi I



= 99,5 %



9







Hama dan penyakit







Bibit pindah ke main nursery = 95 %







Seleksi II



= 97 %







Hama dan penyakit



= 98,4 %



= 97,5 %



𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛



Populasi 1 ha =



𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚



= =



10.000 𝑚2 4𝑚𝑥2𝑚 10.000 𝑚2 8



= 1.250 tanaman / ha Fc =



100 98



100



100



x 99,5 x 97,5 x



100 95



x



100 97



100



x 98,4



= 1,02 x 1,01 x 1,02 x 1,05 x 1,03 x 1, = 1,15 Kb = fc x populasi 1 ha x luas lahan = 1,15 x 1.250 x 1.655 ha = 2.379.062 benih 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛



Jumlah benih / bedengan = 𝑗𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 1,2 𝑚 𝑥 10 𝑚



= 3 𝑐𝑚 𝑥 5 𝑐𝑚 =



12 𝑚 2 0,003 𝑚 𝑥 0,005 𝑚 12 𝑚 2



= 0,0015 𝑚2 = 8.000 benih/bedengan Kebutuhan bedengan = =



𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑝𝑟𝑒 𝑛𝑢𝑟𝑠𝑒𝑟𝑦 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ/𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛



2.379.062



8.000



= 297 bedengan = 30 blok



Luas blok Lebar = (1,2x5) + (0,5x4) + 1 + 1 = 10 m



10



Panjang = (10x2) + 0,5 + 1 + 1 = 22,5 m Luas blok = P x L = 22,5 m x 10 m = 225 m2 Luas lahan pembibitan pre nursery = 30 x luas blok = 30 x 225 m2 =



6.750 m2



=0,7Ha



2) Penyemaian Benih



Benih disemai langsung kedalam polybag yang telah diisi media. Media terlebih dahulu disiram dengan air dan membuat lubang dengan sepotong kayu, benih kakao ditanam dalam lubang dengan posisi bagian bakal akar menghadap kebawah. Setelah benih ditanam,bedeng-bedeng semai disungkup dengan plastic transparan, dengan maksud umtuk menjaga tingkap kelembapan dan agar media tetap basah.



1) Pemeliharaan benih •



Diutamakan pada lokasi yang memiliki potensi pengembangan produksi benih







Jenis benih yang dikembangkan adalah benih dari varietas unggul yang sesuai dengan agroklimat setempat/wilayah pengembangan.







Penyiraman.



11



2) Pemindahan kecambah



Setelah 4-5 hari di persemaian, benih-benih kakao sudah mulai berkecambah. Benih-benih ini harus segera dipindahkan ke polibag yang sudah disiapkan. Dalam kegiatan ini, seleksi terhadap kecambah perlu dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas. Kecambah-kecambah yang akarnya bengkok, pertumbuhannya lambat, dan kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 14 hari harus dipisahkan.



Pemindahan kecambah dilakukan dengan hati-hati agar akar tunggang tidak putus. Pengambilan kecambah dilakukan menggunakan bantuan solet bambu. Kecambah yang telah diambil kemudian ditanam dalam media tanam di polibag yang sudah dilubangi sedalam jari telunjuk. Akar tunggang kecambah sebisa mungkin diusahakan agar dapat berdiri lurus dalam lubang tersebut. Selanjutnya lubang ditutup dengan media untuk kemudian dibiarkan hingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. 3) Pembibitan Main-Nursery 1 1) Penyiapan media tanam



Bahan tanam berupa biji dapat diperoleh dari kebun produksi atau dengan pembelian ke sumber benih terpercaya. Biji yang digunakan sebagai benih terletak pada bagian poros atau tengah-tengah buah. Dalam satu buah umumnya hanya digunakan 20-25 biji saja. Media tanam bibit kakao terdiri atas campuran tanah (tanah kebun yang subur dan pupuk kandang), pupuk kandang, dan pasir (1:1:1). Media tanam diayak terlebih dahulu agar seragam kemudian dicampurkan secara merata. Lalu di tempatkan pada



12



polybag berukuan 20cm x 30cm atau 15cm x 20cm, tergantung bibit siap tanam.



2) grafting



Setelah dilakukan pemeliharaan bibit, maka bibit akan tumbuh seperti batang bawah dan entres untuk di lakukan sambung atau grafting. Grafting dilakukan dengan cara bibit batang bawah dipoong pada ketinggian 20 – 25 cm dengan menyisakan minimal 2 daun. Batang bawah dibelah dari atas ke bawah sepanjang 4 - 5 cm. Sementara itu, entres batang atas di potong 2 - 4 ruas dengan panjang sekitar 9 cm. Diameter entres di usahakan sama dengan batang bawah. Entres disayat membentuk huruf V dengan bidang sayat yang sama rata. Selanjutnya, entres di masukkan ke dalam celah batang bawah yang telah disiapkan dan di ikat dengan kantong plastik dan diikat erat.



Dilakukan pengamatan dari hasil sambungan setiap hari hingga tiga minggu untuk memastikan penyambungan berhasil. Ditandai dengan entres batang atas masih segar dan mulai bertunas. Kemudian, sungkup plastik dibuka agar tunas yang tumbuh dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan luar, sungkup plastiknya dibiarkan utuh dan talinya bisa dibuka. Setelah 3 minggu dari saat pengamatan, tali sambungannya di buka dan di pilih serta di pelihara. Kriteria bibt kakao sambugan yang siap tanam didasarkan pada parameter tingkat pertumbuhan antara lain tinggi batang, jumlah daun, dan diameter batang bibit. Bedengan II Ukuran polybag = 20 cm x 30 cm K.Polybag = 2 x 20 cm = 40 cm



13



K. lingkaran = 2𝜋𝑟 40 = 2 x 3,14 x r 40 = 6,28 x r R



= 40/6,28 = 6,36 cm



Luas lingkaran polybag = 𝜋𝑟 2 = 3,14 x 6,262 = 127 cm2 Populasi/ bedengan =



𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛



=



12 𝑚 2 0,0127 𝑚 2



Kebutuhan bedengan = =



= 945 bibit/ bedengan



𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑏𝑖𝑡/𝑏𝑒𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 2.379.062



945



=2.517 bedengan



=2.517 : 10 = 252 blok Jumlah seluruh bibit di main = 945 x 2.517 bedengan =2.378.565 bibit Luas blok = 252 blok x 225 m2 = 56.700 m2 = 5.7 ha



3.6 Pembibitan main nursery II



Luas lahan pembibitan main nursery II populasi =



𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑜𝑙𝑦𝑏𝑎𝑔



2.378.565 =



𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 8 𝑥 0,0127 𝑚2



Luas lahan = 2.378.565 x 0,1016 = 241.662 m2 = 24ha



14



4.Pemindahan benih kakao Setelah 4-5 hari di persemaian, benih-benih kakao sudah mulai berkecambah. Benihbenih ini harus segera dipindahkan ke polibag yang sudah disiapkan. Dalam kegiatan ini, seleksi terhadap kecambah perlu dilakukan untuk mendapatkan bibit yang berkualitas. Kecambah-kecambah yang akarnya bengkok, pertumbuhannya lambat, dan kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 14 hari harus dipisahkan.Pemindahan kecambah dilakukan dengan hati-hati agar akar tunggang tidak putus. Pengambilan kecambah dilakukan menggunakan bantuan solet bambu. Kecambah yang telah diambil kemudian ditanam dalam media tanam di polibag yang sudah dilubangi sedalam jari telunjuk. Akar tunggang kecambah sebisa mungkin diusahakan agar dapat berdiri lurus dalam lubang tersebut. Selanjutnya lubang ditutup dengan media untuk kemudian dibiarkan hingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.



5. Persiapan Lahan Penanaman Kakao, Theobroma cacao



15



Cacao Agroforestry Tahapan untuk Persiapan Areal Penanaman Kakao - Theobroma cacao meliputi beberapa tahapan : A.Pemetaan Area Lahan Tanaman Agroforestry B. Pelaksanaan Land Clearing Rencana Areal Tanaman Kakao C. Pemancangan dan pembuatan teras untuk Areal dengan Kemiringan > 15º D. Persiapan Lahan Tanaman Kakao secara Kimia E. Pembuatan Jaringan Jalan Pada Areal Tanaman Kakao 6.Pemeliharaan



1) Penyiraman



Dilakukan satu kali sehari pada pagi hari. Apabila kondisi kemarau dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan siang hari.dan jika pada musim penghujan tidak perlu di lakukan penyiraman



2) Penyiangan gulma



16



Penyiangan dilakukan secara manual pada kurun waktu 1-2 kali dalam seminggu



3) Pemupukan



Pemupukan benih kakau dengan pupuk urean/ZA dosis 2 gr per bibit dan di berikan dengan jarak 3cm dari batang lalu disiram dengan air



4) pengendalian hama penyakit



Yang biasa dilakukan dengan deltamitrin (decis 2,5 EC), sihalotrin (matador 25 EC),dan sipermetrin (sherphard 50 EC) dengan dosis yang setara seperti ditabelnya, dan pemberian fungisidadi gunakan untuk prefentif terhadap penyakit dan penyerangan bibit kakao. Seperti jamur Phytopthora palmivora dan Cercospora sp. Dengan konsentrat formulasi 0,3%.



7. Pemetaan lahan tanaman Kakao 1. Lahan untuk pembangunan tanaman kakao dilakukan pemetaan terlebih dahulu oleh bagian Perencanaan dan Survey. 2. Areal yang sudah disurvey team selanjutnya dilaksanaan Blocking oleh Perencanaan . 3. Persiapan dan Pengolahan lahan atau Land Clearing dilakukan oleh bagian Land Clearing. 4. Lahan yang sudah dilakukan LC akan dilakukan pelaksanaan Hand Over Area dari Bagian Land Clearing ke Tanaman



17



Agroforestry dilakukan setelah lahan dinyatakan sesuai standart untuk penanaman Kakao.



Pemetaan Area Lahan Tanaman Agroforestry



8. Pelaksanaan Land Clearing Rencana Areal Tanaman Kakao 1) Pembukaan lahan hutan dan belukar 2) Merintis, Babat Pendahuluan dan Mengimas i) Semak dan pohon kecil diameter sampai dengan 10 cm ditebas dan ditebang di sepanjang perbatasan areal yang akan dibuka. ii) Tinggi tebasan diperkenankan sampai ketinggian 20 cm dari permukaan tanah dan tidak lancip. iii) Memotong anak kayu harus serapat dan serendah mungkin dengan permukaan tanah. iv) Alat yang biasa digunakan umumnya parang dan kampak v) Areal yang tidak boleh dilakukan pekerjaan ini adalah areal 50 m dari sungai kecil dan 100 m dari sungai besar (riparian reserve) vi) Pelaksanaan imas bertujuan untuk : •



Safety bagi operator chainsaw







Memudahkan akses ke dalam area tebang







Pemanfaatan kayu lebih optima 18







Memudahkan pengontrolan areal kerja (sisa kayu & tinggi tunggul)







Hasil spreading akan lebih merata.



vii) Bila penarikan kayu memakai Skidder (khusus areal darat) potongan imas yang tinggi dan tajam dapat merusak ban alat tersebut. viii) Setelah dibuat rintisan, dilakukan pengukuran dan penetuan batas areal yang akan dibuka.



3) Menumbang i) Pohon-pohon yang berukuran relatif besar dengan diameter > 10 cm dengan menggunakan chain saw. ii) Pembuatan takik rebah adalah pekerjaan membuat keratan pada kayu yang berfungsi untuk mengarahkan arah rebah pohon. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah membuat keratan pada batang bersudut 30º dengan menggunakan chainsaw, untuk potongan sejajar tanah harus rata dengan permukaan tanah. Semua pohon rebahnya diarahkan kerencana jalur sarad. iii) Pemotongan takik balas adalah pekerjaan menumbangkan kayu dengan cara memotong kayu tepat diposisi takik balas. Ruang lingkup pekerjaan ini adalah melakukan pemotongan pohon 3 cm diatas takik rebah untuk pohon berdiameter dibawah 29 cm dengan menggunakan chainsaw. Dalam melakukan pemotongan takik balas tidak dibenarkan sampai putus bertemu takik rebah karena hal ini menyebabkan susahnya bisa mengendalikan kecepatan dan arah rebah pohon. Penebangan yang benar selalu meninggalkan engsel bekas tebangan pada tunggul tinggal. iv)



Kriteria menumbang •



Memotong kayu yang diameternya dengan enggunakan chainsaw.







Diameter kayu > 10 – 15 cm dipotong serapat mungkin dengan permukaan tanah







Diameter kayu > 15 – 30 cm dipotong maksimum 25 cm dari permukaan tanah







Diameter kayu > 30 – 75 cm dipotong maksimum 50 cm dari permukaan tanah



lebih



dari



10



cm



19







Diameter kayu >75 – 150 cm dipotong maksimum 100 cm dari permukaan tanah







Diameter >150 cm dipotong pada batas akar penguat dengan batang utama







Hasil tumbangan tidak boleh melintang diatas alur air (sungai) ataupun jalan







Pohon yang sudah mati tegak tidak penumbangan sampai dilakukan perun mekanis



perlu



dilakukan



4) Merencek i) Pohon-pohon yang sudah tumbang dipotong-potong sesuai ukuran dan dicincang untuk memudahkan pengangkutan. ii) Pohon yang tumbang dipotong mulai dari batang utama, cabang, dahan dan ranting menjadi potongan lebih kecil sehingga memudahkan perumpukan. 5) Membersihkan Jalur Tanam i) Hasil rencekan ditempatkan diantara jalur tanaman, dengan jarak 1m di sebelah kiri dan kanan pancang, sehingga diperoleh jalur selebar 2 meter yang bebas dari kayu/ranting. 6) Merumpuk (stacking) dan pembuatan Wash Bunds pada areal < 80 i) Pekerjaan merumpuk (stacking) dilakukan dengan cara mekanis menggunakan Dozer atau Excavator pada areal yang sudah dilakukan imas tumbang. ii) Rumpukan diletakan pada gawangan (jarak 6 m) dengan lebar rumpukan maksimal 3 m dan tinggi rumpukan maksimal 1,5 m. memutus jalur stacking setiap 30 m selebar 2 m untuk menghubungkan antar barisan. iii) Awal stacking dilakukan 3m dari pinggir jalan/batas blok iv) Proses perumpukan tidak boleh menggusur lapisan tanah top soil, dan tidak boleh terikut atau ditaruh didalam rumpukan. v) Lahan tempat barisan tanaman karet harus bebas dari (tunggul)/ sisa kayu tebangan ( kayu berdiri / antena ) baik diameter kecil maupun besar. Kayu tebangan diangkut keluar areal.



20



vi) Semua tunggul kayu bekas tebangan harus dibongkar sehingga tidak ada tunggul yang tersisa didalam jalur tanaman kecuali untuk tunggul yang berukuran diameter lebih dari > 80 cm vii) Pola rumpukan (stacking) tergantung populasi kayu (kerapatan kayu dan ukuran kayu) yang ada dan diputuskan sesuai ketentuan management kebun (koordinasi di lapangan). viii) Jalur sampah disusun dengan jarak antara jalur sampah adalah 18 meter dan tetap mengacu pada jalur sampah yang memotong kontur / jalur sampah yang terdekat dan atau di buang pada lebung alur sungai. ix) Untuk kondisi tertentu sesuai persetujuan, proses persiapan lahan dapat dilanjutkan dengan proses pembajakan, penggaruan (ripping) dan ayap akar (membersihkan akarakar yang masih tertinggal).



7) Merumpuk (stacking) pada areal datar agak miring dengan kemiringan 80 sampai dengan 15º i) Pada tahap pertama pemancangan untuk areal berbukit tentukan daerah tertinggi yang mewakili areal sebagai titik pusat.,



22



Pemancangan dan pembuatan teras untuk Areal dengan Kemiringan > 15º



ii) Dari titik pusat ditentukan pancang kepala dengan jarak 6 meter atau sesuai dengan jarak tanam dan dibuat dari atas ke bawah. iii) Pada areal berbukit dengan kemiringan ≥ 150 harus dibuat teras bersambung/teras kontur iv) Sebelum areal diteras, areal harus sudah diimas tumbang dan dibuat jalan kontur terlebih dahulu. v) Pemancangan dilakukan setelah terlebih dahulu dibuat pancang kepala pada areal yang kemiringannya mewakili rata-rata dari areal tersebut, dan selanjutnya dibuat pancang anakan sebagai titik tanam. vi) Pada saat pemancangan perlu diperhatikan apabila jarak antar jalur horizontal antar calon teras dengan jalur pancang calon teras diatasnya < 4,5 m, maka pemancangan dihentikan dan pemancangan dimulai kembali dari jalur yang baru. vii) Sebaliknya apabila jarak horizontal > 8 m, maka harus dibuat anak teras yang jaraknya dan panjang teras disesuaikan dg kondisi jarak teras yang ada (jarak teras berkisar 3 – 6 m). viii) Pembuatan teras kontur dimulai dari bagian atas yang dilanjutkan ke pembuatan teras bagian bawahnya. IX) Lebar teras 4 m dengan posisi bentuk teras miring ke arah dinding teras/tebing dengan membentuk sudut berkisar 150.



9. Persiapan Lahan Tanaman Kakao secara Kimia i) Persiapan lahan dilakukan dengan penyemprotan herbisida ii) Penyemprotan dilaksanakan 3 kali rotasi dengan kombinasi herbisida kontak dan sistemik.



23



Persiapan Lahan Tanaman Kakao secara Kimia



iii) Tata cara pelaksanaan penyemprotan : · Sebelum penyemprotan dilakukan kalibrasi untuk : Ø Lebar semprotan Ø Tinggi nozzle dari tanah Ø Kecepatan jalan Ø Luas yang disemprot Ø Lama penyemprotan ·



Nozel yang digunakan adalah VLV 200, VLV 100 atau nozel merah



·



Untuk kelancaran pekerjaan air pelarut harus bebas dari lumpur dan sampah



·



Regu semprot terdiri dari :



Ø Regu penyemprot Ø Regu pelangsir Ø Regu pencampur Herbisida yang dipergunakan adalah jenis Glyfosat dan Paraquat dengan dosis sesuai vegetasi awal dan disarankan untuk Glyfosat 5 liter per ha dan Paraquat 3 liter per ha. Pada Areal tertentu dengan dominasi Pakis, disarankan menggunakan aplikasi Paraquat dan Metilmesulfuron. 24



Saat aplikasi Herbisida pergunakan APD yang benar



10. Pembuatan Jaringan Jalan Pada Areal Tanaman Kakao i) Bersamaan dengan persiapan lahan Kakao juga dibangun jaringan jalan yang membatasi petak. ii) Seluruh ruas jalan harus dibentuk cembung atau berbentuk punggung kura-kura dan dipadatkan dengan compactor dan bebas naungan. iii) Pengerasan dapat disempurnakan pada masa TBM atau Tanaman Belum Menghasilkan



25



Pembuatan Jaringan Jalan Pada Areal Tanaman Kakao



26



12.Time schedule pembibitan kakao No Rencana kegiatan



1



Januari Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des B o b o t 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 3 4 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3



Jan



Feb



4 1 2 3 4 1 2 3 4



Survey lahan -



Survey lokasi 1 , 9 2 %



2



Pembukaan lahan -



-



merintis, babat dan mengimas



3 , 8 4 %



Menumbang 3 , 8 4 %



-



Merencek 3 , 8 4



27



% -



Membersihkan areal 3 , 8 4 %



-



Merumpuk 1 , 9 2 %



3



Persiapan lahan secara kimia 1 , 9 2 %



4



Pembelian benih 1 , 9 2 %



5



Pembibitan pre nursery -



-



Penyiapan tempat pembibitan



3 , 8 4 %



Penyemaian benih 3 , 8 4



28



% -



Penyiraman 1 5 , 3 8 %



-



Seleksi kecambah 3 , 8 4 %



6



Pembibitan Main Nursery I -



Penyiapan media tanam 1 , 9 2 %



-



Pemindahan kecambah 1 , 9 2 %



-



Pemeliharaan bibit ➢



Penyiraman







Penyiangan



1 5 , 3 8 % 3 ,



29



8 4 % ➢



Pemupukan 3 , 8 4 %







-



Pengendalian hama dan penyakit



1 5 , 3 8 %



Seleksi bibit 1 , 9 2 %



7.



Pembibitan main nursery II -



Sambung (grafting) 3 , 8 4 %



-



Pemeliharaan ➢



Penyiraman 5 9 , 6



30



% ➢



Penyiangan 1 3 , 4 %











-



8.



Pemupukan



Pengendalian hama dan penyakit



Seleksi main nursery



Bibit siap salur



2 1 , 1 5 % 2 3 , 0 7 % 1 , 9 2 % 1 , 9 2 %



31



13. Anggaran N o



HK/ Ha



Jmlh



1 ha



1



1



merinti s, babat dan mengi mas



1 ha



12



2.



Merencek



1 ha



4.



Membersi hkan areal



5 6.



I -



II 1



Kegiat an



Luas/ Vol



Harga (Rp)



Jmlh (Rp)



Survey lokasi



100.00 0



100.00 0



12



65.000



780.00 0



12



12



65.000



1 ha



12



12



65.000



780.00 0 780.00 0



Merumpu k



1 ha



6



6



65.000



Persiapan lahan secara kimia



1 ha



6



6



65.000



390.00 0 390.00 0



Alat Bahan Total F(buah Harg Jmlh ) a (Rp) (Rp) SURVEY LAHAN PEMBIBITAN GPS 1 1.000. 1.000.00 1.100.000 000 0 Patok 4 50.00 200.000 200.000 0 PEMBUKAAN LAHAN Sabit 25 30.00 750.000 1.530.000 0



Ket



Jenis



Golok



25



Excav ator



1



35.00 0 150.0 00/ jam



875.000



1.421.000



150.000



930.000



390.000 Herbi sida glyfos at



2L/ 1 ha



450.0 00/lite r



900.000



1.290.000



32



7 II I 1



Pembelia n benih



1 ha



1



Penyiap an tempat pembibi tan



1 ha



6



1



6



65.000



65.000



benih



2.379. 300/b 713.718. 713.783.600 062 utir 600 PEMBIBITAN PRE NURSERY



65.000



390.00 0



Bamb u



203x4 =812 bamb u



5000



4.060.00 0



5



50.00 0



250.000



4.700.000



Atap naung an Cangk ul 2



Penyemai an benih



1 ha



12



12



65.000



3



Pemelih araan benih



1 ha



12



12



65.000



780.00 0 780.00 0



780.000 kepala Gemb or



5



selang 5 rol 4. I V 1



Seleksi kecamb ah



1 ha



6



6



65.000



50.00 0



250.000



500.0 00



2.500.00 0



390.00 0



3.500.000



390.000 PEMBIBITAN MAIN NURSERY I



Penyiapa n media tanam



24 ha



6



144



65.000



9.360.0 00



Tanah



2000 m3



25.00 0



50.000.0 00



389.062.000



33



2



3



4



Pemindah an kecamba h Pemelihar aan bibit



Seleksi main nursery I



24 ha



6



144



65.000



9.360.0 00



24 ha



48



1152



65.000



74.880. 000



24 ha



6



144



65.000



Polyb ag



1.623. 510



200



324.702. 000



Pupuk kanda ng



2.500 zak



2000



5.000.00 0 9.360.000



Mesin pomp a air



1



450.0 00



450.000



Selan g pomp a air



5 rol



500.0 00



2.500.00 0



Pupuk urea



10g/p olyba g 16.25 5 kg



1.500



24.382.5 00



9.360.0 00



102.212.500



9.360.000 PEMBIBITAN MAIN NURSERY I1



34



1



graftin g



24 ha



12



288



65.000



18.720. 000



Batan g atas Plasti k es Tali rafia



1.625. 510 entres 6.502 bungk us 5 rol



500



812.755. 000



5000



32.510.2 00



15.00 0



75.000



15.00 0



225.000



864.285.200



penyira man



24 ha



192



4608



65.000



299.52 0.000



penyia nagan



24 ha



48



1152



65.000



74.880. 000



Pisau 15 grafti buah ng Mesin dan selang pomp a Cangk ul



pemup ukan



24 ha



66



1584



65.000



102.96 0.000



Pupuk urea



5000 kg



1.750. 000



1.750.00 0



104.710.000



Pengen dalian hama dan penyak it



24 ha



66



1584



65.000



102.96 0.000



Insekt isida



100 kg



12.00 0/kg



1.200.00 0



106.660.000



20 liter



125.0 00



2.500.00 0



Synge ta



299.520.000



74.880.000



35



matad or



TOTAL : 2.686.174.300



36



BAB IV PENUTUP 1.KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas dapatahapan dalam Penyemaian (Pre-nurserry) dan Pembibitan (Main-nurserry) meliputi media tanam bibit kakao terdiri atas campuran tanah (tanah kebun yang subur dan pupuk kandang), pupuk kandang, Untuk bibit siap tanam (4-5 bulan), untuk bibit kakao siap tanam 5 bulan, polibag berukuran 25 x 40 cm dengan 24 lubang. Model penataan polibag adalah satu barisan . Benih kakao dapat diambil dari bagian ujung, tengah, atau pangkal buah. Penyemaian, benih disemai langsung ke dalam polybag yang telah diisi media. Benih kakao yang sudah bersih dari daging buah disemaikan di atas karung goni atau pada media pasir. Benih disemaikan dengan posisi benih tidur (perkecambahan epigeus). Selama fase perkecambahan sungkup tetap tertutup, dan penyiraman hanya dilakukan jika media mengalami kekeringan.



Pembibitan kakao hibrida yang dilaksanakan adalah pembibitan langsung dalam polibag. Setelah pertumbuhan kecambah kakao, dilanjutkan dengan tahapan pertumbuhan bibit. Sejak bibit kakao berumur 6 minggu, diperlukan pemeliharaan yang intensif, yaitu: penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama-penyakit tanaman, serta pengendalian gulma. Pertumbuhan bibit kakao di bedengan perlu dilatih secara bertahap agar bibit kakao beradaptasi dengan penyinaran di kebun dengan cara menambah sinar matahari yang masuk menerobos atap bedengan dengan mengurangi naungan sejalan dengan umur bibit kakao. Bibit yang pertumbuhannya terhambat diambil dan diletakkan dibedengan lain dan dipacu



37



pertumbuhannya dengan pemupukan ekstra. Sedangkan bibit kakao yang pertumbuhannya normal dikelompokkan menjadi satu dan diatur jarak antar bibit agar tidak terjadi persaingan dalam mandapat sinar matahari. Bibit kakao siap ditanam di lapang pada umur 4—6 bulan dengan vigor petumbuhan baik. Rata-rata umur bibit kakao hibrida 9--11 minggu atau berumur lebih-kurang tiga bulan, memiliki vigor tumbuh yang baik dan mencerminkan kualitas bibit yang bermutu.



2. SARAN Untuk meningkatkan keuntungan terhadap usaha pembibitan disarankan dapat menamba luas lahan dan modal biaya produksi agar dapat meningkatkan hasil produksi bibit kakao yang baik dan berkualitas. Diharapkan bantuan dari pihak lain / pemerintah seperti penyuluhan untuk mengembangkan usaha pembibitan kakao sehingga lebih banyak diterapkan oleh masyarakat agar menambah pemahaman dalam pembibitan kakao. Dan untuk pembuatan angaran diharapkan semaksimal mungkin agar tidak timbul kerugian dari pihak tertentu.



38



DAFTAR PUSTAKA https://www.google.com/search?q=syarat+tubuh+tanaman+kakao&oq=&aqs=chrome.0.69i59i450l8.4061350877j0j15&sourceid=chrome&ie=U TF-8



http://disperta.mojokertokab.go.id/artikel/budidaya-tanaman-kakao1569395271#:~:text=Syarat%20tumbuh%20tanaman%20kakao%20adalah,pH%206%20%E2%80%93%207%2C5.



Mujiono, Prayoggy, A. K., Adni, J. C., & Kamil, T. M. (2013, Februari 19). Retrieved from karya ilmiah : cara pembibitan kakao.



39