Kelompok 6 Dasar-Dasar Psikologi - Berpikir [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH DASAR-DASAR PSIKOLOGI “BERPIKIR” Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Psikologi Dosen Pengampu : Hery Sutanto



Disusun oleh: 1. Karyn Ariana Wiyadi



(141200087)



2. Adinda Hasna Surya Putri



(141200096)



3. Zahra Zahira



(141200099)



4. Alfina Dyah Titisari



(141200100)



PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA 2021



KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Dasardasar Psikologi. Karena dengan perkenanNya lah batas waktu yang disediakan tidak terlampaui hingga sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kerendahan hati, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hery Sutanto selaku dosen mata kuliah Dasar-dasar Psikologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Semoga Allah SWT. Berkenan membalas segala kebaikannya. Kami harap makalah ini dapat berguna kelak di kemudian hari. Kami sadar bahwa makalah ini sangat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dan untuk perbaikan paper ini sangat kami harapkan. Jika ada sesuatu yang kurang berkenan kami mohon maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.



Yogyakarta, 15 Maret 2021



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2 DAFTAR ISI........................................................................................................................................3 BAB I....................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN................................................................................................................................4 A.



Latar Belakang........................................................................................................................4



B.



Rumusan Masalah...................................................................................................................4



C.



Tujuan......................................................................................................................................4



BAB II..................................................................................................................................................5 PEMBAHASAN...................................................................................................................................5 A.



Pengertian Berpikir.................................................................................................................5



B.



Komponen Berpikir.................................................................................................................5



C.



Bagaimana Memperoleh ‘Konsep’.........................................................................................6



D.



Bagaimana ‘Konsep’ Membentuk ‘Pikiran Kompleks’........................................................7



E.



Penalaran: Proposisi yang Diorganisasikan..........................................................................7



F.



Aplikasi Pikiran.......................................................................................................................8



BAB III...............................................................................................................................................11 PENUTUP..........................................................................................................................................11 A.



Kesimpulan............................................................................................................................11



B.



Saran.......................................................................................................................................11



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam permasalahan



perjalanan



hidupnya,



manusia



yang perlu dipecahkan.



sering



menghadapi



Berpikir memecahkan



berbagai



masalah dan



menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Fungsi berfikir adalah untuk pemecahan masalah /persoalan (problem solving). Umumnya kita bergerak sesuai dengan kebiasaan. Namun ketika kita menghadapi situasi yang tidak dapat dihadapi dengan cara biasa, di situlah timbul masalah. Selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengatasi masalah itu. Ketika kita memiliki masalah, seringkali kita menginginkan masalah itu cepat hilang dengan cara apapun tanpa memikirkannya terlebih dahulu, sehingga hasil dari pemecahan masalah yang ditemukan secara singkat itu, tidak memuaskan bagi kita,atau bahkan menimbulkan masalah yang baru. Di dalam makalah ini, penulis membahas tentang pengertian berpikir, karena dengan berpikir, manusia dapat menyelesaikan segala masalahnya. Selain pengertian dari berpikir, dijelaskan juga komponen dasar berpikir hingga aplikasi pikiran dalam kehidupan sehari-hari. Semua penjelasan/pembahasan ini, bertujuan agar kita dapat secara sistematis dalam pemecahan masalah, tidak terburu-buru, sehingga hasil dari pemecahan masalah yang ditemukan itu memuaskan atau sesuai dengan yang diinginkan.



B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian berpikir? 2. Apa saja komponen dasar berpikir? 3. Bagaimana memperoleh ‘konsep’? 4. Bagaimana ‘konsep’ membentuk ‘pikiran kompleks? 5. Apa itu penalaran? 6. Bagaimana aplikasi pikiran dalam kehidupan sehari-hari?



4



C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian berpikir. 2. Untuk mengetahui konsep dasar berpikir. 3. Untuk mengetahui cara memperoleh konsep. 4. Untuk mengetahui cara konsep membentuk pikiran kompleks. 5. Untuk mengetahui pengertian penalaran. 6. Untuk mengetahui aplikasi pikiran dalam kehidupan sehari-hari.



5



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Berpikir Bagi para ahli psikologi, berpikir adalah manipulasi representasi mental berupa kata-kata, kesan visual, suara atau data suatu modalitas lainnya dari informasi. Di dalam berpikir yaitu mengubah representasi informasi dalam bentuk yang baru dan berbeda yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan, memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Berpikir diartikan juga sebagai memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Berpikir juga merupakan penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Di sisi lain berpikir adalah sebuah proses asosiasi. Berpikir yaitu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih. Hubungan ini dapat dicari melalui proses berpikir. Berdasarkan hal-hal di atas bahwa ada tiga pandangan mendasar tentang berpikir, yaitu: 1. Berpikir adalah proses kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku. 2. Berpikir merupakan sebuat proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif. 3. Berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah datau diarahkan pada solusi.



B. Komponen Berpikir Terdapat tiga komponen dasar dalam berpikir, yaitu: 1. Mental images Mental images merupakan representasi dalam pikiran yang menyerupai objek atau peristiwa yang dipresentasikan. Mental images tidak hanya berupa representasi visual, setipa modalitas sensoris sangat mungkin menghasilkan mental images yang saling berhubungan. Produksi mental images telah digunakan sebagian orang sebagai cara untuk meningkatkan performa berbagai ketrampilan. 6



2. Konsep Konsep adalah katagorerisasi objek, peristiwa, atau orang yang memiliki karakteristik umum. Konsep mampu mengorganisisr fenomena kompleks menjadi lebih sederhana. Konsep memungkinkan kita mengklasifikasi objek baru berdasarkan pengalaman masa lalu. 3. Penalaran Penalaran adalah proses di mana informasi digunakan untuk menarik kesimpulan dan mengambil keputusan. Ada dua bentuk utama penalaran, yaitu deduktif dan induktif. Penalaran deduktif adalah sesuatau bentuk penalaran di mana orang menarik kesimpulan dari implikasi dari sejumlah asumsi dan menerapkannya pada kasus-kasus spesifik. Penalaran induktif adalah proses penalaran di mana aturan umun ditari dari kasus-kasus spesifik, dengan menggunakan pengetahuan pengamatan, pengalaman dan keyakinan. Elemen konsep merupakan bagian pembangun untuk pikiran (Atkinson, 1997). Konsep memiliki fungsi besar dalam kehidupan mental. Salah satunya berfungsi untuk menjadikan kognitif bersifat lebih ekonomis, yaitu dengan membagi dunia (sesuatu yang besar) menjadi unit-unit kecil yang adapat ditangani. Fungsi lainnya adalah untuk memprediksi informasi yang tidak segera tertangkap dengan cara membuat katagoresasi.



C. Bagaimana Memperoleh ‘Konsep’ Cara untuk memperoleh banyak konsep, yaitu: 1. Konsep mungkin diturunkan, misalnya konsep ruang dan waktu. 2. Konsep mungkin harus dipelajari (belajar dari pengalaman). Pengajaran secara eksplisit dapat menjadi cara di mana kita mempelajari kosep itu. Adapun pengalaman menjadi dasar cara standar mendapatkan konsep. Mempelajari konsep melalui pengalaman dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1. Strategi eksemplar Strategi eksemplar yaitu mengajarkan konsep dengan cara menemukan contoh yang diketahui. 2. Strategi pengujian hipotesis



7



Strategi pengujian hipotesis yaitu memeriksa contoh konsep yang diketahui, mencari sifat-sifat yang relatif sama, dan mengambil kesimpulan sementara (hipotesis) bahwa sifat yang sama tersebut kemungkinan merupakan karakter konsep. Selanjutnya menganalisis benda beru tersebut untuk mengkritisinya, sambil memepertahankan hipotesis jika hal itu benar, dan mengubahnya jika salah. Strategi pengujian hipotesis memfokuskan pada abstraksi- pada sifat yang mengkarakterisasikan sekumpulan contoh ketimbangan pada contoh tunggal dan diarahkan untuk menemukan sifat intinya. 3. Strategi top-down Strategi top-down, di mana seseorang memperluas pemakaian pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Seseorang menggunakan pengetahuan sebelumnya bersama contoh yang diketahui untuk menentukan sifat suatu konsep. Strategi eksemplar dan pengujian hipotesis semata-mata digerakkan oleh masukan, contoh yang diketahui, dan sedikit memberi beban pada pengetahuan sebelumnya. Model seperti ini diidentifikasi sebagai strategi bottom-up.



D. Bagaimana ‘Konsep’ Membentuk ‘Pikiran Kompleks’ Langkah pertama membentuk pikiran kompleks yaitu mengombinasikan konsep menjadi proposisi; selanjutnya dicapai dengan mengombinasikan proposisi itu sendiri. Secara umum, kombinasi adalah dengan menggabungkan konsep untuk menghasilkan suatu proposisi yang mengandung subjek dan predikat (suatu deskirpsi). Selanjutnya cara paling mudah mengombinasikan proposisi menjadi pikiran adalah menggabungkannya. Cara yang lebih kompleks untuk mengombinasikan proposisi adalah melekatkan satu peposisi ke bagian proposisi lain. Cara yang paling kompleks untuk mengombinasikan proposisi atau pukiran adalah dengan menyisipkan satu sama lain.



E. Penalaran: Proposisi yang Diorganisasikan Penalaran merupakan salah satu bentuk dari pengorganisasian pikiran yakni berpikir secara proposional. Saat berpikir proposional, urutan pikiran disusun dan diorganisasikan, dan saat itulah telah terbentuk penalaran. Dalam penalaran, urutan 8



pikiran sering terjadi dalam bentuk argumen, di mana salah satu proposisi bersesuaian dengan suatu klaim atau kesimpulan; proposisi lainnya adalah penalaran klaim atau alasan kesimpulan tersebut. Dalam penalaran kita mengorganisasikan proposisi menjadi argumen. Sebagian argumen adalah absah secara deduktif, artinya kesimpulan suatu argumen tidak dapat salah jika alasannya benar. Beberapa argumen lainnya dikatakan kuat secara induktif, artinya mustahil sebuat kesimpulan adalah salah jika alasannya benar. Dalam membuat dan menilai argumen tersebut, sering mengabaikan prinsip teori probabilitas dan mengandalkan heuristik yang berfokus pada kemiripan atau sebab akibat.



F. Aplikasi Pikiran 1. Pikiran dan Pemecahan Masalah (problem solving) Pemecahan



masalah



diartikan



sebagai



menggunakan



(mentransfer)



pengetahuan dan keterampilan yang sudah ada untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit. Dalam memecahkan masalah dan mencapai tujuan tetapi belum menemukan caranya maka harus memecah tujuan menjadi beberapa sub tujuan yang lebih kecil sampai akhirnya mencapai tingkat memiliki cara untuk mencapainya (Anderson, 1990). Strategi membagi tujuan besar menjadi tujuan kecil merupakan masalah dalam pemecahan masalah; dan selanjutnya bagaimana kita secara mental mempresentasikan masalah tersebut. 



Strategi pemecahan masalah a. Memperkecil perbedaan antara status sekarang dalam situasi masalah dan status tujuan di mana pemecahan masalah diperoleh. b. Analisis prosedur tujuan, yaitu dengan membandingkan status sekarang dengan status tujuan untuk menemukan perbedaan yang penting diantaranya; menghilangkan perbedaan ini menjadi sub-tujuan utama; selanjutnya mencari prosedur untuk mencapai sub-tujuan tersebut. Jika menemukan prosedur tersebut namun mengetahui adanya sesuatu dalam status sekarang yang menghalangi pemakaian prosedur tersebut, maka membuat sub-tujuan baru untuk menghilangkan penghalang tersebut.



9



c. Melangkah mundur dari tujuan, berjalan dari tujuan ke sub-tujuan; ke subtujuan lainnya; dan seterusnya sampai mencapai sub-tujuan yang dapat dicapai. 



Mempresentasikan masalah Pemecahan



masalah



mempresentasikan



adalah



masalah



terkat tersebut.



dengan



bagaimana



Seseorang



seseorang



mempresentasikan



masalah terkadang dengan cara proposional ayau dengan cara pencritaan visual, atau dengan memanipulasi proposisi aayu pembayangan. 2. Kreativitas (creativity) Kreativitas merupakan salah satu bentu transfer, karena kreativitas juga melibatkan pengaplikasian pengetahuan dan keterampilan yang telah diketahui sebelumnya pada situasi yang baru. Mengatakan apakah sesuatu atau seseorang mengandung unsur kreatif, maka dapat ditinjau dari dua komponen, yaitu: perilaku baru dan orisinil dan hasil yang produktif. Perilaku dan orisinil, merupakan perilaku yang tidak secara spesifik dipelajari dari orang lain; hasil yang produktif merupakan suatu produk yang sesuai, dan dalam arti tertentu, memiliki nilai (bernilai), bagi sebuah budaya (Sawyer, 2003). Tugas yang kompleks melibatkan pemecahan masalah dan kreativitas, namun keduanya berbeda dalam hal jenis berpikirnya. Pemecahan masalah meibatkan pemikiran konvergen yaitu pengkombinasian informasi menjadi satu ide atu produk. Sedangkan kreativitas melibatkan pemikiran divergen yaitu memulai dengan satu ide tunggal dan mengembangkannya ke berbagai arah, dan setidaknya salah satunya mengaparah pada sesuatu yang baru, orisinil, dan sesuai dengan budaya yang dianut. Bagaimana cara mendorong berkembangnya kreativitas. Pengembangan kreativitas dapat dilakukan memalui cara-cara berikut: a. Menunjukkan bahwa kreativitas iti dihargai. b. Memfokuskan perhatian pada penghargaan internal dari pada penghargaan eksternal. c. Mendorong untuk menguasai suatu area mata pelajaran. d. Memberikan pertanyaan yang mengasah pikiran.



10



e. Memberikan kebebasan dan rasa aman yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan. f. Menyediakan



waktu



yang



memadai



untuk



mendorong



tumbuh



kembangnya kreativitas. 3. Berpikir Kritis (critical thingking) Berpikir kritis menuntut penilaian terhadap dua hal yaitu: akurasi dan kelayakan informasi; serta alur penalaran. Penalaran berpikir kritis dapat digambarkan dalam beberapa bentuk berikut: a. Penalaran verbal, yaitu memahami dan mengevaluasi teknik-teknik persuasif yang ditemukan dalam bahasa lisan dan bahasa tulis. b. Analisis argumen, yaitu membedakan alasan-alasan yang mendukung ataupun tidak mendukung suatu kesimpulan. c. Penalaran probabilistik, yaitu menentukan tingkat kemungkinan dan kepastian yang diasosiasikan dengan berbagai peristiwa. d. Uji hepotesis, yaitu mengevaluasi nilai dari data dan hasil-hasil penelitian dengan



menggunakan



suatu



metode,



serta



relevansinya



yang



memungkinkan dengan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kemampuan berpikir kritis muncul secara perlahan pada masa kanak-kana sampai masa remaja (Pillow, 2002). Siswa akan lebih mungkin melihat secara kritis dan analitis terhadap informasi baru, jika mereka yakin bahwa suatutopik akan terus berkembang dan berubah seiring dengan munculnya bukti-bukti baru. Sebaliknya, siswa cenderung kurang terlibat dalam pemikiran kritis jika mereka yakin bahwa pengetahuan merupakan entitas yang bersifat mutlak dn tidak bisa berubah (schommer-Aikins, 2001)



11



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Berpikir adalah sebuah proses asosiasi yang mana merupakan kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, hubungan tersebut dapat dicari dengan berpikir. Dalam berpikir terdapat tiga komponen dasar seperti mental image, konsep, dan penalaran. Konsep dalam berpikir dapat kita peroleh salah satunya dengan mempelajari pengalaman yang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu strategi eksemplar, strategi pengujian hipotesis, dan strategi top-down. Konsep yang telah kita peroleh akan membentuk pikiran kompleks seperti mengkombinasikan konsep menjadi proposisi lalu mengkombinasikan proposisi itu sendiri. Kemudian proposisi yang diorganisasikan akan menciptakan sebuah penalaran lalu dalam penalaran tersebut kita mengorganisasikan proposisi menjadi argumen. Pikiran yang selalu kita asah/kembangkan dapat kita aplikasikan untuk pemecahan masalah, menciptakan sebuah kreativitas, dan berpikir kritis.



B. Saran



Makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan referensi dibidang dasardasar psikologi bagi mahasiswa lainnya. Hal lainnya sebagai tambahan ilmu pengtahuan bahwa dalam berpikir kita dapat mengembangkan hasil pemikiran tersebut untuk pemecahan masalah yang lebih baik. Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, kerena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki. Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya bagi pembaca.



12



DAFTAR PUSTAKA Maulidya, Anita. (2018). BERPIKIR DAN PROBLEM SOLVING.



13