Kesalahan Kata Dan Diksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DIKSI DAN KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA



DOSEN PENGAMPU SRI WAHYUNINGSIH, M.Pd



DISUSUN OLEH: MUHAMMAD NAUFAL SURYA (B01219035) RISMA AZZAH FATIN (B01219048) AININA SYAFA ZELBIANA M (B71219056)



PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami menyelesaikan makalah ini pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW serta kepada seluruh sahabatnya. Sebagaimana mestinya makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan materi kesalahan kata dan diksi. Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Sri Wahyuningsih, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonseia yang telah memberikan pengarahan dan penyusunan makalah ini. Kami sadar akan kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari anda sekalian demi perbaikan makalah ini di masa mendatang. Semoga makalah ini memiliki manfaat bagi anda semua.



Surabaya, September 2019



Kelompok 5



2



DAFTAR ISI BAB I ..................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4 A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4 B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4 BAB II ................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5 A. Pengertian Diksi ( Pilihan Kata ) ...................................................................................... 5 B. Fungsi Diksi ...................................................................................................................... 5 C. Jenis-Jenis Diksi ................................................................................................................ 5 D. Ciri-Ciri Diksi ................................................................................................................... 8 E. Persyaratan dalam Ketepatan Diksi ...................................................................................... 8 F. Kesalahan Penggunaan Kata.............................................................................................. 9 G. Contoh Contoh dari Kesalahan Pembentukan Kata ........................................................ 10 BAB III................................................................................................................................ 14 PENUTUP ........................................................................................................................... 14 Kesimpulan .......................................................................................................................... 14



3



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memang



harus



diakui,



kecenderungan



orang



semakin



mengesampingkan



pentingnya penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Terkadang kita pun tidak mengetahui pentingnya penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan yang



benar,



sehingga



ketika



kita



berbahasa,



baik



lisan



maupun



tulisan,



sering mengalami kesalahan dalam penggunaan kata, frasa, paragraf, dan wacana. Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, pemahaman yang baik ihwal penggunaan diksi atau pemilihan kata dirasakan sangat penting, bahkan mungkin vital, terutama untuk menghindari kesalapahaman dalam berkomunikasi. Diksi atau pilihan kata dalam praktik berbahasa sesungguhnya mempersoalkan kesanggupan sebuah kata dapat juga frasa atau kelompok kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengarnya. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih. Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan. B. Rumusan Masalah Adapun Rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa Pengertian Diksi ( Pilihan Kata ) ? 2. Apa Fungsi dari Diksi atau ( Pilihan Kata ) ? 3. Apa Jenis-Jenis dari Diksi ( Pilihan Kata ) ? 4. Apa saja Ciri Ciri Diksi ( Pilihan Kata ) ? 5. Apa saja syarat syarat dan ketetapan dalam Diksi ? 6. Apa itu Kesalahan Penggunaan Kata?



4



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Diksi ( Pilihan Kata ) Suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, dan lain-lain, sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan.Keterbatasan dalam kosa kata dapat mengakibatkan seseorang kesulitan dalam menyampaikan maksudnya kepada orang lain. Dan jika orang tersebut menggunakan kosa kata yang berlebihan, ini juga akan membuat orang lain sulit mengerti pesan yang disampaikan.Itu sebabnya para pembicara sering membaca dan berlatih agar menguasai diksi atau pilihan kata ketika berbicara. Dengan diksi yang tepat maka pendengar atau audiens dapat dengan mudah memahami maksud seorang pembicara. B. Fungsi Diksi Agar pemilihan kata dan cara penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud yang disampaikan. Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut, menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya. Secara umum, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi: Membantu audiens/ pembaca mengerti apa yang disampaikan penulis atau pembicara. 2. Menciptakan aktivitas komunikasi yang lebih efektif dan efisien. 3. Menyampaikan gagasan atau ide dengan tepat. 4. Menjadi lambang ekspresi yang ada pada suatu gagasan. 1.



C. Jenis-Jenis Diksi 1. Diksi Berdasarkan Maknannya : a. Makna Denotatif Yang dimaksud dengan denotatif adalah makna yang sebenarnya dari suatu kata atau kalimat. Berikut ini contoh diksi bermakna denotatif: Nouval sering “kerja keras” untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik. 2) Sellby adalah seorang yang “gemar membantu”, dia disukai banyak orang. 3) Risma berinvestasi sejak dulu, sekarang ia mendapatkan “keuntungan melimpah” 1)



5



b. Makna Konotatfi Konotatif adalah kata atau kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya. Berikut ini contoh diksi dengan makna konotatif: Nouval harus “membanting tulang” untuk menghidupi keluarganya. 2) Risma adalah seorang “kutu buku”, itu sebabnya ia banyak tahu tentang berbagai hal 3) Sellby suka berinvestasi sejak dulu, tahun ini ia mendapat “durian runtuh”. 1)



2. Diksi Berdasarkan Leksikal a. Sinonim Sinonim adalah kata yang mempunyai arti yang sama dengan kata lain. Berikut ini contoh sinonim, 1) 2) 3) 4) 5)



Bahagia = Senang Matahari = Mentari Cantik = Elok Lezat = Enak Pintar = Pandai



b. Antonim Antonim adalah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain. Berikut contoh antonim: Naik x Turun 2) Besar x Kecil 3) Banyak x Sedikit 4) Tinggi x Rendah 1)



Gelap x Terang 6) Cepat x Lambat 7) Bagus x Jelek 8) Mahal x Murah 5)



c. Homonim



6



Homonim adalah kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama namun artinya berbeda satu sama lain. Berikut contoh homonim, Bulan itu terlihat bulat penuh malam ini 2) Semua karyawan mendapatkan gaji setiap bulan Kata bulan pada kedua kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda walaupun ejaan dan lafalnya sama. 1)



d. Homofon Homofon adalah kata yang memiliki ejaan dan makna yang berbeda, namun lafal sama. Berikut contoh homofon, 1)



Anton menabung uangnya di Bank secara rutin



Bang Anton bekerja di perusahaan pembiayaan Kata “Bank” dan “Bang” pada kalimat di atas memiliki lafal yang sama, namun ejaan dan maknanya berbeda. 2)



e. Homograf Homograf adalah kata yang memiliki lafal dan arti yang berbeda, namun ejaannya sama. Berikut contoh homograf, Makanan favorit wanita itu adalah tahu goreng 2) Wanita itu tidak tahu kalau hari ini libur Kata “Tahu” pada kalimat di atas ejaannya sama, tapi memiliki arti yang berbeda. 1)



f. Polisemi Polisemi adalah kata yang memiliki lebih dari satu arti. Berikut contoh polisemi, Para nasabah yang menabung di Bank akan mendapat bunga setiap bulan 2) Andini adalah salah satu bunga desa yang paling cantik Kata “Bunga” pada kalimat di atas memiliki arti yang berbeda walaupun menggunakan kata yang sama. 1)



7



g. Hipernim dan Hiponim Hipernim adalah kata yang dapat mewakili banyak kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata yang dapat terwakili oleh kata hipernim. Berikut contoh hipernim dan hiponim, Di kebun binatang itu terdapat banyak binatang liar, misalnya gajah, singa, buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. Pada kalimat di atas, binatang liar merupakan hipernim. Sedangkan kata hiponim gajah, singa, 1)



buaya, rusa, kuda, dan lain-lain. D. Ciri-Ciri Diksi Diksi juga memiliki cirri cirri sebagai berikut ini: Tepat pada pemilihan kata guna mengungkap gagasan ataupun hal yang diamanatkan. Bisa digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai terhadap gagasan dan situasi maupun nilai rasa pembacanya. 3) Memakai pembendaharaan kata yang dipunya oleh masyarakat bahasanya serta bisa menggerakan atau memberdayakan kekayaan itu menjadi sebuah kata yang jelas. 1) 2)



E. Persyaratan dalam Ketepatan Diksi Menurut Gorys Keraf, ada beberapa syarat dalam ketepatan diksi, diantaranya: 1) 2) 3) 4) 5)



6)



Penggunaan kata konotasi dan denotasi secara cermat. Penggunaan kata sinonim atau hampir sama maknanya secara cermat. Dapat membedakan kata-kata yang memiliki ejaan yang mirip. Penggunaan kata kerja pada kata depan harus secara idiomatis. Harus dapat membedakan kata khusus dan umum dalam tulisan atau pidato agar ketepatan diksi terjamin Memperhatikan pemilihan kata yang tepat secara berkelanjutan dalam suatu tulisan ataupun pidato.



8



F. Kesalahan Penggunaan Kata Kesalahan kata adalah kekeliruan terhadap bahasa yang di ucapkan atau dituliskan baik itu morfem tunggal ataupun morfem gabungan. Kesalahan kata tersebut dapat diperbaiki sehingga menjadi kata yang sempurna atau baku. 1. Kesalahan Penggunaan Kata Baku Kata baku adalah kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kebakuan kata amat ditentukan oleh tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati terbentuk. Kata baku dalam bahasa Indonesia memedomani Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang telah ditetapkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa bersamaan ditetapkannya pedoman sistem penulisan dalam Ejaan Yang Disempurnakan. Di samping itu, kebakuan suatu kata juga ditentukan oleh kaidah morfologis yang berlaku dalam tata bahasa bahasa Indonesia yang telah dibakukan dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indoensia. Kata baku sebenanya merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini muncul dalam bahasa percakapan sehari-hari, bahasa tutur. Contoh Kata Baku dan Tidak Baku Baku : Mengubah Tidak Baku : Merubah 2. Ciri Kata Baku a. Memiliki kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Di sini, baku atau standar berarti tidak dapat berubah setiap saat. b. Bersifat kecendikiaan. Sifat ini diwujudkan dalam paragraf, kalimat, dan satuansatuan bahasa lain yang mengungkapkan penalaran dan pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal.



9



c. Keseragaman. Di sini istilah “baku” dimaknai sebagai memiliki kaidah yang seragam. Proses penyeragam bertujuan menyeragamkan kaidah, bukan menyeragamkan ragam bahasa, laras bahasa, atau variasi bahasa.



Contoh Contoh dari Kesalahan Pembentukan Kata 1. Awalan MePenganggalan pada judul cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan me- harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan bentuk yang benar. Contoh: a. Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia (salah). b. Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia (benar). 2. Awalan BerKata-kata yang berawalan Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber harus dieksplisitkan secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian. Contoh: a. Sampai jumpa lagi (salah) b. Sampai berjumpa lagi (benar) 3. Peluluhan Bunyi /c/ Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me-. Padahal tidak seperti itu. Contoh: a. Ali sedang menyuci mobil (salah) b. ali sedang mencuci mobil (benar) 4. Kata Dasar Ada gejala bunyi awal kata dasar, penggunaan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya pencampuran antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian. Contoh: Nyopet, mandang, nulis, dan nambrak. Dalam bahasa Indonesia kita harus menggunakan katakata mencopet,memandang, menulis, dan menembrak. 5. Bunyi /s/, /k/, p/, dan /t/ yang tidak Luluh Kata dasar yang bunyi awalnya s, k, p, atau t sering tidak luluh jika mendapat awalan me- atau pe-. Padahal menurut kaidah buku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau. Contoh: a. Semua warga neraga harus mentaati peraturan yang berlaku (salah) b. Semua warga neraga harus menaati peraturan yang berlaku (benar)



10



6. Awalan Ke- yang Kelirugunaan Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi awalan ke. Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan yang tepat. Contoh: a. Pengendara mator itu meninggal karena ketambrak oleh kereta api (salah) b. Pengendara motor itu meninggal karena tertambrak oleh kereta api (benar) Perlu tiketahui bahwa awalan ke hanya dapat menempel pada kata bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan ke tidak dapat dipakai kecuali pada kata kekasih, kehendak, dan ketua. 7. Pemakaian Akhiran –ir Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi atau isasi. Contoh: a. Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu (salah) b. Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu (benar) 8. Padanan yang Tidak Serasi Terjadi ketika pemakaian bahasa yang kurang cermat memilih padanan yang serasi, yang muncul dalam kehitupan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau yang tidak serasi. Hal itu, terjadi karena dua kaidah yang berselang, atau yang bergabung dalam sebuah kalimat. Contoh: a. karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. (salah) b. karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar) c. modal dibank terbatas sehingga, tidak semua pengusah lemah memperoleh kredit (benar) Bentuk-bentuk diatas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan sehingga, kata apabila dan maka, dan kata walaupun dan tetapi. 9. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap Dalam pemakaian sehari-hari, pemakaian kata di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan. Contoh: a. putusan dari pada pemerintah itu melegakan hati rakyat. (salah) b. putusan pemerintah itu melegakan hati rakyat. (benar) 10. Pemakaian Akronim (singkatan) Yang dimaksud kata singkatan adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo (memeorandum) dan lainlain. Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa Indonesia kadang-kadang tidak teratur. 11. Penggunaan Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, dan Pemungkinan Kata-kata kesimpulan bersaing pemakaiannya dengan kata simpulan; kata keputusan bersaing pemakaiannya dengan kata purusan; kata pemukiman bersaing dengan kata 11



permukiman; kata penalaran bersaing dengan kata pernalaran. Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya mengikuti pola yang rapi dan konsisten. Kalau kita perhaikan dengan saksama, bentukan kata itu memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lain. Contoh: Tulis, menulis, penulis, penulisan, tulisan. Pilih, memilih, pemilih, pemilihan, pilihan Ada lagi pembentukan kata yang mengikuti pola berikut Contoh: Tani, bertani, petani, pertanian Mukim, bermukim, pemukim, permukiman 12. Penggunaan Kata yang Hemat Salah satu ciri pemakaian bahasa yang efektif adalah kpemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun dalam komunikasi sehari-hari sering kita jumpai pemakaian kata yang tidak hemat (boros). Contoh: Boros hemat Sejak sejak atau dari Agar supaya agar atau supaya Mempunyai pendirian berpendirian Perbandingan kata yang hemat dan kata boros a. Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlakukan tenaga dorong buatan untuk memproduksi minyak lebih besar (boros, salah) b. Apabila suatu reservoir masihmempunyai cadangan minyak, diperlukan tenga dorong buatan untuk memproduksi munyak lebih besar. (salah) c. Untuk mengksplorasi dan mengeksploitas munyak dan gas bumi di mana sebagai sumber devisa negaa diperlukan tenaga ahli yang terampil di bidang geologi dan perminyakan. (benar) 13. Analogi Di dalam dunia olahraga tertapat istilah petinju. Kata petinju berkorelasi dengan kata bertinju berarti ‘orang yang (biasa) bertinju’, bukan ‘orang yang (biasa ) meninju’. Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju, seperti pesilat, petenis, pesenam dan lain-lain. Jika dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti berikut ini: Petinju ‘orang yang bertinju’ Pesilat ‘orang yang bersilat’ Petenis ‘orang yang bertenis’ Pesenam ‘orang yang bersenam’ 14. Bentuk Jamak dalam Bahasa Indonesia Dalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak bahsa Indonesia sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut. a. Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan seperti; 12



Kuda-kuda Meja-meja Buku-buku b. Bentuk jamak dengan menambah kata bilangan seperti; Beberapa meja Sekalian tamu Semua buku Dua tempat Sepuluh computer c. Bentuk jamak dengan menmbahkan kata Bantu jamak seperti; Para tamu d. Bentuk jamak dengan menggunakn kata ganti orang seperti; Mereka kita Kami kalian



13



BAB III



PENUTUP



A. Kesimpulan



14



DAFTAR PUSTAKA



id.wikipedia.org/wiki/Diksi aianinanifitriah.blogspot.com/2013/03/kesalahan-kata.html makmanroe.com/vid/umum/pengertian-diksi.html ruangguru.co.id/diksi-pengertian-syarat-ciri-fungsi-manfaat-jenis-dan-contoh-diksiterlengkap



15