KESETIMBANGAN Kinesiologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II KESETIMBANGAN (BALANCE, EQUILIBRIUM) A. DEFINISI KESETIMBANGAN DAN TITIK BERAT Kesetimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisinya dalam waktu yang lama. Kesetimbangan dipengaruhi oleh titik berat (centre of gravity). Definisi titik berat adalah titik di mana gaya berat itu bekerja. Dapat juga dikatakan bahwa titik berat adalah titik yang mewakili massa dari benda/tubuh. Karena anggota tubuh letaknya dapat berubah-ubah, maka titik berat tubuh letaknya tidak selalu sama. Pentingnya mempelajari titik berat tubuh adalah: 1. Dapat membuat sikap yang benar dan bergerak dengan benar pula. 2. Dapat memperbaiki sikap dan gerakan yang salah. 3. Dapat meningkatkan efisiensi dan keterampilan dalam kegiatan olahraga. Titik berat tubuh letaknya ± 57% dari tinggi tubuh pada posisi tegak/sikap sempurna. Titik berat tubuh dimungkinkan berada di luar tubuh. Letak titik berat tubuh berubah sesuai dengan perubahan sikap tubuh dan sangat menetukan terhadap teknik gerak. Posisi massa tubuh menentukan letak titik beratnya. Bila sebuah benda dalam keadaan simetris dan homogen maka titik beratnya berada di tengah (pusat). Bila massanya bergeser ke arah kanan, maka titik beratnya akan bergeser ke kanan pula serta begitupun sebaliknya. Kesetimbangan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: 1. Luas bidang tumpuan 2. Letak titik berat terhadap poros atau titik tangkapnya 3. Letak titik berat terhadap bentuk bidang tumpuannya.



B. Macam-macam Kesetimbangan 1. Stabil Suatu benda atau seseorang dalam keadaan stabil jika benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar, kesetimbangannya tidak berubah atau kembali dalam kesetimbangan semula. 2. Labil Suatu benda atau seseorang dalam keadaan labil jika benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar, kesetimbangannya akan hilang. 3. Indiferent/Netral Suatu benda atau seseorang dalam keadaan indiferent (netral) jika benda atau orang tersebut mendapat pengaruh dari luar, kesetimbangannya berpindah (tidak hilang ) atau dalam kesetimbangan yang baru.



1.



2.



3.



Bila benda memiliki bidang tumpuan yang luas maka benda tersebut akan stabil Bila benda memiliki bidang tumpuan yang sempit/kecil maka benda tersebut akan labil Bila benda memiliki titik tumpuannya bagian dari lingkaran atau garis lengkung maka benda tersebut akan netral Bila titik berat berada pada garis gaya gerak/vertikal/tegak dan berada di bawah poros gerak maka benda akan stabil Bila titik berat berada di atas poros gerak maka benda akan labil Bila titik berat berimpit dengan poros gerak maka benda tersebut netral Bila bentuk bidang tumpuannya cekung/concaf maka benda tersebut stabil Bila bentuk bidang tumpuannya cembung/convex maka benda tersebut labil Bila bentuk bidang tumpuannya datar, maka benda tersebut netral



C. Hukum Kesetimbangan 1.



Hukum kesetimbangan I berbunyi sebagai berikut : Badan selalu dalam keadaan setimbang selama proyeksi dari titik berat badan tersebut jatuh dalam bidang tumpuannya.



2.



Hukum Kesetimbangan II berbunyi sebagai berikut : Stabilitas berbanding lurus dengan luas bidang tumpuannya yang artinya makin luas bidang tumpuan maka makin besar stabilitasnya dan sebaliknya makin kecil bidang tumpuan maka makin kecil pula stabilitasnya.



3.



Hukum Kesetimbangan III berbunyi sebagai berikut : Stabilitas berbanding lurus dengan berat badan benda/badan. Yang artinya semakin berat badan seseorang, maka akan semakin besar stabilitasnya, sebaliknya semakin ringan badan seseorang maka semakin kecil stabilitasnya.



4.



Hukum Kesetimbangan IV berbunyi sebagai berikut : Stabilitas berbanding lurus dengan jarak horizontal terhadap sisi bidang tumpuan karah mana benda badan bergerak. Makin besar jarak hirozontal ke arah tertentu, makin besar stabilitas ke arah tersebut. Begitupun sebaliknya



5.



Hukum Kesetimbangan ke 5 berbunyi sebegai berikut : stabilitas berbanding terbalik dengan jarak vertikal dari titik berat terhadap sisi bidang tumpuan ke arah mana badan bergerak. Yang artinya makin besar jarak vertikalnya, makin



kecil stabilitasnya, sebaliknya makin kecil jarak vertikalnya maka makin besar stabilitasnya.



D. Prinsip-Prinsip Kesetimbangan Untuk memperoleh sikap tubuh yang diinginkan, maka perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain: 1. Untuk berdiri dengan sikap yang stabil, maka: a. Bidang tumpuan diperbesar, jarak kedua kaki diperbesar b. Jarak horizontal diperbesar, antara titik berat tubuh dengan tumpuan kaki ke arah mana akan bergerak, diperbesar. c. Jarak vertikal diperkeci, antara titik berat dan bidang tumpuan kaki ke arah mana akan bergerak. 2. Untuk berdiri dengan sikap yang labil, maka: a. Bidang tumpuan diperkecil, jarak kedua kaki tumpu diperkecil b. Jarak horizontal diperkecil, antara titik berat tubuh dengan tumpuan kaki ke arah mana hendak bergerak, diperkecil. c. Jarak vertikal diperbesar (jang menekuk lutut terlalu dalam). 3. Untuk merubah posisi dari diam kemudian bergerak (labil) , maka: a. Tumpuan kaki harus diperkecil b. Jarak horizontal diperkecil c. Jarak vertikal diperbesar 4. Untuk merubah posisi dari bergerak kemudian diam (stabil) , maka: a. Tumpuan kaki harus diperbesar b. Jarak horizontal diperbesar c. Jarak vertikal diperkecil E. Stabilitas dan Mobilitas Selain stabilitas, mobilitas juga diperlukan dalam banyak cabang olahraga. Untuk pergantian antara stabil menuju mobil dan sebaliknya, ada beberapa kategori menapakkan kaki sesuai dengan kebutuhan. Ada tumpuan yang menapakkan kaki pada



seluruh permukaan, ada yang menapak pada setengah telapak kaki, ada pula yang bertumpu pada bola kaki dan pada ujung kaki. Tumpuan kaki dapat dilakukan pada: 1. Seluruh telapak kaki : Sikap ini diambil bila atlit akan melakukan lompatan dari posisi diam. (Lutut ditekuk mendekati 90°) 2. Setengah telapak kaki Sikap ini diambil bila atlit harus beregerak cepat atau mengantisipasi gerakan (lutut ditekuk 100°-110°) 3. Bola kaki Sikap ini diambil bila atlit sudah dalam keadaan penuh dan harus segera bertindak (Lutut ditekuk 120°) Dimisalkan telapak kaki dibagi menjadi 4 bagian, maka: 1. Ujung kaki = a 2. Bola kaki = b 3. Tumit = c 1 4. telapak kaki = d 2 Dari tumpuan pada kedua kaki, dapat dibedakan sikap sedia menjadi 2 yakni: 1. Sikap paralel (sejajar) 2. Sikap diagonal (menyilang) Berdasarkan kebutuhan (gerakan manipulasi raket tenis, stick softball) 1. Sikap menghadap (square stance) 2. Sikap menyamping (side stance) 3. Sikap kombinasi (square-side stance)