Khalayak Humas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Khalayak Humas 1.



2.



Pengertian Khalayak Humas Khalayak artinya kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Khalayak sering disebut dengan istrilah publik. Istilah public relation merupakan khalayak dari kegiatan public relation. Public disebut juga stakeholders, yakni kumpulan dari orang-orang atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Unsur-unsur stakeholders, dalam hubungannya dengan khalayak humas adalah sebagai berikut. a. Masyarakat luas b. Calon pegawai atau anggota c. Pegawai atau anggota d. Pemasok e. Masyarakat Keuangan f. Distributor g. Konsumen dan Pemakai h. Pencipta atau pimpinan pendapat umum Pengelompokkan khalayak humas a. Publik Internal dan Publik Eksternal Publik internal adalah publik yang berada di dalam perusahaan, seperti karyawan, satpam, penerima telepon, supervisor, manajer, para pemegang saham, dan sebagainya. Sedangkan publik eksternal adalah mereka yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar perusahaan, seperti penyalur, pemasok, bank, pemerintah, komunitas, dan pers. b. Publik Primer, Sekunder, dan Marjinal Perusahan perlu menyusun suatu kerangka prioritas elemen stakeholders. Yang paling penting disebut publik primer, yang kurang penting disebut publik sekunder, dan yang dapat diabaikan adalah publik marjinal. Urutan dan prioritas publik setiap perusahaan berbeda, sekalipun industrinya sama. Urutan tersebut memungkinkan untuk berubah dari tahun ke tahun. c. Publik Tradisional dan Publik Masa Depan Karyawan dan konsumen adalah publik tradisional, sedangkan mahasiswa, peneliti, konsumen potensial, pejabat pemerintah adalah publik masa depan. d. Proponents, Opponents, dan Uncommited Di antara publik terdapat kelompok yang menentang perusahaan (opponents), yang memihak (proponents), dan ada yang tidak peduli (uncommited). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan. e. Silent Majority dan Vocal Minority Dilihat dari aktivitas publik dalam mengajukan komplain atau mendukung perusahaan, dapat dibedakan antara yang vocal (aktif) dan ada yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar umumnya adalah the vocal minority, yaiatu aktif menyuarakan pendapatnya, namun jumlahnya tidak banyak. Sedangkan mayoritas pembaca adalah pasif sehingga tidak kelihatan suara atau pendapatnya.



Alasan mengapa suatu organisasi atau perusahaan harus mengenali atau menetapkan unsur masyarakat luas yang menjadi khalayaknya yaitu sebagai berikut : a. Untuk mengidentifikasi segmen khalayak atau kelompok yang paling tepat untuk dijadikan sasaran suatu program kehumasan. b. Untuk menciptakan skala prioritas, sehubungan dengan adanya keterbatasan anggaran dan sumber-sumber daya lainnya. c. Untuk memilih media dan teknik humas yang sekiranya paling sesuai. d. Untuk mempersiapkan pesan-pesan sedemikian rupa agar cepat dan mudah diterima. Masalah yang timbul akibat PR tidak menentukan khalayak antara lain, yaitu : a. Segenap usaha dan dana akan terpecah belah akibat terlalu luasnya khalayak yang dituju. b. Pesan yang dikirimkan tidak ditangkap atau dimengerti sebagaimana mestinya, karena pesan itu tidak sesuai dengan karakteristik khalayak yang menerimanya. c. Total kegiatan tidak akan sesuai dengan jadawal yang telah ditetapkan sehingga penggunaan jam kerja, materi, serta peralatan menjadi tidak ekonomis. d. Tujuan yang hendak dicapai walaupun telah ditargetkan tidak akan tercapai. e. Pihak manajemen atau perusahaan klien merasa tidak puas dengan hasil yang ada. 3.



Khalayak Kehumasan (Public Relations) Eksternal a. Hubungan Distributor-Dealer Kebanyakan perusahaan besar memasarkan produknya melaluui grosir dan pengecer (retailer) yang mencakup publik. Perusahaan tidak dapat maju tanpa organisasi dealer yang berhasil. Begitu pula seorang dealer tidak akan berhasil jika tidak menjual produkproduk yang dibuat oleh perusahaan yang berhasil. Tujuan dari hubungan distributordealer , yaitu sebagai berikut : 1) Menentukan sikap para distributor dan dealer sebagai dasar kebijaksanaan, pelaksanaanm dan komunikasi hubungan dealer. 2) Menciptakan suatu pengertian yang lebih baik dengan para distributor dan dealer melalui penjelasan kebijaksanaan dan pelaksanaan manajemen. 3) Memberikan kepercayaan kepada distributor dan dealer. 4) Membantu distributor dan dealer meningkatkan penjualannya. 5) Membantu sistributor dan dealer dalam periklanan. 6) Mengawasi manajemen periklanan, efektivitas rencana program perusahaan sepanjang berkenaan dengan hubungan para dealernya. 7) Menerima keluhan dealer tentang penjualan. 8) Membiasakan para pelaksana perusahaan menghadapi berbagai masalah dengan dealer, berkaitan dengan kebijaksanaan dan hubungan perusahaan. 9) Mempertimbangkan gagasan, saran, keluhan, yang mungkin diajukan oleh para dealer. 10) Memeriksa penghentian persetujuan monopoli dealer dan memutuskan apakah penghentian itu akan efektif. 11) Membantu distributor dan dealer mengembangkan metode manajemen 12) Membantu distributor dan dealer memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pemakai.



13) Mempergunakan kebijaksanaan distribusi yang disusun untuk mendapatkan itikad baik dan loyalitas distributor dan dealer. 14) Memberikan pelayanan keunagan konsumen kepada para dealer yang tidak mampu menjual volume barang yang maksimal kepada konsumen. 15) Merangsang distributor dan dealer agar tertarik dan tetap setia pada produk perusahaan serta membentuk suatu kemitraan dagang. b. Hubungan Pemasok Ketergantungan para pengusaha kepada para pemasok (supplier) komponen produk meningkat selama bahan dan proses yang semakin khusu menjadi terlihat dalam produksi-produksi teknis yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan industri, militer, dan publik konsumen meningkat. Dalam hal ini, kedudukan pemasok semakin bertambah penting. Tujuan dari program hubungan dengan pemasok yaitu: 1) Membina kepentingan bersama antara pemasok dan pembeli 2) Menunjukkan kepada para pemasok bagaimana mereka dapat meningkatkan metode diproduksinya sehingga meningkatkan pengembalian bersih mereka. 3) Menentukan apakah para pemasok memikirkan kebijaksanaan dan kebiasaan perusahaan. 4) Menjadikan perusahaan sebagai mitra yang baik, yang bekerja sama dengan sungguh-sungguh dalam menyelesaikan masalah produksi dan persediaan. 5) Mempertahankan hubungan yang baik dengan para pemasok melalui perlakuan yang adil dan terbuka. 6) Melengkapi materi dan saran guna mengembangkan hubungan pemasok dengan staf penerimaan, pengawasan, akunting dan bagian lainnya yang bekerja dengan para pemasok. c. Hubungan Komunitas Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup di tempat yang sama dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun temurun. Orang hidup dalam komunitas dengan lembaga-lembaganya yang membuat mereka saling bergantung satu sama lain. Tujuan hubungan komunitas yaitu 1) Memberi informasi kepada komunitas tentang kebijaksanaan, kegiatan, dan msalah perusahaan. 2) Memberi informasi kepada para karyawan yang berhubungan dengan perusahaan mengenai jalannya perusahaan dan mendorong karyawan menyampaikan kepada temannya dan tetangganya dalam komunitas. 3) Menjawab kritik dan membantah serangan dari tekanan kelompok setempat yang salah paham mengenai perusahaan. 4) Menjadikan perusahaan sebagai faktor penting dalam kehidupan komunitas melalui benatuan kepada lembaga-lembaga setempat dan masalah lingkungan. 5) Mengetahui apakah komunitas memikirkan dan membicarakan perusahaan beserta kebijaksanaan dan operasionalisasinya. 6) Meningkatkan kesejahteraan komunitas dengan meningkatkan potensi setempat. 7) Membina kepemimpinan kebudayaan dengan menggalakan apresiasi yang lebih besar dalam seni, musik, dan drama.



8) Membantu peternakan atau pertanian. 9) Meningkatkan kesehatan komunitas. 10) Mendukung kegiatan olahraga dan rekreasi. 11) Menyumbang kepada program pemberantasan kenakalan remaja di dalam komunitas. 12) Meningkatkan pengertian yang lebih baik tentang masalah politik dan ekonomi. 13) Bekerja sama dengan perusahaan dalam meningkatkan pengertian sistem bisnis dan ekonomi. 14) Menunjukkan kepada komunitas bahwa suatu perusahaan merupakan warga dan majikan yang baik. 15) Meyakinkan bahwa sebuah pabrik lokal bukan hanya cabang perusahaan besar, melainkan sebuah bisnis lokal yang memenuhi kepentingan dan kewajibannya di tempat operasinya perusahaan itu. 16) Menjaga hubungan yang harmonis dengan para pemuka komunitas dalam semangat kebersmaan yang tinggi. 17) Menciptkan iklim bisnis yang menghasilkan kegiatan yang efisien dan ekonomis, serta perusahaan sebagai tempat yang baik untuk bekerja di mata calon karyawannya. d. Hubungan Pemerintah Suatu perkembangan penting dala PR adalah terjadinya hubungan yang lebih erat antara perusahaan, asosiasi dan perserikatan dengan pemerintah, serta semakin meluasnya keterlibatan lembaga-lembaga swasta dalam permasalahan masyarakat (selama ini permasalahan masyarakat lebih banyak ditangani pemerintah). Kepentingan bisnis dan pemerintah menjadi satu serta saling menguntungkan, dan kalangan bisnis tidak menganggap lagi pemerintah sebagai lawan, tapi sebagai mitra kerja. Hampir setiap jalannya bisnis dipengaruhi oleh pemerintah, yang menetapkan dan memaksakan peraturan untuk mengatur bisnis dan menentukan iklim dimana bisnis harus berfungsi. Untuk melindungi kepentingan bisnis dan melayani kepentingan umum, para perwakilan bisnis. Para perwakilan bisnis harus turat dalam penyusunan peraturan dan mengambil bagian dalam penetuan iklim politik. Mereka harus mempunyai suara pada saat undang-undang itu dibuat dan berperan dalam menentukan kebijaksanaan fiskal serta perpajakan pemerintah secara langsung maupun dengan kerja sama, melalui program hubungan pemerintah yang konstruktif. Terdapat suatu peningkatan pengenalan atas bagian eksekutif bisnis mengenai pentingnya mengembangkan suatu kerja sama yang efektif dengan pemerintah. Pendekatan ini menyarankan agar sebagai mitra, pemerintah dan bisnis mempunyai tujuan dasar yang sama, dan agar masing-masing mengahadapi perbedaan tetapi tetap mempertahankan pandangan yang konstruktif, baik pemerintah maupun bisnis menjadi bagian dari pemecahan permasalahan. Kerja sama bisnis pemerintah terancam oleh biaya tak terduga dimana pemerintah tidak mendorong perusahaan bebasm dan menghancurkan bisnis melalui peraturan dan undang-undang diskriminasi dan perpajakan yang mencekik. Yang sama merusaknya adalah tuntutan dari pejabat pemerintah tertentu bahwa para pemimpin



bisnis menentang sebagian besar undang-undang yang diajukan tanpa memberikan suatu alternatif. Mereka tidak memikirkan permasalahan nasional dan kepentingan sosial teteapi mereka hanya mencari keuntungan dan menyenangkan para pemegang saham. e. Hubungan dengan Pers Hubungan pers (pers relation) adalah usaha untuk mencapai publikasi penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau peusahaan yang bersangkutan. 1) Cara menciptakan hubungan pers yang baik Selain memasok berbagai materi yang layak diterbitkan, semua praktisi humas juga perlu memahami bagaimana surat kabar atau majalah itu diterbitkan serta bagaimana pula caranya memproduksi program siaran radio dan televisi. Sebagian pengetahuan tersebut dapat dipelajari hanya dengan mengamatinya. Untuk itu, adakanlah kunjungan ke sejumlah penerbitan, stasiun radio dan studio televisi. Kadang-kadang humas dapat memahami suatu media hanya dengan menelepon orang orang yang terkait dan mengajukan berbagai pertanyaan yang relevan kepadanya, seperti kapan naskah humas harus sudang diserahkan ke meja redaksi. Ini merupakan bagian dari tugas praktisi humas, yakni berusaha untuk mengetahui segala sesuatunya selengkap mungkin kalau ia tidak mengetahui tenggang atau saat terakhir penyerahan naskah, maka suatu saat ia mungkin akan menyodorkan naskah ke redaksi setelah majalah atau surat kabarnya dicetak. 2) Hal-hal pokok perihal pers a) Kebijakan editorial Hal ini merupakan pandangan dasar dari suatu media yang dengan sendrinya akan melandasi pemilihan subyek-subyek yang akan dicetak atau yang akan diterbitkan. Misalnya, ada koran yang senantiasa memuat ulasan khusus secara singkat ,mengenai berbagai macam transaksi bisni yang terjadi setiap hari. b) Frekuensi penerbitan Setiap terbitan punya frekuensi penerbiatan yang berbeda-beda , bisa beberapa kali dalam sehari, harian, dua kali seminggu, mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan. Jumlah edisi yang diterbitkan dalam satu kali penerbitan juga perlu diketahui oleh para praktisi humas. c) Tanggal penerbitan Kapan tanggal dan saat terakhir sebuah naskah harus diserahkan ke redaksi untuk penerbitan yang akan datang? Tanggal penerbitan dari satu media ditentukan oleh frekuensi dan proses percetakannya. d) Proses percetakan Suatu media dapat dicetak secara biasa, teknik fotografis, litografi, atau flexografi. e) Daerah sirkulasi Jangkauan sirkulasi dapat berskala lokal, khusus di daerah pedesaan, pertokoan, berskala nasional ataukah bahkan berskala internasional. f) Jangkauan pembaca



Berapa dan siapa saja yang membaca jurnal atau media yang bersangkutan? Seorang prakisi humas juga dituntut untuk mengetahui kelompok usia, jenis kelamin, status sosial, minat khusus, kebangsaan, etnik, agama, hingga ke orientasi politik dari suatu khalayak pembaca suatu media. g) Metode distribusi Praktisi humas perlu mengetahui metode-metode distribusi dari suatu media, apakah itu melalui toko buku, dijajakan secara langsung dari pintu ke pintu, lewat pos, atau sistem langganan atau secara terkontrol. 3) Tugas praktisi humas dalam hubugannya dengan pers Tanggung jawab yang utama dari seorang praktisi humas tertuju kepada perusahan induk (untuk departemen humas internal) atau perusahan kliennya (untuk konsultasi humas ekternal), selama hal itu tidak bertentangan dengan kode etik kehumasan., segala peraturan hukum yang berlaku dan kepentingan umum. Tugas pokok seoorang praktisi humas adalah menjalankan program-program humas yang telah direncanakan serta disetujui sebelumnya, dengan tujuan memaksimalkan pengetahuan dan pemahaman khalayak atas produk, sosok keseluruhan atau aspek-aspek lainnya dari organisasi atau perusahaan induk dan atau klien. f. Hubungan dengan Konsumen Selain untuk memperoleh citra perusahaan yang baik dimata publiknya, praktik PR juga dilakukan untuk memperoleh citri roduk dari konsumennya, yang terdiri atas lakilaki, wanita, dan anak-anak yang membentuk suatu masyarakat atau komunitas konsumen. Konsumen itu sendiri yang menentukan suatu keberhasilan atau kegagalan setiap industri dan perusahaan. Sasaran utama bisnis sebaiknya merencanakan kegiatan dengan konsumen yang jelas, dan perusahaan benar-benar mengganggap bahwa mereka yang membutuhkan konsumen bukan sebaliknya. Istilah lainnya, perusahaan harus bersikap dan berperilaku memjemput bola, bukan menunggu bola. Konsumen yang ekstrem dianggap sebagai penekan bisnis dan acap kali disebut suatu keretakan dalam reformasi sosial. Timbul suatu tuntutan akan hak-hak konsumen dalam setiap hubungan bisnis, keamanan produk, kejujuran dalam iklan, dan jaminan penuh, semuanya dengan dukungan pemerintah. Pengembangan hubungan konsumen yang lebih baik dan sangat luas merupakan satu tugas penting perusahan besar. Tujuan hubungan konsumen yaitu sebagai berikut : 1) Menetukan apakah para konsumen memikirkan dan membicarakan kebijaksanaan, tidankan, produk, atau pelayanan perusahaan. 2) Memahami apakah semua pernyataan yang dibuat untuk para konsumen mengenai harga, nilai, pelayanan dan kualitas berdasarkan kenyataan yang tidak dibuat-buat. 3) Meningkatkan pelayanan konsumen dengan penanganan yang lebih memuaskan atas dasar keluhan, dengan analisis keluhan untuk mengetahuipenyebabnya, dan dengan memperbaiki kekurangan dalam operasi, prossedur, atau kebijaksanaan untuk mencegah timbulnya keluhan-keluhan tersebut 4) Memperoleh penerimaan tentang produk dan pelayanan yang cepat, tepat, sopan, pribadi dan ramah kepada konsumen. 5) Menyebarluaskan informsi kepada publik pemakai tentang produk, pelayanan, kebijaksanaan, dan praktik perusahaan.



6) Menjawab pertanyaan konsumen yang berhubungan dengan perusahaan, produk, pelayanan, dan manfaatnya. 7) Menghasilkan produk atau pelayanan yang lebih memuaskan kepada konsumen melalui penelitian dan pemahaman produk. 8) Memberi nama produk dengan istilah yang bisa dipahami sehingga konsumen dapat mengetahui mutu dan sifat-sifat produk, membuat tingkatan atau standar mutu produk untuk membantu konsumen memilih dan memanfaatkan produk tersebut. 9) Menetapkan harga serendah mungkin sesuai dengan mutu melalui peniadaan limbah produksi, distribusi, dan meneruskannya kepada konsumen penghematan atau efiseiensi yang lebih besar. 10) Bekerja sama dengan kelompok konsumen untuk memberikan informasi dan mendidik konsumen mengenai pengetahuan mutu dan untuk memenuhi kebutuhannya. 11) Memelihara dan meningkatkan hubungan dengan para guru ekonomi rumah tangga, agen perabot rumah tangga, dan toko makanan. 12) Mempersiapkan dan menyebarluaskan petunjuk, konsep, resep, dan buku-buku tentang penggunaan produk sehingga konsumen akan memperoleh kepuasan maksimal dalam pemakaian produk. 4.



Strategi Membangun Hubungan Khalayak Eksternal Hubungan dengan publik di luar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik. Masalah yang perlu dipecahkan dalam kegiatan external public relations meliputi bagaimmana memperluas pasar bagi produksinya, memperkenalkan produksinya kepada masyarakat, mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat, memelihara hubungan baik dengan publik terhadap perusahaan, memelihara hubungan baik dengan pers dan para opinion leader, memelihara hubungan baik engan publik dan para pemasok yang berhubungan dengan operasional perusahaan dan mencapai rasa simpatik dan kepercayaan daru publik dalam masyarakat. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan external publicc relations seperti berikut a. Menganalisa dan menilai sikap dan opini publik yang menanggapi kebijaksanaan pimpinan perusahaan dalam menggerakan pegawainya dan menerapkan metodenya. b. Mengadakan koreksi dan saran kepada pimpinan perusahaan, terutama kegiatan yang mendapat sorotan atau kritikan publik. c. Mempersiapkan bahan-bahan penerangan dan penjelasan yang jujur dan obyektif agar publik tetap memperoleh kejelasan tentang segala aktivitas dan perkembangan perusahaan.



d. Ikut membantu pimpinan dalam hal menyusun atau memperbaiki formasi staf ke arah yang efektif e. Mengadakan penyelidikan atau penelitian tentang kebutuhan, kepentingan, dan selera publik akan barang-barang yang dihasilkan perusahaan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu strategi membangun hubungan dengan khalayak eksternal, dengan adanya program ini, sebuah perusahaan berperan sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian sosial. Namun, perlu disadari bahwa CSR bukan semata program sosial yang menjadikan perusahaan sebagai sebuah “lembaga amal” ataupun “bagian dari departemen sosial milik pemerintah”. Perlu diketahui, tidak semua perusahaan memiliki program CSR. Bhakan tidak semua perusahaan memiliki diviisi PR atau divisi lain yang biasanya diberi tugas khusus untuk mengurusi permasalahan CSR. Kalaupun ada perusahaan yang mengagendakan CSR, itu hanya dirangkap oleh divisi lain yang memiliki kedekatan fungsi dalam mencapai tujuan perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan perusahaan, misalnya divisi pemasaran(marketing). Alasan bagi perusahaan yang mengambil langkah ini, selain untuk efektifitas anggaran, perusahaan yang seperti ini biasanya mememiliki orientasi yang terfokus kepada penjualan dan memperoleh keuntungan semata. Selain itu, ada juga diantara perusahaan tersebut yang hanya membuat program CSR sebagai langkah taktis untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Bagi perusahaan seperti ini, PR atau CSR dianggap sebagai divisi dan program sekedar ”menghabiskan uang perusahaan” saja. Selain lemah secara tanggung jawab dan kepedulian sosial, mereka belum menyadari arti penting program jangka panjang untuk keberlangsungan dan peningkatan keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, mereka belum menyadari CSR sebagai sebuah program investasi jangka panjang perusahaan. Sementara itu terkait strategi sebuah perusahaan yang melakukan program CSR semata untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan, langkah seperti ini memang ada benarnya juga. Tidak sedikit program CSR yang dilakukan perusahaan memiliki dampak secara langsung karena memang sengaja diarahkan untuk mendongkrak penjualan dan peningkatan keuntungan perusahaan. Namun demikian, langkah “instan” mengagendakan program CSR untuk meraup keuntungan seperti ini tidak akan memberikan dampak positif yang bertahan lama. Selain anggaran yang akan terus seperti ini tidak akan memberikan dampak positif yang bertahan lama. Selain anggaran yang akan terus membengkak, program CSR yang memang tidak direncanakan untuk jangka panjang akan menjadikan menurunnya kualitas kinerja divisi yang dibebani pekerjaan yang bukan merupakan tugas utamanya. Persoalan lain yang akan muncuk ketika perusahaan yang menjadi kompetitor menggunakan strategi tandingan hampir sama, bahkan dengan teknik yang lebih mutakhir. Penghancuran karakter perusahaan di mata masyarakat dan para konsumen tentunya sangat berpengaruh kepada penjualan dan penghasilan perusahaan. Hak yang juga perlu diingat yaitu kondisi mayarakat dan konsumen saat ini yang sudah cerdas. Mereka dapat membedakan mana perusahaan yang benar benar melakukan program CSR dan mana perusahaan yang melakukan program CSR hanya untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan perusahaan semata.



Tingkat kecerdasan masyarkat dan konsumen ini akan menentukan pilihan mereka untuk membeli sebuah produk yang dipasarkan oleh perusahaan. Selain itu, bagian ini juga yang biasanya dijadikan landasan strategi bagi pihak perusahaan kompetitor untuk menjatuhkan perusahaan saingannya. Untuk membangun program CSR yang benar-benar berguna bagi masyarakat dan memiliki dampak positif terhadap penjualan dan peningkatan keuntungan perusahaan, dibutuhkan pemberian perogram yang memiliki manfaat jangka panjang yang sekaligus dikelola dengan melibatkan masyarakat dan stakeholders terkait lain secara berkesinambungan. Program CSR bermanfaat jangka panjang yang dimaksud yaitu program-program yang memiliki dampak positif untuk kemajuan masyarakat dan relasi antara masyarakat dengan perusahaan dalam jangka waktu yang panjang, bahkan jika memungkinkan dapat menciptakan sebuah hubungan psikolog seumur hidup. Program ini dikelola dengan mengikutsertakan masyarakat dan mengedepankan kemandirian masyarakat untuk mengurusi keberlanjutan program tersebut. Peran yang diambil perusahaan, dalam hal ini divisi yang membidangi program CSR, sebaiknya berlaku sebagai “pendamping” masyarakat, yang menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat dan sebaliknya. Namun demikian, yang perlu diperhatikan dalam proses pengelolaan program CSR yang berbasis masyarakat ini dalah jangan sampai mencampuradukan antara program CSR dengan program lain dari perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan meningkatkan keuntungan. “Internalisasi” produk perusahaan terhadap masyrakat atau komunitas yang menjadi target program CSR sebaiknya dibiarkan berlangsung secara alami. Dengan kata lain, akan lebih bijak dan akan sangat menguntungkan bagi perusahaan ketika masyrakat atau komunitas yang menjadi target program CSR nantinya akan menjadi PR bagi produk-produk maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan sangat diuntungkan dengan memiliki “tenaga” dan “sumber daya” yang tumbuh dan berkembang dari masyrakat yang notabene nya merupakan bagian dari target pemasaran produk perusahaan.