KHOTBAH 1 Yoh 4 7 - 21 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Billy
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bahan Khotbah 1 Yohanes 4:16b-21 Introitus : Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik (Roma 12:9) Thema : Tuhan telah mengasihi kita, karena itu hendaklah kita juga saling mengasihi. Pendahuluan Berbicara tentang kasih berarti kita juga berbicara tentang Allah. Dalam Alkitab penyataan Allah kita nyatakan sebagai Kasih Allah. Secara iman kita mengakui bahwa segala tindakan Allah terhadap dunia dan manusia nyata di dalamnya akan kasih Allah. Penciptaan dunia dan isinya termasuk manusia kita akui sebagai kuasa Allah yang Ia nyatakan untuk menunjukkan akan kasihNya. Kasih Allah yang sempurna dinyatakan di dalam diri Yesus Kristus yang menunjukkan kasih Agape. Kasih yang ditunjukkanNya adalah kasih yang sempurna dan tidak pura-pura, sehingga siapa yang mengaku dan percaya kepada Allah hendaklah saling mengasihi (tema). Akan tetapi sekalipun pengajaran kasih Allah ini telah dinyatakan, ternyata manusia sering sekali tidak mampu menunjukkan kasih itu di dalam kehidupannya. Jumlah orang yang percaya kepada Tuhan semakin meningkat, akan tetapi faktanya justru jumlah kehidupan manusia yang saling mengasihi semakin berkurang. Ditengah kompetisi kehidupan ini yang terjadi justru “homo homini lupus”= manusia menjadi serigala bagi manusia lain. Ketidak pedulian satu dengan yang lain, pembenaran diri, egoisme yang semakin meninggi, penghakiman satu dengan yang lain, kebobrokan moral, semuanya ini dapat kita saksikan ditengah kehidupan ini. Manusia semakin jauh dari kehendak Allah yang hidupnya seharusnya kasih dan mengasihi. Pengenalan akan Allah dan menjalankan kehendak Allah cenderung hanya pura-pura, kita mengasihi senantiasa dihubungkan dengan imbalan, untung rugi dan sebab akibat. Seharusnya sebagai orang yang percaya, mengasihi adalah jati diri kita, karena kita melakukannya, sebab Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita. Pendalaman Nats Belajar tentang kasih Allah kita melihat dari 1 Yohanes 16 : 1. Ayat 7 – 16 Allah adalah Kasih : Semuanya ini jelas kita lihat dalam PenyataanNya dan kesempurnaannya adalah di dalam Yesus Kristus. Kasih Allah terlihat saat kehendakNya boleh dinyatakan: memberikan sukacita, damai sejahtera bagi umatNya. Rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera. Secara umum penggunaan kata kasih dalam Alkitab diartikan dalam tiga arti, yaitu : Agape : kasih yang rela memberikan diri kepada orang lain, eros : kasih yang muncul akibat dorongan seksual (tidak muncul dalam PB), phileo : Kasih persaudaraan atau keluarga. Di dalam Alkitab baik PL maupun PB kasih yang dikehendaki Allah dari umatNya adalah kasih yang nyata dan menjangkau sesama, bahkan musuh sekalipun. Oleh karenanya berbicara tentang kasih berarti berbicara juga tentang tanggung jawab orang percaya untuk melakukannya didalam kehidupannya. 2. Ayat 17. Kasih adalah berani dan percaya pada hari penghakiman. Orang yang mengasihi adalah orang yang berani menghadapi segala resiko bahkan konsekwensi dari pekerjaannya tersebut. Benar jika mengasihi tentu saja didalamnya ada pengorbanan, hendaklah seorang yang mengasihi tidak menuntut balasan atas apa yang ia lakukan, atau



bahkan meninggalkan tugas mengasihi karena tantangan/resiko yang akan dialami. Orang yang mengasihi tentu upahnya besar dibumi dan disorga (hak Allah). Percaya kepada hari penghakiman menunjuk kepada penyerahan diri kepada Allah/tuntunan Allah, dengan keyakinan sebagai anak yang berharga dihadapan Allah = yang pasti diberkati oleh Allah dan memberikan tempat sebagai kawanan domba Allah. 3. Ayat 18 -19. Karena kita lebih dahulu telah mengalami Kasih Allah, maka Kasih melenyapkan ketakutan. Ketakutan adalah bagian dari penguasaan dosa dalam diri manusia, karena bagi orang percaya tidak ada lagi yang perlu ditakuti sebab yang paling menakutkan yaitu “maut” telah dikalahkan didalam diri Yesus Kristus. Oleh karenanya, bagi orang yang memberikan diri dikuasai Allah maka dalam diri dikuasai Allah tidak ada lagi kekawatiran dan ketakutan, sehingga kita: berani berjalan bersama Yesus dengan cara melakukan kehendakNya. Oleh karenanya, orang percaya “berani tampil beda” karena sadar bahwa kita adalah umat pilihan yang mencerminkan KASIH ALLAH. 4. Ayat 20 – 21. Mengasihi saudara/sesama. Orang yang mengaku mengasihi Allah harus terlihat dengan sikap dan tindakan yang dinyatakannya dengan mengasihi sesamanya/saudaranya. Perumpamaan orang samaria yang baik hati menunjuk kepada sesama manusia adalah secara universal yang tidak dibatasi oleh kondisi, situasi, suku, ras, agama. Didalam kehidupan yang diberikan Allah setiap manusia ciptaanNya ada perbedaan. Perbedaan yang ada tersebut bukan untuk saling menghakimi tapi perbedaan yang ada hendaklah untuk saling memperlengkapi yaitu dengan saling mengasihi. Refleksi Dari uraian tersebut jelaslah bahwa kasih menjadi jati diri/identitas bagi orang percaya. Hendaklah kasih selalu dinyatakan/dilakukan bukan sekedar dibicarakan. Orang yang percaya adalah orang yang telah diikat dengan yang dipercayainya, jadi ikatan orang percaya itu adalah ikatan Allah dengan umatNya dengan kasih yang sempurna. Ditengah kehidupan kita sekarang ini, tuntutan hidup sebagai umat Allah semakin tinggi. Tantangan semakin kompleks, karena didalamnya juga iblis terus berkarya untuk menjauhkan kita dengan ikatan bersama Allah. Ada beberapa kelas manusia dalam dunia ini : 1. Kelas surgawi : adalah manusia yang mampu hidup mengasihi sekalipun orang yang dikasihi berbuat jahat kepadanya (membalas kejahatan dengan kebaikan) 2. Kelas Kristiani : adalah orang yang mampu mengampuni orang yang berbuat salah kepadanya. 3. Kelas Manusiawi : adalah orang yang melakukan kebaikan karena orang lain berbuat baik kepadanya. 4. Kelas hewani : adalah orang yang berbuat jahat kepada orang yang jahat (Membalas kejahatan dengan kejahatan) 5. Kelas Setani : adalah orang yang berbuat jahat kepada orang yang berbuat baik kepadanya (membalas kebaikan dengan kejahatan).



1 Korintus 13:13 “Demikian tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya adalah kasih.” Yang ditekankan disini adalah mengenai kasih. Mengapa? Karena iman dan pengharapan hanya untuk diri kita, tetapi kasih berguna kepada oran lain. Kasih akan melenyapkan ketakutan, rasa takut manusia setidaknya kelihatan dalam dua Ciri Hidup kita saat ini, yakni: 1. Takut tidak memiliki Ketakutan seperti inilah yang membuat banyak orang berlomba-lomba untuk memiliki segala sesuatu. Banyak orang mengejar harta kekayaan dan kehormatan. “Waktu adalah uang” merupakan slogan utama mereka. Segala sesuatu dinilai berdasarkan uang dan harta material. Mereka takut tidak mendapat apa-apa. Dan jika tidak punya apa pun dianggap sebagai kutukan. 2. Takut kehilangan yang dimiliki Selain takut tidak memiliki, manusia juga sangat takut kehilangan yang ia miliki. Jika seseorang punya harta kekayaan, hatinya akan selalu was-was terhadap hartanya. Oleh sebab itu ia merasa harus menjaganya betul-betul. Memberikan keamanan ekstra dan mengasuransikannya. Tidak heran, seandainya harta itu hilang, ia juga akan kehilangan dirinya sendiri, menjadi tidak waras. Agar kita memiliki kasih yang sempurna, kita harus mengalahkan kedua jenis ketakutan tersebut. Orang yang hanya memiliki kasih yang setengah-setengah pada akhirnya tidak mungkin dapat mengasihi saudaranya. Ayat 20 berkata : Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Kasih yang setengah-setengah tidak peka pada penderitaan saudara-saudaranya, tapi kasih yang sempurna membuat kita memiliki empati yang mendalam pada orang lain. Kasih yang setengahsetengah berfokus pada diri sendiri, tetapi kasih yang sempurna berfokus pada orang-orang diluar dirinya. Jelaslah bahwa kasih yang sempurna menjadi identitas bagi orang percaya. Hendaklah kasih selalu dinyatakan/dilakukan bukan sekedar dibicarakan. Orang yang percaya adalah orang yang telah diikat dengan yang dipercayainya, jadi ikatan orang percaya itu adalah ikatan Allah dengan umatNya dalam ikatan kasih yang sempurna. Sebagai orang yang percaya kepada Kristus benar kita terus belajar dan belajar, hendaklah semakin hari kita terus bertumbuh dalam iman sampai kita mengalami kesempurnaan KASIH bersama Kristus Yesus didalam kerajaanNya... Ujilah sejauh mana Kasih itu telah kita nyatakan dalam hidup kita.