Kliping Pelukis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KLIPING PELUKIS DALAM & LUAR NEGERI Seni Rupa



Gammalia Gracia Ardani IXB (10)



Vincent Willem Van Gogh



Lahir: 30 Maret 1853 Aliran: posimpressionisme Van Gogh merupakan sulung dari 6 bersaudara, putra pendeta protestan di Groot Zundert. Pada usia 27 tahun, ia menemukan panggilan sejatinya dan kembali ke Belanda. Ia membuat sebuah karya yang sesuai dengan kemanusiaannya, pemakan kentang (1885), gelap dan muram, mengungkapkan kesedihan dan kemiskinan orang-orang dalam lukisannya. Tahun yang sama, ia mendaftar di akademi seni di Antwerpen, Belgia. Namun ia pergi pada hari ke dua, setelah gurunya mengatakan bahwa sapuan kuasnya terlalu berat. Dikota ini ia sempat dipengaruhi gaya lukisan Peter Paul Rubens dan pelukis Jepang bernama Hokusai (17601849). Kemudian, ia dan Theo pergi ke Paris pada 1886. Setelah itu, Vincent pindah ke Arles, sementara Theo tetap tinggal dan bertugas menjual lukisannya. Van Gouh pun meninggalkan sapuan kuas yang berani dan realitas moralitasnya. Ia memutuskan menggunakan warnawarna cerah untuk mengungkapkan simbolime dalam lukisannya tentang ladang-ladang, pohon-pohon dan kehidupan pedesaan seperti Night watch (1888) dan Starry Night (1889). Ia kemudian mengundang pelukis Paul Gauguin untuk bergabung. Namun, setelah mereka bertengkar dan Gauguin pergi, Van Gogh mengalami depresi berat. Awalnya mengikuti tipikal pelukis di zamannya dengan gaya impresionisme. Namun ketidakpuasan terhadap pengekangan ekspresi seni oleh pakem impresionisme membuat ia beralih pada gaya ekspresionisme. Vincent Van gogh didiagnosa menderita epilepsi yang cukup parah. Diagnosa ini dibuat oleh 2 orang dokter berbeda yang merawatnya. Van Gogh



Gammalia Gracia A. / S. Rupa



1



juga pernah memotong telinganya sendiri. Pada akhir hidupnya, ia merasa dirinya menjadi gila dan akhirnya menghabiskan sisa hidup di R.S. Jiwa Saint Paul-de-Mausole di Saint-Rémyde-Provence, Perancis. Di sana dia tetap melukis. Selama masa hidupnya, Vincent Van Gogh hanya menjual 1 lukisan, "Red Vineyard at Arles" (1889).



Gammalia Gracia A. / S. Rupa



2



Pablo Picasso



Lahir: 25 Oktober 1881 Aliran: Kubisme Di antara karya-karyanya yang paling terkenal adalah proto-Kubisme Les Demoiselles d'Avignon (1907) dan Guernica (1937), penggambaran tentang pemboman Guernica Jerman selama Perang Saudara Spanyol. Picasso menunjukkan bakat artistik luar biasa di awal tahun, melukis secara realistis melalui masa kecil dan remaja; selama dekade pertama abad kedua puluh gayanya berubah saat ia bereksperimen dengan teori yang berbeda, teknik, dan ide. Dia juga politis beruntung. Padahal untuk Nazi karyanya adalah lambang "merosot seni," dilindungi ketenarannya dirinya selama pendudukan Jerman di Paris, dimana dia tinggal, dan setelah perang, ketika seniman dan penulis dianggap dipermalukan oleh afiliasi dengan sedikit atau fasisme Nazisme, Picasso memberikan dukungan antusias untuk Joseph Stalin, seorang pembunuh massal dalam skala yang jauh melampaui Hitler, dan hampir tidak menerima kata kritik untuk itu, bahkan di Amerika perang dingin. Selain itu, dia adalah artis dengan siapa hampir setiap seniman lain harus diperhitungkan, dan ada hampir gerakan abad ke-20 bahwa ia tidak menginspirasi, berkontribusi atau - dalam kasus Kubisme, yang, di salah satu sejarah besar seni kolaborasi, ia bersama-diciptakan dengan Georges Braque - melahirkan. Pengecualian, karena Picasso pernah melukis gambaran abstrak dalam hidupnya, seni abstrak, tetapi bahkan ada cetakan tangan-Nya di mana-mana - salah satu contoh jelas adalah efeknya pada karya awal Abstrak ekspresionis pelukis Amerika, Arshile Gorky, Jackson Pollock dan Willem de Kooning, antara lain. Picasso dianggap sebagai anak jenius, tetapi jika ia telah meninggal sebelum tahun 1906, tahun ke-25 nya, tandai pada seni abad ke-20 akan menjadi sedikit. Periode yang disebut Biru dan Rose, dengan angka murung mereka etiolated pengemis dan rakyat sirkus, tidak, meskipun popularitas besar mereka, jauh lebih dari liontin untuk Simbolisme akhir abad 19. Ini adalah pengalaman modernitas yang diciptakan modernisme, dan yang terjadi di Paris. Gammalia Gracia A. / S. Rupa



3



Gammalia Gracia A. / S. Rupa



4



Basuki Abdullah



Lahir: Surakarta, 25 Januari 1915 Aliran: Realis & Naturalis Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya Abdullah Suryosubro yang juga seorang pelukis dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia pada awal tahun 1900-an yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun Basoeki Abdullah mulai gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Yesus Kristus dan Krishnamurti. Pendidikan formal Basoeki Abdullah diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo. Berkat bantuan Pastur Koch SJ, Basoeki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag, Belanda, dan menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA). Basoeki Abdullah terkenal sebagai seorang pelukis potret, terutama melukis wanita-wanita cantik, keluarga kerajaan dan kepala negara yang cenderung mempercantik atau memperindah seseorang ketimbang wajah aslinya. Selain sebagai pelukis potret yang ulung, diapun melukis pemandangan alam, fauna, flora, tema-tema perjuangan, pembangunan dan sebagainya.Basoeki Abdullah selain seorang pelukis juga pandai menari dan sering tampil dengan tarian wayang orang sebagai Rahwana atau Hanoman. Ia tidak hanya menguasai soal kewayangan, budaya Jawa di mana ia berasal tetapi juga menggemari komposisikompasisi Franz Schubert, Beethoven dan Paganini, dengan demikian wawasannya sebagai seniman luas dan tidak Jawasentris. Gammalia Gracia A. / S. Rupa



5



Gammalia Gracia A. / S. Rupa



6



Raden Saleh



Lahir: Semarang, 1807 Aliran: Romantisme Sejak usia 10 Tahun, ia diserahkan pamannya,Bupati Semarang, kepada orang-orang Belanda atasannya di Batavia. Kegemaran menggambar mulai menonjol sewaktu bersekolah di Sekolah Rakyat (VolkSchool). Keramahannya bergaul memudahkannya masuk ke lingkungan orang Belanda dan lembagalembaga elite Hindia-Belanda. Seorang kenalannya, Prof. Caspar Reinwardt, pendiri Kebun Raya Bogor sekaligus Direktur Pertanian, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan untuk Jawa dan pulau sekitarnya, menilainya pantas mendapat ikatan dinas di departemennya. Kebetulan di instansi itu ada pelukis keturunan Belgia, A.A.J. Payen yang didatangkan dari Belanda untuk membuat lukisan pemandangan di Pulau Jawa untuk hiasan kantor Departemen van Kolonieen di Belanda. Payen tertarik pada bakat Raden Saleh dan berinisiatif memberikan bimbingan. Payen memang tidak menonjol di kalangan ahli seni lukis di Belanda, namun mantan mahaguru Akademi Senirupa di Doornik, Belanda, ini cukup membantu Raden Saleh mendalami seni lukis Barat dan belajar teknik pembuatannya, misalnya melukis dengan cat minyak. Payen juga mengajak pemuda Saleh dalam perjalanan dinas keliling Jawa mencari model pemandangan untuk lukisan. Ia pun menugaskan Raden Saleh menggambar tipe-tipe orang Indonesia di daerah yang disinggahi. Terkesan dengan bakat luar biasa anak didiknya, Payen mengusulkan agar Raden Saleh bisa belajar ke Belanda. Usul ini didukung oleh Gubernur Jenderal Van Der Capellen yang memerintah waktu itu (18191826), setelah ia melihat karya Raden Saleh. Tahun 1829, nyaris bersamaan dengan patahnya perlawanan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal de Kock, Capellen membiayai Saleh belajar ke Belanda. Namun, keberangkatannya itu menyandang misi lain. Dalam surat seorang pejabat tinggi Belanda untuk Departemen van Kolonieen tertulis, selama perjalanan ke Belanda Raden Saleh bertugas mengajari Inspektur Keuangan Belanda de Linge tentang adat-istiadat dan kebiasaan orang Jawa, Bahasa Jawa, dan Bahasa Melayu. Ini menunjukkan kecakapan lain Raden Saleh.



Gammalia Gracia A. / S. Rupa



7



Gammalia Gracia A. / S. Rupa



8



Affandi



Lahir: Cirebon, 1907 Aliran: Ekspresionisme Dari segi pendidikan, ia termasuk seorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Bagi orang-orang segenerasinya, memperoleh pendidikan HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS, termasuk pendidikan yang hanya diperoleh oleh segelintir anak negeri. Pada umur 26 tahun, pada tahun 1933, Affandi menikah dengan Maryati, gadis kelahiran Bogor. Affandi dan Maryati dikaruniai seorang putri yang nantinya akan mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis, yaitu Kartika Affandi. Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga bekerja sebagai tukang sobek karcis dan pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Pekerjaan ini tidak lama digeluti karena Affandi lebih tertarik pada bidang seni lukis. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung. Mereka itu adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang dipercaya menjabat sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni rupa di Indonesia. Kelompok ini berbeda dengan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) pada tahun 1938, melainkan sebuah kelompok belajar bersama dan kerja sama saling membantu sesama pelukis. Pada tahun 1943, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat Serangkai--yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Mas Mansyur--memimpin Seksi Kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam Seksi Kebudayaan Poetera ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab, yang langsung mengadakan hubungan dengan Bung Karno. Gammalia Gracia A. / S. Rupa



9



Gammalia Gracia A. / S. Rupa



10