Kode Matkul: 221 SKS: 3 Sks Waktu: 150 Menit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Kode Matkul SKS Waktu



: 221 : 3 SKS : 150 menit



Pertemuan Ke-



Pokok Bahasan



1



Pengertian Teknik Riset Operasional



2



Program Linier



3



Metode Transportasi



4



Penyelesaian Optimal



5



Masalah Penugasan



6



Metode Pengendalian Persedian



7



Review Materi pertemuan 1 s/d 6



8



UTS



Pertemuan Ke-



Pokok Bahasan



9



Presentasi Kelompok



10



Presentasi Kelompok



11



Presentasi Kelompok



12



Presentasi Kelompok



13



Presentasi Kelompok



14



Presentasi Kelompok



15



Presentasi Kelompok



16



UAS



Chapter 6 : Model Pengendalian Persediaan



MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN • Persediaan yang terlalu menimbulkan masalah.



besar



maupun



kecil



• Kekurangan bahan mentah mengakibatkan adanya hambatan pada proses produksi. • Kekurangan persediaan barang dagang akan menimbulkan kekecewaan pada langganan dan akan mengakibatkan perusahaan kehilangan pelanggan.



• Kelebihan persediaan mengakibatkan biaya ekstra disamping resiko.



MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN Gambar Perencanaan dan Pengendalian Persediaan



Fungsi utama pengendalian persediaan adalah menyimpan untuk melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah atau barang jadi dari waktu ke waktu berdasarkan beberapa kondisi : 1.



Jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama.



2.



Seringkali jumlah yang dibeli atau yang diproduksi lebih besar dari pada yang dibutuhkan.



3.



Permintaan barang bersifat musiman sedangkan tingkat produksi konstan.



4.



Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila biaya untuk mencari barang atau bahan pengganti relatif besar.



Arti Penting Pengendalian Persediaan Ada 5 hal pertimbangan dalam pengambilan keputusan persediaan sebagai berikut :



1. The decoupling function Fungsi utama yaitu mencakup keseluruhan proses pelaksanaan roda organisasi setiap hari. Jika perusahaan tidak menyimpan persediaan, maka dapat terjadi banyak penundaan dan inefisiensi.



Arti Penting Pengendalian Persediaan



2. Storing Resources Produk-produk pertanian dan produk hasil perikanan sering mempunyai keterbatasan musim pembudidayaan hasil-hasil produk pertanian dan penangkapan ikan, akan tetapi permintaan untuk produk ini relatif tetap sepanjang tahun. Pada kasus ini diperlukan Gudang penyimpanan persediaan (Cold Storage).



Arti Penting Pengendalian Persediaan



Pada satu proses pabrikasi, persediaan, bahan baku (raw materials), barang dalam proses (work-in-process), atau pada produk jadi (finished good) dengan sendirinya dapat disimpan di cold storage. Dengan demikian jika perusahaan kita membuat mesin pemotong rumput, maka perusahaan mungkin memperoleh ban mesin pemotong rumput dari pabrik lain. Jika perusahan memiliki 400 mesin pemotong rumput (finished good) dan persedaiaan ban sebanyak 300 buah, maka perusahaan sebenarnya mempunyai persediaan barang jadi sebanyak 1,900 ban yang disimpan sebagai persediaan (300 + 400 x 4).



Arti Penting Pengendalian Persediaan



3. Irregular supply and demand Ketika permintaan dan penawaran persediaan barang tidak setiap saat ada (irregular), maka jumlah persediaan yang disimpan menjadi penting. Kalau permintaan dalam jumlah besar barang minuman Diet selama musim panas, maka manajemen harus memastikan persediaan yang cukup untuk melayani permintaan yang tidak beraturan ini (tergantung pada musim). Pada musim dingin persediaan dapat dikurangi.



Arti Penting Pengendalian Persediaan



4. Quantity Discounts Penggunaan persediaan barang yang ditujukan untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas. Banyak penyalur menawarkan diskon untuk pembelian dalam jumlah tertentu. Sebagai contoh, untuk membuat satu alat gergaji ukir elektrik dibutuhkan biaya $10 per unit. Kalau perusahaan mengorder 300 atau lebih gergaji maka supplier menurunkan menjadi $8,75 perunit. Pembelian dalam partai besar secara subtansial dapat mengurangi harga.



Arti Penting Pengendalian Persediaan



Meskipun demikian, ada beberapa kerugian dari pembelian dalam partai besar, karena muncul biaya yang lebih tinggi pada biaya simpan.dan biaya lebih tinggi berkaitan dengan produk cacat, munculnya kerusakan di gudang, pencurian, asuransi, investasi dalam persediaan dan seterusnya.



Arti Penting Pengendalian Persediaan



5. Avoiding Stockouts and Shortages Fungsi penting lainnya dari persediaan barang adalah untuk menghindari kekurangan atau stockouts. Kalau perusahaan berulang-kali tidak ada persediaan, maka pelanggan mungkin akan beralih ke tempat lain untuk memuaskan kebutuhan mereka. Kehilangan nama baik (goodwill)



Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan Jenis persediaan yang ada dalam sebuah perusahaan pada umumnya ada 2 macam yaitu: 1. Perusahaan Perdagangan Inventory of merchandise yang memiliki sifat perputaran (turnover) yang sama, dibeli kemudian dijual kembali tanpa melalui proses value added. 2. Perusahaan Pabrikan, ada 3 yaitu;



a. Inventory of raw materials b. Inventory of work in process c. Inventory of finished goods



Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan Formula merchandise turnover Net Sales Merchandise turnover = --------------------------------------------Average Inventory of merchandise Cost of Good Sold = ---------------------------------------------Cost average inventory of merchandise Inventory awal + Inventory akhir Average Inventory of = ---------------------------------------------Merchandise 2



Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan Contoh Soal : Data-data perusahaan “ABC” Kendari sbb: Persediaan barang dagangan (1/1/2010)



Rp



900.000



Pembelian selama tahun 2010



Rp 4.200.000 (+)



Inventory yang tersedia



Rp 5.100.000



Persediaan barang dagangan (31/12/2010) Rp 1.100.000 (-) Cost of good sold (HPP) Jumlah hari kerja dalam 1 tahun = 300 hari.



Rp 4.000.000



Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan Jawab Soal :



900.000 + 1.100.000 Average Inventory of merchandise = ---------------------------2 = 1.000.000 Merchandise turnover = 4.000.000/1.000.000 = 4 Jumlah hari kerja = 300. Jumlah rata-rata hari penjualan/barang disimpan di gudang : 300/4 = 75 hari. Jumlah hari penjualan juga dapat dihitung dengan formula sebagai berikut: 365 x rata-rata persediaan Cost of good sold (HPP) Berdasar contoh soal, hari kerja1 thn = 300, sehingga, 300 x 1.000.000/4.000.000 = 300.000.000/4.000.000 = 75 hari



KOMPONEN-KOMPONEN BIAYA PERSEDIAAN Berbagai macam biaya yang perlu diperhitungkan saat mengevaluasi masalah persediaan diantaranya adalah: 1. Ordering dan procurement cost ( total pemesanan dan biaya pengadaan). 2. Holding cost atau carrying cost (biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan persediaan). 3. Shortage cost (biaya yang timbul apabila ada permintaah terhadap barang yang kebetulan tidak tersedia di gudang



Model Economic Order Quantity Model persediaan yang paling sederhana mengandung ciriciri:



Parameter-parameter model sederhana:



1. Barang yang dipesan dan



A = Jumlah barang yang dibutuhkan



disimpan hanya satu macam.



k = ordering cost per pesanan



dalam satu periode.



2. Kebutuhan/permintaan



c = Procurement Cost per unit



perperiode diketahui.



barang yang dipesan.



3. Barang/bahan mentah yang dipesan segera dapat tersedia



h = Holding cost per saatuan nilai



persediaan. T = Waktu antara satu pesanan



dan tidak ada Back Order.



dengan lainnya



Annual Holding Cost = hc(Q/2) Tujuan utama EOQ adalah menentukan jumlah setiap kali pesanan (Q) sehingga total annual cost dapat diminimumkan. Konsep ini melahirkan persamaan: Total Annual Cost = Ordering Cost + Holding Cost + Procurement Cost.



Dengan :



Total Annual Cost = (A/Q)k + hc(Q/2) + Ac



Dengan : Total Biaya yang relevan (TC) adalah :



T = Q/A



TC = (A/Q)h + hc (Q/A)



Frekuensi Pesanan = A/Q



Dan EOQnya adalah:



Annual Ordering Cost = (A/Q).k Persediaan rata-rata = Q/2 Annual Holding Cost Perunit Barang = hc



Q* =



2 Ak hc



Contoh :



Sebuah toko minuman mampu menjual 5200 peti coca-cola setiap tahun. Setiap peti menanggung biaya Rp. 2 untuk sampai kegudang. Penyalur meminta bayaran Rp. 10 untuk pemesanan, tanpa menghitung berapa jumlah yang dipesan. Pesanan segera datang sesaat setelah pemesanan dilakukan. Modal kerja yang dimiliki toko minuman ini semuanya tertanam pada persediaan barang, dan modal ini dipinjam dari bang dengan bunga 10 persen per tahun. Selain itu pemilik toko harus membayarkan atas barang yang disimpan sebesar 5% dari persediaan rata-rata. Asuransi juga harus dibayar sebesar 5% dari nilai persediaan rata-rata. Toko tersebut ingin meninjau kembali kebijakan 100 peti perminggu yang selama ini dilakukan sudah betul atau tidak , ditinjau dari sudut biaya yang relevan . (Biaya-biaya adalah dalam ribuan rupiah).



Penyelesaian : k = Rp. 10 per pesanan A = 5200 peti per tahun c = Rp. 2 per peti h = Rp 0,2 per rupian nilai barang dalam persediaan Holding cost : - bunga pinjaman bank = 10 %



- Asuransi barang dalam persediaan = 5 % - Pajak atas barang dalam persediaan = 5 % Sehingga total holding cost keseluruhan 20%



Penyelesaian :



Pada saat ini setiap minggu dipesan 100 peti coca-cola dengan dasar perhitungan : Q = 5200/52 = 100 peti Total Annual Relevant Cost bila kebijakan tetap dipertahankan : TC = (A/Q) k + hc (Q/2) = (5200/100) 10 + (0,20) (2) (100/2) = 520 + 20 = 540 rupiah per tahun Terlihat bahwa annual ordering cost (Rp. 520) jauh lebih besar dari pada annual holding cost (Rp. 20). Hal ini bertentangan dengan syarat optimalisasi, maka perlu dihitung EOQ nya.



Maka EOQ :



2 Ak (2)(5200)(10) Q* = = hc (0,20)(2) = 260.000 = 509,9 atau 510 peti Dengan Jarak Optimal Antar Dua Pesanan : T* = Q*/A = 510/5200



= 0,098 tahun Apabila I tahun 365 hari, maka T* adalah (0,098 X 360) sehingga kurang lebih 36 hari.



Total annual relevant cost : Tc = (5200/510)10 + (0,20)(2)(510/2) = 101,96 + 102 = 203,96 rupiah per tahun.



Kesimpulan: Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kebijaksanaan persediaan selama ini adalah salah, karena biaya relevan yang timbul jauh lebih besar dari pada apabila perusahaan melakukan secara optimal.



Pemesanan kembali dan Persediaan Pengaman (Reorder Point and Safety Stock) Reorder Point merupakan pemesanaan kembali terhadap barang agar barang yang dipesan datang tepat pada saat dibutuhkan. Jika terjadi tenggang waktu antara saat barang dipesan dengan tersedianya barang yang siap untuk dipakai disebut tenggang waktu (lead time). Reorder point ditentukan dengan memperhitungkan 2 variabel yakni lead time (L) dan tingkat kebutuhan perhari (U). Secara matematis Reorder Point adalah : Reorder Point = U x L + Safety Stock Besarnya safety stock tergantung pada kebijakan manajemen masing-masing perusahaan.



Contoh :



Kebutuhan barang perminggu = 100 kg. Lead time berdasarkan pengamatan = 3 minggu. Safety Stock ditetapkan sebesar 40% dari kebutuhan selama lead time. Tentukan reorder point dari kasus tersebut. Jawab: Reorder Point = U x L + Safety Stock = 100 x 3 + 40% (100 x 3) = 300 + 120 = 420 kg



Artinya : Pemesanan perlu dilakukan kembali pada saat tingkat persediaan barang tersebut mencapai 420 kg.



MODEL PERSEDIAAN DENGAN BACK ORDER



Model persediaan dengan back order merupakan kasus dimana konsumen boleh memesan terlebih dahulu walaupun barang tidak tersedia. Dalam bisnis istilah ini disebut indent. Salah satu contoh penggunaan kasus ini adalah dealer kendaraan bermotor. Delaer ini akan tetap melayani pembelian kendaraan bermotor jenis X walaupun saat itu persediaan kosong.pembeli dijanjikan bahwa kendaraan yang dipesan akan datang beberapa hari.



Waktu yang diperlukan untuk memenuhi permintaan dalam back order =(Q-S)/A tahun.



Total Annual relevant cost pada metode back order adalah: TC = Ordering Cost + Holding Cost + Shortage Cost Annual holding cost = ( hcS2)/2Q Annual shortage cost = p(Q-S)2/2Q Sehingga :



TC = (A/Q)k + ( hcS2)/2Q + p(Q-S)2/2Q Tujuan yang ingin dicapai adalah mencari Q dan S yang dapat meminimumkan TC. Sehingga :



2 Ak Q* = hc



p + hc p



2 Ak S* = hc



p p + hc



Sedangkan tenggang waktu antara satu pemesanan dengan pemesanan lainnya adalah: T* = Q* / A Sebagai pemahaman anda pahami contoh berikut: contoh ini merupakan kelanjutan dari contoh pada pertemuan 13



Contoh : Coca-cola dianggap sebagai barang convenience sehingga pembeli akan memilih produk lain apabila produk coca-cola tidak tersedia di toko tersebut. Jika toko dibebani 1 sen per peti per hari sebagai biaya karena tidak memenuhi permintaan langganan maka dalam setahun p = Rp. 3,65 per peti. Apabila k = Rp. 100, A = 1000, c = Rp. 20 dan h = 0,20 maka: Q* =



(2)(1000) 3,65 + (0,20)(20) = 324 Peti (0,20)(20) 3,65



S* =



(2)(1000) 3,65 = 154 Peti (0,20)(20) 3,65 + (0,20)(20)



31



Sehingga : T* = 324/1000 = 0,324 Tahun atau 118 hari Ternyata apabila perusahaan mengijinkan adanya back order, maka kebijakan persediaan yang optimal mencakup 324 peti yang dipesan setiap 118 hari. Diantara yang dipesan tersebut, hanya 154 peti yang disimpan sebagai persediaan. Seelebihnya (Q*-S* = 170 peti) dipergunakan untuk memenuhi permintaan yang belum terpenuhi (back order). Total annual relevan cost dalam kebijakan ini adalah:



(0,20)(20)(154)  1000  TC =  100 +  (2)(324)  324  = 617,82 rupiah pertahun



2



(3,65)(170) 2 + (2)(324)



Soal-soal Untuk pertemuan EOQ 1. Untuk contoh kasus toko pada pertemuan 13 jika toko ini selain berdagang coca-cola toko ini berdagang sprite juga. Setiap tahun toko ini hanya mampu menjual 1000 peti, dengan biaya sampi kegudang Rp. 20 per peti. Setiap pesanan dikenakan biaya Rp. 100 untuk sewa truk. Selama ini pesanan dilakukan setiap 3 minggu sebanyak 50 peti. Perusahaan ingin menilai apakah kebijakan selama ini sudah tepat atau belum bila holding cost mempunyai unsur yang sama seperti pada persediaan coca-cola.



2. Jika diketahui kebutuhan barang perminggu = 1000 kg. Dengan lead time = 3 minggu. Dan safety stock ditetapkan sebesar kebutuhan selama 2 minggu. Maka tentukan besarnya Reorder Pointnya.