Komposit Citra LANDSAT [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KOMPOSIT CITRA SATELIT MULTISPEKTRAL



A. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi informasi spasial suatu wilayah dapat dilakukan dengan mudah. Penggunaan data penginderaan jauh dan SIG (sistem informasi geografis) dalam ekstraksi informasi mengenai keruangan dan kewilayahan dapat digunakan untuk pengkajian wilayah secara menyeluruh dalam hubungannya dengan sumberdaya air. Keterbatasan-keterbatasan data permukaan yang memerlukan suatu pengkaitan obyek dengan mudah, cepat dan akurat dapat dianalisis dengan menggunakan data penginderaan jauh. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya. Unsur-unsur yang terdapat dipermukaan bumi dapat diuraikan ke dalam bentuk beberapa layer atau coverage data spasial. Dengan layers ini permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian berikut layers tematik yang diperlukan (Prahasta, 2001). Satelit Landsat TM merupakan perbaikan dari generasi Landsat sebelumnya, yaitu Landsat MSS (Multi Spectral Scanner). Satelit ini sangat baik untuk digunakan dalam studi vegetasi, karena selain memiliki resolusi spasial yang cukup bagus, juga memiliki saluran spektral yang lengkap mulai dari saluran sinar tampak sampai saluran inframerah thermal. Citra Landsat merupakan citra hasil penyiaman permukaan bumi oleh sensor yang dibawa oleh satelit Landsat. Satelit ini menggunakan informasi penyiaman multispectral, yaitu suatu informasi yang menggunakan beberapa panjang gelombang (spektral) untuk merekam bentuk, objek dan fenomena-fenomena yang ada di permukaan bumi. Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, citra Landsat TM mempunyai kelebihan baik dari segi resolusi spasial maupun resolusi spektral, resolusi spasial 30×30 meter dan resolusi spektral sebanyak 7 band. Selain itu kepekaan radiometrik citra Landsat TM dengan laju pengiriman data yang lebih cepat dan fokus penginderaan informasi.



B. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu melakukan proses komposit citra multispektral 2. Mahasiswa mampu melakukan proses eksporting data citra dalam berbagai format



1



C. ALAT DAN BAHAN 1. Software ENVI 4.5 2. Citra satelit Landsat 7 ETM+



D. DASAR TEORI 1. KONSEP KOMPOSIT CITRA MULTISPEKTRAL Beberapa cara yang biasa dipakai untuk melihat tampilan citra yaitu Pseuducolor, Red, Green dan Blue (RGB) dimana semuanya dinamakan sebagai tampilan komposisi warna. Dalam ENVI 4.5 pemilihan warna untuk tampilan data raster dinamakan dengan “color mapping”.



Pada praktikum ini, ke-3 cara dalam menampilkan citra akan dicoba semua, dan dibandingkan dengan kenampakan yang ada pada masing-masing citra yang dihasilkan. Mode Pseuducolor adalah teknik tampilan citra tunggal, sedangkan mode RGB adalah teknik komposit. Penyusunan komposit dimaksudkan untuk memperoleh gambaran visual yang lebih baik seperti halnya melihat foto udara inframerah, sehingga pengamatan objek, pemilihan sampel dan aspek estetika citra diperbaiki. Dalam membuat komposit citra saluran (band) bisa diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan dan tujuan analisis.Citra komposit yang demikian disebut citra komposit tak berstandar (false color composite). Sedangkan citra komposit yang standar adalah citra yang dibentuk dari perpaduan saluran dengan rujukan foto udara inframerah.



E. LANGKAH KERJA a. Membuat tampilan Pseuducolor 1. Tampilkan data citra Landsat ETM+ dari menu file->Open image file->telusuri data sesuai dengan tempat penyimpanan->pilih saluran 1 (band 1)->klik open



2



2. Sehingga citra akan tampil dalam program ENVI sebagaimana gambar berikut ini. 3. Pilih mode Pseuducolor (gray scale), pilih salah satu saluran yang dikehendaki, misalnya saluran 1. 4. Klik Load Band, perhatikan tampilan multi window dari saluran 1.



3



b. Membuat citra komposit Data penginderaan jauh pada awal perolehan ada yang sudah terkompositkan dan adapula yang belum. Citra satelit yang sudah terkompositkan antara saluran sudah terintegrasi jadi satu, sedangkan yang belum antara saluran belum terintegrasi yang masih berupa file-file yang terpisah. Praktikum ini akan memulai komposit citra dari menggabungkan file-file citra yang terpisah menjadi satu file yang terkompositkan. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Bukalah program ENVI 4.5 2. Bukalah data citra dari menu file->Save File As ->ENVI Standard



3. Selanjutnya muncul kotak dialog “New File Builder”, pada kotak dialog tersebut klik menu Import File.



4



4. Ketika diklik “Menu Import File” muncullah kotak dialog baru yaitu Create New File Input File



5. Pada kotak dialog tersebut pilih OPEN ->New File 6. Proses berikutnya muncul kotak dialog untuk memilih data citra yang akan ditampilkan. Perlu diperhatikan bahwa untuk menggabungkan file-file citra tersebut silahkan dipilih file citra dari saluran yang tertinggi dulu. Misalnya dalam citra Landsat ETM+ ada saluran 80,10,20,30,40,50 dan 70. Untuk menampilkan dalam program ENVI mulai dari saluran yang tertinggi dulu, yaitu 70, 50, 40, 30, 20, dan 10. Sedangkan saluran 80 dan 60 pada citra 5



Landsat tidak dapat dikompositkan karena berbeda resolusi spasial. 7. Untuk menampilkan semua data saluran, ulangilah langkah pada poin 6sebanyak jumlah saluran yang akan ditampilkan, sehingga tampilan seperti berikut ini.



8. Setelah data citra tampil sebagaimana gambar diatas, selanjutnya select semua file tersebut ->klik oke->sehingga file-file tersebut tampil pada kotak dialog “New File Builder”.



9. Proses selanjutnya adalah klik button RGB color 6



10. Setelah semua file yang akan digabung telah muncul pada kotak dialog “New File Builder” klik “Choose” ->sehingga muncul kotak dialog “Output File Nam e”. Pada kotak dialog tersebut ketikkan File name citra dan pilih tempat penyimpanan data, setelah selesai klik Open. Selanjutnya proses penggabungan file berjalan, tunggu beberapa menit. 11. Setelah file tergabung dalam tampilan ENVI 4.5 akan muncul kotak dialog “Available Band List”. Pada kotak tersebut semua file sudah tergabung menjadi satu nama dengan nama “Lumajang” yang terdiri dari beberapa saluran.



12. Ketika diklik button RGB color secara otomatis muncul menu tambahan yaitu R, G dan B. Proses berikutnya menentukan komposit saluran misalnya 432, maka silahkan klik saluran 4, klik saluran 3 dan link saluran 2 -> berikutnya klik Load RGB. 13. Selanjutnya citra akan tampil sesuai dengan komposit warna yang dipilih sebagaimana gambar berikut ini.



7



14. Dengan demikian proses komposit sudah berhasil dan dapat dilanjutkan pada proses berikutnya.



F. HASIL PRAKTIKUM 8







Komposit 321( pada komposit ini citra satelit di tampilkan dengan warna yang sebenarnya) 1. Vegetasi Rapat



: Warna Hijau tua dengan tekstur halus.



Sedang



: Warna hijau dengan campuran warna coklat yang dikarenakan munculnya warna tanah yang kecoklatan.



Jarang



:Warna hijau pada vegetasi yang jarang ini sudah mulai tidak tampak karena vegetasi hijau sudah mulai jarang dan di dominasi oleh warna coklat(tanah).



2. Tanah Basah



: Coklat tua, warna pada citra satelit tanah basah ini di karenakan tanah menyerap air sehingga warna menjadi coklat tua.



Kering



: Coklat terang.



3. Pemukiman bermacamdan hitam.



:Warna pada pemukiman ini bervariasi, dikarenakan macamnya kenampakan pada pemukiman ini. Hijau, putih



4. Lahan Terbuka



: Lahan terbuka ditunjukan dengan warna coklat, karena di dominasi oleh warna coklat tanah.



Terbangun : Lahan yang terbangun ditunjukan dengan warna yang bervariasi, karena bentuk lahan terbangun bermacam-macam; pemukiman (warna coklat), tegalan / perkebunan (warna coklat dengan titik-titik coklat atau sebaliknya) 5. Tubuh air Keruh



: tubuh air keruh terdapat pada wilayah pantai dengan warna putih dan tekstur kasar,dan pada perairan di sungai tampak dengan rona hitam cerah



Jernih



:tubuh air jernih tedapat pada kedalaman lautan dengan warna biru tua dan tektur halus



6. Batas Perairan



: batas perairan berwarna putih ditandai dengan adanya air 9



keruh di wilayah pantai Daratan



: batas daratan yaitu pada wilayah pantai terpampang padang pasir yang luas dengan warna abu-abu.



Jenis batuan: jenis batuan pada komposit ini dapat dilihat pada warna yang menempakan warna aslinya.







Komposit 432 (pada komposit ini gambar citra satelit di dominasi oleh warna merah (yang mngambarkan vegetasi) 1. Vegetasi Rapat



: pada vegetasi rapat gambar di tunjukan dengan warna merah pakat denga tekstur halus.



Sedang



: ditunjukan dengan warna merah berselingan dengan warna abu-abu dan putih yang di karenakan suda adanya kenampakan yang lain seperti bangunan dan lahan yang terbuka.



Jarang



: warna merah yang mewakili vegetasi mulai tidak tampak karena vegetasi sudah banyak berkurang dan banyak di dominasi oleh kenampakan yang lain.



2. Tanah Basah



: warna tanah basah di tunjukan dengan warna hijau agak gelap, karena percampuran warna antara tanahkering dan air.



Kering



: warna tanah kering di tunjukan dengan warna hijau kebiruan.



3. Pemukiman : ditunjukan dengan warna hijau muda yamg membentuk pola bergaris-garis, dan juga warna merah(vegetasi) yang ada di sekeliling pemukiman. 4. Lahan Basah



: warna lahan basah (sawah dan daerah berbatasan denga air)di tunjukan dengan warna hijau agak gelap, karena percampuran warna antara tanah kering dan air. 10



Kering



: warna lahan kering di tunjukan dengan warna hijau kebiruan.



5. Air Keruh



: air keruh teridentifikasi di daerah pantai dengan warna putih.



Jernih



: air jernih terdapat di lautan dan di danau yang ditunjukan dengan warna hijau tua.



6. Batas Perairan



: batas perairan daratan terpampang nyata wilayah pantai dengan padang pasir yang luas dan terdapat juga marine .dengan warna hijau keputihan bertekstur halus



Daratan



: batas daratan ditunjukan dengan warna abu-abu kehijauan.



7. Jenis batuan identifikasi.







: jenis batuan dalam pada komposit ini sulit untuk di



Komposit 452 1. Vegetasi Rapat



: pada vegetasi rapat gambar di tunjukan dengan warna coklat denga tekstur halus.



Sedang



: ditunjukan dengan warna coklat muda berselingan dengan warna biru laut dan biru matang yang di karenakan sudah adanya kenampakan yang lain seperti bangunan(biru laut) dan lahan yang basah (biru matang).



Jarang



: Warna coklat pada vegetasi yang jarang ini sudah mulai tidak tampak karena vegetasi sudah mulai jarang dan di dominasi oleh warna biru langit (pemukiman), dan kenampakan lainya.



2. Tanah Basah



: tanah basah di tunjukan dengan warna biru muda yang di karenakan sudah bercampur dengan air yang berwarna biru.



Kering



: warna tanah kering di tunjukan dengan warna biru keputihan.



3. Pemukiman : ditunjukan dengan warna biru muda yamg membentuk pola bergaris-garis, dan juga warna coklat(vegetasi) yang ada 11



di sekeliling pemukiman. 4. Lahan Basah : lahan basah di tunjukan dengan warna kebiruan yang di karenakan sudah bercampur dengan air yang berwarna biru. Kering



: warna lahan kering di tunjukan dengan warna kebiruan.



5. Air Keruh



: air keruh teridentifikasi di daerah pantai dengan unggu.



Jernih



: tubuh air jernih tedapat pada kedalaman lautan dan danau dengan warna biru tua dan tektur halus



6. Batas Perairan



: batas perairan daratan terpampang nyata wilayah pada daerah pantai dengan padang pasir yang luas dan terdapat juga marine dengan warna biru dan bertekstur halus



Daratan



: batas daratan ditunjukan dengan warna unggu.



7. Jenis batuan identifikasi.







: jenis batuan dalam pada komposit ini sulit untuk di



Komposit 456 1. Vegetasi Rapat



: pada vegetasi rapat gambar di tunjukan dengan warna coklat tua dengan tekstur halus.



Sedang



: ditunjukan dengan warna coklat muda berselingan dengan warna biru laut dan coklat matang yang di karenakan sudah adanya kenampakan yang lain seperti bangunan(biru laut), jalan( garis hitam) dan lahan yang basah (biru matang).



Jarang



: Warna coklat pada vegetasi yang jarang ini sudah mulai tidak tampak karena vegetasi sudah mulai jarang dan di dominasi oleh warna biru langit (pemukiman), jalan (garis hitam) dan kenampakan lainya.



2. Tanah 12



Basah



: tanah basah di tunjukan dengan warna gelap yang di karenakan sudah bercampur dengan air yang berwarna hitam.



Kering



: warna tanah kering di tunjukan dengan warna kebiruan.



3. Pemukiman : ditunjukan dengan warna biru muda yamg membentuk pola bergaris-garis,garis hitam(jalan) dan juga warna coklat(vegetasi) yang ada di sekeliling pemukiman. 4. Lahan Basah



: lahan basah di tunjukan dengan warna gelap yang di karenakan sudah bercampur dengan air yang berwarna hitam.



Kering



: warna lahan kering di tunjukan dengan warna kebiruan.



5. Air Keruh



: air keruh teridentifikasi di daerah pinggiran pantai dengan warna cerah.



Jernih



: tubuh air jernih tedapat pada lautan dan danau dengan warna hitam dan tektur halus



6. Batas Perairan



: batas perairan daratan terdapat wilayah pantai dengan padang pasir yang luas dengan warna agak kegelapan keputihan bertekstur halus



Daratan



: batas daratan dengan lautan atau air ditunjukan dengan warna agak terang.



7. Jenis batuan identifikasi.



: jenis batuan dalam pada komposit ini sulit untuk di



G. PEMBAHASAN Kesulitan yang saya alami ketika proses pengolahan data pada saat peng-kompositan citra satelit. kesulitan ini berupa sulitnya analisis kenampakan pada citra menurut kompositnya yang setipa kompositnya berbeda-beda. dalam 13



proses analisis ini memerlukan ketajaman mata un tuk membedakan setiap kenampakan karena kalau kita kesulitan atau kurang teliti dalam analisis maka akan tentu hasilnya akan kurang maksimal.



saya mengatasi kesulitan di atas dengan cara membaca berbagai sumber mulai dari internet, buku, juga bertanya kepada dosen pengajar dan teman. sehingga dengan bertanya tersebut saya dapat lebih memahami dan tentunya mempermudah saya dalam proses pengerjaan praktikum dan penyusunan laporan hasil ini.



Dibawah in merupakan kerakteristik dari Band atau saluran pada citra satelit Landsat ETM. ∙



Band 1 Panjang gelombang



: 0,45 – 0,52 μm (blue)



Resolusi spasial



: 30×30 meter



Kegunaan



:1. Penetrasi tubuh air 2. Analisis penggunaan lahan, tanah dan



vegetasi 3. Pembedaan vegetasi dan lahan ∙



Band 2 Panjang gelombang



: 0,52 – 0,60 μm (green)



Resolusi spasial



: 30×30 meter



Kegunaan



:Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada saluran hijau yang terletak diantara dua saluran penyerapan, yang dimaksudkan untuk membedakan jenis vegetasi dan tingkat kesehatan masing-masing vegetasi.







Band 3 Panjang gelombang



: 0,63 – 0,69 μm (red)



14







Resolusi spasial



: 30×30 meter



Kegunaan



: Saluran yang terpenting untuk membedakan jenis vegetas, Terletak pada salah satu daerah penyerapan klorofil dan memudahkan pembedaan antara lahan terbuka dan lahan bervegetasi.



Band 4 Panjang gelombang



: 0,76 – 0,90 μm (near IR)



Resolusi spasial



: 30×30 meter



Kegunaan



: 1. Saluran yang peka terhadap biomassa



vegetasi 2. Identifikasi jenis tanaman 3. Memudahkan pembedaan tanah tanaman, serta lahan dan air. ∙







dan



Band 5 Panjang gelombang



: 1,55 – 1,75 μm (mid IR)



Resolusi spasial



: 30×30 meter



Kegunaan



: Saluran terpenting untuk pembedaan jenis tanaman, kandungan air pada tanaman dan kondisi kelembaban tanah.



Band 6 Panjang gelombang



: 10,4 – 12,5 μm (thermal)



Resolusi spasial



: 120 x 120 meter



Kegunaan



: 1. Pembedaan formasi batuan 2. Pemetaan hidrothermal







Band 7 Panjang gelombang



: 2,08 – 2,35 μm (mid IR)



Resolusi spasial



: 30×30 meter



Kegunaan



: 1. Analisis pemetaan vegetasi



15



2. Pembedaan kelembaban tanah 3. Pemetaan thermal



Berikut pembahasan citra satelit berdasarkan kompositnya:



1.



Komposit 321



16



Gambar : Citra satelit komposit 321 Pada komposit band 3,2,1 tutupan vegetasi ditunjukan dengan warna hijau atau bisa dikatakan sesuai dengan warna yang tampak jika dilihat dengan mata, lahan terbangun ditandai dengan warna asli sesuai keadaan di lapangan. Dari citra diatas dapat dilihat bahwa warna dari lahan terbangun adalah warna coklat sesuai dengan warna genting rumah atau bangunan, kenampakan objek garis berupa jalan tidak dapat dilihat dan diindentifikasi. Objek jalan yang tampak telihat tersamarkan oleh objek area berupa lahan terbangun jadi tidak dapat dibedakan satu sama lainnya. merupakan peta citra Landsat komposit warna asli RGB 321, pada saluran 3 (0,63 – 0,69 m) diberikan warna merah, saluran 2 (0,53 – 0,69 m) diberikan warna hijau dan saluran 1 (0,45 – 0,52 m) diberikan warna biru sesuai dengan kenampakan aslinya. Tutupan lahan pada kawasan selatan meliputi beberapa jenis yaitu tutupan vegetasi, lahan terbuka, serta lahan terbangun. Jenis penutup lahan vegetasi pada wilayah ini paling mudah dikenali terlihat dari warna, bentuk dan pola yang ada, Sebagian besar penutup lahan dalam kawasan merupakan penutup vegetasi, topografi semakin tinggi terlihat jenis penutup lahan vegetasi semakin tinggi. Tutupan vegetasi ini dapat berbagai macam jenis penggunaan lahan, kebun campur, ladang, semak/belukar, tegalan dengan berbagai tingkat kerapatan serta dapat juga berupa pemukiman desa yang masih banyak penutup vegetasinya. Penutup lahan jenis lahan terbangun sangat relatif banyak dengan pola penyebaran yang tidak teratur, hanya berada di kawasan topografi rendah dah sangat jarang di daerah topografi tinggi. Identifikasi penutup lahan jenis lahan terbuka dari citra semua permukaan yang mempunyai spektral tinggi akan pantulan, hal ini tidak terkecuali lahan kering persawahan tadah hujan. Dari peta citra tersebut juga terlihat bahwa tutupan vegetasi rapat hanya terdapat pada daerah dengan topografi yang tinggi, hal ini memperlihatkan bahwa lahan-lahan pertanian basah jarang/ tidak ada pada lokasi perbukitan sehingga dapat diketahui bahwa aliran permukaan pada sistem sungai tidak bersifat kontinyuitas



2.



Komposit 432



17



Gambar : Citra satelit komposit 432 Pada komposit band 432 tutupan vegetasi ditunjukan dengan warna merah lahan terbangun ditandai dengan warna hijau. Dari citra diatas dapat dilihat bahwa warna dari lahan terbangun adalah warna hijau, kenampakan objek garis berupa jalan dapat dilihat dan diindentifikasi yang berupa garis garis berwarna gelap. Objek jalan yang tampak telihat tersamarkan oleh objek area berupa lahan terbangun jadi tidak dapat dibedakan satu sama lainnya. untuk komposit citra band 432 cocok untuk pengamatan vegetasi karena kenampakan vegetasi ditunjukan dengan warna merah, semakin rapat vegetasi tersebut makan akan semakan merah warna pada citra tersebut. lahan terbangun seperti bangunan maupun tanah tanah yang sudah di olah tergambarkan dengan warna hijau.



3.



Komposit 452



18



Gambar : Citra satelit komposit 452



tutupan vegetasi dtandai dengan warna jingga, Pada komposit band 4,5,3 lahan terbangun ditandai dengan warna biru mudah dengan rona cerah. Kelebihan dari kompositband 4,5,3 untuk interpetasi lahan terbangun adalah dari ronanya. Semakin cerah rona dari warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin padat, sedangkan semakin gelap rona dari warna biru maka lahan terbangun yang ada semakin jarang, 4,5,3 kenampakan objek garis berupa jalan terlihat cukup jelas dan dapat dibedakan dengan kenampakan objek area berupa lahan terbangun. Jalan ditunjukan dengan sebuah garis melintang dengan warna biru berona gelap.



4.



Komposit 456



Gambar : Citra satelit komposit 456 pada citra satelit berkomposit 456 ini kenampakan vegetasi gambar di tunjukan dengan warna coklat tua dengan tekstur halus, semakin jarang vegetasi yang terdapat pada citra makan gambar akan berwarna semakin bervariasi hal ini disebabkan karena terdapatnya obyek-obyek lain yang terdapat pada citra astelit tersebut. kenampakan tanah di tunjukan dengan warna yang lebih gelap daripada warna vegetasi yang di karenakan sudah bercampur dengan air yang berwarna hitam, untuk lahan yang sudah tertutupi oleh bangunan manusia seperti pemukiman, jalan ditunjukan dengan warna biru muda yamg membentuk pola bergaris-garis, garis hitam(jalan) dan juga warna coklat(vegetasi) yang ada di sekeliling pemukiman. air pada citra komposit ini berwarna gelap yang di karenakan air menyerap sinar vyang di pancarkan oleh satelit ini. 19



H. KESIMPULAN citra satelit berfungsi sebagai sumber data seperti Landsat EM7Langkah awal untuk pengolahan citra ini adalah dengan pemilihan band pada citra komposit. Pemilihan band untuk membuat citra komposit ini didasarkan pada analisis statistik dengan mempergunakan Principle Component Analysis (PCA), serta inetrpretasi visual pada display komputer, sehingga menghasilkan warna semu (pseudo color). Pembuatan citra komposit ini dilakukan dengan program aplikasi ENVI 4.5 dilanjutkan dengan analisis data gambar yang di hasilkan oleh citra satelit ini. yang dapat menghasilkan kontras citra yang merata disetiap bagian citra hasil citra komposit tersebut adalah kenampakan-kenampakan (features) yang kontras sehingga dapat mempermudah interpretasi secara visual dengan dipandu peta rupabumi.



20



I. DAFTAR PUSTAKA Oktaviani, Rizky, 2012, PENGENALAN JENIS - JENIS CITRA SATELIT, (online), (http://rizkyoktaviani.blogspot.com/2012/07/pengenalan-jenis-jenis-citra-sa telit.html), diakses pada 5 Maret 2013. Anonimius, 2012, Statistik data multispectral citra satelit pulau Nusalaut, (Online), (http://jurnalee.files.wordpress.com/2012/08/statistik-data-multispektral-cit ra-satelit-pulau-nusalaut.pdf) diakses pada 5 Maret 2013. Raharjo, Puguh Dwi, 2009, Analisis Lahan KKGS dengan Data Penginderaan Jauh, (online)



(http://puguhdraharjo.wordpress.com/2009/09/16/analisis-lahan-kkgs-den gan-data-penginderaan-jauh/) diakses pada 5 Maret 2013. Anonimius, 2012, Pemanfaatan Citra Satelit untuk Deteksi Bencana, (online),



(http://hidatte.wordpress.com/2012/09/25/pemanfaatan-citra-satelit-untukdeteksi-bencana/) diakses pada 5 Maret 2013.



21