KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Dalam Pelayanan Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS



HEALTH COMMUNICATION  Yang teribat  Health professional-health



professional  Health professional-client  Client-significant others  Health professional - significant others



REFLEKSI……  Culture………



 Cultural sensitivity……  Cultural awareness……  Cultural diversity…….  Intercultural communication…..  Culture sangat berperan pada komunikasi dalam



sistim pelayanan kesehatan  Provider-patient  Provider-provider



 Provider-family member



Cultural diversity…..akan memengaruhi 3 elemen health communication,  Relationships 



WHO SPEAKS TO WHOM



 Transactions 



PROCESS OF THE COMMUNICATION  Verbal and Non verbal  The health related content



 Context 



Where  ICU, outpatient clinic, operation room etc



Budaya ? Learned beliefs, attitudes, values, rules, norms, and behaviors that are common to a group of people Keyakinan, kepercayaan, nilai, sikap, aturan, norma dan perilaku yang yang ditemukan pada sekelompok orang.



Intinya adalah : Way of life, customs, and script of a group of people Cara dan pandangan hidup, tradisi dan tulisan (huruf dan karakter yang dipakai untuk menulis tangan) suatu kelompok orang Budaya bersifat dinamis, bisa ditularkan kepada orang lain, bisa berubah bila orang tersebut pindah ke kelompok lain.



Budaya Negara/bangsa



Asia, Eropadll



Multiculture Etnis



Jawa, Sundadll



BUDAYA……  Kelompok-kelompok tersebut bukan hanya ETNIS,     



tetapi juga subkelompok lainnya misalnya: Umur Jenis kelamin Orientasi seks Cara berbusana Bahasa



 Dll…..



KERAGAMAN INDONESIA



http://nbasis.files.wordpress.com/2011/06/peta-indonesia.gif



Rasasli: -Malay mongoloid: • proto malay (Batak, Toraja, Dayak) • deutro malay (Bugis, Madura, Jawa, Bali) - Weddoid (Siak, Kubu, Tomuna, Enggano, Mentawai)



- Negroid (Semang, Mikopsi) - Papua Melanezoid (Papua, Aru, Kai)



Race pendatang: - Mongoloid - Arab, - Pakistan, - India, - Caucasoid, etc



16,6%populasipendudukmiskin, dan 49% hidupdengan< 2 US$ per hari.



366 etnik& 746bahasalokal 95%daripopulasi menganut 6 agama dansisanyaterdap at 200 kepercayaan



Maryanto ed.Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu 2. Pusat PerbukuanDepartemenPendidikanNasionalolehSudarmiS,Waluyo.Jakarta, 2008 Disitasipadahttp://www.scribd.com /doc/7764835/2/F-KONDISI-PENDUDUK-INDONESIA.



9



Artibudaya



9



Komunikasi  Communication is a symbolic, interpretive,



transactional, contextual process in which people create shared Keyakinan meanings. SOSIOBUDAYA



Sikap Nilai Norma Aturan Perilaku



simbolis interpretasi



Pengertian / Pemahaman yang sama ??



NILAI Norma, keyakinan atau standar yang penting bagi seseorang. Nilai dapat terbentuk dan tumbuh dari pengalaman-pengalaman pribadi, pengaruh lingkungan, budaya, pendidikan, agama, dimana semua faktor diserap seseorang melalui pancaindera



SIKAP Kesiapan seseorang untuk bertindak secara konsisten terhadap seseorang sekelompok orang, suatu objek atau sekelompok obyek. Kesiapan bertindak didasarkan pada pandangan dan pendapat yang dibentuk oleh nilai dan keyakinan yang dimiliki seseorang. Sikap adalahsesuatu yang dipelajari, tidak dibawa sejak lahir, tidak menetap, dan dapat berubah.



Kaitan Nilai, Sikap, dan Tingkah laku NILAI



Pendidikan Sistem nilai Kebutuhan



SIKAP perpaduan dari : Pikiran/persepsi, Perasaan/emosi, dan dorongan/ motivasi



Kondisilingkun gan



TINGKAH LAKU



Pengambilan keputusan



PENGARUH SIKAP TERHADAP KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Ethnocentrism : sikap individu yg menempatkan golongannya (etnis, ras, budaya) sebagai pusat atau superior atau standard dari golongan lainnya. Individu ini akan cenderung memprioritaskan kepercayaan, sikap dan nilai mereka sendiri Prejudice : sikap individu yang menilai orang atau golongan lainnya berdasarkan pengalaman atau pendapat sebelumnya. Umumnya bersifat negatif, suatu keyakinan, sikap, atau nilai yg kaku dari satu individu terhadap individu atau golongan lain, berdasarkan data atau informasi yg belum tentu benar.



3 ELEMEN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA



1. PERCEPTION 2. VERBAL COMMUNICATION



3. NONVERBAL COMMUNICATION



PERCEPTION (1) Latar belakang sosio-budaya bisa berpengaruh kuat terhadap bagaimana mempersepsikan simptoms/gejala, bagaimana menjelaskan penyebab penyakit, dan bagaimana menentukan jenis pengobatan yang akan dipilih.



Contoh : kepercayaan bahwa Bell’s Palsy akibat ditampar mahluk halus karena melanggar aturan adat, Atau 40 hari masa nifas tidak boleh keluar



PERCEPTION (2)  Penting untuk memahami persepsi pasien



terhadap penyebab penyakit karena hal ini dpt memengaruhi tanggapan atau penerimaan pasien terhadap berbagai pengobatan yang akan dijalankan



PERCEPTION (3)  Contoh kasus : laki-laki 60 th, asal Jakarta (Betawi)



datang dg penurunan kesadaran, riwayat sesak batuk demam 3 hari, makan/minum kurang, riwayat DM dan hipertensi dg pengobatan tak teratur. Lab GD 24mg/dl, ureum 450mg/dl creatinin 4. Diagnosa hipoglikemia, hipertensi, CRF.  Setelah sadar dan merasa baik pasien minta pulang dan tidak mau diberi obat utk DM dan hipertensi karena menurut pasien minum atau tidak minum obat sama saja hasilnya. Juga tidak mau cuci darah 1 minggu 3 kali.  Pasien pulang paksa tanpa upaya edukasi



PERCEPTION (4)  Pada kasus ini tidak ada masalah dari segi pembiayaan



krn BPJS  Petugas kesehatan tidak berupaya untuk memahami persepsi pasien mengenai penyakitnya dan pengobatannya serta memahami mengapa pasien mau pulang  Tampak ada perbedaan persepsi antara petugas kesehatan dg pasien terkait dasar penyakit



Verbal Communication (1)  Bahasa, kata-kata dan proses verbal yang digunakan dalam komunikasi dapat



memengaruhikomunikasipasien-dokter  Terutama terjadi hambatan bila pasien maupun petugas kesehatan berbeda bahasa, meskipun ada penterjemah  Meski 2 orang dari latarbelakang kultur yg berbeda mempunyai bahasa yg sama (bhs Indonesia) tapi latarbelakang kultur tsb dpt memengaruhi cara mereka berkomunikasi, mis cara menyampaikan keluhan nyeri yg sebenarnyaberat tapi secara tidak tegas, bisa ditanggapi dokter dengan biasa.



Verbal Communication (2)  Petugas kesehatan perlu memahami pasien dg budaya



yg asertif /pasif dan paternalistik utk dpt mendorong pasien menyampaikan keluhannya  Ada etnis yg segan utk bertanya atau memiliki rasa hormat yg tinggi pd petugas kesehatan sehingga tidak mau banyak bicara atau bertanya, meskipun instruksi dokter tidak dipahami.  Petugas kesehatan hrs menghormati pasien dg dialek yg dianggap “kampungan”, jangan meremehkan.



Verbal Communication (3)  Beberapa etnis tidak mau menerima berita



buruk atau prognosis secara gamblang  Berita penting tidak hanya disampaikan kepada pasien tapiperlu kpd keluarga lainnya (collectivistic); collective decision making



Non-Verbal Communication (1)  Seringkali terjadi salah interpretasi petugas kesehatan



terhadap bahasa nonverbal pasien dg latarbelakang budaya yg berbeda, krn ada perbedaan dlm aturan encoding dan decoding yg digunakan  Contoh Senyum setelah diberi informasi belum tentu berarti memahami informasinya tapi mungkin hanya sebagai hormat kpd petugas kesehatan yg telah memberi penjelasan meski sebenarnya tdk mengerti



Non-Verbal Communication (1)  Paling sering salah interpretasi terkait dg keluhan



“nyeri”  Ada etnis yg menganggap keluhan nyeri sbg tanda kelemahan. Dampaknya akan tdk diberi terapi anti nyeri yg adekuat atau menolak diberi obat anti nyeri meski nyeri. Contohnya utk mengatasi hal ini adalah dg berkata “ nyeri akan melemahkan badan, dan dg obat ini anda akan cepat sembuh serta bertambah kuat”  Ada juga yg merasa keluhan nyeri yg disampaikan akan mencemaskan keluarga (collectivistic)



3 CARA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA 1. Menyadari pengaruh budaya terhadap komunikasi interpersonal : perbedaankepercayaan, nilai dan sikap sehingga dpt mendekatkan perspektif yg berbeda 2.Cultural sensitive care : memahami, menghormati dan negosiasi 3. Culturally based resources : bila diperlukan ada penterjemah dari etnis yg sama dan level yg sama



SOLUSI Cultural relativism : suatu upaya utk mengatasi kedua masalah diatas , ada 2 upaya yaitu absolute cultural relativism dan critical cultural relativism



Absolute cultural relativism : menghargai kepercayaan, nilai atau sikap suatu golongan tanpa melakukan intervensi utk mengubah meskipun bertentangan dg kepercayaan, nilai atau sikap kita. Misalnya sunat pada wanita Critical cultural relativism : melakukan intervensi utk mengubah kepercayaan, nilai atau sikap individu/golongan itu berdasarkan critical thinking, yaitu mengevaluasi masalahnya dan bila memungkinkan menanggapinya.



Dasar teori mengenai ‘budaya dapat memengaruhi kesehatan’ Teori ekologi kedokteran



Menjelaskan bahwa budaya merupakan mediasi dalam membentuk hubungan antara fisik, biologis, benda-benda dengan lingkungan



Pendekatankritisterhadapekono mi politis



Memperlihatkan bagaimana kesehatan dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi, kekuasaan dan kegiatan sosial yang mengakibatkan risiko kesehatan dan penyebaran sumberdaya



Pendekatan simbolis



Menjelaskan bagaimana budaya bermakna pada terjadinya proses penyembuhan yang diakui dan berhubungan dengan kepercayaan Winkelman M. Culture and Health, Applying Medical Anthropology. USA: Jossey-Bass; 2009. sebagai proses psikologis



Inovasi kesehatan dan maalahnya



Dinamika pelayanan medis kedokteran dalam masyarakat non barat



Interaksi dokter-pasien



Sistim kesehatan tradisional



Perilaku dalam keadaan sakit



Perilaku kesehatan



Epidemiologis & ekologi budaya



Peran personil medis



Ide & praktik pencegahan penyakit



Praktisi pengobat tradisional



Kutub biologis



Etiologi & terapi tradisional



Adaptasi biologis terhadap perubahan lingkungan & pola penyakit



Peran penyakit pada evolusi manusia



Tumbuh kembang manusia



Ruang lingkup antropologi kesehatan Ruang lingkup antropologi kesehatan



Kutub sosiobudaya Perawatan kesehatan modern



Kalangie NS.Kebudayaan dan kesehatan, Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer melalui Pendekatan sosiobudaya. Kesaint Blanc. Jakarata; 1994



Kemampuan Kompetensi Budaya (1) memahami perspektif pasien mengenai penyakit yang



dialaminya, (2) membantu pasien dalam memahami penyakit dan penatalaksanaan perspektif biomedis, (3) membantu pasien dan keluarganya dalam mengarahkan, membahas, merasa nyaman di dalam dunia kedokteran yang kompleks dan tidak bersahabat agar dapat melaksanakan penatalaksanaan yang sesuai



Denberg T, Welch M, Feldman, MD. Cross-Cultural Communication. In C. J. M Feldman, Behavioral Medicine in Primary Care, A Practical Guide. 2nd ed. USA: Lange Medical Book/Mc Graw Hill.2003



Dokter yang bekerjaberhadapandenganpasienmaupundokter yang cultural competence bekerjauntukmenyusunkebijakankesehatandituntutu ntukdapatmemahamiadanyakeberagamanperilakud anpersepsikesehatanakibatmultikulturaldanjenjangs adalahpengetahuan, sikap, perilaku, dankebijakan yang osialekonomitersebut. harmonisdalamsuatusistemorganisas iatauantartenagakesehatanprofesion al, sehinggamemungkinkanterjadinyaki nerja yang Instrumen yang efektifdalamsituasilintasbudaya* membantupetugaskesehatanuntukmemahamiid edanpemikiranpasienmengenaipenyakitdansaki t, sehinggaperludibelajarkandifakultaskedokteran ** Merupakan pemenuhan hak asasi manusia***



*AAMC. Cultural Competence Education, AAMC Tomorow's Doctors Tomorow's Cures 2005. [cited 5-September 2009] from www.aamc.org/meded/tacct/culturalcomped.pdf ** Isaacs MR, Benjamin MP. Towards a Culturally Competent System of Care: Volume II. Washington, DC: CASSP Technical Assistance Center, Georgetown University Child Development Center.USA.1991. *** Jeffreys MR. Teaching Cultural Competence in Nursing and Health Care: Inquiry, Action and Innovation. Springer Publishing Company.NewYork.USA2006.



Aplikasipelayanan yang berkompetensibudaya Institusi kesehatan dan petugasnya melaksanakan: (1) makna keberagaman, (2) penilaian mawas diri, (3) penatalaksanaan berdasarkan dinamika keberagaman, (4) kewajiban mempelajari budaya di sekitarnya, (5) adaptasi terhadap perbedaan dan konteks budaya individu dan komunitas yang dilayani.



The Joint Commission: Advancing Effective Communication, Cultural Competence, and Patient- and Family-Centered Care: A Roadmap for Hospitals. Oakbrook Terrace, IL: The Joint Commission, 2010.



Dalamrangkamemanfaatkanbudaya untukupayapreventif, maka seseorang yang dikatakan berkompetensi budaya bila memiliki: 1. pengetahuan yang baik mengenai bagaimana sosial budaya dapat membentuk tindakan, persepsi dan perilaku seseorang 2. kemampuan penilaian dan berkeinginan untuk mempelajari budaya orang lain 3. pengetahuan khusus mengenai bahasa, kebiasaan dan nilai-nilai dari suatu budaya 4. ketrampilan untuk merasa nyaman dan dapat berkomunikasi efektif dengan orang lain yang berlatarbelakang sosial budaya berbeda 5. kewaspadaan terhadap pandangan sempit yang men-stereotip-kan seseorang berdasarkan latarbelakang sosial-budayanya



.Victoria, E. C. ( December 2006). Cultural Competence, guidelines and protocols. Victoria, Australia.



PERMAINAN



Banyak anak banyak rezeki Bandar narkoba pantas dihukum



mati Seorang istri berhak menentukan alat kontrasepsi yang disukainya