Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran Klien [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata ajaran Promosi Kesehatan mengenai “Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran Pada Klien”. Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini semua berkat tuntunan Tuhan Yang Maha Esa juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk penulis yang mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.



Depok, 7 September 2017 Hormat kami Penyusun



1



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D.



Latar Belakang ................................................................................ Rumusan Masalah ........................................................................... Tujuan ............................................................................................. Sistematika Penulisan .....................................................................



3 4 4 5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Poses Pembelajaran pada klien ....................................................... 3.2 Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran ........................... 3.3 Konsep komunikasi dalam proses pembelajaran ............................ 3.4 Tehnik komunikasi dalam proses pembelajaran ............................. 3.5 Jenis komunikasi dalam proses pembelajaran .................................



8 11 13 15 18



BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 18 B. Saran ............................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 20



2



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan mengubah perilaku manusia menjadi lebih baik, salah satu hal yang dilakukan oleh praktisi kesehatan diantaranya adalah melalui promosi dan pendidikan kesehatan. Promosi dan pendidikan kesehatan merupakan suatu proses pembelajaran klien dimana didalam proses ini terjadi pertukaran informasi dari pengajar kepada penerima informasi dengan tujuan terciptanya perubahan perilaku menjadi lebih baik. Proses pembelajaran terdiri dari dua hal penting yaitu pemberi informasi dan penerima informasi dimana setiap masing – masing individu tersebut memiliki karakter yang unik dan berbeda – beda. Keberhasilan komunikasi proses pembelajaran ini dipengaruhi berbagai faktor seperti kondisi klien, kemampuan pemberi informasi, dan juga lingkungan. Maka dari itu, sebagai praktisi kesehatan dituntut untuk mampu menyelenggarakan suatu proses pembelajaran pada klien dengan menggunakan tehnik tertentu agar proses pembelajarn berlangsung optimal. Melalui makalah ini, kami akan memaparkan komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien dari konsep umum hingga jenis komunikasi yang sesuai untuk diterapkan pada klien saat proses pembelajaran berlangsung.



3



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan proses pembelajaran pada klien ? 2. Apa faktor faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran pada klien ? 3. Bagaimana konsep komunikasi dan proses pembelajaran pada klien ? 4. Apa saja tehnik yang digunakan dalam komunikasi pada proses pembelajaran klien 5. Sebutkan jenis – jenis komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran klien



C. TUJUAN Tujuan Umum Mahasiswa



memahami



tentang



konsep



komunikasi



dalam



proses



pembelajaran pada klien dan mampu menerapkannya pada klien.



Tujuan Khusus 1.



Mengetahui dan memahami tentang proses dan konsep komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien.



2.



Memahami dan mampu mengendalikan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi berlangusngnya komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien.



3.



Mengetahui dan memahami tentang tehnik penggunaan komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien.



4.



Mengetahui dan membedakan jenis komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran pada klien.



4



D. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan pada makalah ini adalah : BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Sistematika Penulisan BAB II Tinjauan teori BAB III Penutup Daftar Pustaka



5



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



Komunikasi



adalah



dasar



utama



hubungan



perawat



dan



pasien,



pembelajaran, peningkatan potensi diri dan dasar pemberian manajemen asuhan keperawatan ( Delaune & Ladner, 2011 ). Pengertian lain dari komunikasi adalah proses mengirim ide, perasaan, fakta atau informasi baik secara verbal maupun nonverbal ( Delaune & Ladner, 2002 ). Menurut Pace,dkk (1979) ada tiga tujuan utama strategi komunikasi yang ingin dicapai, yaitu : memastikan bahwa penerima pesan memahami isi pesan yang diterimanya, memantapkan penerimaan pesan dalam diri penerima sasaran dan memotivasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan implikasi pesan. Proses komunikasi melibatkan empat unsur yaitu : sumber komunikasi, pesan komunikasi, saluran komunikasi, penerima pesan komunikasi.



Pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan bagi klien untuk mendapatkan informasi kesehatan. Komunikasi pembelajaran merupakan suatu tehnik yang digunakan dalam menyampaikan pesan kesehatan pada klien. Tujuan dari proses pembelajaran pada klien adalah meningkatakan pengetahuan akan kesehatan klien dengan harapan terjadi perubahan perilaku dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan klien (Kozier, 2012). Dalam penerapannya, komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien ini terjadi tidak hanya terbatas pada klien (individu ) tetapi juga pada kelompo



6



kecil dan publik. Proses ini diarahkan oleh tujuan dan membutuhkan pemahaman tentang dinamika kelompok untuk menciptakan suatu perubahan perilaku (Perry dan Potter, 2009). Untuk menjaga keefektifan dari proses pembelajaran pada klien maka sebagai pemberi informasi harus mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran berlangsung. Faktor – faktor tersebut diantaranya adalah adanya perbedaan bahasa, budaya, dan status pendidikan atau pengetahuan klien itu sendiri. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran pada klien harus mengunakan tehnik dan jenis komunikasi yang tepat agar proses pembelajaran berlangsung optimal dan mencapai tujuan yang telah ditentukan.



7



BAB III PEMBAHASAN



3.1



Proses pembelajaran pada klien Klien merupakan individu unik yang memiliki kebutuhan dan potensi



berbeda-beda. Pencapaian tujuan asuhan bergantung pada kemampuan klien dalam menerima dan menjalankan proses/program yang harus dilaluinya. Kemampuan klien tersebut didapat dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh pemberi layanan. Pembelajaran merupakan upaya melakukan perubahan watak dan kemampuan individu terhadap suatu hal. Perawat perlu memiliki kemampuan mengidentifikasi dan mengimplementasikan pemenuhan kebutuhan klien, maka perawat perlu mengetahui teori-teori tentang proses pembelajaran klien. Proses pembelajaran klien didasarkan pada teori mengapa dan bagaimana individu belajar. Ada tiga teori konsep terkait dengan proses pembelajaran ini. Tiga konsep teoritis tersebut adalah:



1. Teori Perilaku (Behaviorisme) Proses pembelajaran didasarkan pada perilaku individu yang terkait observasi, instruksi, meniru (imitasi), dan modeling. Komunikasi diarahkan dengan pertimbangan perilaku, sikap, ekspresi yang dapat diterima klien agar tujuan proses pembelajaran tercapai.



8



2. Teori Kognitif (Kognitivisme) Proses



pembelajaran



merupakan



proses



aktivitas



kognitif



yang



melibatkan proses mental, intelektual atau pemikiran dalam memproses informasi yang diterima, dipengaruhi oleh persepsi dan karakteristik individual. Hal lain yang mempengaruhi teori ini adalah konteks sosial, emosional dan fisik tempat pembelajaran berlangsung. Teori kognitif ini dikenal mencakup empat hal penting yaitu adanya fase perkembangan, tipe perubahan, dan domain pembelajaran. a. Fase perkembangan menurut Piaget: 1)



Fase sensorimotor,



2)



Fase prakonseptual,



3)



Fase intuitif,



4)



Fase operasi konkret,



5)



Fase operasi formal.



b. Tipe perubahan menurut Lewin: 1) Perubahan struktur kognitif, 2) Perubahan motivasi, 3) Perubahan perasaan, 4) Perubahan kendali. c. Tahap perubahan menurut Lewin: 1) Mencair (unfreezing) 2) Bergerak (moving) 3) Kembali beku (refreezing) d.



Domain/area pembelajaran menurut Bloom:



9



1) Kognitif Domain yang meliputi kemampuan intelektual dan proses berpikir yaitu: kemampuan mengetahui, memahami, melakukan analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Afektif Domain perasaan yang meliputi perasaan, emosi, minat, sikap, dan apresiasi. 3) Psikomotor Domain keterampilan motorik. 3. Teori Kemanusiaan (Humanisme) Tokoh penganut teori ini adalah Abraham Maslow dan Carl Rogers. Individu dipandang sebagai makhluk unik yang memiliki struktur biologis, psikologis, sosial, budaya, dan spiritual. Pembelajaran merupakan bagian motivasi-diri, inisiasi-diri, dan evaluasi-diri. Proses pembelajaran dimaksudkan guna mengembangkan diri dan mencapai potensi yang maksimal. Klien memiliki otonomi dan sebagai pengambil keputusan mandiri, sehingga klien merupakan partisipan aktif dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan belajar dirinya. Komunikasi dalam proses pembelajaran memandang individu dengan karakternya yang unik, berbeda satu sama lain.



10



3.2



Faktor – faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran pada klien Faktor – faktor yang mempengaruhi



komunikasi dalam



proses



pembelajaran menurut Nies, 2014, adalah persepsi, motivasi, kesiapan, relevansi, umpan balik, keterlibatan aktif, waktu dan pengulangan, emosi, dan lingkungan. Ulasan dari faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1. Persepsi. Persepsi merupakan anggapan dan pemahaman seseorang terhadap suatu hal dimana persepsi setiap manusia berbeda dengan yang lain dan bersifat unik. Persepsi ini membantu klien untuk menemukan arti dan maksud dari pesan yang disampaikan dalam proses pembelajaran. Jika persepsi klien dan perawat sama maka komunikasi dalam proses pembelajaran mudah untuk mencapai tujuan. 2. Motivasi. Motivasi untuk belajar adalah hasrat dan keinginan klien mendapatkan pengetahuan. Semakin tinggi motivasi klien maka akan semakin mudah klien menyerap apa yang disampaikan dalam proses pembelajaran, begitupun sebaliknya. 3. Kesiapan.



Kesiapan



klien



sebelum



melakukan



proses



pembelajaran



mencerminkan motivasi dan kemampuan untuk belajar. Dalam kondisi tertentu perawat harus mampu menumbuhkan kesiapan klien jika kondisinya belum memungkinkan sementara klien harus mendapatkan proses pembelajaran. 4. Relevansi. Pengetahuan yang disampaikan atau dipelajari dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan kondisi, ketrampilan, dan pengetahuan klien . klien akan dapat belajar dengan mudah jika informasi yang disampaikan dikaitkan dengan pengalaman sehari – hari atau pengetahuan klien.



11



5. Umpan balik. Umpan balik merupakan respon



dari klien terhadap tujuan



pembelajaran yang diharapkan. Jika tidak terdapatumpan balik dariklien, maka keberhasilan komunikasi dalam proses pembelajaran tidak dapat dipastikan. 6. Waktu dan pengulangan. Proses pembelajaran akan sangat efektif jika disampaikan ada waktu dan durasiyang tepat. Pengulangan materi dan praktik dalam waktu berdekatan akan mempermudah klien memahami tujuan pembelajaran. 7. Emosi. Komunikasi dalam proses pembelajaran akan terganggu jika emosi anatar perawat dan klien mengalami gangguan. Seperti perawat atau klien sedang takut, marah, gelisah, tidak percaya diri, dan sebagainya. 8. Lingkungan. Komunikasi dalam proses pembelajaran akan berlangsung dengan optimal jika dilakukan dalam yang aman, nyaman, dan menjaga privasi klien. Sedangkan menurut Potter & Perry, 2009, beberapa hal yang dapat menghambat komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien diantaranya adalah adanya perbedaan bahasa, budaya, status kesehatan baik fisik, mental, dan emosional, dan tingkat pendidikan dan pengetahuan. Sebagai perawat yang akan melakukan komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien harus mampu mengidentifikasi klien sehingga komunikasi dalam proses pembelajaran berlangsung maksimal dan berhasil dengan memodifikasi lingkungan agar tercipta lingkungan yang aman nyaman dan tehnik komunikasi agar klien memahami apa yang disampaikan dalam proses pembelajaran dengan mengendalikan baik faktor yang mempengaruhi ataupun faktor penghambat komunikasi dalam proses pembelajaran.



12



3.3



Konsep Komunikasi dalam Proses Pembelajaran Klien Definisi komunikasi adalah “Sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran



atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu, sehingga orang lain mengerti apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).



Komunikasi terjadi pada tingkatan intrapersonal, dan umum. Komunikasi intrapersonal terjadi didalam diri individu, merupakan model bicara seorang diri atau dialog internal yang terjadi secara konstan dan tanpa disadari. Tujuan dari komunikasi intrapersonal adalah kesadaran diri yang mempengaruhi konsep diri dan perasaan dihargai. Komunikasi pada tingkatan umum dibagi menjadi dua yaitu komunikasi interpersonal dan komunikasi publik. Komunikasi interpersonal adalah interaksi antara dua orang atau didalam kelompok kecil. Seringkali bersifat saling berhadapan dan merupakan tipe yang paling sering digunakan dalam situasi keperawatan. Komunikasi individual bersifat terus menerus memperhatikan lawannya. Komunikasi interpersonal yang sehat menimbulkan terjadinya pemecahan masalah, berbagi ide, pengambilan keputusan dan perkembangan pribadi. Dalam keperawatan , terdapat banyak situasi yang menantang kemampuan komunikasi interpersonal. Komunikasi publik adalah interaksi dengan sekumpulan orang dalam jumlah yang besar. Memberikan kuliah pada sebuah ruangan yang dipenuhi pelajar dan berbicara pada kelompok pelanggan pada promosi kegiatan adalah contoh dari komunikasi publik.



13



Prinsip-prinsip strategi komunikasi terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu :



1. Merumuskan tujuan dengan cara mengidentifikasi masalah, data dan fakta. Langkah ini akan menghasilkan informasi yang memuat: siapa sasaran komunikasi, perubahan perilaku yang diharapkan terjadi, kualitas perubahan dan lokasi perubahan. 2. Menetapkan dan mengenal target sasaran. Target sasaran dalam proses komunikasi adalah penerima pesan, dengan mengetahui target sasaran dapat disusun strategi komunikasi yang hendak dilakukan terkait dengan isi pesan, penentuan metode komunikasi dan pemilihan saluran pesan yang sesuai dengan isi pesan. Pengenalan target sasaran akan tergantung pada tujuan komunikasi yang hendak dicapai, apakah sekedar membuat target mengetahui tentang sesuatu yang akan disampaikan atau dimaksudkan agar target melakukan tindakan tertentu sesuai pesan yang disampaikan padanya.



Ada enam elemen dari proses komunikasi, yaitu: 1. Referen atau stimulus, dapat berupa objek, pengalaman , emosi, ide atau tindakan. 2. Pengirim atau encorder, adalah orang yang memprakarsai pesan atau komunikasi interpersonal. 3. Pesan, adalah informasi yang dikirimkan atau diekspresikan oleh pengirim. Pesan yang paling efektif harus jelas dan terorganisasi serta diekspresikan dengan cara yang dikenal baik oleh orang yang menerimanya.



14



4. Saluran, pesan dikirimkan melalui saluran komunikasi. Saluran bermaksud untuk membawa pesan, seperti melalui saran visual, pendengaran dan taktil. Secara umum, semakin banyak saluran yang digunakan oleh seorang perawat dalam mengirimkan pesan, semakin baik pemahaman klien. 5. Penerima atau deoder, adalah orang yang menerima pesan yang dikirimkan. Supaya komunikasi dapat berjalan efektif , penerima harus merasa atau mewaspadai pesan tersebut.  6. Respon, respon ini membantu untuk mengungkapkan apakah makna dari pesan tersebut tersampaikan. Respon verbal dan nonverbal dari penerima mengirimkan



respon 



kepada



pengirim



menunjukkan



pemahaman



penerima tentang pesan tersebut.



3.4



Tehnik – tehnik komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien Stuart (2013) mengidentifikasi tehnik komunikasi secara umum seperti : 1. Komunikasi Informatif, suatu pesan yang disampaikan pada seseorang atau  sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. 2. Komunikasi persuasif, mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan membujuk, mengajak sehingga ia melakukan dengan kesadaran hati. 3. 3. Komunikasi instruktif, mengandung ancaman, sangsi dan lainlain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasarna melakukan sesuatu secara terpaksa, karena takut akibatnya.



15



Secara spesifik, Stsuart membagi teknik komunikasi dalam proses pembelajaran klien sebagai berikut: 1. Mendengarkan dengan penuh perhatian. Dalam hal ini perawat mencoba untuk memahami pasien dengan cara menjadi pendengar yang baik untuk pasien. Perawat mendengarkan dengan sepenuh hati apa yang dirasakan oleh pasien, memberikan kesempatan untuk pasien berbicara lebih tentang kondisinya. 2. Menunjukan penerimaan. Menerima bukan berarti menyetujui, menerima disini berarti bahwa perawat bersedia mendengarkan apapun yang disampaikan oleh pasien tanpa menunjukkan sikap ragu ataupun tidak setuju. 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. Dalam hal ini perawat bertanya mengenai hal yang disampaikan oleh pasien agar informasi yang diterima oleh perawat lebih spesifik. 4. Mengulangi ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata sendiri. Dengan mengulang apa yang disampaikan pasien, perawat memberikan umpan balik bahwa perawat memahami dan mengerti tentang hal yang disampaikan oleh pasien dengan harapan komunikasi tetap berlanjut. 5. Mengklasifikasi. Perawat berusaha menjelaskan dengan kata-kata mengenai hal ataupun pikiran yang tidak jelas disampaikan oleh pasien. 6. Memfokuskan. Tujuan dari memfokuskan adalah untuk membatasi bahan pembicaraan agar lebih spesifik dan lebih mudah untuk dimengerti. 7. Menyatakan hasil observasi. Dalam hal ini perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh isyarat nonverbal pasien.



16



8. Menawarkan informasi. Perawat memberikan informasi tambahan untuk pasien yang tujuannya memfasilitasi pasien dalam mengambil keputusan. 9. Diam. Diam memungkinkan pasien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri untuk bisa mengorganisir dan memproses informasi. 10. Meringkas.



Meringkas



pengulangan



ide



utama



yang



telah



dikomunikasikan secara singkat. 11. Memberi penghargaan. Penghargaan yang diberikan kepada pasien jangan sampai membuat pasien merasa bahwa dirinya melakukan sesuatu atau menyampaikan sesuatu hanya untuk mendapatkan penghargaan tersebut. 12. Memberi kesepatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan. Untuk memberi kesempatan kepada pasien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan. 13. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan. 14. Menempatkan kejadian secara berurutan. Kejadian yang ada didalam cerita dijadikan berurutan agar perawat dan pasien melihatnya dalam suatu perspektif. 15. Memberi kesempatan pada pasien untuk menguraikan persepsinya. Jika perawat ingin mengerti pasien maka perawat harus melihat segala sesuatunya dari perspektif pasien. 16. Refleksi. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.



17



3.5



Jenis Komunikasi dalam Proses Pembelajaran Klien Dalam keperawatan, komunikasi adalah berbagi informasi terkait kesehatan antara pasien dan perawat, dengan partisipan sebagai sumber dan penerima informasi. Menurut Potter dan Perry (1993) Swansburg (1990) Szilagyi (1984) dan Tappen (1995)ada tiga jenis komunikasi : 1. Komunikasi verbal Pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan tatap muka, biasanya ini lebih akurat dan tepat waktu. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara dengan lambat dan mengucapkannya secara jelas. 2. Komunikasi tertulis 3. Komunikasi non verbal yang di manifestasikan secara terapeutik adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata kata. Isyarat non verbal dapat menambah arti pesan verbal.



18



BAB I PENUTUP



A. Kesimpulan Salah satu bagian dari promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan adalah Pembelajaran pada klien yang merupakan proses pemberian informasi dari pemberi informasi (dalam hal ini perawat) kepada klien dengan menerapkan sistem komunikasi. Sistem komunikasi tersebut adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media dan menggunakan tehnik – tehnik tertentu. Tujuan dilakukan komunikasi dalam proses pembelajaran pada klien ini adalah untuk mengubah perilaku klien menjadi lebih baik dalam rangka meningkatakan derajat kesehatan klien. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah adanya persepsi, motivasi, kesiapan, relevansi, umpan balik, waktu dan pengulangan, emosi, dan lingkungan yang mencakup perbedaan budaya, bahasa, pendidikan, dan status kesehatan. Untuk mengatasi hambatan – hambatan tersebut maka perawat (dalam hal ini sebagai pemberi materi) harus mampu membedakantehnik dan jenis komunikasiyang akan diterapkan pada klien dalam proses pembelajaran agar berlangsung optimal. Tehnik komunikasi dalam proses pembelajaran oada klien adalah seperti tehnik komunikasi informatif, persuasif, dan instruktif dengan menggunakan komunikasi verbal, non-verbal, ataupun tertulis. B. Saran



19



Agar perawat (dalam hal ini sebagai pemberi informasi) berhasil dalam memberikan proses pembelajaran pada klien, hendaknya mampu untuk menguasai konsep komunikasi dan menggunakan tehnik dan jenis komunikasi dengan tepat agar tercipta komunikasi yang lancar tanpa hambatan dan proses pembelajaran pada klien berlangsung optimal. Hal ini dibutiktikan dengan tercapainya tujuan yaitu klien mampu mengubah perilaku menjadi lebih baik dalam upaya meingkatkan derajat hidup sehat.



20



DAFTAR PUSTAKA



1. DeLaune, C.S., & Ladner, P.K., 2011, Fundamentals of nursing: standards and practice, 4th edn, 5 Maxwell Drive Clifton Park, NY 2. Kozier, B., Erb, G.,Berman, A.J., & Snyder. (2012). Fundamentals of nursing: Concepts, process, and practice. 9th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc. 3. Nies, M.A., & McEwen, M. (2014). Comunity/public health nursing: Promoting the helath of population.6thEd. Washington : WB Saunders Company.



4. Notoatmodjo, Soekijo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta 5. Perry, Patricia A. Potter & Anne G. (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medik 6. Potter, P.A & Perry, A. G. (2013). Fundamental of nursing: Concepts, process and practice.8th Ed. St. Louis, Ml: Elsevier Mosby 7. Rankin, S.H., Stallings, K.D., & London, F. (2005). Patient education in health and illness. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins 8. Stuart, G. (2013). Principles and practic eof Psychiatric Nurisng (10th). St Louis : Mosby. 9. Swanburg, R.C.(2000). Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis (Introductory Management and Leadership for Clinical Nurses). Jakarta: EGC



21



10. Tamsuri,Anas.(2005).



Buku Saku



Keperawatan.Jakarta : EGC  



22



Komunikasi



Dalam