Konsep Dan Term Dalam Logika [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DASAR-DASAR LOGIKA KONSEP DAN TERM



DISUSUN OLEH : LAPOSA MIRTA DEA ROJA 1801112871



ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2020



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 2 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3 C. Maksud dan Tujuan .............................................................................. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Logika ................................................................................ 4 B. Mendefinisikan Pengertian ; Ide atau Konsep ..................................... 5 C. Ciri-Ciri dan Luas Konsep ................................................................... 6 D. Isi Konsep ............................................................................................ 6 E. Luas Konsep ......................................................................................... 7 F. Term (Terminus) .................................................................................. 7 G. Suposisi Term ...................................................................................... 10 BAB II PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 13 B. Saran .................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14



1



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Di era modern saat ini, manusia sangat dituntut untuk memahami logika. Manusia mampu berpikir setiap saat, namun tidak setiap saat manusia menyadari dan bahkan tidak paham dengan sistematika pikiran yang kerap digunakan dalam proses berpikir tersebut. Hal tersebutlah yang membuat logika penting untuk dipelajari.



1



Logika itu merupakan hal yang krusial dalam dunia keilmuan.



Sehingga kerap kali logika sering diasosiaikan dengan kegiatan ilmiah. Begitulah memang hakikatnya. Logika merupakan unsur penting dalam kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah harus didasari dengan penggunaan logika yang baik dan benar. Karakter dan cara berpikir setiap orang memiliki kekhasan masing-masing dan polanya sesuai dengan apa yang diinginkan baik itu tentang isu politik, sosial, ekonomi hingga pada persoalan-persoalan ketuhanan atau agama. Meskipun seperti itu, hadirnya orang-orang yang berpikir dengan memperhatikan ramburambu logika sangat diperlukan guna mengembangkan cakrawala ilmu pengetahuan dari segala aspek kehidupan sesuai dengan apa yang dibuthkan masyarakat disekelilingnya.2 Logika juga merupakan sarana ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan seperti matematika, fisika dan lain sebagainya harus didasari dengan penalaran logika dan sistematika, karena hal tersebut merupakan syarat keilmiahannya suatu ilmu. Dengan demikian logika berfungsi sebagai “dasar filsafat dan sarana ilmu”. Sebelum melangkah jauh dalam tataran praktisnya dalam ilmu pengetahuan, dalam logika juga membas tentang dasar dari pengetahuan hakikat suatu objek atau benda. Hal itu bisa terjadi karena manusia mampu menciptakannya melalui proses berpikir. 1



H.M Yusuf Syu’aib, Logika Hukum Berfikir, (Jakarta : Pustaka Al-Husna,1983). Hal. 4. M. Idrus H. Ahmad, Signifikansi Memahami Logika Dasar, Jurnal Substantia Volume 4 Nomor 1, April 2012. Hal. 37. 2



2



B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Konsep ? 2. Apa yang dimaksud dengan Term ? 3. Bagaimana pengkalisifikasian Konsep dan Term ? 4. Bagaimana hubungan antara Konsep dan Term dalam Logika ? C. Maksud dan Tujuan 1. Memahami apa yang dimaksud dengan Konsep dan Term. 2. Mengetahui pembagian atau klasifikasi Konsep dan Term 3. Memahami keterkaitan antara Konsep dan Term dalam Logika



3



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Logika Logika merupakan salah satu cabang filsafat yang memiliki sifat praktis dan berhaluan pada penalaran serta sekaligus juga sebagai dasar filsafat, maka dari itu dalam berfilsafat yang baik dan benar harus didasari dengan logika agar penalarannya logis dan kritis. Kata “Logika” berasal dari bahasa Yunani yakni “logos” yang berarti “kata”, “Uraian pikiran” atau “Teori”. 3 Bila dilihat dari aspek etimologi “Logika” dapat diartikan sebagai “Ilmu tentang uraian pikiran”. Dalam historisnya, manusia pertama yang menyebutkan kata logika pertama adalah Ciceru pada abad ke 1 sebelum masehi, namun belum dinamakan hukum logika berpikir, tetapi lebih cenderung pada seni berdebat. Kemudian Alexander Afro Diseas merupakan orang pertama yang menggunakan kata-kata logika dalam arti ilmu yang menyelidiki sesuatu yang diperlukan dan tidak hanya suatu pemikiran seseorang saja.. Aristoteles juga telah mempopolerkan logika, namun masih dinamai dengan istilah analitik dan dialektik.4 Logika juga merupakan sarana ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan seperti matematika, fisika dan lain sebagainya harus didasari dengan penalaran logika dan sistematika, karena hal tersebut merupakan syarat keilmiahannya suatu ilmu. Dengan demikian logika berfungsi sebagai “dasar filsafat dan sarana ilmu”.5 Logika yang memiliki fungsi sebagai sarana ilmu pengetahuan dan landasan filsafat menunjukkan arti bahwa logika merupakan “jembatan penghubung” yang berarti logika adalah “teori tentang penyimpulan yang sah” atau bisa juga diartikan sebagai “sistem penalaran yang menelaah tentang prinsipi-prinsip penyimpulan yang sah”. Penyimpulan dalam hal ini merupakan bagian dari pemikiran.



Namun juga



tidak



serta-merta



semua



pemikiran



merupkan



3



Noor Muhsin Bakry dan Sonjoruri Budiani Trisakti, Logika, (Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka, 2014). Hal. 1.3. 4 Suarjiyo, Dasar-Dasar Logika, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) Hal. 3. 5 Noor Muhsin Bakry dan Sonjoruri Budiani Trisakti, Op.Cit., Hal1.3



4



penyimpulan. Contohnya seperti menghafal dan menghitung. Menghafal dan menghitung bukanlah ranah pembahasan logika. 6 B. Mendefinisikan Pengertian; Ide atau Konsep Secara etimologis kata “Ide” yang berasal dari kata “Ideos” memiliki arti gambar. Ideos diartikan Plato sebagai : pengertian atau maksud. Pada abad pertengahan istilah yang digunakan adalah universale dan untuk jamaknya disebut universalia, yang berarti adalah “umum. Universale (umum) disamakan dengan Ide, karena penegertian itu berlaku umum. Selain univerlase atau ide, ada istilah lain yang disebut pengertian, yaitu “Konsep”. Konsep berasal dari kata “conceptus” dari kata “Conspire” yang berarti menangkap. Konsep bisa disamaartikan dengan pengertian, karena pengertia itu hasil dari tangkapan akal budi manusia. Sehingga secara umum dapat dikatan bahwa ide,konsep dan universale itu adalah sinonim satu sama lain.7 Menangkap sesuatu sebagaimana adanya dengan mengertinya merupakan kegiatan akan budi yang pertama. Akal budi menangkap gambaran yang “ideal” atau suatu “konsep” tentang sesuatu, oleh sebabnya pengertian atau ide atau konsep adalah suatu gambar akal budi yang abstrak, yang batiniah tentang inti sesuatu. Guna menangkap sesuatu, akal budi awalnya dibanti oleh indera. Contohnya ketika mata melihat adanya botol yang tampak di depannya. Akal budi menangkap penglihatan itu dan menjadi hasil pengelihatan. Botol tadi kemudian diproses dalam budi manusia. Tentunya bukan secara materian, sebab sungguh mustahil memeasukkan barang yang disebut botol itu kedalam akal atau kepala manusia. Akal budi hanya menangkap “inti” dari botol itu. Hal yang bersifat abstrak tadilah yang pada akhirnya sampai ke akal budi. Itulah bagaimana gambar/konsep tentang botol tadi. Botol yang pada awalnya berwuju rial ketika dilihat oleh indera pengelihatan, kini bersifat abstrak ketika sampai ke akal budi. Konsep atau ide mengenai botol tadi kemudian tidak lagi berwujud individual. Pertanyaanya, “mengapa bisa?” hal tersebut merupakan hasil abstraksi dari botol 6



Ibid., Agustinus W. Deantara, Logika : Seni Berpikir Lurus, (Madiun : Penerbit Wina Press, 2019). Hal. 38. 7



5



dalam akal budi, kini bersifat universal. Manusia tidak lagi bertanya-tanya kebingungan jika melihat wujud, bentuk dan warna botol di seluruh dunia, karena saat ini dia telah memiliki ide/konsep/gambar mengenai botol yang bersifat abstarak tadi yang berlaku secara universal.8 C. Ciri-Ciri dan Luas Konsep Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konsep diarikan sebagai (1) rancangan atau buram surat dan sebagainya ; (2) ide atau pengertian yang diabstaksikan dari peristiwa konkret; (3) gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.9 Konsep bisa disebut juga sebagain perwakilan universal dari beberapa objek yang mempunyai unsur-unsur esensian yang mirip. Sehingga konsep menunjuk pada beberapa objek sehingga objek-objek tersebut adalah anggota-anggota dari konsep itu. Masing-masing konsep selalu memiliki dua aspek, yakni : Aspek Komprehensi (denotasi) dan Aspek Ekstensi (konotasi). Aspek Komprehensi adalah ciri-ciri atau unsur-unsur yang mewujudkan konsep yang bersangkutan, jadi unsur-unsur konstitutif dari objek tersebut.Contohnya ciri-ciri motor adalah memiliki dua roda, memiliki stang, memiliki mesin sekian cc berbahan bakar pertlite dan lain sebagainya. Aspek Ekstensi adalah beberapa objek yang tercakup oleh objek tersebut. Misalnya pada konsep “manusia” dapat ditarapkan pada manusia yang ada di Indonesa, bangsa china, bangsa afrika, bangsa mongol dan lain-lainnya.10 D. Isi Konsep Semua unsur yang termuat di dalam konsep, itulah yang disebut dengan isi konsep. Misalnya ; Mahasiswa Universitas Riau. Bila diuraikan makan akan terdiri dari unsur-unsur Mahasiwa dan Universitas Riau. Kata mahasiswa terdiri dari unsur ; manusia-dewasa- yang melaksanakan pendidikan- di sekolah tinggiyang bernama- Universitas Riau. Demikian juga dengan kata Universitas Riau itu 8



Ibid., Hal. 39. https://kbbi.web.id/konsep diakses pada 12 April 2020 Pukul 08.54 WIB 10 Muhammad Rakhmat, Pengantar Logika Dasa, (Bandung : LoGoz Publishing,2013). Hal.40. 9



6



sendiri, bila diuraikan pasti memiliki unsur-unsur tersendiri yang memiliki isi konsep yang relevan. Konsep dapat dibedakan ke dalam konsep langsung dan konsep tidak langsung. Konsep langsung didapat melalui kinerja tangkapan paca indera. Contohnya Pak Doyok adalah manusia. Maka konsep manusia tersebut didapatkan setelah secara langsung melihat Pak Doyok. Sementara konsep tidak langsung diperoleh dengan cara merefleksikan obervasi atas inderwi terhadap berpuluhpuluh orang sehingga diperoleh suatu abstrak. E. Luas Konsep Setiap konsep memiliki lingkup dan lingkungannya sendiri itu lah yang disebut Luas konsep. Lingkup dan lingkungan itu berisikan semua barang atau hal yang dapat ditunjuk atau disebut dengan penegertian atau kata itu. contohnya pengertian dari Mahasiswa Universitas Riau. Hal ini berarti mencakup semua mahasiswa baik itu yang berasal dari Fakultas ISIP, Hukum, Pertanian dan lain sebagainya. Itu juga mencakup pria dan wanita, cantik dan jelek, gemuk maupun kurus dan lain-lain sehingga tidak ada pengecualian. Selain mahasiswa Universitas Riau itulah yang termasuk bukan luas konsep dari Mahasiswa Universitas Riau tadi. Sehingga luas konsep adalah barang-barang atau lingkungan realitas yang ditunjuk dengan pengertian atau kata tertentu.11 F. Term (Terminus) Term atau terminus, juga bisa disebut kata merupakan tanda lahir atau pernyataan dari suatu konsep atau pengertian. Term atau terminus merupakan bagian dari suatu kalimat yang berfungsi sebagai subjek atau predikat. Sehingga term adalah gabungan dari sejumlah kata (kalimat) yang dibentuk dati subjek, predikat dan kata penghubung. Kata penghubung seperti jika, dan, oleh, dalam, akan, adalah, seperti, anatara lain dan juga merupakan, tidak termasuk kategori dalam term. Manusia yang menyatakan gagasannya sebagai hasil dari olah pikirnya. Hal tersebut bisa terjadi dengan menggunakan kata-kata. Manusia 11



Ibid,. Hal. 43.



7



menggunakan kata-kata ketika hendak mengutarakan gagasannya, oleh sebab itu term atau kata adalah tanda lahiriah (ucapan suara yang diartikulasi, tanda yang tertulis, bahasa dalam bentuk apapun) untuk mneyatakan ide/konsep. Konsep yang dikatakakan atau dibahasakan itu lah terminus. Dengan demikian term merupakan pernyataan lahiriah dari ide atau konsep. Ide yang abstrak tersebut menjadi kelihatan karena term, namun term tetap tidak sama dengan ide/konsep. Hal tersebut disebabkan ide yang sama sering kali dinyatakan dengan terma yang berbeda, sebaliknya term yang salam sering kali menyatakan pengertian yang berbeda-beda pula. Realitas ini yang membuat betapa pentingnya memperhatikan arti dari setiap term itu.12 Arti dari setiap term dapat ditinjau dari dua sudut pandang. Pertama, ialah arti term yang dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri (dilihat terlepas dari fungsi dalam suatu kalimat). Kedua, ialah terma yang dilihat dari sudut fungsional dalam kalimat yang kongkrit atau biasa disebut “suposisi”. Yang dimaksud dengan “suposisi” itu ialah arti khusus suatu terma dalam kalimat tertentu, dipandang dari sudut arti, isi dan luasnya. Oleh sebab itu kata atau terma perlu dibagikan menurut arti, isi serta luasnya. Menurut artinya, terma dapat dibagi menjadi sebagai berikut ;13 1.



Univokal (suara sama, arti sama) merupakan terma yang menunjukan pengertian yang sama pula. Kata “buku” misalnya hanya menunjukkan pengertian yang diyatakan oleh kata itu saja yakni yang berarti barang bernama “buku”.



2.



Equivokal (suara sama, tidak sama dengan artinya) yakni terma yang memperlihatkan pengertian yang berlainan satu dengan lainnya. Contohnya kata “genting” . kata “genting” menunjukkan arti atap rumah, namun juga bisa berarti suatu keadaan yang gawat.



3.



Analogal (Pada satu sisi memiliki kesamaan arti, pada sisi lain bisa berbeda arti pula). Terma analogal ini memperlihatkan barang yan sama, tetapi



12



Agustinus W. Deantara, Logika : Seni Berpikir Lurus, (Madiun : Penerbit Wina Press, 2019). Hal. 40. 13 Ibid,. Hal. 41-42.



8



serentak juga berbeda-beda dalam kesamaannya itu. Contohnya pada kata “ada”. Manusia, Hewan dan Tuhan jika di lekatkan dengan kata “ada” menjadi sama. Hewan ada, manusia ada dan Tuhan ada, hal tersebut memang benar adanya. Namun disisi lain juga tidak sama artinya, manusia ada, hewan ada, Tuhan ada tetapi adanya manusia dan hewan tidak bisa disamakan dengan adanya Tuhan. Hal tersebut yang menunjukkan bahwa term “ada” bermakna analog yakni sama tetapi juga tidak sama. Menurut luasnya, term juga dapat dibedakan dalam beberapa bagian yang akan diuraikan sebagai berikut :14 1.



Term Singular. Term Singular ini menunjukkan dengan tegas satu individu, barang atau golongan yang tertentu. Contohnya, Slamet, orang itu, tim itu, yang terhebat dan lain sebagainya.



2.



Term Partikular. Term ini menunjukkan hanya sebagian saja dari seluruh luasnya. Hal ini berarti menunjukkan sebagian lingkungan tetapi tidak semua bawahanny. Contohnya, beberapa mahasiwa, kebanyakan orang, tiga anak gadis dan lain sebagainya.



3.



Term Universal. Term Universal ini memperlihatkan seluruh lingkungan dan bahawannya masing-masing tanpa ada yang dikecualikan. Contohnya semua dosen, semua monyet, setiap rakyat dan lain sebagainya.



4.



Term Kolektif. Term Kolektif ini menunjukkan sekelompok objek atau koleksi objek sebagai sebuah unit. Contohnya : keluarga, angkatan bersenjata, Himpunan mahasiswa jurusan, paguyuban dan lain-lain. Term ini dapat bersifat singular seperti TNI dan perticular seperti anggota TNI dan bisa juga bersifat universal seperti tentara. Menurut asas perlawanan konsep dasarnya, ter memiliki jenis sebagai



berikut :15



14 15



Muhammad Rakhmat, Pengantar Logika Dasa, (Bandung : LoGoz Publishing,2013). Hal.47. Ibid., Hal.47-48.



9



1.



Term kontradiktori ; yakni merupakan term dimana term yang satu mempertegas makna terma yang lain melalui pengingkarannya. Contohnya pada kata hidup mati, benar salah, gelap terang.



2.



Term kontraris ; yakni pasangan term yang menunjukkan sudut-sudut ekstrem diantara objek-objek yang tersusun dalam satu kelas tertentu. Contohnya Hitam putih (warna), panas dingin (suhu).



3.



Term relatif ; yakni pasangan term dimana yang satu tiak mungkin dimemerngti tanpa ada yang lain sebagai lawannya. Contohnya : ibu-anak, suami-istri, guru-murid. Menurut kodrat referent, term terbagi dalam beberapa jenis yakni ;16



1.



Term konkrit ; merupakan term yang memiliki objek yang mudah diamati, contohnya : kacamata, ballpoint.



2.



Term abstrak ; merupakan term yang memiliki objek yang baru dapat dimengerti setelah melalui proses abstraksi. Contohnya : kebenaran, keadilan dan kebijaksanaan.



3.



Term nihil ; merupakan objek yang tidak memiliki objek referent sama sekali, sebab objek-objek term ini bersifat imajinatif, fiktif dan sebagainya. Contoh : malaikat, surga neraka, jin dan sebagainya.



G. Suposisi Term Suposisi term merupakan ketepatan makna yang dipunyai oleh sebuah term dalam sebuah proposisi atau pernyataan. Arti ketepatan maknya adalah memberikan makna yang tepat pada satu objek saja dari objek-ebjek yang dapat diwakilinya. Dalam proses penalaran kodrat manusia untuk mencoba mencapai suatu konklusi yang setepat mungkin, namun sering dirasa sangat sulit sekali terkhusus apabila jika masing-masing term tidak memiliki arti atau makna yang tepat secara absolut. Oleh sebab itu diperlukan analisa terhadap jenis-jenis



16



Ibid., Hal. 49.



10



suposisi term dan terhadap perbedaan-perbedaan yang muncul. Jenis-jenis term dapat dibagi sebagai berikut :17 1.



Suposisi Material Suposisi material merupakan penggunaan terma dengan makna sebagaimana



term itu diucapkan atau ditulis. Suposisi ini pada dasarnya hanya menjelaskan term itu dengan apa adanya. Conthnya kata “cinta”, kata cinta tersusun dari lima huruf yakni “c-i-n-t-a”. 2.



Suposisi Formal Suposisi formal ini merupakan penggunaan term sesuai dengan apa yang



dimaksudkan atau ditandainya. Ringkasnya term menunjukkan pada bentuk atau forma objek yang dimaksud. Contohnya ; manusia adalah animal rationale. Ballpoint adalah alat tulis yang ujungnya runcing dan terbuat dari besi . 3.



Suposisi Logis Suposisi logis merupakan penggunaan term dalam sebuah konsep dengan



maksud untuk menuntun akal budi atau pikiran kepada konsep yang bersifat absktrak dan selalu bersifat rasional. Contoh : kemanusiaan adalah sebuah konsep universal. Keadilan berarti memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya. Hukum adalah sarana penataan hidup bersosial. 4.



Suposisi Riil Suposisi riil merupakan penggunaan term guna menyebutkan hal atau



sesuatu yang ada di dalam realitasnya memang benar-benar ada. Cotnohnya manusia adalah makhluk moral. 5.



Suposisi Semestinya



17



Ainur Rahman Hidayat, Filsafat Berpikir : Teknik-Teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir, (Pemekasan : Duta Media Publishing, 2018). Hal. 91-92.



11



Suposisi semestinya merupakan penggunaan ter, untuk menyebutkan hal-hal yang sesuai dengan tempat yang benar atau selayaknya. Contohnya : Anjing punya moncong, Ayam punya paruh. 6.



Suposisi Metaforis Suposisi metaforis merupakan penggunaan term dalam konotasi logis.



Misalnya : Hangatnya mentari pagi menyapa pipinya, warna rambutnya menusuk mataku.



12



BAB III PENUTUP



A. Kesimpulan Logika memiliki fungsi sebagai sarana ilmu pengetahuan dan landasan filsafat menunjukkan arti bahwa logika merupakan jembatan penghubung. yang berarti logika adalah teori tentang penyimpulan yang sah atau bisa juga diartikan sebagai sistem penalaran yang menelaah tentang prinsip-prinsip penyimpulan yang sah. Logika merupakan proses penalaran yang mengikuti alur berpikir. Dalam logika manifestasi konseptual merupakan fondasi penting. Logika yang berujung pada argumentasi (silogisme) tidak akan mencapai posisi tertingginya tanpa rangkaian kalimat (proposisi) yang terbentuk dari rangkaian term (kata) yang tentunya memiliki konsep (pengertian). B. Saran Dalam proses berpikir atau berlogika diperlukannya pemahaman yang kuat tentang dasar dari pembentukan argumentasi yaitu ide atau konsep. Ide atau konsep tersebut takkan bisa disampaikan tanpa adanya proses perwujudan melalui term atau kata. Argumentasi tidak akan bisa terbangun tanpa adanya konsep dan rangkaian term yang membentuk proposisi.



13



DAFTAR PUSTAKA



BUKU Bakry, Noor Muhsin dan Sonjoruri Budiani Trisakti. 2014. Logika. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka. Hidayat, Ainur Rahman. 2018. Filsafat Berpikir ; Teknik-Teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir. Pemekasan : Duta Media Publishing. Rakhmat, Muhamad. 2013. Pengantar Logika Dasa. Bandung : LoGoz Publishing. Suarjiyo. 2006. Dasar-Dasar Logika. Jakarta : Bumi Aksara. Syu’aib, M Yusuf. 1983. Logika Hukum Berfikir. Jakarta : Pustaka Al-Husna. JURNAL M. Idrus H. Ahmad, Signifikansi Memahami Logika Dasar, Jurnal Substantia Volume 4 Nomor 1, April 2012. Trismanto. Berbahasa Dengan Logika. Serat Acitya Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang. WEBSITE KBBI Online, https://kbbi.web.id/bahasa diakses pada 12 April 2020



14