Konsep Dasar Busana Pria [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Konsep Dasar Busana Pria 1. Pengrtiam Busana Pria Busana dalam pengertian sempit dapat diartikan bahan tekstil yang disampirkan atau dipakai untuk menutupi tubuh seseorang yang langsung menutupi kulit seseorang ataupun yang tidak langsung menutupi kulit. ( Arifah A. Riyanto 2003) Pengertian busana tersebut dijadikan acuan dalam mengartikan busana pria, sehingga yang dimaksud dengan busana pria adalah busana yang digunakan oleh pria untuk menutupi tubuhnya yang terbuat dari bahan tekstil baik yang langsung menutupi kulit seseorang ataupun yang tidak langsung menutupi kulit. Menurut jenisnya busana pria dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Busana yang langsung menutupi kulit, seperti : Singlet, celana dalam, dsb. b. Busana yang tidak langsung menutupi kulit, seperti; Kemeja, pantalon, kamar jas, kimono, jaket, jas, dsb. 2. Jenis Model Busana Pria Sesuai Kesempatan Busana pria memiliki ciri model sbb : a. Sederhana baik dilihat dari model, penggunaan warna, corak, tekstur, maupun hiasannya. b. Praktis, dalam arti mudah untuk dipakai dan dibuka c. Memiliki garis yang tegas, artinya bahwa garis-garis yang digunakan dalam model busana pria pada umumnya menggunakan garis-garis yang lurus. Model busana pria sesuai dengan kesempatan a. Model busana pria untuk kesempatan resmi 1) Model busana pria untuk kesempatan pelantikan Dapat menggunakan model busana stelan jas yang dilengkapi dengan dasi, jas dan celana dibuat dari bahan dan warna yang sama



2) Model busana pria untuk acara pernikahan Dapat menggunakan busana daerah/adat, dapat pula menggunakan jas yang dilengkapi dasi, tetapi bahan dan warna untuk jas dan celana panjang yang digunakan dapat berbeda



3) Model busana pria untuk kesempatan kuliah Dapat menggunakan busana model kemeja dan celana panjang



b. Model busana pria untuk kesempatan rekreasi 1) Model busana pria untuk rekreasi ke gunung Dapat menggunakan



kaos oblong



tangan



panjang atau pendek dan celana panjang, dilengkapi dengan jaket, terbuat dari bahan yang dapat memberikan rasa hangat pada badan



2) Model busana pria untuk rekreasi ke pantai Dapat menggunakan kemeja berlengan pendek dan celana pendek



c. Model busana pria untuk kesempatan tidur Dapat menggunakan piyama berlengan panjang atau pendek, berkerah atau tidak, dengan celana panjang atau pendek d. Model busana pria untuk kesempatan khusus 1) Model busana pria untuk acara keagamaan Dapat menggunakan busana model taqwa dengan celana panjang



2) Model busana pria untuk melayat Dapat menggunakan kemeja berlengan panjang dan celana panjang yang warnanya dipilih warna gelap 3. Warna Kain Busana Pria Pemilihan warna yang tepat pada pembuatan busana akan membuat busana terlihat lebih indah. Warna menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005:9) dapat didefinisikan secara obyektif (fisik) yaitu “Sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif (psikologis) sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan”, sedangkan menurut G. Buttler, M (1975:47) warna adalah “Salah satu unsur dari desain yang dapat mengambarkan identitas dan kepribadian seseorang.” Warna menurut Maitland (Sulasmi, 2002: 33) dapat dibagi menjadi warna dingin, warna panas dan warna netral. Warna dingin yakni unsur warna yang mengandung warna biru dan hijau. Warna ini akan memberi kesan mengecilkan objek, sehingga seseorang akan kelihatan lebih kecil dari keadaan sebenarnya.Warna panas yakni unsur warna yang mengandung warna merah dan kuning. Warna ini akan memberi kesan membesarkan objek, sehingga seseorang akan terlihat lebih besar dari keadaan



yang sebenarnya. Warna-warna yang netral seperti



warna hitam, putih, coklat, krem dan abu-abu. Berikut ini contoh-contoh warna.



Warna-Warna Dingin



Warna-Warna Pana



Warna-Warna Netral Warna tidak hanya memiliki sifat, namun warna juga memiliki dimensi warna yaitu hue, value dan intensitas. Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama suatu warna, seperti merah, biru , hijau, dan sebagainya. Value adalah tingkat kecerahan suatu warna, seperti merah tua, merah muda, sedangkan intensitas atau chroma adalah dimensi yang menjelaskan cerah atau kusamnya suatu warna. Intensitas dapat diperoleh dari mencampurkan hue dengan warna-warna netral seperti putih, abu-abu atau hitam. Warna-warna yang dipilih untuk pembuatan busana pria lebih mengarah pada warna kebiruan tau warna kecoklatan 4. Corak Kain Busana Pria Corak kain adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian yang dibentuk dari berbagai macam garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk alam, flora, fauna, manusia, benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Pembuatan corak dimaksudkan untuk memperindah penampilan kain, dan memberikan kesan tertentu pada pemakainya. Corak dapat dibedakan menjadi : a.



Corak natural



b.



Corak stilasi atau renggaan, yaitu modifikasi bentuk alam menjadi bentuk baru dengan tidak menghilangkan bentuk aslinya.



c.



Corak geometris, yaitu corak-corak yang diambil dari bentuk yang ada dalam ilmu pasti, misalnya bentuk persegi, kotak, bulat, lonjong, segitiga, dan jajaran genjang.



d.



Corak abstrak, yaitu corak yang bentuk dan wujudnya tidak jelas, dapat berupa coretan atau kelompok beberapa warna yang dicampuradukan.



Contoh macam-macam corak kain untuk busana pria :



Corak Geometris



Corak Natural



Corak Abstrak 5. Tekstur Kain Busana Pria Tekstur menurut Sadjiman Ebdi S. (2006:62) adalah “Sifat/kesan permukaan suatu bahan sehubungan dengan pegangan serta penampilan permukaannya.” Tekstur ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya jenis serat, jenis benang, cara pembuatan kain dan cara penyelesaian akhir. Kain atau tekstil dalam pembuatan busana dapat mempengaruhi model busana, dalam arti tidak setiap kain cocok untuk bermacam-macam model busana, melainkan setiap model busana memerlukan bahan dengan tekstur tertentu. Mengidentifikasi suatu tekstur pada kain, dapat digunakan beberapa pengukuran yang bersifat indrawi yang diidentifikasikan dalam beberapa bentuk, seperti: a. Indikasi perabaan 1) Kasar: Cocok digunakan untuk kesempatan rekreasi/petualangan. 2) Lembut: Nyaman digunakan, cocok untuk berbagai busana wanita. 3) Bergelombang: Cocok digunakan untuk baju hangat, seperti jaket atau sweater. b. Indikasi visual 1) Kusam: Kain dengan indikasi visual kusam memberi kesan figur menjadi lebih kuat, cocok untuk busana kerja/seragam ataupun busana santai. 2) Tembus terang: Tidak dapat menutupi kekurangan-kekurangan pada bentuk badan, cocok



untuk busana pesta. 3) Berkilau: Tekstur kain dengan indikasi visual berkilau akan memberi kesan mewah, sehingga tekstur ini tidak cocok diterapkan untuk busana kuliah. c. Indikasi dimensi kain 1) Tebal: Tekstur tebal memiliki kemampuan untuk menutupi bentuk tubuh,



cocok



digunakan pada busana yang dipakai untuk aktifitas dengan dinamika tinggi, seperti celana panjang. 2) Tipis: Tekstur tipis sering dianalogikan sebagai tekstur yang transparan, namun sesungguhnya kenampakan transparan tersebut hanya sebagai efek dari jalinan serat yang tipis, dan tidak terjadi pada semua jenis kain yang bertekstur tipis. Tekstur ini sering dimanfaatkan untuk blus, kemeja, dan kadang-kadang untuk rok, namun harus ditambah dengan kain furing. d. Indikasi jatuhnya kain 1) Kaku: Suatu bahan diindikasikan memiliki tekstur kaku adalah dari cara jatuhnya yang tidak sempurna. Tekstur ini cocok diterapkan untuk busana-busana resmi seperti jas, blazer, dan pantalon. 2) Melangsai/lemas: Kain dengan tekstur ini dapat diamati dari jatuhnya bahan yang sempurna. Cocok diterapkan pada model rok kerut, setengah lingkaran dan rok pias. 6. Kain Busana Pria Kain merupakan hasil proses dari benang-benang yang ditenun atau dirajut.



Kain



terdiri dari berbagai macam dan jenisnya, penggunaannya juga tidak terbatas untuk keperluan sandang saja, oleh karena itu menurut Jumaeri ( 1977: 151-164)



kain dapat digolongkan



menurut fungsi atau kegunaanya, proses pembuatannya, dan beratnya. Kain menurut beratnya dibagi menjadi empat, yaitu kain ringan, kain medium, kain setengah berat dan kain berat. Berat kain ini diperlukan untuk keperluan industri pembuatan tekstil dan perdagangan tekstil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Klasifikasi Kain Berdasarkan Berat Kain No . 1.



Jenis Kain



Berat Kain



Kain ringan



60 g/m 2



2.



Kain medium



60-140 g/m 2 .



Contoh kain kain Batiste, kain lawn, kain nainsook, kain voile, kain organdy dan kain dimity. kain percale, kain cambric, kain mori,



3. 4.



Kain setengah 140-250 g/m 2 berat Kain berat >250 g/m 2



kain gingham, kain chambray dan kain blacu. Kain suiting, seperti kain tropical, kain gabardine, kain drill. Kain kanvas, kain tweed.