Konsep Dasar Media, Sumber Dan Alat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu terlihat pada bertambahnya aspek pisik yang bersifat kuantitatif, misalnya tinggi dan berat badan bertambah. Sedangkan perkembangan individu terlihat pada bertambahnya aspek psikis, dan gejalanya nampak pada pertambahan kemampuan individu yang lebih bersifat kualitatif. Dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran keduanya dilayani secara seimbang, selaras, dan serasi agar dapat dicapai terbentuknya kepribadian yang integral. Kegiatan pendukung utama dalam melaksanakan pertumbuhan dan perkembangan tersebut adalah individu harus melakukan kegiatan yang disebut belajar. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam rangka melaksanakan pertumbuhan dan perkembangan diri. Belajar juga dapat dipahami sebagai bentuk perkembangan potensi yang ada pada diri individu, karena pada hakikatnya setiap diri individu memiliki



potensi-potensi



yang



tidak



diketahui



eksistensinya



sebelum



dikembangkan melalui aktivitas belajar. Contohnya, setelah belajar bidang keguruan, Anda dapat menjadi guru. Itu berarti pada diri anda memiliki potensi menjadi guru. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud konsep dasar media pembelajaran? 2. Apa yang dimaksud konsep dasar sumber belajar? 3. Apa yang dimaksud konsep dasar alat peraga? 4. Apa perbedaan media pembelajaran,sumber belajar dan alat peraga 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep dasar pembelajaran 2. Untuk mengetahui konsep dasar sumber belajar 3. Untuk mengetahui konsep dasar alat peraga 4. Untuk mengetahui perbedaan media pembelajaran,sumber belajar dan alat peraga



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep Dasar Media Pembelajaran A. Pengertian Media Pembelajaran Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah ( ‫ )وسائل‬perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology) yang dikutip oleh Basyaruddin (2002) “media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian lain media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dari definisi-definisi tersebut dapat dikatakan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Sedangkan pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Oemar Hamalik menuturkan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jika diambil formasi pendapat di atas media pembelajaran adalah alat atau metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran disekolah. Dalam arti sempit, media pembelajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks. Akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti: TV, radio, slide,



fotografi, diagram, dan bagan buatan guru, atau objek-objek nyata lainnya. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium atau media sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahanbahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang mengandung pengajaran maka media tersebut disebut media pembelajaran. Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. B. Manfaat Media Pembelajaran Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:



1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada. 2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. 3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif Dengan media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah. 4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran. 5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik. 6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar disekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.



7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumbersumber ilmu pengetahuan. 8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak mamiliki waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain. Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. d) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa



tentang



peristiwa-peristiwa



di



lingkungan



mereka,



serta



memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. 2.2 Konsep Dasar Sumber Belajar A. Pengertian Sumber Belajar



Berdasarkan yang dikemukakan Association for Education and Communication Tecnology (AECT), sumber belajar adalah segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran, dan lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat, tetapi juga mencakup tenaga, biaya, dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar mengajar, sumber belajar dapat digunakan, baik secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus dicapai. Sumber belajar menurut AECT dibedakan menjadi enam jenis,yaitu: a) Pesan (massage), yaitu informasi yang ditransmisikan atau diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk ide, ajaran, fakta, makna, nilai dan data. Contoh: isi bidang studi yang dicantumkan dalam kurikulum pendidikan formal, dan non formal maupun dalam pendidikan informal. b) Orang (person), yaitu manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengelolah dan penyaji pesan. Contoh: guru, dosen, tutor, siswa, pemain, pembicara, instruktur dan penatar. c) Bahan (material), yaitu sesuatu ujud tertentu yang mengandung pesan atau ajaran untuk disajikan dengan menggunakan alat atau bahan itu sendiri tanpa alat penunjang apapun. Bahan ini sering disebut sebagai media atau software atau perangkat lunak. Contoh: buku, modul,majalah, bahan pengajaran terprogram, transparansi, film, video tape, pita audio (kaset audio), filmstrip, microfiche dan sebagainya. d) Alat (Divice), yaitu suatu perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Alat ini disebut hardware atau perangkat keras. Contoh: proyektor slide, proyektor film, proyektor filmstrip, proyektor overhead (OHP), monitor televisi, monitor komputer, kaset, dan lain-lain. e) Tehnik (Technique), dalam hal ini tehnik diartikan sebagai prosedur yang runtut atau acuan yang dipersiapkan untuk menggunakan bahan peralatan, orang dan lingkungan belajar secara terkombinasi dan terkoordinasi untuk menyampaikan ajaran atau materi pelajaran. Contoh: belajar mandiri,



belajar jarak jauh, belajar secara kelompok, simulasi, diskusi, ceramah, problem solving, tanya jawab dan sebagainya. f) Lingkungan (setting), yaitu situasi di sekitar proses belajar-mengajar terjadi. Latar atau lingkungan ini dibedakan menjadi dua macam yaitu lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung, sekolah, perpustakaan, laboratorium, rumah, studio, ruang rapat, musium, taman dan sebagainya. Sedangkan lingkungan non fisik contohnya adalah tatanan ruang belajar, sistem ventilasi, tingkat kegaduhan lingkungan belajar, cuaca dan sebagainya. B. Ciri-ciri Sumber Belajar Sumber belajar mempunyai empat ciri pokok, yaitu: a) Sumber belajar mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam proses pengajaran. Jadi, walaupun sesuatu daya, tetapi tidak memberikan sesuatu yang kita inginkan, sesuai dengan tujuan pengajaran, maka sesuatu daya tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar. b) Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang lebih sempurna, sesuai dengan tujuan. Apabila dengan sumber belajar malah membuat seseorang berbuat dan bersifat negatif maka sumber belajar tersebut tidak dapat disebut sebagai sumber belajar. Misalnya setelah seseorang menonton film, ada isi/pesan fim tersebut mempunyai dampak negatif terhadap dirinya maka film tersebut bukanlah sumber belajar. c) Sumber belajar dapat dipergunakan secara sendiri-sendiri (terpisah), tetapi tidak dapat digunakan secara kombinasi (gabungan). Misalnya sumber belajar material dapat dikombinasi denga devices dan strategi (motode). Sumber belajar modul dapat berdiri sendiri. d) Sumber belajar secara bentuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang (designed by), dan sumber belajar yang tinggal pakai (by utilization). Sumber belajar yang dirancang adalah sesuatu yang memang dari semula dirancang untuk keperluan belajar. Sedangkan sumber belajar yang tinggal pakai sesuatu yang pada mulanya tidak



dimaksudkan untuk kepentingan belajar, tetapi kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan belajar. Ciri utama sumber belajar yang tinggal pakai adalah: tidak terorganisir dalam bentuk isi yang sistematis, tidak memiliki tujuan pembelajarn yang ekspilit, hanya dipergunakan menurut tujuan tertentu dan bersifat insidental, dan dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang relevan dengan sumber belajar tersebut. C. fungsi dan Peranan Sumber Belajar Fungsi sumber belajar antara lain: a. Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan: 1) Membantu guru untuk menggunakan waktu dengan secara lebih baik dan efektif. 2) Meningkatkan laju kelancaran belajar. 3) Mengurangi beban guru dalam penyajian informasi, sehingga lebih banyak kesempatan dalam pembinaan dan pengembangan gairah belajar. b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan: 1) Mengurangi fungsi kontrol guru yang sifatnya yang kaku dan tradisional. 2) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. c. Memberikan dasar-dasar pengajaran yang lebih ilmiah, dengan jalan: 1) Merencanakan program pendidikan secara lebih sistematis. 2) Mengembangkan bahan pengajaran melalui upaya penelitian terlebih dahulu. d. Meningkatkan pemantapan pengajaran dengan jalan: 1) Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi. 2) Menyajikan informasi maupun data secara lebih mudah, jelas dan kongkrit. 2.3 Konsep Dasar Alat Peraga



A. Pengertian Alat Peraga Tiap-tiap benda yang dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam disebut dengan alat peraga. Dalam kaitannya dengan pendidikan, definisi alat peraga telah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan, di antaranya yaitu: a. R.M. Soelarko Alat peraga merupakan tiap-tiap benda yang dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam. Apabila dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan alat peraga, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. b. A.Samana Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan dan pengajaran. c. Azhar Arsyad Alat peraga yaitu alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat peraga atau media pedidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera. Alat peraga atau media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang disampaikan kepada siswa. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa alat peraga adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pengajaran. Alat peraga ini berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan dan pengajaran. B. Macam-Macam



Alat Peraga Berdasarkan fungsinya, yaitu untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan dan pengajaran, alat peraga dibagi menjadi 2 macam, yaitu:



a. Alat bantu lihat (Visual Aids) Alat ini berguna di dalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk, yaitu: 1. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya. 2. Alat-alat yang tidak diproyeksikan, yaitu: - 2dimensi, misalnya gambar, peta, bagan, dan sebagainya. - 3 dimensi, misalnya bola dunia, boneka, dan sebagainya. b. Alat bantu dengar (Audio Aids) Alat bantu dengar (Audio Aids) yaitu alat yang dapat membantu menstimulasi indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pengajaran, seperti piringan hitam, radio, dan sebagainya. c. Alat Bantu lihat-dengar (Audio Visual Aids) Alat-alat bantu lihat-dengar pendidikan ini lebih dikenal Audio Visual Aids (AVA), misalnya televisi dan video cassette. Di samping itu, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi 2 macam manurut pembuatan dan penggunannya, yaitu: 1. Alat peraga yang complicated (rumit), seperti film, film strip slide, dan sebagainya yang memerlukan listrik dan proyektor. 2. Alat peraga yang sederhana yang mudah dibuat sendiri dengan bahanbahan setempat yang mudah diperoleh, seperti bambu, karton, kertas koran, dan sebagainya. Beberapa contoh alat peraga yang sederhana yang dapat dipergunakan di berbagai tempat, misalnya: 1. Di rumah tangga



seperti leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan sebagainya. 2. Di kantor-kantor dan sekolah-sekolah seperti papan tulis, buku cerita bergambar, kotak gambar gulung, boneka, dan sebagainya. 3. Di masyarakat umum, misalnya poster, spanduk, dan sebagainya. C. Tujuan Penggunaan Alat Peraga. Sebelum membuat alat peraga seorang guru harus merencanakan dan memilih alat peraga yang paling tepat untuk digunakan. Untuk itu perlu diperhatikan tujuan yang hendak dicapai dari penggunaan alat peraga tersebut agar efisiensi hasil belajar siswa dapat tercapai. Adapun tujuan dari alat peraga antara lain: a. Sebagai alat bantu dalam pendidikan. b. Untuk menimbulkan perhatian terhadap materi pelajaran. c. Untuk mengingatkan suatu pesan atau informasi. d. Untuk menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru. e. Untuk mengubah sikap dan persepsi siswa. f. Untuk mengubah pengetahuan, pendapat dan konsep-konsep. Kalau tujuannya itu rumit, maka mungkin diperlikan lebih dari satu macam alat peraga. Kemampuan penyampaian pesan masing-masing alat peraga berbadabeda, misalnya leaflets dan pamplets lebih banyak berisi pesan sedangkan poster lebih sedikit pesan-pesan tetapi bersifat pemberitahuan atau propaganda. Dengan sendirinya alat peraga yang dipergunakan untuk meningkatkan pengetahuan akan berbeda dengan alat peraga yang dipergunakan untuk meningkatkan ketrampilan. D. Fungsi alat peraga Alat peraga merupakan media pengajaran yang diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara untuk membantu menanamkan dan memperjelas konsep. Adapun fungsi alat peraga dalam proses belajar mengajar, yaitu:



a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. c. Alat peraga dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. d. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap. e. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. f. Penggunaan



alat



peraga



dalam



pengajaran



diutamakan



untuk



mempertinggi mutu belajar mengajar. Di samping beberapa fungsi tersebut, alat peraga dalam pendidikan juga memiliki banyak fungsi yaitu antara lain: a. Menjadikan pelajaran lebih menarik. b. Menghemat waktu belajar. c. Memantapkan hasil belajar. d. Membantu siswa yang ketinggalan pelajaran. e. Dapat berorientasi langsung dengan kehidupan. f. Membantu mengatasi kesulitan dan menjelaskan hal-hal yang sulit. g. Menjadikan pelajaran lebih konkret. h. Menjadikan suasana pelajaran lebih hidup, baik, dan menyenangkan. i. Mendorong anak gemar berkarya dan membaca. j. Bila digunakan secara tepat akan terbentuk kebiasaan berpikir, menganalisa dan teliti. Menurut Ruseffendi (1984, h. 384) menyatakan, alat peraga matematika itu berguna agar anak-anak lebih besar minatnya,supaya anak-anak dapat dibantu daya tiliknya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya,supaya anakanak dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar.



Secara umum, Sadiman (dalam Sundayana, 2014, h, 7) menyatakan,alat peraga



mempunyai



verbalisme,mengatasi



fungsi,memperjelas keterbatasan



pesan



ruang,



waktu,



agar



tidak



tenaga



dan



terlalu daya



indera,menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar,pembelajaran dapat lebih menarik,sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran dapat ditingkatkan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga berfungsi untuk memperjelas konsep yang dipelajari karena konsep-konsep abstrak tersajikan dalam bentuk konkret, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep yang dipelajari. E. Prinsip Penggunaan Alat Peraga Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran akan membantu kelancaran, efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Alat peraga dapat meningkatkan proses belajar siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penggunaan alat peraga terdapat prinsipprinsip yang harus diperhatikan agar penggunaan alat peraga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga menurut Hermawan (2007, h. 88) diantaranya: a. Tidak satupun sarana alat peraga dan alat praktik yang dapat sesuai dengan segala macam kegiatan belajara mengajar. b. Sarana atau alat tertentu cenderung untuk lebih tepat menyajikan suatu pelajaran tertentu daripada sarana lainnya. c. Penggunaan sarana atau alat yang terlalu banyak secara bersamaan belum tentu akan memperjelas konsep. Bahkan sebaliknya dapat mengalihkan perhatian siswa. d. Sarana atau alat pelajaran yang akan digunakan harus bagian-bagian integral dari pelajaran yang akan disampaikan.



e. Sarana atau alat pelajaran yang canggih belum tentu akan dapat mengaktifkan siswa. Oleh karena itu, siswa diperlukan sebagai peserta yang aktif. f. Penggunaan sarana alat pelajaran bukan hanya sekedar selingan atau pengisi waktu tapi untuk memperjelas konsep. g. Alat peraga meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir. h. Alat peraga bisa meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan alat peraga akan bertahan lama pada ingatan siswa sehingga pembelajaran memiliki kualitas yang tinggi. Menurut Sudjana (dalam Sundayana, 2014, h. 16) menyatakan, penggunaan alat peraga hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan alat peraga mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya: a. Menentukan jenis alat peraga dengan tepat. b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, apakah sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan siswa. c. Menyajikan alat peraga dengan tepat, yaitu disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada. d. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan alat peraga terdapat prinsip yang harus diperhatikan agar penggunaan alat peraga dapat secara optimal sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan. 2.4 Perbadaan Media Pembelajaran, Sumber Belajar dan Alat Peraga 1. Sumber Belajar Guru merupakan sumber belajar yang utama, yaitu dengan segala kemampuan, wawasan keilmuan, keterampilan dan pengetahuan yang luas, maka segala informasi pembelajaran dapat diperoleh dari guru tersebut. Siswa, siswa memiliki sejumlah variasi aktivitas belajar, pengalaman belajar, pengetahuan dan



keterampilan, maka dalam konteks tertentu apa yang terdapat pada diri siswa apat dijadikan sebagai sumber belajar dalam mempelajari suatu pengalamanpengalaman belajar yang baru. Sumber belajar pada dasarnya banyak sekali baik yang terdapat di lingkungan kelas, sekolah, sekitar sekolah bahkan di masyarakat, keluarga, di pasar, kota,desa, hutan dan sebagainya. Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah masalah pemanfaatannya yang akan tergantung kepada kreativitas dan budaya mengajar guru atau pendidika itu sendiri. Vernon S. Gerlach & Donald P. Ely (1971) menegaskan pada awalnya terdapat jenis sumber belajar yaitu manusia, bahan, lingkungan, alat dan perlengkapan,serta aktivitas. a. Manusia Manusia dapat dijadikan sebagai sumber belajar, peranannya sebagai sumber belajar dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah manusia atau orang yang sudah dipersiapkan khusus sebagai sumber belajar melalui pendidikan yang khusus pula, seperti guru, konselor, administrator pendidikan, tutor dan sebagainya. Kelompok Kedua yaitu manusia atau orang yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk menjadi seorang nara sumber akan tetapi memiliki keahlian yang mempunyai kaitan erat dengan program pembelajaran yang akan disampaikan, misalnya dokter, penyuluh kesehatan, petani, polisi dan sebagainya. b. Bahan Bahan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang membawa pesan/ informasi untuk pembelajaran. Baik pesan itu dikemas dalam bentuk buku paket, video, film, bola dunia, grafik, CD interaktif dan sebagainya. Kelompok ini biasany disebut dengan media pembelajaran. Demikian halnya dengan bahan ini, bahwa dalam penggunaannya untuk suatu proses pembelajaran dapat dibedakan menjadi du akelompok yaitu bahan yang didesain khusus untuk pembelajaran, dan ada juga bahan/media yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan materi pembelajaran yang relevan.



c. Lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu memberikan pengkondisian belajar. Lingkungan ini juga di bagi dua kelompok yaitu lingkungan yang didesain khusus untuk pembelajaran, seperti laboratorium, kelas dan sejenisnya. Sedangkan lingkungan yang dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan penyampaian materi pembelajaran, di antaranyai lingkungan museum, kebun binatang dan sejenisnya.



d. Alat dan perlengkapan Sumber belajar dalam bentuk alat atau perlengkapan adalah alat dan perlengkapan yang dimanfaatkan untuk produksi atau menampilkan sumbersumber belajar lainnya. Seperti TV untuk membuat program belajar jarak jauh, komputer untuk membuat pembelajaran berbasis komputer, tape recorder untuk membuat program pembelajaran audio dalam pelajaran bahasa Inggris, terutama untuk



menyampaikan



informasi



pembelajaran



mengenai



listening



(mendengarkan), dan sejenisnya. e. Aktivitas Biasanya aktivitas yang dapat diajdikan sumber belajar adalah aktivitas yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, di mana didalamnya terdapat perpaduan antara teknik penyajian dengan sumber belajar lainnya yang memudahkan siswa belajar. Seperti aktivitas dalam bentuk diskusi, mengamati, belajar tutorial, dan sejenisnya. 2. Media Pembelajaran Dalam media pembelajaran terdapat dua unsur yang terkandung,yaitu: a. pesan atau bahan pengajaran yang akan disampaikan atau perangkat lunak. b. alat penampil atau perangkat keras. Sebagaii contoh guru akan mengajarkan bagaimana urutan gerakan melakukan sholat. Kemudian guru tersebut menuangkan ide-idenya dalam bentuk gambar ke



dalam selembar kertas, ia menggambarkan setiap gerakan sholat tersebut dalam kertas tersebut, saat di kelas ia menjelaskannya kepada siswa bagaimana gerakan sholat tersebut dengan cara memperlihatkan poster yang bergambarkan gerakangerakan yang telah ia buat sebelumnya. Kemudian siswapun melakukan gerakan sholati dengan apa yang terdapat dalam poster tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya poster ini termasuk ke dalam media sederhana. 3. Alat Peraga Kata kunci dalam memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran adalah Nilai manfaat,dalam arti segala sesuatu alat yang dapat menunjang keefektifan dan efesiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman informasi atau pesan pembelajaran. Ada istilah lain dari alat peraga ini, diantaranya sering disebut sebagai sarana belajar. Sebagai ilustrasi, misalnya Pak Budi akan mengajarkan bagaimana gambar dalam televisi bisa terlihat di layar, maka Pak Budi membawa televisi ke kelas, kemudian ia membukanya di depan kelas, kemudian menjelaskan satu-persatu fungsi dari masing-masing komponen televisi tersebut kepada siswa sehingga siswa memahami kenapa gambar terlihat pad alayar televisi. Dalam ilustrasi tersebut kedudukan televisi adalah sebagai alat peraga,bukan sebagai media.



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bahan pembelajaran terdiri atas berbagai format, yang masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga, berperan sebagai alat bantu pembelajaran untuk meragakan suatu arti atau pengertian. Alat peraga berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran berperan sebagai alat perantara dalam proses komunikasi pembelajaran antara guru dan siswa. Media berfungsi



mempermudah



penyampaian



pesan



pembelajaran,



sehingga



pembelajaran lebih efektif dan efisien. Bahan pembelajaran dalam bentuk sumber belajar memiliki makna bahwa bahan pembelajaran yang telah didesain dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi siswa dan guru dalam melaksanakan aktivitas belajar dalam pembelajaran, sehingga pembelanjaran menjadi tidak kekurangan sumber belajar. Sebaliknya segala sumber belajar dapat juga dikategorikan sebagai bahan pembelajaran, karena di dalamnya termuat materi pembelajaran yang telah terdesain dengan sistematis. 3.2 Saran Dari apa yang telah disampaikan oleh penulis dalam makalah ini, penulis berharap bisa membantu dan bermanfaat bagi pembaca dalam memahami tentang perilaku jujur. Penulis berharap bisa membantu dalam bersikap agar lebih berhatihati dan selalu berkata maupun bersikap jujur.



DAFTAR PUSTAKA Carudin C.2012.BAB II. (Online).http://eprints.walisongo.ac.id/1283/3/093911309_Bab2.pdf. Diakses 26 maret 2019 Sari EA.2017. BAB II KAJIAN TEORITIS. (Online). http://repository.unpas.ac.id/15163/5/BAB%20II.pdf. Diakses 26 maret 2019 Asnawir dan M Ustman Basyirudin.2002. Media pembelajaran. (Online). http://digilib.uinsby.ac.id/1506/5/Bab%202.pdf. Diakses 28 maret 2019.