Konsep Perencanaan FIX DOK. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan



merupakan



fungsi



manajemen



pertama



yang



sangat



menentukan dan dan mempengaruhi keberhasilan dari fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum mengerjakan fungsi manajemen yang lainnya. Perencanaan yang baik akan mengarahkan pada pencapaian tujuan, sehingga sistem control diharapkan berjalan dengan baik yang pada akhirnya akan memudahkan pencapaian organisasi (Mugianti, 2016). Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen. Perencanaan adalah pandangan ke depan dan merupakan fungsi yang paling penting tentang suatu rencana kegiatan yang berisi tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara mencapainya, tempat kegiatan tersebut dilaksanakan, bagaimana indicator/tolak ukur untuk mencapai tujuan, serta kegiatan apa yang harus dilakukan selanjutnya atau berkelanjutan. Perencanaan dalam keperawatan merupakan upaya dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Dengan melihat pentingnya fungsi perencanaan, dibutuhkan perencanaan yang baik dan professional. Perencanaan yang baik harus berdasarkan sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standar, fleksibel, seimbang, dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia terlebih dahulu secara efektif dan efisien (Swansburg, 1993). 2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan perencanaan? b. Apa saja teori dalam perencanaan dalam manajemen keperawatan? c. Apa saja tujuan dari perencanaan dalam manajemen keperawatan?



1



d. Jelaskan syarat dari perencanaan dalam manajemen keperawatan? e. Jelaskan apa saja komponen perencanaan dalam manajemen keperawatan? f. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis perencanaan karu dalam manajemen keperawatan? g. Bagaimana dengan proses penyusunan rencana ? 2.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, kami dapat mengambil tujuan sebagai berikut: a. Tujuan Umum Untuk mengetahui tentang konsep dasar perencanaan dalam manajemen keperawatan b. Tujuan Khusus 1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan perencanaan. 2. Menjelaskan



teori



dalam



perencanaan



dalam



manajemen



keperawatan. 3. Menjelaskan tujuan dari perencanaan dalam manajemen keperawatan 4. Menjelaskan syarat dari perencanaan dalam manajemen keperawatan. 5. Menjelaskan



apa saja komponen perencanaan dalam manajemen



keperawatan. 6. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis perencanaan karu dalam manajemen keperawatan. 7. Menjelaskan bagaimana dengan proses penyusunan rencana.



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Perencanaan adalah upaya manusia secara sadar memilih alternatif masa depan yang dikehendaki dan kemudian mengarahkan sumber daya untuk mewujudkan tujuan (Gito Sudarmo, 2001 dalam Mugianti, 2016) Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang mencakup penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan memperjelas visi, misi dan filosofi organisasi, memperkirakan sumber daya organisasi, mengidentifikasi dan memilih langkah-langkah tindakan, memperkirakan



efektifitas



tindakan



dan



menyiapkan



karyawan



untuk



melaksanakannya (Gilles, 1994 dalam Mugianti, 2016) Menurut georgeR. Terry dalam Mamik (2015) perencanaan adalah : 1. Perencanaan adalah kegiatan yang harus di dasarkan pada fakta, data dan keterangan konkrit 2. Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat masa depan 3. Perencanaan mengenai masa depan yang akan datang dab menyangkut tindakan-tindakan



apa



yang



dilakukan



terhadap



hambatan



yang



mengganggu kelancaran usaha. Perencanaan merupakan langkah utama yang penting dalam keseluruhan proses manajemen agar faktor produksi yang biasanya sangat terbatas dapat diarahkan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, oleh karena itu perencanaan harus mengandung unsur-unsur yang dapat menjawab What, Why, Where, When, Who dan How (Mugianti, 2016) . Secara lengkap pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud adalah



3



1. Tindakan apa yang harusdi kerjakan? Penjelasan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan, sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat dihasilkan 2. Apa sebabnya tindakan itu harus dilaksanakan? Penjelasan mengapa rencana itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan tertentu harus dicapai 3. Dimana tindakan itu harus dikerjakan? Penjelasan tentang tempat/ lokas isecara fisik dimana rencana kegiatan harus dikerjakan sehingga tersedia sumber daya yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan itu 4. Kapan rencana itu harus dikerjakan? Penjelasan kapan dimulainya tindakan dan kapan selesainya di setiap unit organisasidengan penggunaan standar waktu yang telah ditentukan 5. Siapa yang mengerjakan tindakan itu? Petugas yang akan melakukan kegiatan atau tindakan baik jumlah maupun kualifikasi keahlian, pengalaman maupun pendidikan 6. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan itu? Penjelasan secara rinci teknik-teknik melakukan kegiatan yang ditetapkan sehingga tindakan yang dimaksud akan dapat dijalankan dengan benar 2.2 Teori Perencanaan Teori perencanaan adalah pengetahuan yang terorganisasi secara sistematis dan dapat diterapkan dalam berbagai keadaan yang didalamnya terdapat sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan, menentukan strategi untuk mencapai tujuan, kemudian selanjutnya menentukan langkah-langkah untuk menuju tujuan. Adapun teori-teori perencanaan menurut Patrick Geddes dikutip dalam Rafita (2016)



yang



dipergunakan



dan



menjadi



pijakan



bagi



perencana



dan



perencanaan,berupa: a. Functional Theories adalah Teori yang dikembangkan lebih berdasar pada pemikiran si perencana, dengan orientasi lebih pada target oriented planning atas dasari dugaan-dugaan, sehingga produk perencanaannya pada umumnya lebih bersifat instrumental atau top-down.



4



b. Behavioural Theories merupakan teori yang dikembangkan dengan lebih memperhatikan fenomena behavioural melalui gejala-gejala empiris dan lebih berpikir pada trend oriented planning, serta hasil perencanaannya pada umumnya lebih bersifat komunikatif atau bottom up. 2.3 Tujuan a. Standar pengawasan b. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya c. Mengetahui siapa saja yang terlibat mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan d. Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif e. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan f. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui g. Mengarahkan pada pancapaian tujuan Tujuan menyusun perencanaan dalam manajemen keperawatan menurut Mugianti (2016) a. Meningkatkan peluang untuk sukses b. Menstimulasi berfikir analisis c. Mencegah terjadinya krisis manajemen d. Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara fleksibel. e. Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi f. Menjamin biaya yang efektif



2.4 Syarat Perencanaan Syarat-Syarat perencanaan yang baik (Taufik, 2008): a. Logis, masuk akal b. Realistik, nyata c. Sederhana d. Sistematik dan ilmiah



5



e. Obyektif f. Fleksibel g. Manfaat h. Optimasi dan efisiensi Persyaratan perenecanaan menurut Simamora (2012) yaitu: a.



Factual atau realistis Perencanaan yang baik perlu persyaratan factual atau realistis. Hal ini berarti perencanaan harus sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu yang dihadapi keperawatan.



b.



Logis atau rasional Perencanaan juga harus memenuhi syarat logis atau rasional. Hal ini berarti perencanaan keperawatan harus bisa masuk akal sehingga dapat dijalankan.



c.



Fleksibel Perencanaan yang baik bukan berarti kaku dan kurang fleksibel. Perencanaan yang baik justru perencanaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi dimasa datang, sekalipun tidak berarti perencanaan dapat diubah seenaknya.



d.



Komitmen Perencanaan yang baik harus melahirkan komitmen bagi seluruh anggota dalam organisasi untuk berupaya mencapai tujuan organisasi.



e.



Komprehensif Perencanaan yang baik juga memenuhi syarat komprehensif, artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek-aspek secara langsung maupun tidak langsung dalam organisasi.



Sifat tencana Pelayanan Kesehatan yang Baik. Rencana kesehatan yang baik haruslah mengandung sifat-sifat sebagai berikut. a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas. b. Fleksibel yaitu rencana dapat berubah sesuai dengan keadaan yang tidak diduga sebelumnya. c. Mempunyai stabilitas.



6



d. Ada dalam pertimbangan. e. Meliputi semua tindakan yang diperlukan. (Asmara, 2020) 2.5 Komponen Perencanaan Dalam menetapkan suatu rencana harus lah mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Tujuan. Suatu rencana yang akan dilaksanakan harus mempunyai tujuan yang jelas dan mempunyai batasan akan tujuan tersebut (fokus). Dalam batasan ini dirinci tentang limit waktu yang akan dipakai, bagaimana cara pencapaian tujuan tersebut dan lain sebagainya. b. Politik. Yang dimaksud dengan politik ini adalah kewenangan, delegasi dan pertanggung jawaban dalam pelaksanaan sebuah rencana. Sehingga tujuan yang telah direncanakan akan berhasil. c. Prosedur, merupakan urutan tindakan atau kegiatan yang terorganisir dalam rangka pencapaian tujuan tersebut. d. Anggaran atau budget merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pencapaian tujuan. Anggaran ini harus dibuat serealistis mungkin, sehingga beban dari pelaksanaan ini tidak tidak lah begitu berat. e. Program, merupakan gabungan dari politik, prosedur dan anggaran serta perlu adanya alternatif tujuan bilamana tujuan utamanya tidak tercapai sebagaimana yang diharapkan. (Syam, 1992)



Menurut Nursalam (2011) manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang saling berinteraksi. Pada umumnya suatu sistem dicirikan oleh 5 elemen, yaitu input, proses, output, control dan mekanisme umpan balik. a) Input Input dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa informasi, personel, peralatan dan fasilitas. Proses padda umumnya merupakan kelompok manajer dan tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan



7



dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Input yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang memberikan pelayanan misalnnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur tetap dan lain-lain. b) Proses Proses aladah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Didalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen keperawatan, bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien. Proses yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan rumah dan lain lain. c) Output Elemen lain dalam pendekatan sistem adalah output atau keluaran yang umumnya dilihat dan hasil atau kualitas pemberian asuhan keperawatan dan pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk menindaklanjuti hasil atau keluaran. Output yang menjadi tolak ukur pada hasil yang dicapai, misalnya jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, dan kebersihan ruangan d) Control Control dalam proses manajemen keperawatan dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran proporsional, evaluasi penampilan kerja perawat, pembuatan prosedur yang sesuai standar dan akreditasi e) Mekanisme umpan balik Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit keperawatan, dan survey kendali mutu, serta penampilan kerja perawat. Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi di lapangan berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan proses keperawatan. Proses manajemen, sebagaimana juga proses keperawatan, terdiri atas



8



kegiaan pengumpulan data, identifikasi masalah, pembuatan rencana, pelaksanaan kegiatan, dan kegiatan penilaian hasil. (Gillies, 1985)



2.6 Jenis-jenis Perencanaan Karu Perencanaan dalam manajemen keperawatan berdasarkan jangka waktunya dibagi menjadi 3 jenis, yaitu 1. perencanaan jangka pendek, Perencanaan jangka pendek atau yang disebut sebagai perencanaan operasional adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu satu jam sampai dengan satu tahun. 2. perencanaan jangka menengah Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan dengan kurun waktu antara satu tahun sampai lima tahun (Marquis & Huston, 1998 dalam Mugianti, 2016) 3.



perencanaan jangka panjang Perencanaan jangka panjang atau sering disebut perencanaan strategis adalah perencanaan yang dibuat untuk kegiatan tigasampai 20 tahun (Swanburg, 1999 dalam Mugianti, 2016).



Menurut waktu pembuatan perencanaan dapat diklasifikasikan dalam: a. Perencanaan reaktif yaitu perencanaan yang disusun ketika adanya masalah aktual yang dihadapi saat ini. b. Perencanaan proaktif yaitu perencanaan yang disusun sebelum masalah timbul, antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dan meningkatkan kemampuan organisasi (Mugianti, 2016) Dalam perencanaan di ruang perawatan biasanya yang digunakan adalah perencanaan jangka pendek yaitu rencana harian, bulanan dan rencana tahunan. a. Rencana



Harian



adalah



rencana



yang



berisi



kegiatan



masing-



masingperawat yang di buat setiap hari sesuai perannya. Rencana di buat oleh kepala ruang, ketua tim/perawat primer dan perawat pelaksana.



9



b. Rencana Bulanan adalah rencana yang berisi kegiatan dalam satu bulan. Rencana ini harus disinkronkan dengan rencana harian. Rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang dan ketua tim/perawat primer. c. Rencana Tahunan adalah rencana yang dibuat setiap tahun sekali, yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun sebelumnya, rencana ini biasanya dibuat oleh kepala ruang 1. Contoh Rencana kegiatan harian



2. rencana kegiatan bulanan   RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKP Bulan  : ______________________ Senin 1



Selasa 2



Rabu 3



Kamis 4



Jumat 5



Sabtu 6



Rapat Rgn



Supervisi



Audit



Supervisi



Audit



Penkes



LapBul



Katim



dok



PA



dok



Klp



Minggu 7



10



8



9



10



11



12



Klg 13



Rapat koord



Supervisi



Audit



Supervisi



Audit



Case



Katim



dok



PA



dok



Conf



16



17



18



19



20



Supervisi



Audit



Supervisi



Audit



Penkes



Katim



dok



PA



dok



Klp



15



22



23



24



25



26



Klg 27



Menyusun



Supervisi



Audit



Supervisi



Audit



Case



jadwal



Katim



dok



PA



dok



Conf



Dinas 29



30



31



Rapat



Supervisi



Audit



Koord



Katim



dok



14



21



28



Mengetahui Kepala Ruangan



( ……………………..)



3. rencana tahunan karu N



KEGIAT



JA



FE



MA



AP



M



JU



JU



AG



SEP



OK



NO



DE



O



AN



N



B



R



R



EI



N



L



S



T



T



V



S



1



Mengikuti rapat laporan



2



bulanan Merevisi SOP dan SAK dengan Ka



11



Instalasi Keperawa 3



tan Melaksan akan rotasi tim anggota



4



tim Penyegara n terkait dengan materi



5



MPKP Pengemba ngan SDM dengan mengikuti pelatihan-



6



pelatihan Rapat evaluasi bulanan ruangan untuk meningka tan mutu



7



pelayanan Melaksan akan penilaian kinerja perawat pelaksana



8



dan katim Perencana an dan pengajuan logistic



9



tahunan Menyusu



12



n laporan 1



tahunan Menghitu



0



ng dan membuat grafik BOR, TOI, BTO dan AvLOS



1



tahunan Pembuata



1



n



jadwal



dinas perawat setiap 1



bulan Rekreasi



2



bersama para perawat dan keluargan ya



2.7 Proses Penyusunan Rencana Sebelum



para



manajer



dapat



mengorganisasi,



memimpin,



atau



mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer



13



menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya. Menurut Mamik (2015) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut: 1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. 2. Merumuskan keadaan saat ini 3. Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan 4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan Dan menurut S. Suarli (2012), Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada



proses



penyusunan



perencanaan



antara



lain:



Analisis



situasi,



mengidentifikasi masalah dan prioritasnya, menentukan tujuan program, mengkaji hambatan dan kelemahan program, menyusun rencana kerja operasional. Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyadari adanya perluang Artinya, kesadaran akan suatu kesempatan merupakan titik awal yang sebenarnya dari perencanaan. Hal itu meliputi suatu pandangan pendahuluan terhadap kemungkinan adanya peluang-peluang di hari depan dan kemampuan untuk melihatnya dengan jelas dan lengkap, suatu pengetahuan tentang dimana kita berdiri pada sudut kekuatan dan kelemahan kita, suatu pengertian tentang mengapa kita ingin memecahkan ketidakpastian, dan suatu visi tentang apa yang menurut harapan kita akan kita dapatkan.



2. Menentukan tujuan Artinya, tujuan-tujuan yang menentukan hasil-hasil yang diharapkan menggambarkan hal-hal akhir yang harus dilakukan, dimana penekanan penting harus ditempatkan, dan apa yang harus dicapai oleh jaringan strategi, kebijakan, prosedur, peraturan, anggaran dan program-program.



14



3. Menentukan Premis. Artinya, Premis adalah asumi-asumi perencanaan. Dengan kata lain, lingkungan



yang



diharapkan



dari



rencana-rencana



yang



sedang



dilaksanakan. Apabila premis perencanaan yang konsekuen makin dipahami



oleh



perencana,



maka



akan



semakin



terkoordinasilah



perencanaan perusahaan itu. 4. Menentukan arah tindakan alternative Artinya, langkah keempat di dalam perencanaan adalah mencari dan memeriksa arah-arah alternatif dalam tindakan, khususnya yang tidak nampak dengan segera. 5. Mengevaluasi arah tindakan alternative Artinya, dalam langkah ini, tindakan dan kegiatan yang telah dilakukan perlu dilakukan evaluasi kekurangan dari tindakan alternative yang diambil dan dirasa menghambat atau menggangu jalannya kegiatan tujuannya agar tidak terjadi kesalahan para tahap-tahap selanjutnya dari kegiatan tersebut 6. Memilih satu arah tindakan



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan



15



Perencanaan



merupakan



fungsi



manajemen



pertama



yang



sangat



menentukan dan dan mempengaruhi keberhasilan dari fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan harus dikerjakan terlebih dahulu sebelum mengerjakan fungsi manajemen yang lainnya. Perencanaan yang baik akan mengarahkan pada pencapaian tujuan, sehingga sistem control diharapkan berjalan dengan baik yang pada akhirnya akan memudahkan pencapaian organisasi. Sebelum



para



manajer



dapat



mengorganisasi,



memimpin,



atau



mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya. 3.2 Saran Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah selanjutnya



DAFTAR PUSTAKA Ariga, Reni Asmara. (2020). Buku Ajar Implementasi Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta : Deepublish



16



Mamik. (2015).



Buku ajar manajemen keperawatan. Sidoarjo : Zifatama



Publisher Mugianti,



Sri.



2016.



Manajemen



dan



Kepemimpinan



dalam



Praktek



Keperawatan. Jakarta : Kemenkes RI Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika Setiadi, Hafid .(2014). Teori Perencanaan, In: Dasar-dasar Teori Perencanaan. Universitas Terbuka, Jakarta , pp. 1-47. ISBN 9789790117815 Suarli, S dan Bahtiar. (2012). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga Syam, Nina Winangsih. (1992). Posisi dan Perencanaan serta Pendekatan Humas di PDAM (Suatu Saran), Bandung. Taufiqurokhman, (2008). Konsep dan Kajian Ilmu Perencanaan. Jakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama. Rafita, Afi. (2016) Resume Perkuliahan Teori Perencanaan. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung. (online)https://www.academia.edu/29537060/resume_Teori_Perencanaan diakses pada 22 oktober 2019



17