Konsep Psikofarmaka [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Happy Almevia Bulan Privinanda Kelas : Enggano NIM : AOA0190899 KONSEP PSIKOFARMAKA Pengertian Psikofarmaka             Psikofarmaka adalah obat-obatan yang digunakan untuk klien dengan gangguan mental. Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat Neuroleptik (bekerja pada sistem saraf). Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang meliputi : 1. Teori biologis (somatik). Mencakup pemberian obat psikotik dan Elektro Convulsi Therapi (ECT). 2. Psikoterapeutik 3. Terapi Modalitas             Psikofarmakologi adalah komponen kedua dari management psikoterapi. Perawat perlu memahami konsep umum psikofarmaka. Beberapa hal yang termasuk Neurotransmitter adalah Dopamin, Neuroepineprin, Serotonin, dan GABA (Gama Amino Buteric Acid), dll. Meningkatnya dan menurunnya kadar/konsentrasi neurotransmitter akan menimbulkan kekacauan atau gangguan



mental.



Obat-obatan



psikofarmaka



efektif



untuk



mengatur



keseimbangan



Neurotransmitter. Klasifikasi             Menurut Rusdi Maslim, yang termasuk obat-obatan psikofarmaka adalah golongan : A. Anti Psikotik ·         Anti psikotik termasuk golongan Mayor Transquilizer atau Psikotropik : Neuroleptika ·         Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor Dopamin dalam otak (di ganglia) pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal ·         Efek farmakologi : sebagai penenang, menurunkan aktifitas motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif mengatasi Delusi, Halusinasi, Ilusi dan gangguan proses berpikir ·         Indikasi pemberian anti psikototik : pada semua jenis psikosa, kadang untuk gangguan maniak dan paranoid. ·         Efek samping pada anti psikotik : efek samping pada sistem syaraf B. Anti Depresi



·         



Hipotesis : Sindroma depresi disebabkan oleh defisiensi salah satu atau beberapa



aminergic neurotransmitter seperti Noradrenalin, Serotonin, Dopamin pada sinaps neuron di SSP, khususnya pada sistem Limbik. ·       Mekanisme kerja obat : a. Meningkatkan sensitivitas terhadap aminergik neurotransmitter b. Menghambat reuptake aminergik neurotransmitter c. Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine Oxidase) sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergik neurotransmitter pada neuron SSP ·         Efek farmakologi : mengurangi gejala depresi dan sebagai penenang. ·         Jenis obat yang digunakan adalah : a. Trisiklik b. MAO Inhibitor c. Aminitriptylin ·          Efek samping : yaitu efek samping Kolonergik (efek samping terhadap sistem syaraf perifer) yang meliputi mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi. C. Anti Mania (Lithium Carbonate) ·         Mekanisme kerja : menghambat pelepasan Serotonin dan mengurangi sensitivitas dari reseptor Dopamin. ·         Hipotesa : pada mania terjadi peluapan aksi reseptor amine ·         Efek farmakologi : mengurangi agresivitas, tidak menimbulkan efek sedative, mengoreksi/mengontrol pola tidur, irritable. Pada mania dengan kondisi berat pemberian anti mania dikombinasikan dengan obat anti psikotik ·         Efek samping : efek neurologik ringan seperti kelelahan, letargis, tremor di tangan, terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi diare dan mual. ·         Efek toksik : pada ginjal (poliuri, edema), peningkatan jumlah litium, sehingga menambah keadaan edema. Sedangkan pada SSP (tremor, kurang koordinasi, nistagmus dan disorientasi D. Anti Cemas ·         Termasuk Minor Transquilizer. Jenis obat antara lain Diazepam E. Anti Insomnia : Phenobarbita F. Anti Obsesif-Kompulsif : Clomipramin



G. Anti Panik, yang paling sering digunakan oleh klien jiwa : Imipramine