Kuliah 6. Stasiun Kereta Api [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DOSEN : S. NURLAILY KADARINI, ST, MT



Rekayasa Terminal Dan Bandar Udara Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UNTAN



1



 Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri



dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya).



2



KLASIFIKASI KERETA API BERDASARKAN PROPULSI (TENAGA PENGGERAK) 1. Kereta Api Uap Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin kemudian disalurkan ke roda.



2. Kereta Diesel Mekanis Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang digunakan karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.



3. Kereta Diesel Elektrik Merupakan lokomotif yang paling banyak populasinya. Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda. 3



KLASIFIKASI KERETA API BERDASARKAN PROPULSI (TENAGA PENGGERAK) (2) 4. Kereta Diesel Hidrolik Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidrolik untuk menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem sangat tinggi.



5. Kereta Rel Listrik Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga. Menggunakan tenaga listrik dengan sistem DC. Memiliki daya mesin 206 kW dengan kecepatan maksimum 90 km/jam.



6. Kereta Api Daya Magnit Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan dari Magnetic Levitation dimana kereta diangkat dengan menggunakan medan magnit dan didorong dengan medan magnit juga. Karena kereta terangkat dan bergerak berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan infrastuktur. Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi. 4



KLASIFIKASI KERETA API BERDASARKAN REL  Kereta Api Rel Konvensional



Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakkan di bantalan. Pada daerah tertentu yang memiliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang



diletakkan di tengah-tengah rel dengan menggunakan lokomotif khusus.  Kereta Api Monorel



Rel kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia. 5



Rel Konvensional



Monorel



6



KLASIFIKASI KERETA API BERDASARKAN POSISI/ LETAK 1. Kereta Api Permukaan (surface)



Kereta api permukaan berjalan di atas permukaan tanah. Biaya pembangunan kereta permukaan adalah yang termurah dan umum digunakan di berbagai negara. 2. Kereta Api Layang (elevated)



Kereta api layang berjalan di atas tanah pada ketinggian tertentu dengan bantuan tiang/pilar. Hal ini untuk menghindari persilangan sebidang agar tidak memerlukan pintu perlintasan kereta api.



Elevated Railway



7



KLASIFIKASI KERETA API BERDASARKAN POSISI/ LETAK (2) 3. Kereta Api Bawah Tanah (subway)



Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah permukaan tanah. Biaya yang dikeluarkan sangat mahal sekali, karena sering menembus 20 m di bawah permukaan tanah, sungai, bangunan maupun jalan. Subway Railway



8



• Tempat dimana para penumpang dapat naik turun dalam memakai sarana transportasi kereta api ( KBBI, 1980:858). • Tempat kereta api berangkat, mengangkut penumpang (manusia atau bisa juga hewan) dan barang (Handinoto, 1999: 51). • Stasiun sebagai tempat kereta api bersilang, menyusul atau disusul (Handinoto, 1999: 51).



9



Menurut Alamsyah (2003: 106) fungsi stasiun adalah sebagai berikut :  Sebagai alat angkutan umum untuk penumpang dan barang.  Sebagai penghubung satu tempat dengan tempat lainnya yang sulit



dijangkau oleh transportasi lainya.



 Tempat untuk memuat dan membongkar barang hantaran



 Tempat pengisian bahan bakar  Tempat penitipan barang sementara untuk penumpang



 Tempat untuk memberikan kesempatan bagi kereta lainnya untuk



saling menyusul dan bersilang.



10



a. Rel merupakan batangan baja yang dibuat agar kereta api dapat



berjalan di atasnya.



b. Menara sinyal merupakan tempat untuk mengatur jalan keluar



masuknya kereta api ke stasiun serta memberikan informasi antara stasiun satu dengan stasiun yang lainnya.



11



c. Depo adalah tempat untuk menyimpan dan tempat untuk melakukan perawatan



rutin kereta api, serta tempat untuk melakukan perbaikan ringan. 2) Perawatan 1) Perangkat Depo Kereta Api Perawatan harian meliputi : Fasilitas pencucian kereta Pemeriksaan bahan bakar, cairan hidraulik, Fasilitas untuk melakukan pemeliharaan pendingin. Inspeksi terjadwal Menindaklanjuti laporan masinis Identifikasi dini terhadap kerusakan Pemeliharaan harian Diagnosa komputer terhadap unjuk kerja. Fasilitas perbaikan ringan kereta Jalur Stabling untuk parkir kereta 4) Perawatan Prefentif Tidak Terjadwal 3) Perawatan Tidak Terjadwal Perbaikan dilakukan setelah terjadi kegagalan komponen pada waktu operasi



Mengganti perangkat yang rusak untuk menghindari gagal operasi Sebagai tindak lanjut pemeriksaan, laporan masinis atau tindak lanjut dari diagnosa. 12



DEPO



13



Menurut Subarkah (1981: 225-259) Stasiun Kereta Api dapat dibedakan berdasarkan besarnya, tujuannya, letaknya dan bentuknya.



14



a) Stasiun kecil, hanya melayani perjalanan



kereta api dalam lokal atau jarak dekat (kereta api dalam kota) seperti kereta api Jabodetabek dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Cikini. Di sini biasanya kereta api ekspress tidak berhenti, hanya ada dua atau tiga rel kereta api.



b) Stasiun sedang, disinggahi kereta api



ekspress, terdapat gudang barang dan melayani penumpang jarak jauh atau regional (kereta api antar kota dalam provinsi) seperti stasiun Simpang Haru (Padang, Sumatera Barat) ke stasiun Solok (Sumatera Barat) .



c) Stasiun besar, melayani pemberangkatan



dan pemberhentian kereta yang banyak dari berbagai jenis perjalanan, fasilitasnya lengkap dengan sistem pengaturan yang sangat kompleks.



15



STASIUN PENUMPANG a. Stasiun Penumpang, yaitu stasiun yang berfungsi menurunkan dan menaikan penumpang serta membongkar barang yang dibawa oleh penumpang. b. Stasiun Barang, yaitu stasiun yang berfungsi untuk membongkar dan memuat barang-barang muatan.



STASIUN BARANG



KERETA BARANG



16



c. Stasiun Langsiran, yaitu stasiun yang berfungsi untuk menyusun dan mengumpulkan gerbonggerbong untuk berbagai stasiun.



17



Berdasarkan letaknya stasiun dapat dibedakan menjadi:  Stasiun Akhir, yaitu kereta api memulai dan mengakhiri



perjalanannya.



 Stasiun Antara, terletak pada jalan terusan.  Stasiun Pertemuan atau junctions, yaitu yang



menghubungkan tiga jurusan.



 Stasiun silang, yaitu dua jalan terusan bersilangan.



18



a. Stasiun siku-siku (kopstasion)  Biasanya pada gedung stasiunnya



siku-siku pada sepur-sepur yang berakhir disitu. Peron siku-siku disebut juga peron ujung dan peron sejajar Macam-macam stasiun siku



19



b. Stasiun Paralel. Biasanya pada stasiun ini gedungnya sejajar dengan sepur-sepur.



c. Stasiun Pulau Biasanya gedung stasiun ini terletak ditengah-tengah jalur kereta api



20



d. Stasiun Semenanjung Biasanya gedung stasiun ini terletak di sudut antara dua sepur yang bergandengan.



21



PERON memiliki arti tempat penumpang menunggu atau tempat turun naik kereta a. Peron Pulau (Island Platform)



Peron jenis ini ditempatkan di antara dua jalur kereta api, pemberhentian trem, atau persimpangan transitway. Dengan kata lain, peron ini mampu melayani dua jalur sekaligus. Island Platform juga dinilai berguna jika dipasang di stasiun-stasiun besar, karena dapat memudahkan operator kereta untuk memecah layanan kereta lokal dan ekspress dengan arah perjalanan yang sama. 22



b. Peron Sisi (Side Platform)



Ini merupakan tipe platform yang biasanya ditemui di stasiun-stasiun kecil dengan dua lintasan, seperti stasiun Gondangdia, Tebet, dan Buaran. Sepasang peron di pasang di sisi stasiun dengan rel yang membelah keduanya. Peron tipe inilah yang selalu ramai di satu sisi ketika pagi, dan sisi lainnya di malam hari. Jika dilihati dari pengaplikasiannya di Ibu Kota, untuk menyebrang ke sisi lain peron, harus melewati sebuah jembatan atau underpass, karena sangat berbahaya jika penumpang melintas dua jalur sekaligus.



23



c. Peron Bertingkat (Split Platform)



Peron jenis ini lebih dikenal dengan peron bertingkat, dimana antara satu peron dengan peron lainnya berada di satu garis vertikal sejajar. Biasanya, konfigurasi split platform digunakan di stasiun yang tidak terlalu luas secara horizontal, maka dari itu para otoritas lebih memilih untuk membangunnya secara vertikal, baik ke atas maupun ke bawah. Hanya ada satu stasiun di Indonesia yang menggunakan peron bertingkat, yaitu Stasiun Kampung Bandan, Jakarta.



24



d. Flow-Through Platform



Penggunaan peron ini memungkinkan penumpang yang hendak naik kereta menggunakan peron khusus dan penumpang yang hendak turun kereta menggunakan peron di sisi lain. Ini merupakan gabungan dari island platform dan side platform, dimana penumpang naik dari island platform dan turun menggunakan side platform. Keuntungan dari penggunaan peron ini adalah meminimalisir senggolan yang mungkin terjadi antara penumpang yang hendak naik dan turun kereta. Walaupun peron jenis ini jarang digunakan karena pertimbangan biaya operasional yang tinggi, namun peron ini terbukti dapat mengurai kepadatan yang terjadi di stasiun.



25



a. Island Platform c. Split Platform



b. Side Platform d. Flow-Through Platform



26



a. Stasiun kecil : Ruang kepala stasiun Ruang tunggu Emperan penumpang Ruang tiket Gudang barang Toilet b. Stasiun sedang : Ruang kepala stasiun Ruang tiket Restoran (tempat Makan) Ruang tunggu kelas 1,2 dan 3 Toilet Gudang barang Emperan penumpang



c. Stasiun besar : Ruang kepala stasiun Ruang wakil kepala stasiun Ruang staff stasiun Reservasi tiket PPKA (Pimpinan perjalanan kereta api) POLSUSKA Ruang tiket Restoran (tempat Makan) Ruang tunggu kelas 1 dan 2 Ruang tersendiri kelas 3 Toilet Gudang barang Emperan penumpang 27



Menurut Handinoto (1999:51) dalam Triwinarto (1997:94) bangunan stasiun pada umumnya terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut : 1. Halaman depan/Front area Halaman depan berfungsi sebagai perpindahan dari sistem transportasi jalan baja ke sistem transportasi jalan raya atau sebaliknya. Adapun halaman depan stasiun adalah sebagai berikut : Terminal kendaraan umum Parkir kendaraan Bongkar muat barang



2. Bangunan stasiun Bangunan stasiun pada umumnya terdiri dari : Ruang depan (hall atau vestibule) Loket Fasilitas administratif ( kantor kepala stasiun & staff) Fasilitas operasional (ruang sinyal, ruang teknik) Kantin dan toilet umum



3. Peron Peron pada umumnya terdiri dari : Tempat tunggu. Naik-turun dari dan menuju kereta api. Tempat bongkar muat barang



4. Emplasemen Emplasemen pada umumnya terdiri dari : Sepur lurus Peron Sepur belok sebagai tempat kereta api berhenti untuk memberikan kesempatan kereta lain lewat. 28



29