5 0 256 KB
MODUL 5 PEMODELAN 2D MENGGUNAKAN GM-SYS SELSABILLA ODIFAH PUTRIE* (119120043) Abstract The 2D modeling using GM-SYS used to characterize a subsurface geological condition based on variations in rock density. This study aimed to analyze 2D modeling of magnetic data in order to determine subsurface conditions information. At the time of modeling, look for a model that produces a response that fits with the observation data or field data. Interpretation is done qualitatively and quantitatively, for qualitative it is done with Oasis Montaj software, while for quantitative interpretation is done with GX menu GM-SYS.
Keywords: Forward Modelling, geometry, GM-SYS, 2D Modelling, Anomaly Magnetic
Sari Pemodelan 2D mengunakan GM-SYS dilakukan untuk mengkarakteristik suatu kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan variasi densitas batuan. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis pemodelan 2D data magnetik untuk mengetahui informasi kondisi bawah permukaan. Pada saat melakukan pemodelan, dicari model yang menghasilkan respon yang fit (cocok) dengan data pengamatan atau data lapangan. Interpretasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, untuk kualitatif dilakukan dengan software Oasis Montaj, sedangkan untuk interpretasi kuantitatif dilakukan dengan dengan GX menu GM-SYS
Kata kunci: pemodelan kedepan, geometri, GM-SYS, pemodelan 2D, anomaly magnetic
*Program
Studi
Teknik
Geofisika,
[email protected]
Institut
Teknologi
Sumatera.
Email:
I.
Forward Modelling merupakan teknik
PENDAHULUAN
Gravity Method atau yang biasa disebut
interpretasi
metode gaya berat termasuk kedalam
melakukan identifikasi struktur geologi
metode pasif (memanfaatkan sumber yang
bawah
alami) dan pengukurannya didasarkan pada
magnetik diperlukan. Ada beberapa teknik
medan gravitasi di bawah permukaan bumi.
interpretasi data magnetik, salah satu teknik
Metode ini mempelajari variasi nilai medan
interpretasi data magnetik yang digunakan
gravitasi yang merupakan distribusi massa
untuk identifikasi struktur geologi bawah
jenis yang tidak homogen pada batuan
permukaan
penyusun bumi. Medan gravitasi benda
pemodelan kedepan (forward modelling).
anomali mempunyai arah yang bervariatif
dengan menggunakan teknik pemodelan
terhadap sumbu vertikal tergantung dari
kedepan akan dilakukan penelitian untuk
kedudukan
mengetahui dan mengidentifikasi struktur
terhadap
benda
anomaly.
(Blakely, 1996)
yang
digunakan
permukaan
adalah
untuk
berdasarkan
teknik
data
interpretasi
geologi di bawah permukaan pada lokasi penelitian lebih dalam. Pemodelan kedepan
Struktur Geologi merupakan gambaran
2D dilakukan untuk pembuatan model
bentuk dan hubungan dari keadaan batuan
melalui pendekatan berdasarkan intuisi
di kerak bumi. Dalam geologi dikenal 3
geologi,
jenis struktur yang dijumpai pada batuan
pengamatan,
medan
sebagai produk dari gaya-gaya yang
(International
Geomagnetic
bekerja pada batuan, yaitu kekar (joint),
Field), medan magnet harian sehingga
lipatan (fold) dan Sesar/patahan (fault).
dapat
Sesar/patahan (fault) merupakan struktur
pemodelan bawah permukaan. Dalam
rekahan yang telah mengalami pergeseran.
interpretasi geofisika dicari suatu model
Sesar pada umumnya disertai oleh struktur
yang menghasilkan respon yang cocok
yang lain seperti lipatan, rekahan dsb.
dengan data pengamatan. Dengan demikian
Adapun di lapangan indikasi suatu sesar
model tersebut dapat mewakili kondisi
dapat dikenal melalui gawir sesar atau
bawah permukaan. (Deniyatno, 2010)
berdasarkan
dilakukan
medan
magnet
magnet
Reference
interpretasi
bidang sesar, breksiasi, gouge, milonit, deretan mata air, sumber air panas, penyimpangan/pergeseran
kedudukan
lapisan serta gejala-gejala struktur minor seperti cermin sesar, gores garis, lipatan dan sebagainya. (Noor, 2009)
teori
Gambar 1. Forward Modelling 2D
berupa
Metode Geomagnet
atau magnetik
oleh medan magnetik remanen dan medan
merupakan metode yang memanfaatkan
magnetik induksi. Medan magnet remanen
sifat kemagnetan bumi untuk memperoleh
mempunyai peranan yang besar terhadap
kontur yang menggambarkan distribusi
magnetisasi batuan yaitu pada besar dan
suseptibilitas batuan bawah permukaan
arah medan magnetiknya serta berkaitan
pada horizontal. Dalam survei dengan
dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya.
metode geomagnet yang menjadi target dari
Pemodelan
pengukuran ialah variasi medan magnetik
dilakukan dengan benda anomali dengan
yang terukur di permukaan atau yang biasa
geometri dan harga kemagnetan tertentu.
disebut
Untuk memperoleh kesesuaian antara data
anomali
magnetic. (Soemantri,
2003)
teoritis
kedepan
(respon
data
model)
magnetik
dengan
data
lapangan dapat dilakukan dengan proses coba-coba
(trial
mengubah
harga
and
error)
dengan
parameter
model.
(Telford, 1990)
Tujuan dari praktikum kali ini ialah Gambar 2. Grid Pengukuran Metode Geomagnetik
untuk memberikan informasi model bawah permukaan bumi berdasarkan informasi
Anomaly Magnetic merupakan variasi
geologi dan kecocokan dengan data yang
lokal medan magnet di dalam Bumi yang
dimiliki sehingga model yang diperoleh
dihasilkan
atau
akan merepresntasikan bawah permukaan
magnetisme bebatuan. Pemetaan variasi
sebenarnya. Pemodelan dilakukan dengan
diatas suatu area yang terdapat anomali
konsep forward modeling atau pemodelan
magnetik dalam mendeteksi struktur di
maju melalui software Oasis Montaj
dalamnya biasanya dikaburkan (tidak jelas)
dengan menggunakan data yang telah di
oleh material-material di atasnya. Anomali
reduksi ke kutub (rtp). Dimana fitur yang
magnetik mempengaruhi anomaly gravitasi
digunakan merupakan menu GM-SYS pada
yang dimana terdapat perbedaan nilai
software.
dari
variasi
kimia
gravitasi observasi dengan nilai gravitasi prediksi disebabkan oleh variasi rapat batuan dibawah permukaan. Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan
II.
METODOLOGI
III.
Pada praktikum kali ini akan dilakukan
HASIL PENGOLAHAN DATA
Peta Residual
Pemodelan 2D GM-SYS
Kontur Lapisan GM-SYS
pemodelan 2D menggunakan GM-SYS. Data yang digunakan ialah peta residual di daerah Cirebon, Jawa Barat.
Untuk
menampilkan menubar GM-SYS, maka pilih GX lalu klik load medu dan pilih gmsys.omn. setelah itu, pilih menu GMSYS, klik new model-kemudian from map profile. lakukan proses digitasi atau slicing pada peda dengan cara menarik garis dari daerah tinggi ke daerah rendah atau dari warna biru ke warna merah muda. Setalah dilakukan digitasi klik OK pada profile origin dan projection. Atur coordSys dan Projected (x,y) ke UTM 49S. Kemudian melakukan forward modelling 2D untuk mengetahui lapisan bawah permukaan.
Gambar 3. Diagram Alir
IV.
nilai densitasnya maka nilai error yang
ANALISIS
Pada
praktikum
menggunakan
pemodelan
GM-SYS
2D
menggunakan
Oasis Montaj yang dilakukan untuk untuk mengetahui
informasi
kondisi
bawah
permukaan. Kali ini akan diguanakan peta
dihasilkan semakin kecil. 2. Forward Modelling 2D dilakukan untuk mengetahui respon yang cocok dari data lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
residual daerah Cirebon, Jawa Barat. Dengan adanya peta tersebut dapat dilihat struktur bawah permukaan dimana lapisan pertama terisi oleh batuan lempung yang dihasilkan dari endapan sisa tumbuhan, selanjutnya lapisan kedua terisi oleh batu pasir yang dihasilkan dari endapan aliran sungai, dan pada lapisan ketiga terisi oleh batuan limestone. Tiap-tiap lapisan batuan memiliki nilai densitas yang berbeda-beda. Dimana pada lapisan pertama memiliki nilai densitas sebesar 2.7 gr/cm3, pada lapisan kedua memiliki nilai densitas sebesar 1.4 gr/cm3, pada lapisan ketiga memiliki nilai densitas sebesar 2.6 gr/cm3. Nilai densitas yang dihasilkan dari ketiga lapisan tersebut dapat mempengaruhi nilai errornya yang diamana semakin besar nilai denstitas maka semakin kecil nilai error yang dihasilkan. V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum kali ini, dapat disimpulkan bahwa : 1. Nilai
error
dipengaruhi
oleh
densitasnya, dimana semakin besar
Blakely, R. J. (1996). Potential theory in gravity and magnetic applications. Cambridge University Press. Deniyatno. (2010). Pemodelan Kedepan (Forward Modeling) 2 Dimensi Data Magnetik untuk Identifikasi Bijih Besi di Lokasi X Propinsi Sumatera
Barat.
.
Kendari:
Universitas Haluoleo. Noor, D. (2009). Pengantar Geologi. Bogor: Pakuan University. Soemantri, D. (2003). Laporan Kuliah Lapangan Geofisika. Jawa Tengah: Laboratorium Alam Karang Sambung. Telford, M. (1990). Applied Gephysics Second Edition. USA: Cambridge University.
LAMPIRAN