Lap 11. Formua Entera Rendah Protein [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN “MEMBUAT MODIFIKASI FORMULA ENTERAL NON KOMERSIL RENDAH PROTEIN”



Golongan A, Kelompok 2 SEMESTER VI Disusun oleh: Risli Nurwulandari D. Hasanah Daniar A.S. Maharani Febriasari Eva Budiana Anis Putri Palupi Aminatus Sholikah Zannatul Firdaus Kurnia Cahya Susianti



G42130237 G42130247 G42130263 G42130264 G42130266 G42130282 G42130287 G42130300



PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK JURUSAN KESEHATAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2016 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nutrisi memegang peranan penting pada perawatan pasien sakit berat, karena sering dijumpai gangguan nutrisi sehubungan dengan meningkatnya metabolisme dan katabolisme. Nutrisi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak



digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001).Gangguan nutrisi ini akan mempengaruhi sistem imunitas, kardiovaskuler dan respirasi, sehingga risiko infeksi meningkat, penyembuhan luka melambat dan lama rawat memanjang. Karena itu pemberian nutrisi harus merupakan suatu pendekatan yang berjalan sejajar dengan penanganan masalah primernya. Masalah primer dari keadaan sakit pasien akan memburuk bila pemberian nutrisinya kurang adekuat, pasien akan sulit sembuh dan kemungkinan akan menderita berbagai komplikasi yang akan merupakan lingkaran setan yang sulit diputus. Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam lambung (gastric tube), nasogastric tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (Setiati, 2000). Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien- pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral. Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan. Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam perawaatan



intensif



lebih



baik



dibandingkan



pemberian



nutrisi



parenteral(Wiryana, 2007). Setiap pemberian dukungan nutrisi enteral penting untuk melakukan penilaian status nutrisi, menyusun dan menentukan dukungan nutrisi yang akan diberikan, mencatat kemampuan toleransi dan komplikasi yang timbul serta menentukan bila dukungan nutrisi harus diakhiri atau dialihkan kebentuk dukungan nutrisi lain. Hal tersebut diatas merupakan proses yang kompleks dan memerlukan pengetahuan, pelatihan serta keahlian khusus dalam bidang nutrisi. Penatalaksanaan pemberian nutrisi enteral merupakan peranan dan tanggung jawab perawat (Dinarto, 2002) 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa mampu membuat Modifikasi Makanan Formula Enteral non komersil rendah protein



2. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan untuk menilai atau menaksir mutu gizi pangan yang di konsumsi 3. Mahasiswa mampu melakukan perhitungan nilai osmolaritas 4. Mahasiswa mampu melakukan analisa orgamoleptik pada Modifikasi Makanan Formula Enteral non komersil rendah protein 1.3 Manfaat 1. Memberikan informasi tentang formula enteral non komersil 2. Memberikan informasi tentang cara pembuatan makanan formula enteral non komersil 3. Memberikan informasi tentang nilai gizi dari makanan formula enteral non komersil yang dilakukan dalam praktikum. 4. Memberi informasi tentang mutu gizi pangan yang dikonsumsi pada formula enteral non komersil 5. Mengetahui formula enteral non komersil yang paling disukai sesuai dengan warna, rasa, aroma serta tekstur oleh panelis.



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA



BAB 3. METODELOGI PRAKTIKUM 3.1. Bahan: 3.1.1. Formula Enteral Standart Rumah Sakit 1. Susu Sapi Segar 500 cc 2. Gula Pasir 25 gr 3. Tepung Maizena 5 gr 4. Minyak Kelapa Sawit 10 gr 3.1.2. Formula Enteral Rendah Protein Subsitusi Susu Full Cream Dan Telur Ayam 1. Susu Full Cream 2. Telur Ayam 3. Gula Pasir 4. Tepung Maizena 5. Minyak Kelapa Sawit 6. Air



35 gr 50 gr 40 gr 5 gr 10 ml 500 cc



3.2. Alat: 1. Blender 2. Panci 3. Mangkok kaca 4. Piring plastik 5. Sendok 6. Pisau 7. Kompor 8. Gelas ukur 9. Pengaduk kayu 10. Baskom plastik 11. Saringan kawat 12. Timbangan digital



2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 4 buah 2 buah 2 buah



3.3. Prosedur Kerja 3.3.1. Formula Enteral Standart Rumah Sakit 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan 2. Timbang bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan takaran formula standart yang akan dibuat 3. Rebus susu segar 400 cc dan 25 gr gula pasir 4. Larutkan 5 gr tepung maizena dengan susu segar 100 cc 5. Masukan tepung maizena dan 10 gr minyak kedalam arutan susu dan gula, kemudian aduk hingga rata dan mendidih 6. Setelah larutan formua tercampur rata dan mendidih, diamkan sebentar.



7. Ukur volume formua yang telah jadi menggunakan gelas ukur 8. Siapkan baskom untuk menuangkan formula yang nantinya akan diuji organoleptik (warna, rasa, aroma, tekstur) dan uji viskositas menggunakan NGT(Naso Gastric Tube) 3.3.2. Formula Enteral Rendah Protein Subtitusi Susu Full Cream dan Telur Ayam 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan 2. Timbang bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan takaran formula standar yang akan dibuat 3. Rebus air 400 cc dalam panci dengan menambahkan 35 gr susu full cream dan 40 gr gula pasir 4. Larutkan 5 gr tepung maizena dengan air 100 cc 5. Masukkan tepung maizena dan 10 ml minnyak kedalam larutan susu dan gula, kemudian aduk hingga rata dan mendidih 6. Setelah formula tercampur rata dan mendidih, diamkan sebentar 7. Siapkan 50 gr telur ayam masukkan kedalm baskom, serta masukkan larutan formula dan kocok hingga rata 8. Ukur volume formula yang telah jadi menggunakan gelas ukur 9. Siapkan baskom untuk menuangkan formula yang akan diuji organoleptik (warna, rasa, aroma, tekstur) dan uji viskositas menggunakan ngt(naso gastric tube)



BAB 4. DATA DAN PEMBAHASAN



4.1. Data Uji Organoleptik Formula Tabel 1. Data Formula Standart Rumah Sakit



Tabel 2. Data Formula Subsitusi Susu Full Cream dan Telur Ayam



Skala organoleptik : a. b. c. d. e.



5 : sangat suka 4: suka 3: agak suka 2: tidak suka 1: sangat tidak suka



4.2. Data Bioavaibilitas Protein Formula A. Formula Standart Rumah Sakit Tabel A1. Nilai gizi Formula Standart Rumah Sakit No.



Bahan



1 2 3 4



Susu Sapi Segar Gula Pasir Tepung Maizena Minyak Kelapa Sawit Total Nilai Gizi per 1 cc



Berat



Energi



Protein



Lemak



Karbohidrat



(gr) 500 25 5 10 540



(kkal) 305 91 17.05 90.2 503.25 0.93



(gr) 16 0 0.015 0 16.015 0.03



(gr) 17.5 0 0 10 27.5 0.05



(gr) 21.5 23.5 4.25 0 49.25 0.09



Tabel A2. Perhitungan Skor Asam Amino Formula Standart Rumah Sakit No 1



Bahan Susu Sapi Segar



PERHITUNGAN SKOR ASAM AMINO Berat Protein Lisin Trionin Triptofan (g) 500



(g) 16



(mg) 1360



(mg) 804.80



(mg) 244.80



Met+ Sis (mg) 588.80



2 3 4



Gula Pasir Tepung Maizena Minyak Klp Sawit



25 5 10



0 0.015 0



0 1.29 0



0 2.19 0



0 0.33 0



0 1.54 0



806.99 50.39 117 9 5.59 559



245.13 15.31 124 5 3.06 306



590.34 36.86 86 17 2.16 216



1361.2 Total



540



16.02



AAE SAA (%) PAKE TKAE TKAE %



9 85.00 139 16 5.31 531



Tabel A3. Mutu Cerna Teoritis Formula Standart Rumah Sakit



No



Jenis Pangan yang



.



Dikonsumsi



Konsumsi Asam Amino (AA) Konsumsi Mutu Cerna Konsumsi Protein (g)



1 2 3 4



Susu Sapi Segar Gula Pasir Tepung Maizena Minyak Kelapa Sawit Jumlah Mutu Cerna Teoritis (C) = J/P



16 0 0.015 0 16 99.98



1. Perhitungan NPU SAA x C NPU = 100 =



86 x 99.98 100



= 85,98 2. Protein Senilai Telur (PST) PST



= =



Σ Protein 16.02 x



= 13,89



SAA C x 100 100



86 99.98 x 100 100



(C) Bio-assay



protein X Mutu



100



Cerna Bio-assay 1600



86



1.29 1601



3. Protein Efisiensi Ratio (PER) PER



=



PST x 4 x 100 Σ Konsumsi energi



=



13,89 x 4 x 100 503.25



= 21,49 B. Formula Standart Rumah Sakit Tabel B1. Nilai gizi Formula Subsitusi Susu Full Cream dan Telur Ayam Berat



Energi



Protein



Lemak



Karbohidrat



Bahan (gr) Susu Full Cream 35 Telur 50 Gula Pasir 40 Tepung Maizena 5 Minyak Kelapa Sawit 10 ml Air 500 cc Total Nilai gizi per 1 cc



(kkal) 165.3 77 157.6 17.1 86.7



(gr) 5.8 6.2



(gr) 7.8 5.4



0.015



0 10



(gr) 17.5 0.35 37.6 4.3



12.05 0.02



23.18 0.05



503.59 1.01



59.70 0.12



Tabel B2. Perhitungan Skor Asam Amino Formula Subsitusi Susu Full Cream dan Telur Ayam AAE Bahan



Berat



Protein Lisin



Trionin



Triptofan



Met+ Sis



517.3 Susu Full Cream Telur Gula Pasir



35 50 40



5.8 6.2



6 378.2



272.02 265.98



82.36 76.26



187.34 263.5



Tepung Maizena Minyak Kelapa



5



0.015



Sawit Air



10 ml 500 cc



0.39



0.66



0.101



0.31



895.5 Total



12.015



6 AAE 74.54 SAA (%) 122% PKAE (orang dewasa Pola WHO 1985) 16 TAKE 4.66 TAKE % 463% SAA= 88%



538.00 44.78 104% 9 4.98 514%



158.620 13.20 107% 5 2.64 278%



450.84 37.52 88% 17 2.21 208%



Tabel B3. Mutu Cerna Teoritis Formula Subsitusi Susu Full Cream dan Telur Ayam Bahan Susu skim bubuk Telur Ayam Tepung Maizena Gula Pasir Minyak kelapa sawit Air Jumlah



Konsumsi



Mutu Cerna ( C )



Kons Protein x Mutu



Protein 5.8 6.2



Bio-assay 100 100



Cerna Bio-assay 580 620



0.015



82



1.23



12.015 Mutu Cerna Teoritis = 1201,23 : 99.98



1. Perhitungan Net Protein Utilizer (NPU) NPU =



=



SAA 100 x Mutu Cerna 88 100



x 99,98 = 88 NPU



2. Perhitungan Protein Senilai Telur (PST) PST =



protein 100



x



SAA 100



x Mutu Cerna



1201.23



=



12.015 100



88 100



x



x 99,98



= 11 3. Perhitungan Rasio Energi Protein (PER) PST x 4 Total konsumsi energi



PER =



=



22,91 x 4 503,59



x 100



x 100 = 21,46 = 8,4



C. Perbandingan Bioavaibilitas Formula dengan Bioavaibilitas Standar Tabel F1. Perbandingan Bioavaibilitas Formula dengan Bioavaibilitas Standar SAA Standar



100



Mutu Cerna Minimal 85



NPU



86



99,98



85,98



13,89



21,49



Belum



Telah



Telah



Belum



Telah



memenuhi



memenuhi



memenuhi



memenuhi



memenuhi



88



99,98



88



11



8,4



Belum



Telah



Telah



Belum



Belum



memenuhi



memenuhi



memenuhi



memenuhi



memenuhi



Minimal 75



PST



PER



37,5



8,8



Formula Standar Rumah Sakit



Keterangan Formula Subsitusi Susu Full Cream dan Telur Ayam Keterangan



D. Uji Osmolaritas 1. Formula enteral standart rumah sakit Table 1. 1. Perhitungan elektrolit formula standart rumah sakit



Bahan



Berat



susu sapi segar gula pasir tepung maizena minyak klp sawit Total mg/1:1.5 mg/dl



Ca Nilai/



Jumlah 100gr 500 143 715 25 5 1.25 5 20 1 10 0 mg/l 717.25 478.16 4781.66



Total kandungan elektrolit Pospor Fe Na K KH P Nilai/ Nilai/ Nilai/ Nilai/ Nilai/ Nilai/ Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah 100gr 100gr 100gr 100gr 100gr 100gr 60 300 1.7 8.5 36 180 149 745 4.3 21.5 3.2 16 1 0.25 0.1 0.025 0 0 94 23.5 0 0 30 1.5 1.5 0.075 6 0.3 9 0.45 85 4.25 0.3 0.015 0 0 0 0 0 0 301.75 8.6 180.3 745.45 g/l 49.25 g/l 16.015 201.16 5.73 120.2 496.9 g/l: 1.5 32.83 g/l :1.5 10.676 2011.6 57.33 1202 4969.66 mg/dl 3283 mg/dl 1067.6



Table 1.2.mili ekivalen formula standar rumah sakit



Elektrolit Ca



Berat Atom 40.08



Valensi 2



Total Miliekivalen B.Ekivale (Berat atom : Valensi) 20.04



Total Mineral 4781.66



Jumlah (Total Mineral : B.Ekivalen) 238.6057884



30.98 55.85 23 39.1



P Fe Na K



5 7 1 1



6.196 7.978571429 23 39.1



2011.66 57.33 1202 4969.667



324.6707553 7.185496867 52.26086957 127.1014578 749.824368



Jumlah Tabel 1.3 perhitungan osmolaritas formula standart rumah sakit Perhitungan Osmolaritas 2 elektrolit (mEq)+ glukosa(mg/dl)/18 + Protein(mg/dl)/2.8 Protein : 6.25 (Total E – E dari protein)



Osmolaritas Nitrogen E non protein



2063.365 2.5632 439.17 2.5632 : 439.17 1 : 171



N : E non Protein 2. Formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayam Tabel 2.1.Perhitungan elektrolit Formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayam



Bahan



Berat



Ca Nilai/ Juml 100gr



Susu Full Cream Telur Gula Pasir Tepung Maizena Minyak Kelapa Sawit



35 50 40 5 10 ml



97 86 5 20



ah 33.9 5 43 2 1



Pospor Nilai/ Jumlah 100gr 77 258 1 30



26.95 129 0.4 1.5



Kandungan Elektrolit Fe Na Nilai/ Nilai/ Jumlah jumlah 100gr 100gr 0.1 3 0.1 1.5



0.035 1.5 0.04 0.075



0



6



0 0 0 0.3



K Jumlah



9



KH Nilai/ 100gr 0 0 0 0.45



Jumlah



50 0.7 94 85



P Nilai/ 100gr 17.5 0.35 37.6 4.25



Jumlah



16.7 12.4 0.3



Nilai/1 00gr 5.8 6.2 0 0.015



Air Total



500 cc mg/l mg/l :1.5 mg/dl



79.95 53.30 533.00



157.85 105.23 1052.33



1.65 1.10 11.00



0.3 0.2 2



0.45 0.3 3



g/l g/l :1.5 mg/dl



59.7 g/l 39.80 g/l :1.5 3980 mg/dl



12.05 8.03 803.22



Table 2.2.Mili Ekivalen Formula Rendah Protein Subsitusi Susu Full Cream Dan Telur Ayam Total Miliekivalen Elektrolit Ca P Fe Na K



Berat Atom 40.08 30.98 55.85 23 39.1



Valensi 2 5 7 1 1



B.Ekivale (Berat atom : Valensi) 20.04 6.196 7.978571429 23 39.1 Jumlah



Total Mineral 533 1052.3 11 2 3



Jumlah (Total Mineral : B.Ekivalen) 26.60 169.84 1.38 0.09 0.08 197.97



Tabel 2.3 perhitungan osmolaritas formula rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayam  Osmoralitas = 2 elektrolit (mEq)+ glukosa(mg/dl) + Protein(mg/dl) 18 = (2 x 197,97(mEq))+ 3980 (mg/dl) +



2,8 803,22(mg/dl)



18 = 396 + 221+ 287 = 904 NB: elektrolit (mEq) didapatkan dari jumlah total miliekivalen



 Nitrogen



= protein : 6,25 = 12,05: 6,25 = 1,9  N : E non protein = N : (Total E – E dari protein)



2,8



= 1,9: ( Total E– (Protein x4) = 1,9: (504 –(12,05x 4) = 1,9: 454 = 1:235



3. Uji Viskositas



Formula Standar Rumah Sakit Standar per cc formula Per cc formula Waktu



Formula Subsitusi Susu Full Cream dan Telur Ayam 350-400 cc



500 cc 3 menit 19 detik



500 cc 2 menit 45 detik



4.3. Pembahasan 1. Makanan Formula Enteral Standart Rumah Sakit Makanan enteral merupakan salah satu teknik pemberian makanan di rumah sakit untuk pasien dengan sakit berat seperti bedah, penderita kanker, malnutrisi, anoreksia, depresi berat, luka bakar yang tidak dapat makan secara oral dengan keadaan saluran gastrointestinal yang berfungsi baik. Formula enteral standart rumah sakit dipilih karena sudah sesuai dan paling sering digunakan pada rumah sakit, yang mana kandungan gizi serta asupan zat gizinya sudah mencukupi kebutuhan pasien. Formula enteral standar rumah sakit adalah makanan yang mengandung zat gizi seimbang, mudah diserap yang diberikan untuk pasien dengan komposisi formula adalah susu sapi segar 500cc, gula pasir 25 gr, tepung maizena 5 gr dan minyak kelapa sawit 10 gr sehingga total berat keseluruhan adalah 540 gr. Setelah dilakukan perhitungan nilai zat gizi dan bioavailabilitas protein, diketahui nilai energi formula enteral standar rumah sakit yaitu 503,25 kkal, kandungan protein 16,015 gram, lemak 27,5 gram, dan karbohidrat 49,25 gram. Formula ini dalam 1cc mengandung energi 0,93 Kkal, protein 0,03 gr, lemak 0,05 gr dan Kh 0,09 gr. Kandungan tersebut belum memenuhi standar makanan enteral karena makanan enteral harus 1Kkal/1cc. Nilai zat gizi tersebut didapat dengan membagi jumlah total bahan. Berdasarkan perhitungan bioavailabilitas protein formula enteral standar rumah sakit diketahui Skor Asam Amino (SAA) sebesar 86, artinya bagian (proporsi) asam-asam amino esensial yang dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan dengan yang diserap adalah sebesar 86%. Apabila dibandingkan dengan standar SAA (100), maka nilai SAA dari formula enteral standar rumah sakit belum memenuhi standar karena standar untuk SAA yaitu 100. Asam-asam amino esensial yang dimanfaat oleh tubuh dari formula tersebut belum secara keseluruhan. Mutu Cerna teoritis (MC) dari formula enteral standar rumah sakit adalah 99,98 yang artinya formula ini dapat dicerna oleh tubuh sebesar 99,98. Mutu cerna ini menunjukkan bagian dari protein atau asam amino yang dapat diserap oleh tubuh dibandingkan yang dikonsumsi. Apabila dibandingkan dengan standar



MC (≥85 kasein standar), maka nilai MC formula enteral standar rumah sakit telah memenuhi standar. Net Protein Utilization (NPU) dari formula enteral standar rumah sakit adalah 85,98 yang artinya bagian protein atau asam amino yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan protein atau asam amino yang dikonsumsi adalah sebesar 88,98%. Apabila dibandingkan dengan standar NPU (≥70), maka nilai NPU dari formula enteral standar rumah sakit telah memenuhi standar. Nilai Protein Senilai Telur (PST) dari formula enteral standar rumah sakit adalah 13,89. Untuk menaksir Angka Kecukupan Protein (AKP) dalam bentuk protein kasar, diperlukan data dasar berupa Protein Senilai Telur (PST). PST berfungsi sebagai faktor koreksi mutu yang diperoleh dari nilai NPU. Jadi, AKP dalam bentuk protein kasar sebesar 13,89. Apabila dibandingkan dengan nilai standar PST (37,5), maka nilai PST dari formula enteral standar rumah sakit belum memenuhi standar. Protein Eficiency Ratio (PER) dari formula enteral standar rumah sakit untuk dewasa adalah 21,49 yang artinya perbandingan energi dari Protein Senilai Telur (PST) terhadap total energi yang dikonsumsi dalam sehari adalah 21,49%. PER menjadi ukuran mutu gizi konsumsi pangan karena protein dalam tubuh mempunyai fungsi fungsi utama sebagai pembangunan dan sumber energi. Dalam tubuh diperlukan adanya suatau keseimbangan tertentu antara kecukupan energi dan kecukupan protein. Nilai PER yang baik adalah dimana nilai konsumsi PST sama atau mendekati kecukupan PST pada saat kecukupan energi terpenuhi. Apabila dibandingkan dengan nilai standar PER untuk dewasa (8,8), maka nilai PER dari formula enteral standar rumah sakit telah memenuhi standar. Makanan cair yang diberikan secara enteral (melalui pipa Naso Gastric Tube/ NGT) juga memiliki syarat pada viskositas atau kekentalan pada makanan, agar pada waktu pemberian makanan tidak membutuhkan waktu lama saat makanan berjalan menuju lambung melewati pipa NGT, dan viskositas juga dibutuhkan untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengalami penjendalaan pada saat melewati pipa NGT. Viskositas terbaik dalam makanan antara 2,7 – 5,8 cp atau sekitar 28 – 60 menit. Pada formula enteral standar rumah sakit yaitu 3 menit 19 detik. Semakin encer formula entera yang diberikan maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan



untuk formula masuk ke lambung. Selain itu caramenegakkan selang NGT untuk menuju tempat baskom juga mempengaruhi waktu formula untuk masuk ke lambung. Semakin lurus atau tegak selang NGT maka semakin cepat formula sampai. Osmolaritas merupakan salah satu parameter yang penting dalam suatu formula enteral. Osmolaritas formula enteral ditentukan oleh konsentrasi gula, asam amino dan elektrolit. Osmolaritas formula enteral akan meningkat jika kandungan asam amino, monosakarida, disakarida, dan elektrolit bertambah (Andry, H., 2012 dalam Palupi., dkk, 2015). Peningkatan proporsi bahan formula meningkatkan osmolaritas formula enteral karena peningkatan proporsi bahan formula juga cenderung meningkatkan asam amino formula. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa asam amino memengaruhi nilai osmolaritas formula. Osmolaritas formula enteral standar rumah sakit yaitu2063.365mEq. Osmolaritas formula belum memenuhi syarat osmolaritas formula enteral berdasarkan ketentuan (AsDi 2005) yaitu 400 mOsm/L. Formula hiperosmolar dapat memperlambat pengosongan lambung dan menyebabkan mual, muntah, serta diare. Menurut Jones dan Barlett (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bila formula hiperosmolar akan menciptakan gradien osmosis yang menarik air ke dalam usus, sehingga kram dan diare dapat terjadi. Tingginya osmolaritas juga dapat menyebabkan oedema yang dapat memperburuk kondisi pasien. Osmolaritas yang tinggi disebabkan karena bahan penyusun formula enteral tersusun dari bahan yang mudah cerna yaitu gula pasir yang merupakan monosakarida dan tepung



yang mengalami hidrolisa. Semakin mudah cerna



partikel dalam formula enteral, maka semakin tinggi osmolaritasnya. Pemberian formula enteral secara perlahan dapat mengimbangi osmolaritas yang cukup tinggi. Hal ini sesuai pernyataan Andry H., (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bahwa osmolaritas bukan masalah jika formula enteral diberikan secara perlahanlahan atau dengan cara tetesan yang konstan (model infus). Pada formula standar rumah sakit osmolaritas terlalu tinggi. Semakin rendah osmolaritas semakin baik untuk pasien namun, osmolaritas pada formula terlalu tinggi dan tidak memenuhi syarat.



Nilai nitrogen : E non protein yaitu 2.5632 : 439.17 sehingga bila disederhanakan menjadi 1 : 171, hal tersebut dikarenakan tota energi bahan yang digunakan memiliki nilai 503,25 kkal sedangkan protein memiliki niai yang kecil yaitu 16,02 gram. Hasil mutu organoleptik pada makanan formula enteral standart rumah sakit dihasikan warna putih serta kekuningan yang dihasikan oleh penambahan minyak kelapa sawit. Pada formulaenteral standart rumah sakittesebut terlihat minyak yang bergelembung-gelembung, sehingga menimbulkan rasa ketertarikan untuk mengkonsumsinya. Rasa pada formula ini adalah manis dan gurih serta memiliki kekentalan yang sesuai untuk diberikan pada pasien dengan enteral, sedangkan untuk aroma formula enteral standart rumah sakit adalah beraroma khas susu sapi. Berdasarkan hasil pengamatan untuk uji hedonik dengan skala kesukaan dari 16 responden, dapat diketahui bahwa hasil dari rata-rata responden memilih suka dengan warna, rasa, dan aroma , sedangkan rata-rata responden untuk aroma/bau memiih agak suka yaitu hanya dua orang responden dari 16 orang. Secara keseluruhan pembuatan makanan formula enteral standart rumah sakit telah sesuai dengan prosedur sehingga dapat dihasilkan makanan formua yang disukai, hal ini dapat dibuktikan dari rata-rata responden memilih suka dengan warna, rasa, dan kekentalan dari makanan formula enteral standart rumah sakit. 2. Formula Enteral Rendah Protein Subtitusi Susu Full Cream dan Telur Ayam Makanan enteral merupakan salah satu teknik pemberian makanan di rumah sakit untuk pasien dengan sakit berat seperti bedah, penderita kanker, malnutrisi, anoreksia, depresi berat, luka bakar yang tidak dapat makan secara oral dengan keadaan saluran gastrointestinal yang berfungsi baik. Formula enteral standart rumah sakit dipilih karena sudah sesuai dan paling sering digunakan pada rumah sakit, yang mana kandungan gizi serta asupan zat gizinya sudah mencukupi kebutuhan pasien. Formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayam adalah makanan yang mengandung zat gizi seimbang, mudah diserap yang



diberikan untuk pasien dengan komposisi formula adalah susu full cream 35 gr, telur 50 gr, gula pasir 40 gr, tepung maizena 5 gr, minyak kelapa sawit 10 mldan air 500 cc sehingga total berat keseluruhan adalah 540 gr. Setelah dilakukan perhitungan nilai zat gizi dan bioavailabilitas protein, diketahui nilai energi formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayamyaitu 503,59 kkal, protein 12,05 gram, lemak 23,18 gram, dan karbohidrat 59,70 gram. Formula ini dalam 1cc mengandung energi 1,01kkal, protein 0,02 gr, lemak 0,05 gr dan Kh 0,12 gr. Kandungan tersebut belum memenuhi standar makanan enteral karena makanan enteral harus 1Kkal/1cc. Nilai zat gizi tersebut didapat dengan membagi jumlah total bahan. Berdasarkan perhitungan bioavailabilitas protein formula enteral standar rumah sakit diketahui Skor Asam Amino (SAA) sebesar 88, artinya bagian (proporsi) asam-asam amino esensial yang dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan dengan yang diserap adalah sebesar 88%. Apabila dibandingkan dengan standar SAA (100), maka nilai SAA dari formula enteral standar rumah sakit belum memenuhi standar karena standar untuk SAA yaitu 100. Asam-asam amino esensial yang dimanfaat oleh tubuh dari formula tersebut belum secara keseluruhan. Mutu Cerna teoritis (MC) dari formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayamadalah 99,98 yang artinya formula ini dapat dicerna oleh tubuh sebesar 99,98. Mutu cerna ini menunjukkan bagian dari protein atau asam amino yang dapat diserap oleh tubuh dibandingkan yang dikonsumsi. Apabila dibandingkan dengan standar MC (≥85 kasein standar), maka nilai MC formula enteral standar rumah sakit telah memenuhi standar. Net Protein Utilization (NPU) dari formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayamadalah 88 yang artinya bagian protein atau asam amino yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh dibandingkan protein atau asam amino yang dikonsumsi adalah sebesar 88%. Apabila dibandingkan dengan standar NPU (≥70), maka nilai NPU dari formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayam telah memenuhi standar. Nilai Protein Senilai Telur (PST) dari formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayamadalah 11. Untuk menaksir Angka Kecukupan



Protein (AKP) dalam bentuk protein kasar, diperlukan data dasar berupa Protein Senilai Telur (PST). PST berfungsi sebagai faktor koreksi mutu yang diperoleh dari nilai NPU. Jadi, AKP dalam bentuk protein kasar sebesar 11. Apabila dibandingkan dengan nilai standar PST (37,5), maka nilai PST dari formula enteral rendah protein subsitusi susu full cream dan telur ayambelum memenuhi standar. Protein Eficiency Ratio (PER) dari formula enteral standar rumah sakit untuk dewasa adalah 11 yang artinya perbandingan energi dari Protein Senilai Telur (PST) terhadap total energi yang dikonsumsi dalam sehari adalah 11%. PER menjadi ukuran mutu gizi konsumsi pangan karena protein dalam tubuh mempunyai fungsi fungsi utama sebagai pembangunan dan sumber energi. Dalam tubuh diperlukan adanya suatau keseimbangan tertentu antara kecukupan energi dan kecukupan protein. Nilai PER yang baik adalah dimana nilai konsumsi PST sama atau mendekati kecukupan PST pada saat kecukupan energi terpenuhi. Apabila dibandingkan dengan nilai standar PER untuk dewasa (8,8), maka nilai PER dari formula enteral standar rumah sakit belum memenuhi standar. Makanan cair yang diberikan secara enteral (melalui pipa Naso Gastric Tube/ NGT) juga memiliki syarat pada viskositas atau kekentalan pada makanan, agar pada waktu pemberian makanan tidak membutuhkan waktu lama saat makanan berjalan menuju lambung melewati pipa NGT, dan viskositas juga dibutuhkan untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengalami penjendalaan pada saat melewati pipa NGT. Viskositas terbaik dalam makanan antara 2,7 – 5,8 cp atau sekitar 28 – 60 menit. Pada formula enteral standar rumah sakit yaitu 2 menit 45 detik. Semakin encer formula entera yang diberikan maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk formula masuk ke lambung. Selain itu caramenegakkan selang NGT untuk menuju tempat baskom juga mempengaruhi waktu formula untuk masuk ke lambung. Semakin lurus atau tegak selang NGT maka semakin cepat formula sampai. Osmolaritas merupakan salah satu parameter yang penting dalam suatu formula enteral. Osmolaritas formula enteral ditentukan oleh konsentrasi gula, asam amino dan elektrolit. Osmolaritas formula enteral akan meningkat jika



kandungan asam amino, monosakarida, disakarida, dan elektrolit bertambah (Andry, H., 2012 dalam Palupi., dkk, 2015). Peningkatan proporsi bahan formula meningkatkan osmolaritas formula enteral karena peningkatan proporsi bahan formula juga cenderung meningkatkan asam amino formula. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa asam amino memengaruhi nilai osmolaritas formula. Osmolaritas formula enteral standar rumah sakit yaitu904 mEq. Osmolaritas formula belum memenuhi syarat osmolaritas formula enteral berdasarkan ketentuan (AsDi 2005) yaitu 400 mOsm/L. Formula hiperosmolar dapat memperlambat pengosongan lambung dan menyebabkan mual, muntah, serta diare. Menurut Jones dan Barlett (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bila formula hiperosmolar akan menciptakan gradien osmosis yang menarik air ke dalam usus, sehingga kram dan diare dapat terjadi. Tingginya osmolaritas juga dapat menyebabkan oedema yang dapat memperburuk kondisi pasien. Osmolaritas yang tinggi disebabkan karena bahan penyusun formula enteral tersusun dari bahan yang mudah cerna yaitu gula pasir yang merupakan monosakarida dan tepung



yang mengalami hidrolisa. Semakin mudah cerna



partikel dalam formula enteral, maka semakin tinggi osmolaritasnya. Pemberian formula enteral secara perlahan dapat mengimbangi osmolaritas yang cukup tinggi. Hal ini sesuai pernyataan Andry H., (2012) dalam Palupi., dkk, (2015) bahwa osmolaritas bukan masalah jika formula enteral diberikan secara perlahanlahan atau dengan cara tetesan yang konstan (model infus). Pada formula standar rumah sakit osmolaritas terlalu tinggi. Semakin rendah osmolaritas semakin baik untuk pasien namun, osmolaritas pada formula terlalu tinggi dan tidak memenuhi syarat. Nilai nitrogen : E non protein yaitu 1,9: 454sehingga bila disederhanakan menjadi 1:235, hal tersebut dikarenakan tota energi bahan yang digunakan memiliki nilai 503,59 kkal sedangkan protein memiliki niai yang kecil yaitu 12,05 gram. Makanan formula enteral rendah protein subtitusi susu full cream dan telur ayam merupakan makanan enteral non komersil yang dapat dibuat dari beberapa bahan yang di racik sendiri serta menghasilkan konsistensi serta zat gizi dan osmolaritas yang dapat berubah setiap kali pembuatan. Formula enteral rendah



protein subtitusi susu full cream dan telur ayam biasanya di gunakan untuk pasien gagal ginjal kronik maupun akut dengan komplikasi atau tidak komplikasi dengan pemberian diet rendah protein yang mengandung kalori tinggi pada penambahan susu full cream dan tepung maizena, di berikan protein dengn nilai biologi tinggi (asam amini esensial) yang terkandung pada telur sebanyak 20 gr/ hari. Hasil uji mutu organoleptik pada formula enteral rendah protein subtitusi susu full cream di hasilkan warna putih tulang sehingga menambah ketertarikan untuk mengkonsumsinya. Rasa pada formula ini manis dengan rasa seperti minuman sereal dikrenakan percampuran dari telur, serta aroma pada formula tersebut adalah aroma susu dan telur. Berdasarkan hasil uji hedonik yaitu dengan menggunakan skala kesukaan pada 16 responden, dapat di ketahui bahwa hasil dari rata-rata responden memilihsuka dengan warna dengan jumlah 16 responden, dan 13 responden memilih agak suka pada rasa sisanya hanya 3 orang responden, 11 responden memilih suka pada kekentalan sisanya 5 responden memilih agak suka , sedangkan rata-rata responden untuk aroma/bau 10 orang responden memilih suka sisanya sebanyak 6 orang memilih agak suka. Secara keseluruhan pembuatan makanan formula enteral subtitusi kacang hijau sesuai dengan prosedur sehingga dapat dihasilkan makanan formula yang disukai, hal ini dapat dibuktikan dari rata-rata responden memilih suka dengan warna, rasa, dan kekentalan dari makanan formula enteral subtitusi kacang hijau. Begitu jugauntuk rasa dari makanan ini disukai oleh responden dikarenakan aroma/bau yang seperti minuman sereal yang dikarenakan percampurandengan telur dan tepung maizena yang secara langsung di tambahkan kedalam formula enteral standart rumah sakit tersebut. Dan pada formula enteral standart rumah sakit ini setelah pemasakan menghasilkan 500 cc formula enteral , dan waktu pada pemasukan selang NGT yaitu 2 menit 45 detik yang berarti bahwa formula enteral subtitusi kacang hijau pada resep pertama memiliki tingkat osmolaritas yang sedikit pekat atau encer jika dibandingkan dengan resep formula makanan enteral standart rumah sakit.



BAB 5. PENUTUP 5.1.



Kesimpulan



5.2.



Saran



DAFTAR PUSTAKA Dinarto, MS. 2002. Tim Nutrisi, Buletin Gizi Medik Vol 1 No.1. Bagian Ilmu Gizi. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Supriarsa, Nyoman ID, Bachyar B, Ibnu F. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Setiati, Eni. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita; Kanker Rahim, Kanker Indung Telur, Kanker Leher Rahim, Kanker Payudara. Edisi 1. Penerbit Andi: Jakarta Wiryana, M. 2007. Nutrisi Pada Penderita Sakit Kritis, Jurnal Penyakit Dalam Volume 8, No.2.Denpasar : Fakultas Kedokteran Unud/RSUP Sanglah Denpasar



LAMPIRAN 1. Dokumentasi Formula Enteral Standar Rumah Sakit Gambar



Keterangan Bahan-bahan yang digunakan: susu sapi segar 500cc, gula pasir 25 gr, tepung maizena 5 gr dan minyak kelapa sawit 10 gr



Merebus susu segar 400 cc dan Melarutkan 5 gr tepung maizena dengan susu segar 100 cc



Memasukkan tepung maizena, minyak kelapa sawit kedalam larutan susu dan gula kemudian aduk hingga merata



Mengukur volume formula yang telah jadi menggunakan gelas ukur