Laporan Akhir Kecepatan Reaksi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA DASAR KECEPATAN REAKSI Haris Nurman Aulia, M.T



Disusun Oleh: Ratu Renatabhitalya P.P NIM Kelompok



: :



201450006 I (satu)



Kelas



:



Logistik 1B



Asisten Lab



:



Annisa Safira Adelia



Program Studi



:



Isna Rahmawati Kanyoma Logistik Minyak dan Gas



KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS PEM AKAMIGAS Cepu, Februari 2021



DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................i BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 1.1



Latar Belakang..........................................................................................1



1.2



Tujuan........................................................................................................1



1.3



Manfaat......................................................................................................1



BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3 2.1



Kecepatan Reaksi......................................................................................3



2.2



Penyebab Kecepatan Reaksi......................................................................3



2.3



Teori Tumbukan........................................................................................6



2.4



Orde Reaksi...............................................................................................7



2.5



Persamaan Kecepatan Reaksi....................................................................8



BAB III METODOLOGI......................................................................................9 3.1



Waktu dan Tempat....................................................................................9



3.2



Alat dan Bahan...........................................................................................9



3.3



Cara Kerja..................................................................................................9



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................12 4.1



Hasil Praktikum.......................................................................................12



4.2



Pembahasan.............................................................................................12



4.3



Hubungan Judul dengan Kegiatan Logistik............................................14



4.4



Tugas dan Pertanyaan..............................................................................14



4.4.1 Tugas......................................................................................................14 4.1.2 Pertanyaan............................................................................................16 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................17 5.1



Kesimpulan..............................................................................................17



5.2



Saran........................................................................................................17



DAFTAR PUSTAKA



LOGISTIK MINYAK DAN GAS i



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat reaksi-reaksi kimia dengan kecepatanyang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat seperti petasan yang meledak,ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti pengkaratan besi. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat reaksi menjadi produk. Seiring denganbertambahnya waktu reaksi, maka jumlah pereaksinya akan semakin sedikit, sedangkanproduk semakin banyak. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju perubahan konsentrasi persatuan waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, maupuntahun, tergantung pada lamanya reaksi berlangsung. Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, tekanan dan katalis. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk mengetahui laju reaksi kimia yang adadalam kehidupan dan bagaimana perlakuan untuk meningkatkan laju reaksi.



1.2 Tujuan



Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:



1.



Mahasiswa dapat memahami faktor –faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia.



2.



Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi.



3.



Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 1



1.3 Manfaat



Manfaat yang dapat diambil dari dilaksanakannya praktikum “Laju Reaksi” antara lain:



1. Dapat mengetahui faktor apa saja yang nantinya akan mempengaruhi laju reaksi. 2. Dapat mengetahui konsentrasi dari suatu zat yang akan diuji. 3. Dapat mengetahu pengaruh dari konsentrasi dan temperatur.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecepatan Reaksi



Kecepatan reaksi dapat didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu, yaitu bertambahnya konsentrasi produk dan berkurangya konsentrasi reaktan.



Misalnya : A + B  C + D



Dalam reaksi diatas, A dan B bertindak sebagai pereaksi, makin lama, jumlah A dan B makin berkurang. Sebaliknya, C dan D bertindak sebagai hasil reaksi, makin lama, jumlah C dan D makin bertambah.



Jika suatu reaksi memiliki laju reaksi yang rendah, maka molekulmolekul reaktan tersebut saling bergabung dalam kecepatan yang lambat. Di dunia ini laju reaksi sangat beragam, ada reaksi yang membutuhkan waktu yang sangat cepat dibawah 1 detik bahkan hingga tingkat femtosecond (1 x 1015 detik) sehingga tidak dapat diamati dengan mata telanjang karena perubahan yang sangat cepat, namun ada juga reaksi yang membutuhkan waktu sangat lama hingga ribuan tahun seperti pada reaksi pembentukan hidrokarbon minyak bumi dari fosil.



Teori laju reaksi ini juga berhubungan dengan teori bagaimana suatu zat itu dapat bereaksi satu sama lain yaitu tentang teori tumbukan. Suatu partikel reaktan dapat terjadi reaksi karena mengalami peristiwa tumbukan dengan partikel yang lain sehingga terjadi penggabungan.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 3



2.2 Penyebab Kecepatan Reaksi Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan waktu. Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerus seiring dengan perubahan konsentrasinya.



Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut :



1. Luas Permukaan Semakin halus zat yang bereaksi, maka makin luas permukaannya. Dan reaksi akan berlangsung dengan cepat. Hal tersebut diatas dapat dibuktikan pada saat penambahan serbuk besi pada larutan HCl, akan terjadi reaksi dengan terjadinya atau terbentuknya gelembung-gelembung gas atau udra yang membuat larutan HCl kelihatan keruh. Sebaliknya apabila zat yang bereaksi dalam bentuk padatan contohnya seperti lempengan Zn, maka akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama daripada partkel atau zat yang lebih halus. 2. Suhu atau Temperatur Kenaikan temperatur berpengaruh besar pada kenaikan pergerakan partikel, sehingga laju reaksi makin besar. Disamping itu, perubahan tempratur juga akan mempengaruhi nilai konstanta kecepatan reaksi. Temperaturnya makin besar, maka konstantanya juga makin besar. Jadi apabila tempraturnya besar, maka kecepatan reaksinya kan besar pula. Umumnya kenaikan suhu sebesar 10 ̊ C menyebabkan kenaikan laju atau kecepatan reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi inidapat diterangkan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul selau ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi ynag dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 4



tabrakan ynag efektif. Energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau unuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan. Energi kinetik dari molekul-molekul tidak sama, ada yang besar ada yang kecil. Karena itu pada suhu tertentu ada molkul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia dan ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia. Menaikkan suhu berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin serung terjadi. Dengan demikian, bventuran antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi menyebabkan reaksi kimia juga makin tinggi dan berati bahwa laju reaksi makin tinggi. 3. Katalis Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengadsorbsi zat yang direaksikan. Katalis dapat dibedakan menjadi katalis homogen dan heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang sefase dengan zat yang dikatalisis. Contohnya larutan FeCl3 pada reaksi penguraian hidrogen peroksida (H2O2). Sedangakan reaksi atau katalis heterogen adalah katalis katalis yang tidak sefase dengan zat yang dikatalisis. Umumnya katalis heterogen berupa zat padat, dan reaksi berlangsung pada permukaan katalis padat tersebut. Salah satu contoh katalis heterogen yaitu serbuk MnO pada peruraian kalium klorat (KclO3) 2 KClO3 (s) MnO2 2 KCl (s) + 3O2 (g) Keburukan dari katalis yaitu katalis dapat diracuni sehingga menjadi tidak aktif. Seabgai contoh, pengubah katalistik yang dipasang pada knalpot kendaraan bermotor dapat diracuni oleh timah hitam.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 5



4. Konsentrasi Salah satu faktor yamg mempengaruhi kecepatan reaksi adalah konsentrasi. Karena laju reaksi terjadi oleh adanya tumbukan / tabrakan, maka faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi mirip dengan faktr yang mempengaruhi tumbukan. Konsentrasi berkaitan dengan jumlah partikel yang bereaksi. Makin besar konsentrasi berarti makin banyak partikel sehingga makin banyak yang bergerak dan makin banyak yang bergerak dan makin banyak yang bertumbukan. 5. Tekanan Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalm wujud gas. Kecepatan dari reaksi tersebut juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dan dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi. 2.3 Teori Tumbukan



Teori tumbukan merupakan penjelasan kualitatif tentang bagaimana suatu reaksi kimia dapat berlangsung dan mengapa laju reaksi dapat berbeda untuk reaksi yang berbeda. Teori tumbukan pertama kali diusulkan oleh Max Trautz pada tahun 1916. Max menyatakan bahwa ketika partikel reaktan bertumbukan satu dengan yang lainnya, hanya beberapa persen tumbukan saja yang menyebabkan perubahan kimia yang dikenal sebagai tumbukan yang efektif.



Agar terjadi tumbukan yang efektif maka diperlukan syarat yaitu orientasi tumbukan molekul harus tepat. Orientasi merupakan arah atau posisi antarmolekul yang bertumbukan. Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal dengan energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Energi tersebut yang kemudian digunakan untuk



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 6



memutus ikatan sekaligus membentuk ikatan yang baru, sehingga terbentuklah produk reaksi.



Molekul yang bergerak akan mempunyai energi kinetik. Jika gerakannya semakin cepat, maka akan semakin besar energi kinetik yang diubah menjadi energi vibrasi. Apabila energi kinetik pada mulanya besar, maka molekul yang bertumbukan akan bergetar kuat sehingga mengakibatkan pemutusan berapa ikatan kimia dalam molekul. Terbentuknya hasil reaksi diawali dengan putusnya ikatan sebagai langkah pertama. Tetapi, apabila energi kinetik awal kecil, maka molekul hanya akan terpental dan utuh. Agar suatu reaksi dapat terjadi, energi tumbukan minimum harus terpenuhi. Maka dari itu, agar terjadi reaksi, molekul yang bertumbukan harus memiliki energi kinetik total sama dengan atau lebih besar daripada energi aktivasi (Ea). Apabila energi kinetik lebih kecil daripada energi aktivasi, molekul akan tetap utuh, yang mengakibatkan tidak terjadinya suatu reaksi.



2.4 Orde Reaksi



Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempenga-ruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.Suatu reaksi yang di-turunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :



v = k (A) (B) 2



Persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupa-kan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah reaksi orde 3.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 7



Orde ini tidak bergantung pada koefisien stoikiometri reaktan, tetapi tergantung pada nilai selama eksperimen. Ada beberapa jenis dari orde reaksi, yaitu Orde reaksi nol, Orde reaksi satu, dan Orde reaksi dua.



Orde Reaksi Nol dimana laju reaksi dikatakan berorde nol jika laju reaksi tidak dipengaruhi oleh nilai konsentrasi reaktan. Hal ini dapat digambarkan dengan rumus V = k[A]0. Jadi, bilangan berapapun yang dipangkatkan nol itu bernilai dengan satu. Jadi, orde reaksi nol nilainya hanya bergantung pada tetapan laju reaksi.



Orde Reaksi Satu adalah suatu reaksi dikatakan memiliki orde satu jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan. Hal ini bisa digambarkan dengan menggunakan rumus V = k[A]1.Karena orde satu berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan, maka jika konsentrasinya dinaikan dua kali lipat, laju reaksinya juga akan menjadi dua kali lebih besar.



Orde Reaksi Dua adalah suatu reaksi dikatakan memiliki orde reaksi dua bila nilai laju reaksinya adalah hasil kuadrat dari perubahan konsentrasi. Hal ini bisa digambarkan dengan menggunakan rumus V = k[A]2.Karena orde reaksi dua adalah kuadrat dari konsentrasi reaktan, maka jika konsentrasinya dinaikan menjadi 2 kali lipat, laju reaksi akan menjadi 4 kali lipat lebih besar. Juga, apabila konsentrasinya dinaikan menjadi 4 kali lipat maka laju reaksi bertambah 16 kali lebih besar.



2.5 Persamaan Kecepatan Reaksi



Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup besar. Dengan berkurangnya konsentrasi pereaksi sebagai akibat reaksi, maka akan berkurang pula kecepatannya.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 8



V = k(A) x (B) y



Secara umum persamaan kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:



Dimana:



V = kecepatan reaksi (M/s)



k = tetapan laju reaksi



x = orde reaksi terhadap zat A



y = orde reaksi terhadap zat B



(x + y) adalah orde reaksi keseluruhan



(A) dan (B) adalah konsentrasi zat pereaksi.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 9



BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Waktu



: Kamis, 18 Februari 2021



Tempat



: Laboratorium Lindung Lingkungan



3.2Alat dan Bahan



Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: 1. Rak tabung reaksi 2. Tabung reaksi 3. Buret, kapasitas 25 atau 50 ml 4. Pipet takar 10 ml 5. Stopwatch 6. Pemanas 7. Bulb Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: 1. Larutan Na2S2O3 5 % 2. Larutan HCl 5 % 3. Aquades 3.3 Cara Kerja



a.



Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi 1. Siapkan 6 buah tabung reaksi dan 2 buah pipet ukur berukuran 10 mL. Berilah tanda pada masing-masing tabung reaksi dan pipet ukur tersebut 2. Ambil larutan Na2S2O3 dan akuades menggunakan pipet ukur 10 mL.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 10



3. Ke dalam tabung reaksi masing-masing tambahkan larutan Na2S2O3 dan akuades sesuai dengan tabel di bawah ini. Catatan : Kocok tabung reaksi yang sudah diisi agar homogen No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Jumlah Penambahan (mL) Na2S2O3 (a) Akuades 6 0 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5



Konsentrasi Na2S2O3 a/(a+b) 1 5/6 2/3 1/2 1/3 1/6



4. Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang lain, masing – masing isikan 1 mL larutan HCl. 5. Siapkan stopwatch, dan dimulai dari tabung reaksi No. 1. 6. Ke dalam tabung reaksi No. 1 tersebut, tambahkan 1 mL larutan HCl yang sudah disiapkan dalam tabung reaksi yang lain. Catat waktu reaksinya (dalam detik) sambil dikocok pelan – pelan. Catatan : Waktu reaksi dimulai saat kedua larutan dicampurkan sampai tepat mulai terjadi kekeruhan. 7. Selanjutnya lakukan langkah kerja yang sama (langkah 6 di atas) terhadap tabung reaksi No. 2 s/d 6. b.



Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi 1. Siapkan 12 tabung reaksi : –



6 buah tabung I di beri kode : 1; 2; 3; 4; 5 dan 6







6 buah tabung II di beri kode : a; b; c; d; e dan f



2. Ke dalam tabung reaksi 1 s/d 6 masing – masing masukkan 5 mL larutan Na2S2O3. 3. Ke dalam tabung reaksi a s/d f masing – masing masukkan 1 mL larutan HCl. 4. Ambil semua tabung reaksi dan masukkan ke dalam gelas beaker besar yang telah terisi air dan panaskan diatas pemanas. 5. Kemudian tunggu hingga suhunya mencapai 35˚C.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 11



6. Kemudian angkat tabung reaksi secara berpasangan reaksi dan segera tuangkan larutan HCl ke dalam tabung yang berisi larutan Na2S2O3. Catat waktu reaksinya.



7. Selanjutnya lakukan hal yang sama (langkah 4 dan 5) terhadap tabung reaksi No.2 dan b sampai No. 6 dengan f, dengan setiap interval kenaikan temperatur penangas air sebesar 5˚C.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 12



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Praktikum Pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi No 1 2 3 4 5 6



Konsentrasi Na2S2O3 1 5/6 2/3 1/2 1/3 1/6



Waktu (detik) 13,40 14,98 15,98 17,52 23,15 46,75



Pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi No



Temperatur Percobaan



Waktu (detik)



1 2 3 4 5 6



(◦C) 35 40 45 50 55 60



11,53 8,58 6,41 3,94 3,00 2,01



4.2 Pembahasan 1. Pada percobaan pertama tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 1. Larutan berubah menjadi keruh setelah 13,40 detik. 2. Percobaan kedua tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 5/6. Larutan berubah menjadi keruh setelah 14,98 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan percobaan sebelumnya. 3. Percobaan ketiga tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 2/3. Larutan berubah menjadi keruh



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 13



setelah 15,98 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan percobaan sebelumnya. 4. Percobaan keempat tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 1/2. Larutan berubah menjadi keruh setelah 17,52 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan percobaan sebelumnya. 5. Percobaan kelima tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 1/3. Larutan berubah menjadi keruh setelah 23,15 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan percobaan sebelumnya. 6. Dan yang terakhir dari tabel pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan reaksi, konsentrasi dari Na2S2O3 adalah 1/6. Larutan berubah menjadi keruh setelah 46,75 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan percobaan sebelumnya. Pada hasil percobaan table 1 dapat dilihat bahwa semakin banyak nilai konsentrasinya maka waktu yang dibutuhkan semakin sedikit. Begitupun sebaliknya, jika semakin kecil nilai konsentrasinya maka waktu yang dibutuhkan suatu larutan untuk bereaksi akan semakin lama. 7. Tabel yang kedua, yaitu pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi. Pada percobaan pertama tabel ini, campuran 5 ml Na 2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 35oC. Reaksi membutuhkan waktu 11,53. 8. Percobaan kedua tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi yaitu campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 40oC.. Reaksi membutuhkan waktu 8,58 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya. 9. Percobaan ketiga tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi yaitu campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 45oC.. Reaksi membutuhkan waktu 2,01 detik. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya. 10. Percobaan keempat tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi yaitu campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 50oC..



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 14



Reaksi membutuhkan waktu 3,94. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya. 11. Percobaan kelima tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi yaitu campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 55oC.. Reaksi membutuhkan waktu 3,00. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya. 12. Percobaan keenam tabel pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi yaitu campuran 5 ml Na2S2O3 dan 1 ml HCL dipanaskan pada suhu 60 oC.. Reaksi membutuhkan waktu 3,15. Reaksi yang terjadi membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan percobaan sebelumnya. Pada percobaan table 2 dapat dilihat bahwa pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi, dimana semakin tinggi temperatur maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan. Begitupun sebaliknya, semakin rendah temperatur yang digunakan maka akan semakin lama atau banyak waktu yang dibutuhkan.



4.3 Hubungan Judul dengan Kegiatan Logistik



Kecepatan reaksi memiliki beberapa hubungan atau keterkaitan dengan industri migas. Perhitungan kecepatan reaksi pada logistik minyak dan gas dapat digunakan pada saat proses pembakaran produk minyak dan gas, saat proses berlangsung suhu akan naik yang nantinya hal ini berpengaruh pada laju reaksi. Dimana laju reaksi akan menjadi dua kali lebih besar untuk setiap kenaikkan suhu yang akan dialami.



4.4 Tugas dan Pertanyaan 4.4.1 Tugas



1. Perubahan apa yang terjadi saat terjadinya reaksi .



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 15



Jawab: pada saat terjadinya reaksi pada suatu larutan yang diakibatan oleh pengaruh konsentrasi dan suhu ini yang akan terjadi ada larutan tersebut akan berubah warna menjadi keruh pada waktu tertentu ketika telah terjadinya reaksi



2. Buatlah grafik dari : 40



Kecepatan Reaksi



35 30 25 20 15 10 5 0 1\6



1\3



1\2



2\3



5\6



Konsentrasi Zat



a) Konsentrasi zat (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 16



1



8 7



Kecepatan Reaksi



6 5 4 3 2 1 0 35



40



45



50



55



Temperatur



b) Temperatur (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)



c) Sebutkan faktor – faktor yang lain yang mempengaruhi kecepatan reaksi



Jawab: Luas permukaan, tekanan dan katalis merupakan faktorfaktor lain yang memengaruhi laju reaksi. 4.1.2 Pertanyaan



1. Bagaimanakah hasil percobaan Anda, apakah sudah memenuhi teori kimia? Jelaskan alasannya! Jawab: Percobaan yang telah kami lakukan sudah memenuhi teori kimia mengenai kecepatan reaksi. Pada percobaan yang kami lakukan sudah membuktikan bahwa konsentrasi dan temperatur dapat mempengaruhi terjadinya kecepatan reaksi. 2. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin Anda perbuat selama melakukan percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi kesalahan tersebut? LOGISTIK MINYAK DAN GAS 17



Jawab: Kesalahan yang kami lakukan pada saat melakukan percobaan kecepatan reaksi adalah kurangnya ketelitian dalam memerhatikan campuran ketika mulai bereaksi sehingga terlambat atau terlalu cepat memberhentikan stopwatch. Akibatnya, waktu yang terhitung atau tercatat di stopwatch menjadi melebihi atau bahkan kurang dari yang seharusnya.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 18



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan



Setelah melakukan praktikum kecepatan reaksi kali ini dapat diambil kesimpulan bahwa:



1. Semakin besar nilai konsentrasi yang dimiliki oleh suatu larutan maka waktu yang dibutuhkan untuk larutan tersebut bereaksi akan semakin cepat. Begitupun sebaliknya, semakin kecil nilai konsentrasi yang dimiliki oleh suatu larutan maka waktu yang dibutuhkan untuk suatu larutan tersebut dapat bereaksi akan semakin lama. Hal ini dikarenakan ketika jumlah partikel yang terdapat dalam suatu larutan semakin banyak, maka peluang terjadinya tumbukan antar partikel juga akan semakin besar karena jumlahnya yang banyak. Saat banyak partikel yang bertumbukan maka secara otomatis laju reaksinya juga akan lebih cepat. 2.



Semakin tinggi temperatur yang digunakan untuk memanaskan larutan maka akan membuat waktu reaksi semakin cepat. Begitupun sebaliknya, ketika suhu dalam suatu reaksi dibuat tinggi atau ditingkatkan, maka energi minimum yang diperlukan oleh suatu reaktan untuk terjadinya reaksi atau dikenal dengan energi aktivas akan lebih mudah dicapai dalam suhu tinggi karena ada bantuan suhu tersebut.



5.2 Saran



Setelah melakukan percobaan dan terdapat beberapa kesalahan yang telah kami lakukan maka saran untuk praktikum kedepannya adalah lebih berhatihati dalam melakukan praktikum dan lebih teliti. Selain itu, dalam praktikum



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 19



ini juga lebih dibutuhkan kemampuan kecepatan dalam melakukan sesuatu karena pada praktikum ini sangat mementingkan waktu yang tepat.



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 20



LOGISTIK MINYAK DAN GAS 21



DAFTAR PUSTAKA Devi, P.K., 2009, kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.



Mikarjudin. 2007. IPA TERPADU. Jakrta: ESIS.



Parning, 2006, Kimia, Penerbit Yudhistira, Jakarta



Rahayu, Iman., 2009, Praktis Belajar Kimia 1, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.



Sutresna, N., 2008, Cerdas Belajar Kimia, Grafindo. Bandung. Kimia. Tangerang: Scientific Press Burhan, B. 2017. Pengaruh Suhu. Kimia jurnal, 15-17. Bambang, M. 2017. Orde Reaksi. Lingkungan Kimia, 23-25. Tutik, R. 2017. Kecepatan Reaksi. Jurdik Kimia , 12-23. Parnama, 2017, Kimia, Penerbit Yudhistira, Jakarta Maya,L. 2018. Orde Reaksi. Jurnalkim, 12-15.