Laporan Best Practise [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN BEST PRACTISE



PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI HOTS MATERI KPK DAN FPB MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS IV SDN WERASARI II TAHUN PELAJARAN 2019/2020



Oleh:



SOFYAN HIDAYAT, S.Pd. NIP. 198401232010011008



PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SD WERASARI II 2019 1



PENGESAHAN



PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI HOTS MATERI KPK DAN FPB MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS IV SDN WERASARI II TAHUN PELAJARAN 2019/2020



Werasari, 30 Oktober 2019 Mengetahui, Kepala SD Negeri Werasari II



Penulis



WAWAN SUWARNO, S.Pd. NIP.196610281987031008



SOFYAN HIDAYAT, S.Pd. NIP. 198401232010011008



ii



BIODATA PENULIS 1.



Nama Guru



:



SOFYAN HIDAYAT, S.Pd



2.



NIP



:



198401232010011008



3.



Jabatan/Golongan



:



Guru/IIIb



4.



Tempat/Tanggal Lahir



:



Majalengka, 23-01-1984



5.



Jenis Kelamin



:



Laki-Laki



6.



Agama



:



Islam



7.



Pendidikan Terakhir



:



S1



8.



Unit Kerja



:



SDN Werasari II



9.



Alamat Unit Kerja



:



Dusun Cipicung Ds. Werasari Kec. Malausma -Majalengka



:



Dusun Cipicung Ds. Werasari Kec. Malausma -Majalengka



10. Alamat Rumah



iii



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Best Practise ini. Laporan Best Practice dengan judul “Pembelajaran Matematika Berorientasi Hots Materi KPK Dan FPB Melalui Model PBL (Problem Based Learning), Pada Siswa Kelas IV SDN Werasari II Tahun Pelajaran 2019/2020 ” ini merupakan salah satu bentuk pengembangan kompetensi profesionalisme guru. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Wawan Suwarno,S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Werasari II yang telah bimbingan dan arahan. 2. Seluruh siswa kelas IV di SD Negeri Werasari II tahun pelajaran 2019/2020 yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. 3. Amin Sutisna, S.Pd. selaku Guru Inti kegiatan PKP sistem zonasi Bantarujeg. 4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini. Semoga seluruh kebaikan budi dan amal kebaikan dari semua pihak di atas mendapat imbalan yang berlipat dari Allah SWT. Penulis sudah berusaha maksimal agar laporan ini sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah, akan tetapi penulis sadar dan siap menerima saran dan kritik. Oleh karena itu penulis sangat terbuka menerima kritik dan saran demi perbaikan di masa mendatang. Semoga Laporan Best Practice ini memberikan manfaat bagi ilmu dan pengetahuan, aamiin.



iv



DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL...................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN..................................................................ii BIODATA PENULIS............................................................................iii KATA PENGANTAR...........................................................................iv DAFTAR ISI.........................................................................................v DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................1 B. Jenis Kegiatan................................................................................2 C. Manfaat Kegiatan...........................................................................2 BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tujuan dan Sasaran.......................................................................3 B. Bahan/Materi Kegiatan...................................................................3 C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan...........................................3 D. Alat/Instrumen................................................................................7 E. Waktu dan Tempat Kegiatan..........................................................7 BAB III HASIL KEGIATAN A. Hasil...............................................................................................8 B. Masalah yang Di hadapi................................................................9 C. Cara Mengatasi Masalah..............................................................9 BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan.......................................................................................11 B. Rekomendasi...............................................................................11 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................12 LAMPIRAN.........................................................................................13



v



DAFTAR LAMPIRAN Lampiran1



: Foto-foto kegiatan



Lampiran2



: RPP



Lampiran3



: Bahan Ajar



Lampiran4



:LKPD



Lampiran5



: Kisi-kisi soal pilihan ganda dan uraian



Lampiran6



: Soal, kunci, dan pedoman



penskoranLampiran7



: Lembar observasi



prosespembelajaranLampiran8 : Kuesioner motivasi Belajarsiswa



vi



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran tematik terpadu di SD sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013



merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan



beberapa muatan pelajaran dalam satu pembelajaran. Beberapa muatan, misalnya Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS disatukan dalam tema yang sama kemudian disajikan dalam satu pembelajaran utuh yang saling berkaitan. Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang siswa. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/ HOTS).



Penulis juga jarang



menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh informasi bahwa (a) siswa malas mengikuti pembelajaran yang banyak dilakukan guru dengan cara ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan. Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugastugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks. Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL. PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari 1



dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan



keterampilan



pemecahan



masalah,



serta



untuk



memperoleh



pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadui dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas IV yang lain ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (best practice) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model PBL. B. Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan pembelajaran di kelas IV untuk KD Matematika. C. Manfaat Kegiatan Manfaat penulisan best practice ini adalah meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika yang berorientasi HOTS.



2



BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tujuan dan Sasaran Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis dalam menerapkan pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS). Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas IV semester I di SD Negeri Werasari II sebanyak 25 orang. B. Bahan/Materi Kegiatan Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah muatan pelajaran matematika kelas IV materi KPK dan FPB dengan Kompetensi Dasar : MATEMATIKA Menjelaskan dan menentukan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan persekutuan, dan KD 3.6 kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehiduoan sehari-hari. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan faktor persekutuan, faktor persekutuan terbesar (FPB), kelipatan KD 4.6 persekutuan, dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan berkaitan dengan kehiduoan sehari-hari.



C. Cara Melaksanakan Kegiatan Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning (PBL). . Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan penulis. 1.



Pemetaan KD



3



Penulis memilih KD 3.6 dan 4.6 muatan pelajaran matematika kelas IV semester I. 2.



Analisis Target Kompetensi Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.



3.



Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi



IPK MATEMATIKA 3.6.2 Menentukan persekutuan



faktor 4.6.2



terbesar



dari



faktorisasi



dua prima untuk menentukan FPB dari



bilangan atau lebih.



4.



Menggunakan



beberapa bilangan.



Pemilihan Model Pembelajaran Model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL).



5.



Merencanakan



kegiatan



Pembelajaran



sesuai



dengan



Model



Pembelajaran. Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL. Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model PBL Sintak Model Pembelajaran Orientasi Masalah



Guru



Siswa



1. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta didik yang berkaitan dengan masalah yang bisa diselesaikan dengan KPK dan FPB



1) Menyimak penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru.



4



2) Peserta didik mengamati slide yang ditayangkan.



2. Guru membuka kegiatan dengan memperlihatkan slide tentang faktor bilangan 3. Guru menjelaskan materi KPK dan FPB dengan slide. Mengorganisasi



1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. 2. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang telah



1) Peseta didik membilang 1 sampai 5 secara berurutan 2) Peserta didik berkumpul dalam kelompok dan menyimak instruksi dengan teliti. 3) Peserta didik mengerjakan LKPD bersama kelompoknya masing-masing.



dijelaskan oleh guru. Membimbing penyelidikan



1. Guru membimbing siswa menyelesaikan



Peserta didik menyelesaikan LKPD bersama kelompoknya masing-masing.



tugasnya 2. Guru memberi bantuan dan atau menjawab pertanyaan dari siswa bila dibutuhkan. Mendampingi siswa 1)     Menyusun laporan Mengembangkan dan



dalam



hasil kerja kelompok.



menyajikan mengembangkan dan 2)     Mempresentasikan



5



laporan



hasil menyajikan



karya



laporan hasil kerjanya dalam



hasil kerja.



diskusi kelas. 3)     Kelompok lain memberikan tanggapan, mengajukan pertanyaan, atau usul terhadap hasil



Menganalisis dan 1)



kerja kelompok lain. Menganalisis dan 1) Menyimak penjelasan



mengevaluasi



mengevaluasi



proses



hasil



pemecahan



kelompok.



masalah.



2)



guru.



kerja 2) Mengajukan pertanyaan bila belum paham.



Memberi penguatan



hasil



belajar siswa. 3)



Membimbing siswa



membuat



simpulan belajar



hasil hari



itu



mulai menetukan faktorisasi bilangan sampai masalah seharihari yang bisa di selesaikan dengan KPK dan FPB. 6. Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan hasil kerja 1 higga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21. D. Media dan Instrumen



6



Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) slide power poin tentang KPK dan FPB, (b) benda-benda/buku disekitar yang dijadikan masalah yang bisa diselesaikan menggunakan KPK dan FPB dan (c) lembar kerja peserta didik (LKPD). Instrumen yang digunakan dalam best practice ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan (a) tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat. E. Waktu dan Tempat Kegiatan Best practice ini dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2019 bertempat di kelas IV SD Negeri Werasari II.



7



BAB III HASIL KEGIATAN A.



Hasil Hasil yang dapat dilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut: 1.



Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas



pembelajaran



yang



dirancang



sesuai



sintak



PBL



mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. 2.



Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran



PBL



(Problem



Based



Learning),



meningkatkan



kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah siswa melihat tayangan slide tentang materi KPK dan FPB,, siswa akan jauh lebih memahami materi KPK dan FPB serta menyelasaikan masalah yang bisa diselesaikan dengan KPK dan FPB dalm kehidupan sehari-hari. 3.



Penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.



8



Berbeda kondisinya dengan best practice pembelajaran tematik berorientasi



HOTS



dengan



menerapkan



PBL



ini.



Dalam



pembelajaran ini pemahaman siswa tentang KPK dan FPB benarbenar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis. 4.



Penerapan



model



pembelajaran



PBL



juga



meningkatkan



kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). DL yang diterapkan dengan menyajikan seekor burung dan gambar burung berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah. Sebelum menerapkan PBL, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks. Dengan menerapkan PBL, siswa tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari alam serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya. B.



Masalah yang Dihadapi Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model PBL. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu menggunakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.



C.



Cara Mengatasi Masalah Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan PBL dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu,



9



kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.



10



BAB IV Simpulan dan Rekomendasi A. Simpulan Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBLL layak dijadikan best



practice



meningkatkan



pembelajaran



berorientasi



kemampuan



siswa



HOTS



dalam



karena



melakukan



dapat transfer



pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. 2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis



dan



cermat,



pembelajaran



tematik



dengan



model



pembelajaran PBL yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21. B. Rekomendasi Berdasarkan hasil best practice pembelajaran tematik dengan model pembelajaran



PBL (Problem Based



Learning), berikut disampaikan



rekomendasi yang relevan. 1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna. 2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa). 3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan best practice ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.



11



DAFTAR PUSTAKA 1. Nuharini, Dewi. 2016. Pendidikan Matematika Untuk SD kelas IV SD? MI.Surakarta: CV Usaha Makmur.



12



2. LAMPIRAN



Lampiran 1



: Foto-foto kegiatan



Lampiran 2



: Bahan Ajar



Lampiran 3



: LKPD



13



FOTO-FOTO KEGIATAN



14



Materi FPB dan KPK A. Mendeskripsikan Konsep Faktor dan Kelipatan 1. Kelipatan Kelipatan suatu bilangan bisa diperoleh dengan cara menambahkan bilangan tersebut dari bilangan sebelumnya atau mengalikan bilangan tersebut dengan 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Kelipatan 2 = 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22, … 2. Faktor Faktor suatu bilangan bisa diperoleh dengan menentukan bilangan-bilangan yang membagi habis bilangan tersebut. Cara lain untuk menentukan faktor dari sebuah bilangan adalah dengan menentukan perkalian dua bilangan yang hasilnya merupakan bilangan tersebut. Dengan ketentuan, bilangan yang sama hanya ditulis satu kali. 3. Bilangan prima Bilangan prima adalah bilangan yang hanya mempunyai 2 faktor yaitu 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh: 2, 3, 5, 7, 11, 13, … Bilangan prima terkecil adalah 2. Bilangan prima yang merupakan bilangan genap adalah 2. B. Menentukan Kelipatan dan Faktor Persekutuan 1. Kelipatan Persekutuan Kelipatan Persekutuan (KP) dari dua bilangan adalah kelipatan dari dua bilangan tersebut yang sama. 2. Faktor Persekutuan Faktor Persekutuan (FP) dari dua bilangan adalah faktor dari dua bilangan tersebut yang sama. C. Menentukan Kelipatan Terkecil (KPK) Langkah-langkah menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah: · Menentukan kelipatan dari masing-masing bilangan. · Menentukan kelipatan persekutuan dari dua bilangan tersebut. · Menentukan kelipatan persekutuan yang nilainya paling kecil. D. Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Langkah-langkah menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah: · Menentukan faktor dari masing-masing bilangan. · Menentukan faktor persekutuan dari dua bilangan tersebut. 15



· Menentukan faktor persekutuan yang nilainya paling besar. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 1 Sekolah Kelas/Semester Kelompok Ahli Nama Anggota



: ............................................... : .............................................. : Memecahkan masalah FPB dan KPK : 1. ...................................... 2. ...................................... 3. ...................................... 4. ...................................... 5. ......................................



KEGIATAN 1 Coba diskusikan bersama kelompok bagaimana cara menyelesaikan permasalahan berikut? Ibu mempunyai 12 apel dan 16 strawberi yang akan dimasukkan dalam kotak, masingmasing kotak berisi apel dan strawberi. Agar ibu dapat membagi sama masing-masing kotak. Maka: a. Paling banyak ibu membutuhkan berapa kotak? b. Berapa isi masing-masing tiap kotak?



PENYELESAIAN: b. Faktor dari 12 dan 16 adalah:



12



=



1



2



3



4



6



16



=



1



2



4



8



16



12



Karena faktor yang sama paling besar adalah 4, maka FPB dari 12 dan 16 adlah 4. c. Isi masing-masing kotak adalah:



16



17