Laporan Desiminasi Awal Revisi m5, Ronde [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAAN



1.1 LATAR BELAKANG Manajemen melibatkan



keperawatan merupakan suatu proses bekerja dalam



anggota



keperawatan



dalam



memberikan



pelayanaan



asuhan



keperawatan profesional. Pembarian pelayanan perawatan secara profesional perawat di harapkan mampu menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju kearah kesehatan yang optimal( Nursalam 2002). Pelaksanaan asuhan keperawatan profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan mengalami perubahan mendasar dalam memasuki abad 21. Perubahan tersebut sebagai dampak dari perubahan sosial polotik, kependudukan serta perkembangan pengetahuan dan teknologi. Dari ketiga perubahan membawa implikasi terhadap perubahan sistem pelayanan kesehatan atau keperawatan sebagai tantangan bagi tenaga keperawatan indonesia dalam proses profesionalisasi. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata yaitu dirumah sakit dan komunikasi sebagai perawatan perlu memahami konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah



konsep



tentang pengelolaan bahan, konsep



menejemen



keperawatan, perencannaan, yang berupa rencana strategi melalui pendekatan, pengumpulana data analisa swot dan penyusunan langkah perencanaan secara operasional khususnya dalam pelaksanaan MAKP delegasi dan melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam 2002). Proses manajemen keperawatan dalam aplikasi dilapangan berada sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan dimaksudkan untuk mempermudah proses keperawatan (Arwani,2005) sehingga dapat mengarahkan keperawatan menuju profesionalisme. Salah satu sistem pelayanan keperawatan profesional adalah dengan melaksanakan suatu Model



1



Asuhan Keperawatan Profesional Tim yang merupakan suatu metode penugasan menggunakan tim yang terdiri dari atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional. Teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. Keuntungan dari MAKP Tim antara lain asuhan keperawatan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,dukungan, proteksi, informasi dan



advokasi. Selain itu pembagian



tugas yang jelas dan dilakukan sesuai peran akan meringankan beban kerja perawat. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan bagi pasien, perawat dan perawat dan tenaga kesehatan lainnya sehingga tercapai suatu pelayanan yang paripurna. Berdasarkan pengkajian yang kami laksanakan di ruang Unit Stroke, kami mendapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Unit Stroke adalah model tim. 1.1 Tujuan



1.2.1 Tujuan Umum Setelah mengikuti praktek klinik keperawatan manajemen diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan bagaiman suatu model asuhan



keperawatan



profesional



dapat



berkontribusi



dalam



praktik



keperawatan yang profesional. 1.2.2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti proses praktek klinik manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa mampu: a. Melakukan pengkajian b. Melakukan analisis situasi berdasarkan analisis SWOT c. Menentukan rumusan masalah d. Memprioritaskan masalah e. Menyusun rencana strategi : (1) Peran MAKP Primer, (2) Supervisi, (3) Discharge Planning, (4) Timbang terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde Keperawatan, (7) Sentralisasi Obat



2



f. Melaksanakan rencana strategi : (1) peran MAKP Primer, (2) Supervisi, (3) Discharge Planning, (4) Timbang Terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde Keperawatan, (7) Sentralisasi Obat. g. Melakukan evaluasi pelaksanaan : (1) peran MAKP Primer, (2) Supervisi, (3) Discharge Planning, (4) Timbang terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde Keperawatan, (7) Sentralisasi Obat 1.2 Manfaat a. Bagi Pasien dan Keluarga 1. Mendapatkan pelayanan yang optimal 2. Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di ruang Unit Stroke secara optimal b. Bagi Perawat Ruang Unit Stroke 1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal 2. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga 3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas, dan disiplin diri perawat c. Bagi Rumah Sakit 1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Unit Stroke yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional 2. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan motode SWOT serta menyusun rencana strategi 3. Mempelajari penerapan model keperawatan professional (MAKP) d. Bagi Mahasiswa 1. Mahasiswa



dapat



mengembangkan



kemampuan



kritis



dalam



pengelolaan pelayanan keperawatan 2. Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengelolaan perawatan profesional.



3



BAB II PENGKAJIAN 2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1 - Man) 2.1.1 Tenaga Analisis ketenagaan jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan, latar belakang pendidikan, masa kerja, jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan alur masuk pasien. Keunggulan Ruangan Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun salah satunya adalah memiliki SOP dan SAK yang menjadi acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. 1. Struktur Organisasi STRUKTUR ORGANISASI RUANG UNIT STROKE IGD TERPADU RSUD DR.SOEDONO MADIUN DIREKTUR Wakil direktur pelayanan Medik dan keperawatan Ka. Bid. Pelayanan Medik Ka. Bid. Keperawatan Ka. Bid. Pelayanan Penunjang Ka. Bid. Pendidikan dan Penelitian Ka. Bag. Tata Usaha Ka. Bag Perencanaan dan Prog dan Evaluasi Ka. Bag. Keuangan dan Akutansi



Kepala Instalasi Dr.Tjahyo Winantyo., Sp.B



Kepala Unit Dr.Pitojo tjatur, Sp.S Kepala Ruang Kurnia Budi Cahyani,S.Kep.Ns



Sie Admin dan SDM Evi Agustiningtyas, S.Kep,Ns



TIM I Aulia Cahyani, AMK



Kepala Keperawatan Nanang B. S.Kep.Ns



TIM II M.Yudi K, AMK



Seksi Obat dan Alkes Eka Prasetya, AMK



Seksi Sarana/Prasarana Farida Purwaningsih, AMK



TIM III Hendra L, AMK



TIM IV Rudianto, AMK



Diagram 2.1 Struktur Organisasi Ruang Unit Stroke 4 Sie Admin dan SDM Evi Agustiningtyas, S.Kep,Ns



SeksiSeksi Sarana/Prasarana Obat TIM TIM TIM dan IIII IIIIAlkes Farida Purwaningsih, Eka Aulia M.Yudi Hendra Prasetya, Rudianto, Cahyani, K, L,AMK AMK AMK



Tugas pokok dan fungsi A. Kepala Ruangan Pengertian adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di rawat inap. Kepala ruangan mempunyai tugas dan fungsi sebagi berikut: 1. Menyusun rencana kerja pelayanan diruang inap 2. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan 3. Menyusun rencana kebutuhan peralatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan 4. Menyusun daftar dinas 5. Mengikuti timbang terima pasien 6. Melakukan orentasi pada perawat baru 7. Melaksanakan program bimbingan mahasiswa 8. Mengatur alat agar dalam keadaan siap pakai 9. Mengatur dan mengendalikan pemberian asuhan keperawatan 10. Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain 11. Melakukan program bimbingan para staf yang mengalami kesulitan 12. Mendelegasikan tugas pada katim pada saat karu tidak ada 13. Mengatur penugasan PRS 14. Mengadakan pertemuan berkala setiap bulan dengan staf 15. Mengecek kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan 16. Mengendalikan mutu pelayanan keperawatan 17. Mengadakan diskusi dengan staf apabila ada masalah 18. Membuat penilaian kinerja karyawan 19. Merencanakan dan mengevaluasi mutu asuhan keperawatan 20. Membuat laporan tahunan B. Tugas Ketua Tim Pengertian adalah seorang perawat yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola satu tim pelayanan keperawatan pada setiap shift jaga. Uraian tugas : 1.



Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan shift jaga.



5



2.



Bersama kepala ruangan melakukan timbang terima pasien.



3.



Membagi tugas tingkat ketergantungan pasien.



4.



Menyusun rencana asuhan keperawatan



5.



Mengikuti visite dokter



6.



Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota tim



7.



Mengorientasi pasien baru



8.



Menjelaskan renpra yang telah ditetapkan pada perawat pelaksana



9.



Memonitor pendokumentasian askep yang dilakukan perawat pelaksana



10. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat pelaksana 11. Melakukan tindakan keperwatan yang tidak dapat dilakukan oleh perawat pelaksana 12. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laborat 13. Melakukan evaluasi perkembangan pasien pada setiap shift jaga 14. Member HE pada pasien dibawah tanggung jawabnya 15. Membuat rencana pasien pulang 16. Menyelenggarakan diskusi apabila ada masalah pasien setiap shift jaga 17. Membuat laporan kerja 18. Meaksanakan tugas limpah yang diberikan kepala ruangan C. Perawat Pelaksana Pengertian adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk melaksanakan asuhan keperawatan diruang keperawatan. Uraian tugas : 1.



Mengikuti timbang terima pasien dengan katim dan karu



2.



Membaca renpra yang telah ditetapkan



3.



Menerima pasien baru dan memberikan informasi tentang pasien



dan keluarga 4.



Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang akan dilakukan



5.



Melakukan tindakan keperawatan sesuai perencanaan



6.



Mengikuti visite dokter



7.



Mengecek kerapian dan kelengkapan status pasien



8.



Mengkomunikasikan kepada katim apabila ada masalah



6



9.



Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan laboraturium, pengobatan



dan tindakan 10.



Berperan serta dalam tindakan keperawatan



11.



Melakukan inventaris fasilitas yang dilakukan dalam pelayanan



12.



Membantu tim apabila diperlukan



13.



Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien



14.



Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh katim atau karu



D. PRS (Pekarya Rumah Sakit) Pengertian seorang tenaga non keperawatan yang diberikan wewenang untuk melaksanakan administrasi di ruangan dan membantu keperawatan di ruang perawatan. Tugas PRS sebagai berikut: 1. Melakukan timbang terima dengan prs dengan jaga sebelumnya 2. Melakukan kebersihan dan melakukan pekerjaan yang tidak menjadi tugas cleaning service 3. Membantu memberikan makanan pada pasien 4. Mengantar dan mengambil cucian 5. Mengantar bahan dan mengambil hasil pemeriksaaan laboratorium 6. Mengantar pasien dan mengambil hasil pemeriksaan radiologi 7. Mengantar blangko bon dan mengambil permintaan obat/alkes 8. Mengantar berbagai laporan keinstalasi rawat inap lainnya 9. Melakukan infentaris alat rumah tangga 10. Melaksanakan tugas administrasi di ruangan 11. Mengantarkan pasien keruangan lain untuk tindakan atau pindah ruangan 12. Mengambil pasien dari ird dan pavilliun merpati 13. Mengantarkan pasien saat pulang 14. Mengantar dan mengambil alat yang perlu diperbaiki 15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan perawat/ karu



7



2. Tenaga Keperawatan & Non – Keperawatan. Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan dan Non Keperawatan di Ruang Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun Tahun 2012 NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN GOLONGAN 1. Kurnia Budi Cahyani Kepala Ruangan S1 keperawatan III B 2. Evi Agustyningtyas Perawat Pengganti 1 S1 keperawatan K 3. Tri wahyu Dewanti Perawat Pengganti 2 S1 keperawatan K 4. Aulia Cahyani Katim D3 keperawatan II D 5. Hendra Listyawan Katim D3 keperawatan II D 6. Rudianto Katim D3 keperawatan K 7. M.Yudi Kriswanto Katim D3 keperawatan II C 8. Eka Prasetya Perawat Pelaksana D3 Keperawatan K 9. Noveti Sad A Perawat Pelaksana D3 Keperawatan K 10. Ardiyah Perawat Pelaksana D3 Keperawatan K 11. Farida Purwaningsih Perawat Pelaksana D3 Keperawatan K 12. Enik Yuanita PRS SMA K Di Ruang Unit Stroke RSUD dr.Soedono madiun tingkat pendidikan bervariasi mulai S1 Keperawatan 3 orang, D3 Keperawatan 8 orang, SMA 1 orang. 3. Tenaga Medis Tabel 2.2 Tenaga Medis di Ruang Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun Tahun 2012 NO. NAMA JABATAN PENDIDIKAN GOLONGAN 1. Pitojo Tjatur R Dokter Spesialis Saraf PNS 2. Dinik Dokter Spesialis Saraf PNS 3. Syaiful Dokter Spesialis Jantung Paru PNS 4. Endah Dokter Spesialis Jantung Paru PNS 5. Eddy Dokter Spesialis Penyakit Dalam PNS 6. Tulus Dokter Spesialis Penyakit Dalam PNS Di Ruang Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun tingkat pendidikan bervariasi Dokter spesialis saraf 2 orang, Dokter spesialis jantung paru 2 orang, dan Dokter spesialis penyakit dalam 2 orang. 4. Pendidikan/Pelatihan Tambahan yang Pernah di ikuti Perawat -



Pelatihan Pembimbing Klinik Keperawatan



Diikuti oleh Kurnia Budi Cahyani, S.Kep, Ns -



Surveylance Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit



Diikuti oleh Kurnia Budi Cahyani, S.Kep, Ns 8



-



Terapi Komplementer sebagai Terapi Alternatif dalam Upaya



Penyembuhan Pasien. Diikuti oleh Ardiyah, AMK, Aulia Cahyani, AMK, Noveti Sad Ambarwati, AMK, Rudianto, AMK, Hendra Listiawan, AMK, dan M.Yudi Kriswanto, AMK -



Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)



Diikuti oleh Aulia Cahyani, AMK dan M.Yudi Kriswanto, AMK -



Seminar Akupuntur



Diikuti oleh Aulia Cahyani, AMK -



Pelatihan Pengembangan Komunikasi Efektif



Diikuti oleh Aulia Cahyani, AMK, Noveti Sad Ambarwati, AMK, Rudianto, AMK, Hendra Listiawan, AMK dan M.Yudi Kriswanto, AMK -



Sosialisasi Penatalaksanaan Penyakit HIV/AIDS



Diikuti oleh Aulia Cahyani, AMK -



Pelatihan Basic Life Support (BLS)



Diikuti oleh Rudianto, AMK dan Hendra Listiawan, AMK -



Peran Perawat dalam Penatalaksanaan Korban Bencana



Diikuti oleh Farida Purwaningsih, AMK -



Basic Cardiac Life Support (BCLS)



Diikuti oleh Farida Purwaningsih, AMK dan Eka Prasetya, AMK -



Pelatihan Penerapan MAKP sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas



Pelayanan Keperawatan Diikuti oleh Hendra Listiawan, AMK -



Pelatihan Pengenalan Tindakan Dasar di Ruang Perawatan Intensif



Diikuti oleh M.Yudi Kriswanto, AMK



9



2.1.2 Pasien 1. Alur Pasien Masuk Ruangan Pasien Datang



IGD



Poliklinik Unit Stroke



Dirujuk



Pulang



Meninggal



Membaik



Instalasi Forensik



Pelayanan : 1. Medis 2. Keperawata n 3. Penunjang 4. Gizi 5. Administras i



RS Lain



Intensive Care



Diagram 2.2 Alur Pasien Masuk di Ruang Unit Stroke 2. Gambaran Kasus Tabel 2.4 Daftar Kasus Terbanyak di Ruang Unit Stroke pada Trimester Pertama Bulan Januari – Maret 2012 No Penyakit Jumlah Pasien 1. CVA INFARK 58 2. CVA BLEEDING 27 3. TUMOR 1 4. BA (Brain Atropi) 2 Total 88 3. Tingkat Ketergantungan Pasien Tingkat Ketergantungan Pasien secara keseluruhan di Ruang Unit Stroke RSUD dr.Soedono madiun pada tanggal 13 Maret – 19 Maret 2012, sebagian besar pasien dengan total care sebanyak 10 orang, partial care sebanyak 0 orang dan minimal care sebanyak 0 orang. 10



2.2 SARANA DAN PRASARANA (M2 MATERIAL) 2.2.1 Gambaran Umum Ruang Penerapan proses manajerial keperawatan dan kegiatan mahasiswa program S1 Ilmu Keperawatan STIKES Pemkab Jombang mengambil tempat di unit stroke dr.Soedono Madiun. Dengan luas 28x7m2. Pengkajian data awal di lakukan pada tanggal 19 – 21 Maret 2012. Adapun data yang di dapat adalah sebagai berikut : a. Visi, Misi, Motto, Falsafah dan Valoe RSU dr.Soedono Madiun 1.



Visi



Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soedono Madiun sebagai pusat layanan rujukan unggulan tahun 2010 dan pilihan utam seluruh lapisan masyarakat tahun 2014. 2.



Misi a)



Mewujudkan layanan kesehatan yang terbaik dan menjadi



pilihan seluruh lapisan masyarakat dengan di dasari profesionalisme, etika,performa,serta nila-nilai yang baik. b)



Mewujudkan layanan kesehatan yang berorientasi pada



kepuasan



pelanggan



dengan



manajemen



akomodatif



yang



menunjang peningkatan kesejahteraan karyawan. c)



Mewujudkan layanan kesehatan yang profesional dalam



rangka penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan 3.



Motto



Kepuasanmu adalah Senyumku 4.



Falsafah



Kami layani masyarakat secara profesional dan terbaik 5.



Valoe



Komitmen, kebersamaan, keterbukaan, kejujuran, dan kepedulian. b. Tujuan Pelayanan Keperawatan di Unit Stroke



11



1. Tujuan Umum Melaksanakan pelayanan keperawatan yang berpenampilan, berprofesi dan menjunjung tinggi etika dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien khusus kelas 1 baik laki-laki maupun perempuan dengan gangguan sistem persyarafan pada pasien yang mengalami gangguan pembuluh darah otak atau stroke sesuai standart asuhan keperawatan yang berlaku untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan menurunkan angka kematian 2. Tujuan Khusus a.Memberikan



palayanan secara optimal pada klien



dengan



pemasangan alat khusus (EKG monitor, Syringe Pump, Infus Pump dan lain-lain). b.



Memberikan pelayanan khusus pada pasien stroke pada fase



akut c.Memberikan banttuan pelayanan kebutuhan dasar klien dengan tingkat ketergantungan pasien. d.



Melakukan resusitasi jantung paru otak pada klien stroke



yang mengalami kegawatan yang mengancam jiwa. e.Menciptakan



dan



menjaga



kebersihan



lingkungan



untuk



kenyamanan klien. 2.2.2 Lokasi atau Denah Ruang 5



6



7



15



16 16



4



17



18 19



1 2



1



15



8



20



3 8



23



27



24



28



8 25



2



12 1



9



10



11



12



1 3



13 26



20



12



U



30



B



T S



31



Keterangan 1. Pintu masuk perawat 2. Rak sepatu dan sandal 3. Struktur ruangan 4. Wastafel 5. Ruang kepala unit sroke 6. Ruang perawatan 1+ 7. Ruang perawatan 1+ 8. Nurse station 9. Perpustakaan mini 10. Sentralisasi obat 11. Pintu masuk keluarga pasien 12. Ruang perawatan kelas 1 13. Ruang perawatan kelas 1 14. Peralatan medis 15. Ruang perawatan kelas 1 16. Ruang perawatan kelas 1 17. Spoel hoek 18. Kamar mandi petugas 19. Kamar mandi pasien 20. Spoel hoek 21. Bufet 22. Loker pakaian bersih untuk pasien 23. Loker untuk keluarga pasien 24. Bufet 25. Loker linen, selimut, sprei bersih 26. Tempat linen, sprei, selimut, baju kotor



13



27. Kamar mandi petugas 28. Gudang 29. Pintu petugas 30. Tempat keluarga pasien 31. Kulkas 2.2.3 Fasilitas Pasien 1.



Tempat tidur 3 cranc



2.



Ruangan ber AC



3.



Kamar mandi



4.



Bed site kabinet



5.



Loker keluarga pasien



6.



Ruang tunggu keluarga



7.



Televisi



8.



Meja, kursi



9.



Baju, selimut, batal, guling



10. Makanan 11. Total care 12. Setralisasi obat 13. Bed side Monitor 14. EKG monitor 15. Syringe pump 16. Infus pump 17. Oksigen 18. Wastafel



14



2.2.4 Fasilitas Petugas Kesehatan 1. Kamar mandi 2. Televisi 3. Bed, bantal, selimut 4. Kulkas 5. Dapur mini 6. Loker petugas 7. Almari pakaian 8. Komputer 9. Printer 10. Telepon 11. Ruangan ber AC 12. Meja 13. Kursi



2.2.5 Ruang Penunjang Rumah sakit memiliki ruang penunjang untuk CT scan, Foto thoraks, laboratorium, sterilisasi alat. 2.2.6 Buku-buku Protap dan Acuan Unit stroke memiliki buku protap dan acuan 2.2.7 Inventaris Ruangan Tabel 2.6 Daftar Inventaris Ruangan Unit Stroke Tahun 2012 NO NAMA BARANG MERK JUMLAH JUMLAH KET 15



1 2 3 4 5



Filling Kabinet Meja ½ biru Kursi Lipat Sofa Kulkas



6



Televisi



7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



AC Almari Pakaian Ganti Meja Resepsionis DVD Player Telepon LCD Monitor CPU Keybord Printer Meja Komputer Loker Pasien Loker Perawat Rak Buku Exhouse Kipas Angin



Alba Chitose Polytron LG 21” Polytron 32” Panasonic 2 PK Sony Panasonic Ben Q Simbada Logitech Canon



Sanyo Panasonic



3 2 14 3 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1



B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B



2.2.8 Inventaris Peralatan Kesehatan Tabel 2.7 Daftar Inventaris Peralatan Kesehatan di Ruang Unit Stroke Tahun 2012 NO NAMA BARANG MERK JUMLAH KET 1 Manometer O2 Dinding CU Medical system 14 B 2 Jackson rees Kimura 2 B 3 Thermohygro TFA 2 B 4 Termometer a.Raksa b.Digital One med 2 B Harmed 1 B One med 1 B 5 Spatel Lidal Erbich 2 B 6. Nasal Kanul Erbich 10 B 7 Masker O2 Erbich 5 B 8. Bak Injeksi Erbich 4 B 9. Bak Instrumen Erbich 3 B 10. Kocher Erbich 2 B



16



11. 12. 13. 14 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.



Gunting Perban Gunting Aj Pinset Antomis Pinset Cirugis Klem Pean Korentang Tempat Korentang Tromol kecil Tromol sedang Tromol Besar Cucing Bengkok kecil Bengkok besar Torniquet Laringoskop Stetoskop Tensimeter Raksa Bed Pan Urinal Monitor



31. 32. 33 34 35 36 37



Pulse Oksimetry Bag valve Mask Waskom Besar Waskom kecil Suction Infuse Pump Syringe Pump



38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51



Matras anti decubitus Standart infus Bed Over Table Beside cabinet Troley injeksi Lampu baca foto Timbangan BB Almari obat Mayo no 3 Mayo no 4 Mayo no 5 Oksigen transport Martil



Erbich Erbich Erbich Erbich Erbich Meiden Erbich Erbich Erbich Erbich Erbich One med Erbich Riester Riester Steto Mec 2000 Boztron Ultraview



Violet Violet Terumo Syramed B-BRAUN Dr. Morton Sani Paramount Paramount Paramount One Med ZT-120 MAK RUSCH RUSCH RUSCH



2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 4 5 2 1 1 3 2 10 5 1 1 1



B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B



17



52 53 54 55 56 57 58



Troley suction Back head Manset tensi Nebulizer Penlight Refleks hammer Garpu tala



FATRO HIRZT Riester Riester Dolphin



B B B B B B B



2.2.9 Inventaris Alat Tenun Tabel 2.8 Daftar Inventaris Alat Tenun di Ruang Unit Stroke Tahun 2012 NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN Baik Usang Rusak Hilang 1 Baju pasien a. Hijau (perempuan) b. Orange (laki-laki) 22 22 4 4 2 Skort pengunjung 17 17 3 Dook steril 2 2 4 Laken 40 20 20 5 Stik laken 21 10 10 1 6 Sarung bantal 30 20 10 7 Lurup 2 2 8 Selimut 30 19 10 1 9 Handuk 5 5 10 Washlap 10 5 5 11 Handuk cuci tangan 60 15 45 12 Taplak meja 2 2 13 Over skort plastik 4 3 1 14 Skort luar 12 12 15 Serbet 6 6 16 Bantal perlak 12 12 17 Perlak 10 10 18 Bantal dakron 10 10 19 Guling 15 10 5 20 Sarung guling 20 10 10 2.2.10 Fasilitas Tempat Tidur Tempat tidur merupakan tempat tidur otomatis dengan merk Paramount Bed sebanyak 10 buah dengan kondisi yang baik. 2.2.11 Daftar Nama Obat Tabel 2.9 Daftar Nama Obat di Ruang Unit Stroke Tahun 2012 No Daftar Obat 18



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25



Dexametason Xilomedon Dopamin Vit K Lasik/Furosemide Alinamin F Sulfas Atropin Ca Glukonas Lidokain Aminopilin Stesolid KCL Epineprin D40% Citicolin Tramsamin Acid Neurotam Cefotaxime Meylon Herbrezer Dobutamin Vaskon Fargoxin Metamizole Dobutamin



2.3 METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (M3-METHODS) 2.3.1 Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP) Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan



STIKES



Pemkab



Jombang



pada



praktek



Manajemen



Keperawatan mulai dari tanggal 19-20 Maret 2012 diketahui bahwa model asuhan keperawatan profesional (MAKP) yang dilakukan di Ruang Stroke saat ini sudah menerapkan model asuhan keperawatan tim, dimana seorang Karu membawahi Katim, dan Katim membawahi beberapa perawat pelaksana. Sehingga peran dan tanggung jawab perawat sesuai dengan tugasnya. Komunikasi antar tim terjalin dengan baik, jika ada masalah yang tidak bisa diatasi oleh katim maka karu membantu untuk menyelesaikan. Ruangan sudah mempunyai SOP setiap tindakan. 2.3.2 Timbang Terima 19



Prosedur timbang terima selama ini sudah dilakukan pada setiap pergantian shift jaga, cara penyampaian dilakukan secara lisan dengan laporan timbang terima pasien sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah dilaksanakan dapat diketahui. Pelaksanaan timbang terima dilakukan seluruh perawat. Katim shift pagi mengoperkan tugas ke katim shift siang, yang terlebih dahulu dengan membaca laporan timbang terima. Apabila katim shift pagi sudah memahami pelimpahan tugas yang diberikan maka akan segera dilanjutkan ke pasien, begitu juga dengan shift berikutnya. Untuk pelaporan timbang terima yang disampaikan mengenai jumlah pasien, nama pasien, keadaan pasien, rencana pemeriksaan, terapi yang sudah diberikan dan harus diberikan selanjutnya serta pesan khusus lainnya untuk perawat di shift berikutnya 2.3.3



Ronde Keperawatan RSUD dr. Soedono merupakan suatu pelyanan kesehatan tipe B



Pendidikan dimana dalam penyelesaian masalah klien dilakukan secara bersama sama dengan melibatkan berbagai profesi kesehatan. Berdasarkan hasil pengkajian kami, Ronde keperawatan belum dilakukan.



2.3.4 Supervisi Keperawatan Dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas sesuai misi di RSUP dr.Soedono, maka dilakukan supervisi yang berkelanjutan terhadap berbagai kinerja pegawai dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai karyawan untuk melayani konsumen (pasien). Supervisi adalah kegiatan yang terencana seorang manajer melalui aktivas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari hari. Berdasarkan pengkajian yang di lakukan di Unit stroke RSUD dr. Soedono terdapat beberapa supervisi, antara lain: a)



Supervisi khusus yang dilakukan oleh kepala ruangan terhadap kinerja perawat, waktu pelaksanaan sangat bergantung pada keperluan/ kebijakan kepala ruangan.



20



b)



Supervisi kepala bidang pelayanan rumah sakit terhadap kinerja perawat di ruangan yang dilaksanakan setiap hari, pada pagi hari.



c)



Supervisi yang dilakukan oleh pengawas supervisi rumah sakit terhadap kinerja perawat ruangan, yang dilaksanakan setiap hari pada shift sore atau malam hari. Selama pengkajian pada tanggal 19-20 Maret 2012 belum ada supervisi



khusus keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan, tetapi terdapat supervisi yang



dilakukan oleh pengawas supervisi rumah sakit. Supervisi



tersebut dilakukan setiap hari pada waktu sore atau malam. Petugas khusus supervisi melakukan supervisi secara langsung sehingga bila ada tindakan keperawatan yang tidak sesuai protap ( SOP ) segera langsung untuk diperbaiki. Isi dari supervisi meliputi observasi tindakan keperawatan yang dilakukan di ruangan apakah sudah sesuai dengan SOP. Perawat yang melakukan pekerjaan dengan baik, diberikan reward . Dan bagi perawat yang melakukan tindakan kesalahan akan diberikan tindakan sesuai dengan prosedur yang berlaku.



2.3.5 Discharge Planning Discharge planning merupakan suatu bentuk kegiatan MAKP agar klien dan keluarga yang masuk di unit stroke, yang sedang dalam perawatan dan yang akan



pulang/ keluar RS mengerti tentang perawatan selama pasien



dirawat di unit stroke sehingga klien dan keluarga dapat mengikuti semua proses perawatannya dengan baik. Beberapa hal yang terkandung didalamnya antara lain pemberian



materi atau



pengetahuan yang umum mengenai



penyakit. Menurut pernyataan dari kepala ruang unit stroke, Discharge Planning dilaksakan oleh kepala ruangan atau perawat yang sedang bertugas, Discharge Planning telah direncanakan pada saat penerimaan pasien baru dan dibahas pada setiap ronde keperawatan. Pelaksanaaan Discharge Planning belum optimal diantaranya format Discharge Planning yang tersedia tidak digunakan sehingga belum diaplikasikan secara optimal.



21



2.3.6 Pengelolaan Sentralisasi Obat Sentralisasi obat di unit stroke dilakukan secara merata dan tidak ada perbedaan antara asuransi dan umum. Alur sentralisasi obat menggunakan pelayanan obat terpadu yaitu obat diresepkan oleh dokter, yang di berikan pada perawat kemudian perawat menaruh resep di apotik lalu pegawai apotik datang ke unit stroke. Keluarga pasien membeli obat pada petugas apotik lalu keluarga pasien menyerahkan obat tersebut pada perawat untuk ditulis di buku masuk obat lalu dikelola. Perawat dalam mengelola obat menggunakan prinsip 5 Benar. Data diperolah dari wawancara dengan KARU.



2.3.7 Dokumentasi Perawatan Pendokumentasian yang berlaku di unit stroke adalah sistem SOR (Sources Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi pada lima komponen (lembar penilaian berisi biodata, lembar order dokter, lembar riwayat medis atau penyakit, catatan perawat, catatan dan laporan). Adapun bagan uraian lembar dokumentasi yang ada di unit stroke antara lain: Tabel 2.10 Daftar Lembar Dokumentasi di Ruang Stroke Tahun 2012 No URAIAN BAGAN 1 Lembar observasi intensif 2 Lembar tindakan dan evaluasi perawat 3 Blanko kelengkapan status pasien 4 Pengantar pasien masuk RS/ rawat inap 5 Lembar Pernyataan rawat inap 6 Lembar masuk dan keluar 7 Lembar konsul 8 Asuhan Kepeawatan 9 Penkajian keperawatan 10 Laporan proses keperawatan 11 Ringkasan doumen asuhan keperawatan 12 Tempat hasil pemeriksaan penunjang 13 Lembar discharge summary 14 Blanko Pasien Pulang 15 Survey Infeksi nosokomial



22



16 17 18



Rincian Ongkos Perawatan Ringkasan dokumen Askep Pemantauan INOK/ infeksi nosokomial



2.4 M4-MONEY Sebagian besar pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari APBD provinsi Jawa Timur. Pembiayaan pasien yang masuk di Unit Stroke berasal dari : askes PNS, askes Swasta, Jamsostek, dan biaya sendiri. Biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas perawatan. Untuk pengelolaan keuangan di Ruang Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun dikelola oleh seksi administrasi ruangan. Di Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun hanya ada 2 tipe kelas, yaitu kelas 1 dan kelas 1 khusus.



Tabel 2.11 Biaya perawatan di Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun Kelas



Fasilitas



Akomodasi



Visite



I



1 Blok 2 TT



Rp.40.000,-



I Khusus



1 kamar 1 TT + sofa



Rp.50.000,-



Makan



Total



Keterangan



Rp.25.000,-



Paket Perawatan Dasar Rp.42.500,- Rp.70.000,-



Rp.177.500,-



Rp.75.000,-



Rp.42.500,- Rp.70.000,-



Rp.237.500,-



Askes bebas IUR BEA Askes dengan IUR BEA



Tabel 2.12 Tarif Tindakan di Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun Kode Jenis Tindakan Tarif STR 008 Manitol Infus Rp.148.500,STR 009 Manitor EKG Rp.39.000,STR 010 Suction Rp.26.000,STR 011 Infus Pump Rp.78.000,STR 013 Injeksi/hr Rp.26.000,STR 015 Pasang NGT Rp.26.000,STR 016 ADV Rp.26.000,STR 017 Perawatan Jenazah Rp.26.000,STR 018 Drip obat/observasi Rp.148.000,STR 019 EKG Rp.52.000,-



23



STR 020 STR 021 STR 022 STR 023 STR 024 STR 028 STR 029 STR 030 STR 031 STR 032 STR 033 STR 034 STR 035 STR 037



Nebulizer Observasi ketat Pasang DC Pasang Infus Pasang O2 sampai pulang Rawat luka dekubitus Rawat luka dekubitus 1 Rawat luka dekubitus 2 Rawat luka dekubitus 3 Resusitasi kardio/RJP RCI/koreksi kalium Syringe Pump Infus/drip/tranfusi Paket perawatan



Rp.65.000,Rp.78.000,Rp.39.000,Rp.26.000,Rp.26.000,Rp.26.000,Rp.26.000,Rp.39.000,Rp.52.000,Rp.52.000,Rp.39.000,Rp.65.000,Rp.26.000,Rp.70.000,-



2.5 M5-MARKET 2.5.1 Sistem Pemasaran Unit Stroke merupakan bagian rawat inap keperawatan medikal bedah menggunakan sistem pemasaran publik melalui: leaflet, sistem radio wijaya kusuma, kesetiaan pelanggan. 2.5.2 BOR (Bed Occupation Rate) Kebutuhan tenaga perawat di ruang Unit Stroke dari hasil pengkajian sebagai berikut: BOR pada tanggal 19 Maret 2012 adalah Tabel 2.14 Tabel BOR di Ruang Unit Stroke pada Tanggal 19 Maret 2012 No. Shift Jumlah bed Terisi BOR 1. Pagi 10 4 40% 2. Siang 10 4 40% 3. Malam 10 5 50% BOR pada tanggal 20 Maret 2012 adalah Tabel 2.15 Tabel BOR di Ruang Unit Stroke pada Tanggal 20 Maret 2012 No. Shift Jumlah bed Terisi BOR 1. Pagi 10 5 50% 2. Siang 10 5 50% 3. Malam 10 2.5.3 ALOS (Average Long of Stay) = Jumlah hari perawatan pasien keluar RS



24



Jumlah pasien keluar RS (hidup+mati) = 52 10 = 5,2 Belum memenuhi ALOS ideal yaitu 6-8 hari 1) Penghitungan Ketergantungan Pasien KLASIFIKASI TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN (BERDASARKAN TEORI D. OREM : SELF – CARE DEFICIT) MINIMAL CARE Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan  Mampu naik turun tempat tidur.  Mampu ambulasi dan berjalan sendiri  Mampu makan dan minum sendiri  Mampu membersihkan diri, mandi/mandi sebagian dengan bantuan dan ganti pakaian dan mampu membersihkan mulut dilakukan sendiri.  Mampu melakukan BAB dan BAK dengan sedikit bantuan  Observasi TTV tiap pergantian jaga.  Status psikologis stabil dan pengobatan mimimal.  Perawatan luka sederhana/operasi kecil PARTIAL CARE Pasien memerlukan bantuan sebagian  Dibantu 1 orang untuk naik turun tempat tidur.  Membutuhkan bantuan untuk ambulasi /berjalan.  Membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makan.  Makan disuap.  Bantuan untuk membersihkan mulut dan membersihkan diri.  BAB dan BAK dibantuan.  Observasi TTV tiap 4 jam.  Fase awal dari penyembuhan.  Pengobatan dengan injeksi.  Pasien dengan pemasangan cateter urine.  Balance cairan ketat.  Pasien dengan pemasangan infus.  Gangguan emosional ringan. TOTAL CARE



25



Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawatan lebih banyak  Membutuhkan bantuan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi  Membutuhkan latihan pasif.  Kebutuhan cairan dan nutrisi dipenuhi melalui Intra Vena dan NGT (selang lambung).  Kebersihan mulut, mandi, berpakaian dibantu dan dilakukan perawat.  Menggunakan kateter.  Perubahan posisi, obs TTV tiap 2 jam.  Pengobatan IV perdrip.  Pemakaian suction.  Klien tidak sadar dan tidak stabil.  Gangguan emosional berat, gelisah /disorientasi.  Perawatan luka kompleks Tabel 2.16 Tingkat Ketergantungan Pasien Secara Keseluruhan di Ruang Unit Stroke RSUD dr. Soedono Madiun pada 1 minggu terakhir Kebutuhan tenaga keperawatan Klasifikasi Jumlah pasien pasien Pagi Sore Malam Minimal care 0 0 0 0 Partial care 0 0 0 0 Total care 10 10 x 0,36 10 x 0,30 10 x 0,20 Total 10 3,6 3 2 4 3 2 Total tenaga perawat : Pagi



: 4 orang



Sore



: 3 orang



Malam : 2 orang



+



Total : 9 orang Jumlah tenaga cadangan : 86 X 9



= 2,60 jadi jumlah perawat 3



297 Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang Unit Stroke adalah 9 orang + 1 orang karu + 3 orang cadangan = 13 orang 2.5.4 Infeksi Nosokomial Dalam Periode Januari – Maret 2012 tidak terjadi Infeksi Nosokomial.



26



ANALISA SWOT Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan elemen penerapan model MAKP yang meliputi : M1 ; ketenagaan dan Klien , M2 ; Sarana dan parasarana , Penerapan MAKP, Sentralisasi Obat, Supervisi, Timbang Terima,Ronde Keperawatan, Dishanger Planing dan Dokumentasi 1. Man (M1) dan Material (M2) Man (M1) & Material (M2) Internal Faktor (IFAS) STRENGHT 1. Mempunyai sarana dan prasarana untuk klien dan tenaga kesehatan 2. Mempunuyai peralatan oksigenasi dan petugas mampu menggunakannya 3. RSUD Memberikan kesempatan untuk belajar lebih luas 4. RSU Pemerintah Tipe B 5. Terdapat administrasi penunjang 6. Tersedia Nurs Station 7. Ada Tugas, peran dan wewenang yang jelas 8. Jenis ketenagaan : - S 1 Kep = 3 orang - D 3 Kep = 8 orang - SMA = 1 orang Total WEAKNESS 1. Belum terpakai sarana dan prasarana secara optimal 2. Keinginan untuk membenahi diri sendiri kurang 3. Belum termanfaatnya administrasi secara optimal 4. Sebagian perawat belum memahami tentang peran dan fungsinya 5. Adanya konflik peran perawat 6. Belum dipahami tanggungjawab dan tanggung gugat secara benar 7. Nurse station belum termanfaatkan dengan optimal



Bobot



Rating Bobot x Rating



0,05



3



0,15



0,05



2



0,1



0,2



4



0,8



0,1 0,1



3 2



0,3 0,2



0,1 0,1



2 2



0,2 0,2



0,3



4



1,2



1



S–W= 3,15-2,8 = 0,32



3,15



0,13



3



0,39



0,186



4



0,744



0,098



4



0,392



0,075



3



0,225



0,091 0,1 3



2



0,182



4



0,52



0,098



1



0,098



27



8. Disiplin pegawai kurang Total Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya program pelatihan & seminar tentang manajeman keperawatan 2. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang praktek manajemen keperawatan 3. Adanya kerja sama yang baik antara perawat dengan mahasiswa S1 keperawatan 4. Adanya kebijaksanaan pemerintah tentang profesionalisme Perawat 5. Adanya program akreditasi RS dari pemerintah dimana MAKP merupakan salah satu penilaian 6. Beralihnya peran dan fungsi rumah sakit Total THREATHENED 1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan profesional 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum 3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 4. Persaingan dengan RS Swasta yang makin ketat Total



0,093 1



3



0,279 2,83



0,155



3



0,465



0,23



4



0,92



0,24



3



0,72



0,125



1



0,125



0,125



3



0,375



0,125 1



2



0,25 2,86



0,1



4



0,4



0,155



1



0,155



0,1



2



0,2



0,13



1



0,13



1



O–T 2,86-2,35= 0,47



2,35



28



2. Methods (M3) Penerapan MAKP MAKP Internal Faktor (IFAS) STRENGHT 1. RS memiliki visi, misi dan motto sebagai acuan melaksanakan kegiatan pelayanan 2. Sudah ada model MAKP yang digunakan yaitu tim nursing 3. Ada Dokumentasi SOR dan SAK 4. Supervisi sudah dilakukan karu 5. Ada kemauan perawat untuk berubah 6. Mempunyai standart asuhan keperawatan yang baku 7. Mempunyai protap setiap tindakan 8. Terlaksananya komunikasi yang adekuat perawat dan tim kesehatan lainnya Total



Bobot



Rating



0,14



2



0,28



0,14



3



0,42



0,14



4



0,56



0,11



3



0,33



0,11



3



0,33



0,11



3



0,33



0,11



2



0,22



0,14



3



0,42



1 WEAKNESS 1. Sebagian perawat kurang jelas job diskripsinya 2. MAKP belum dilakukan secara baik dan benar 3. Pelaksanaan model tim belum sesuai harapan 4. Pendokumentasian keperawatan belum optimal 5. Sentralisasi obat belum dilakukan dengan optimal 6. Isi dan materi timbang terima belum berfokus pada masalah keperawatan 7. Ronde keperawatan belum rutin dilaksanakan 8. Kliem belum percaya sepenuhanya kepada perawat 9. Jumlah perawat kurang dari kebutuhan Total



Bobot x Rating



2,89



0,11



3



0,33



0,11



2



0,22



0,09



1



0,09



0,11



2



0,22



0,11



1



0,11



0,09



2



0,18



0,09



4



0,36



0,14



1



0,14



0,14



1



0,14



1



S-W= 2,89– 1,79= 1,1



1,79



Eksternal Faktor ( EFAS)



29



OPPORTUNITY 1. Adanya Mahasiswa S1 praktek manajemen keperawatan 2. Adanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan 3. Adanya kerjasama antara institusi Stikes Pemkab Jombang dengan RSUD dr.Soedono 4. Adanya kebijakkan pemerintah tentang profesionalisme perawat Total



O–T 0,24



2



0,48



0,24



3



0,72



0,24



3



0,72



0,29



3



0,87



1 2. THREATENED 1. Persaiangan antara rumah sakit yang makin ketat 2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pelayanan yang profesional 3. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum 4. makin tinggi kesadaran masyarakat akan kesehatan 5. Bebasnya pers yang langsung untuk menyebarkan informasi dengan cepat Total



2,79



0,21



1



0,21



0,26



1



0,26



0,15



2



0,3



0,26



1



0,26



0,10



2



0,2



1



3. Discharge Planning Discharge Planning Internal factor (IFAS) 1. STRENGTH 1. Tersedia resume keperawatan untuk klien saat pulang 2. Adanya kemauan petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga 3. Adanya surat control berobat jalan



2,79 – 1,22 = 1,57



1,22



Bobot



Rating



Bobot x Rating



0,32



4



1,12



0,18



2



0,44



0,32



3



0,84



S–W 3,06-2,56 = 0,5



30



4. memberikan penkes pada klien/ keluarga selama dirawat Total WEAKNESS 1. Keterbatasannya waktu perawat untuk memberikan penkes secara komprehensif pada pasien pulang 2. Keterbatasannya anggaran untuk format discharge planning yang lengkap 3. Tidak tersedianya leaflet pasien pulang 4. Pemberian penkes dilakukan secara lisan (komunikasi) saja 5. Tidak ada pendokumentasian tentang discharge planning Total Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa keperawatan yang praktik di ruangan 2. Adanya kerja sama yang baik antara perawat dengan mahasiswa 3. Adanya kemauan klien dan keluarga terhadap anjuran perawat Total



0,18



3



1



3,06



0,24



3



0,72



0,16



1



0,16



0,24



4



0,96



0,18



3



0,54



0,18



1



0,18



1



2,56



0,30



3



0,90



0,30



3



0,90



0,40



3



0,12



1 TRHEATHENED 1. Adanya tuntutan masyarakat yang lebih tinggi untuk mendapatkan pelayanan professional 2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 3. Persaingan antara rumah sakit swasta yang makin ketat Total



0,38



3



1,14



0,31



4



1,24



0,31



3



0,93



Bobot



O–T 1,92- 3,31 = - 1,39



1,92



1 4. Timbang Terima Timbang Terima



1,66



3,31 Rating



Bobot x Rating



31



Internal factor (IFAS) STRENGHT 1. Kepala ruangan memimpin timbang terima setiap pagi 2. Adanya laporan jaga setiap shift dinas 3. Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah dilaksanakan 4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan timbang terima 5. Adanya buku khusus untuk pelaporan timbang terima Total Weakness 1. Isi Timbang terima belum terfokus pada masalah keperawatan 2. Belum adanya format timbang terima yang baku 3. Tehnik timbang terima masih belum optimal 4. Penulisan timbang terima masih belum terdokumentasikan secara baik dan benar 5. Masih banyak timbang terima tentang masalah medis Total Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa PSIK yang praktek manajemen keperawatan 2. Adanya kerja sama yang baik antara perawat dengan mahasiswa praktek 3. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia Total



0,17



2



0,34



0,22



4



0,88



0,22



4



0,88



0,17



4



0,68



0,22



3



0,66



1



3,44



0,2



2



0,4



0,27



1



0,27



0,2



3



0,6



0,13



2



0,26



0,2



4



0,8



1



2,33



0,4



3



1,2



0,3



2



0,6



0,3



2



0,6



1 THREATHENED 1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang professional 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung



S–W 3,44-2,33= 1,11



O-T 2,4-3,1 = 0,7



2,4



0,7



4



2,8



0,3



1



0,3



32



jawab dan tanggung gugat perawat sebagai asuhan keperawatan Total 1



3,1



5. Supervisi Supervisi Internal factor (IFAS) STRENGHT 1. RSU merupakan rujukan bagi masyarakat Madiun dan sekitarnya 2. Unit Stroke merupakan ruang yang memerlukan perhartian ekstra dari petugas 3. Adanya kemauan perawat untuk berubah 4. Kepala ruangan mendukung adanya supervisi demi meningkatkan mutu pelayanan keperawatan Total WEAKNESS 1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi 2. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi 3. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi 4. Belum adanya dokumen supervisi yang jelas Total Eksternal faktor OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa yang praktek manajemen keperawatan 2. Adanya jadual supervisi keperawatan oleh pengawas keperawatan setiap bulan 3. Terbuka kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Total



Bobot



Rating



0,26



4



1,04



0,26



4



1,04



0,22



3



0,66



0,26



4



1,04



1



Bobot x rating S-W 3,78-3,00 = 0,78



3,78



0,28



3



0.84



0,28



3



0,84



0,22



3



0,66



0,22



3



0,66



1



2,6



0,38



3



1,14



0,31



3



0,93



0,31



3



0,93



O-T 3,00-1,6 = 1,40



33



1 THRETHENED 1. Adanya tuntutan klien untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang professional 2. Mahasiswa praktek manajemen untuk mengembangkan sistem dokumentasi 3. Kerja sama yang baik antara perawat dan mahasiswa Total



3,00



0,4



1



0,40



0,30



2



0,60



0,30



2



0,60



1 6. Sentralisasi obat Sentralisasi obat Bobot Internal factor (IFAS) STRENGHT 1. Tersedia sarana dan prasarana 0,22 untuk pengelolaan sentralisasi obat 2. Kepala ruangan mendukung 0,22 sentralisasi obat 3. Sentralisasi obat sudah 5 tahun 0,14 dilaksanakan 4. Adanya kemauan perawat untuk 0,20 melakukan sentralisasi obat 5. Adanya buku injeksi serta obatobat oral 0,22 Total 1 WEAKNESS 1. Belum tersediannya sarana dan prasarana yang memadai untuk 0,08 sentralisasi obat 2. Kurangnya jumlah petugas untuk pengawasan sentralisasi 0,08 obat 3. Belum ada pembagian tugas dan tanggung jawab tentang 0,17 sentralisasi obat 4. Tehnik sentralisasi obat belum jelas 0,08 5. Tidak ada supervisi tentang sentraliasasi obat 0,17 6. Tidak semua keluarga setuju obat disentralisasikan 0,25 7. Latar belakang pendidikan perawat bervariasi 0,17



1,60 Rating



Bobot x Rating



4



0,88



4



0,88



3



0,42



4



0,80



4



0,88



S–W 3,862,01 = 1,85



3,86 1



0,08



1



0,08



2



0,34



1



0,08



2



0,34



3



0,75



2



0,34 34



Total 1 Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 1. Adanya mahasiswa PSIK yang praktek menejemen keperawatan 2. Kerja sama yang baik antara perawat dengan mahasiswa PSIK Total



2,01



0,50



3



0,50



0,15



3



0,15



1 THREATHENED 1. Adanya tuntutan klien untuk mendapatkan pelayanan yang professional 2. Adanya ketidak percayaan klien dan keluarga terdapat sentralisasi obat Total



0,30



0,50



2



0,50



0,10 1



0,50



1



7. Ronde Kperawatan Ronde Kperawatan Internal factor (IFAS) STRENGTH 1. Adanya dukungan dari seksi keperawatan dan kepala ruangan. 2. Rumah sakit pemerintah type B Pendidikan sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan 3. SDM yang tersedia yaitu lulusan S1 Keperawatan sebanyak 3 orang dan DIII Keperawatan 8 orang yang sebagian besar telah mengikuti pelatihan. 4. Adanya kemauan dari perawat untuk melaksanakan ronde keperawatan Total WEAKNESS 1. Belum dilaksanakannya ronde keperawatan secara optimal. 2. Belum terbentuknya tim ronde



O–T 0,30– 0,60 = -0,30



0,60



Bobot



Rating



Bobot x Rating



0,23



2



0,46



0,23



3



0,69



0,31



3



0,93



0,23



1



0,23



1



S–W 2,31– 2,62= 0,31



2,31 3



0,62



1,86 2



0,38



0,76 35



keperawatan Total Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY 1. Terbukanya kesempatan melanjutkan pendidikan pada S1 keperawatan 2. Adanya program pelatihan /seminar khusus 3. Adanya mahasiswa S1 keperawatan yang berpraktek di bagian manajemen keperawatan 4. Tersedianya waktu atau kesempatan untuk melakukan ronde keperawatan Total THREATHENED 1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang profesional 2. Persaingan antar ruang semakin ketat dalam memberikan pelayanan Total 8. Dokumentasi Dokumentasi Internal factor (IFAS) STRENGTH a. Tersedia sarana dan prasarana untuk tenaga kesehatan (sarana administrasi penunjang) b. Dokumentasi keperawatan : −pengkajian menggunakan per sistem −diagnosa keperawat sampai evaluasi menggunakan SOAP. c. Adanya kemauan perawat untuk melaksanakan pendokumentasian. d. Pendokumentasian sesuai dengan SAK Total



1



2,62 2



0,25



0,5



O-T 2,41-1,56 = 0,85



3 0,33



0,99 3



0,25



0,75 1



0,17



0,17



1



2,41 2



0,56



1,12 1



0,44



0,44



1



1,56



Bobot



Rating



Bobot x Rating



0,26



2



0,52



0,2



3



0,6



0,26



3



0,78



0,26



2



0.52



1



S-W 2,422,02 = 0,4



2,42



2. WEAKNESS 36



a. Jumlah paisen dan tingkat ketergantungan yang tinggi sehingga pendomentasian belum optimal. b. Respon klien belum terpantau dalam lembar evaluasi. c. SAK dan SOP belum maksimal digunakan secara optimal d. Pengaswasan terhadap sistematika pendokumentasian belum dilaksanakan secara optimal. Total Eksternal Faktor ( EFAS) OPPORTUNITY a. Adanya program pelatihan dokumentasi keperawatan b. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (SDM) c. Adanya mahasiswa untuk mengembangkan sistem dokumentasi d. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa e. Model MKAP yang diterapkan mahasiswa Total THREATENED a. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) akan bertanggung jawab dan bertanggung gugat. b. Adanya akreditasi sistem rumah sakit terhadap sistem pendokumentasian Total



0,20



2



0,4



0,30



4



0,12



0,20



3



0,6



0,30



3



0,9



1



0,02



0,18



3



0,54



0,18



2



0,36



0,23



1



0,23



0,23



4



0,92



0,18



1



0,18



1



2,23



0,5



2



1



0,5



1



0,5



1



O-T 2,231,5 = 0,73



1,5



37