Laporan Hereditas (Sudah) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

“ LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI : HEREDITAS (KANCING GENETIKA) “



NAMA : AIMATUL ULFA FENI ARLITA KELAS : PROGRAM 4 SEMESTER 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu kemampuan dari makhluk hidup adalah kemampuan untuk menghasilkan keturunan dan menurunkan sifat yang sama atau mirip dengan induk. Sebelum alat pembesaran ditemukan, banyak ahli yang menganggap bahwa materi yang dianggap dalam warisan sifat suatu makhluk hidup. Serta berperan penting dalam pewarisan sifat adalah kromosom. Anggapn ini tidak sepenuhnya benar karena dalam kromosom terdapat bagian lain yang dianggap lebih berperan dalam pewarisan sifat yaitu GEN. Setelah pembesaran modern ditemukan, anggapan ini berkurang karena persenyawaan kimia dan protein juga asam nukleat yang nukleoplasma, dianggap lebih berperan dalam hal ini. Kajian lebih lanjut membuktikan bahwqa asam nukleat itulah yang disebut sebagai faktor hereditas dan substansi genetika. Asam nukleat terdiri dari dua komponen yaitu asam deokbose nuklea dan asam ribosom nukleat. Oleh karena itu kita melakukan praktikum tentang hibridis ini dengan menggunakan kancing genetik, dimana kancing genetik berwarna merah dilambangkan (MM) dan putih dilambangkan (mm). Dengan demikian masalah penurunan sifat ini mendapat perhatian banyak peneliti dan peneliti yang paling populer adalah Gregor Johan Mendel. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana fenotip dan genotip bunga kacang kapri yang di hasilkan? 2. Bagaimana rasio fenotip dan genotip persilangan kacang kapri yang berbungga merah dan kuning tersebut? 3. Apakah yang dimaksud sifat dominan dan resesif pada bunga kacang kapri? 1.3 TUJUAN 1. Menyusun persilangan dengan satu sifat beda (Monohibrid). 2. Mengetahui hasil dari persilangan bunga merah dan kuning. 3. Mengetahui rasio dari persilangan bunga merah dan kuning. 4. Mengetahui sifat yang resesif dan dominan pada bunga kacang kapri. BAB II DASAR TEORI Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarika jenisnya. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetic yang disumbangkan oleh 2 gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu terapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubh manusia. Beberapa isltilah yang serin digunakan dalam bidang genetika ini seperti gen, genotif, fenotif, resesif, dominant, alela, homozigot, heterozigot, hendaknya sudah diketahui dan dipahami. Gen adalah unit terkecil bahan sifat menurun. Gen sebagai factor keturunan disimpan dalam kromosom. Pasangan kromosom homolog mempunyai ukuran sama panjang, dan padanya berderet pasangan lokus gen-gen yang bersesuaian. Gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dan sepadan, memiliki tugas atau pekerjaan sama atau hampir sama atau berlawanan untuk satu tugas tertentu. Pasangan gen-gen tersebut dinamakan alela. Mendel adalah nama tokoh genetika yang diakui sebagai penemu hokum-hukum hereditas atau pewarisan sifat-sifat menurun. Nama lengkap Mendel adalah Gregor Johann Mendel, anak dari seorang petani di Moravia utara. Pada saat pendapat beliau diakui kebenarannya, beliau sudah wafat, sebab pada waktu



diterbitkannya buku yang memuat pendapat beliau pada tahun 1866, dunia ilmu pengetahuan memang belu dapat menunjukkan bentuk maupun susunan sifat keturunan yang oleh Mendel disebut sebagai factor penentu. Hukum Mendel I menyatakan pemisahan gen se alel. Dalam bahasa Ingris disebut “ Segregetion of allelia genes “. Peristiwa pemisahan ini terlihat ketika pembuatan atau pembentukan gamet individu yang memiliki genotif heterozigot, sehingga tiap gamet mengandung salah satu sel tersebut. Dalam hal ini disebut juga hukum segregasi yang berdasarkan percobaan persilangan dua individu yang mempunyai satu karakter yang berbeda atau monohibrid. Monohibrid adalah suatu persilangan pembastaran dengan satu sifat beda. Dalam percobaan Mendel yaitu persilangan antara kacang ercis yang tinggi dan kacang ercis yang rendah menghasilkan perbandinga dimana yang tinggi lebih banyak jumlahnya daripada yang rendah menghasilkan perbandingan sebesar 3 : 1 dan perbandingan genotif 1 : 2 : 1. Hukum Mendel II yaitu pengelompokkan gen secara bebas berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sealela secara bebas pergi ke masing-masing kutub secara meiosis. Pembuktian hokum ini dipakai pada dihibrid. Dihibrid adalah suatu persilangan (pembastaran) dengan dua sifat beda. Untuk membuktikan, Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda. Pembastaran pada tanaman ini diperoleh perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1. BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut: Hari/ Tanggal



: Sabtu, 28 November 2017



Pukul



: 13.00 – 14.00



Tempat



: Kelas program 4 semester



3.2 ALAT DAN BAHAN Alat yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah : 1. wadah kancing genetik 2. Pulpen 3. Lembar/tabel pengamatan Bahan-bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah :  50 pasang kancing genetika warna merah  50 pasang kancing genetika warna kuning 3.3 CARA KERJA Cara kerja dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan 50 kancing merah dan 50 kancing kuning yang bertanda (berlubang/betina) 2. Menyiapkan 50 kancing merah dan 50 kancing kuning yang bertanda (bertombol/jantan) 3. Mengocok dan mencampurkan kedua macam gamet tadi (merah dan putih) jantan maupun betina 4. Mengaduk sampai seluruh kancing benar-benar tercampur 5. Mengambil kancing pada wadah tersebut tanpa melihat dengan mata (secara acak) kemudian memasangkan satu persatu. 6. Mencatat hasil persilangan ke dalam tabel 7. menghitung perbandingan fenotip dan genotifnya BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PRAKTIKUM Fenotif Merah – merah



Genotif MM



Merah – kuning



Mm



Turus IIIII IIIII IIIII IIIII I IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII III



Jumlah 21 58



kuning – kuning fenotip



= Merah : 79 : Rasio 3 :



Genotif = MM : 21 : Rasio 1 :



mm



IIIII IIIII IIIII IIIII I



21



kuning 21 1 Mm : mm 58 : 21 2 : 1



4.2 PEMBAHASAN Pada persilangan ini berlaku hukum mendel I yang menyatakan bahwa ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu heterozigot terjadi perpisahan alel secara bebas sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja. Oleh karena itu, setiap gamet mengandung salah satu alel yang dikandung sel induknya.Peristiwa ini dikenal dengan Persilangan Monohibrid yang dikenal pula dengan hukum segregasi. Persilangan ini menggunakan satu sifat beda. Dengan menggunakan kancing genetik warna merah dilambangkan dengan (M) dan warna kuning dilambangkan dengan (m), pada keturunan satu (F1) perkawinan dari keduanya merupakan gabungan dari kedua gen (Mm) yang dalam fenotifnya bentuk tetap bulat (percampuran kancing merah dan kancing kuning). Sedangkan pada keturunan F2 mulai tampak berlakunya hukum segregasi yaitu pemisahan secara bebas gen sealel. Pada percobaan ini, persilangan antara keturunan F1 didapatkan perbandingan genotifnya dari MM : Mm : mm adalah 25 : 50 : 25 sehingga perbandingan fenotifnya adalah 75 : 25. Perbandingan ini sesuai dengan hukum Mendel I atau hukum segregasi dimana pada persilangan antar keturunan F1 tampak bahwa perbandingan hasil perkawinan antar faktor dominan dan resesif pada genotifnya adalah 1 : 2 : 1 dan perbandingan fenotifnya adalah 3 : 1. Berdasarkan percobaan yang dilakukan mengenai hukum Mendel I atau persilangan monohibrid yang diambil secara acak berdasarkan data di atas jelas sesuai dengan hukum Mendel. Jadi berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil persilangan dengan perbandingan yaitu sebagai berikut: - Rasio Genotifnya = MM : Mm : mm 21 : 58



: 21 → 1 : 2 : 1



- Rasio Fenotifnya = Merah : Putih 79 : 21 → 3 : 1 BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Dari hasil pengamatan pada percobaan persilangan monohibrid dan dihibrid , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Persilangan monohibrid adalah suatu persilangan antara dua individu yang mempunyai satu sifat beda. 2. Tiap sifat dari organisme hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan ( gen ), satu dari induk jantan, lainnya dari induk betina. 3. Pada persilangan monohibrid, belum sesuai atau hampir mendekati dengan Hukum Mendel I pada ratio genotif sesuai , yaitu genotif 1 : 2 : 1, sedangkan pada ratio fenotip telah sesuai dengan Hukum Mendel I yaitu 3 : 1. 5.2 SARAN



Pada praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih memperhatikan lagi pada saat praktikum dilaksanakan, agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang bisa mempengaruhi hasil yang diperoleh. BAB VI DAFTAR PUSTAKA https://www.academia.edu/26088483/laporan_praktikum_biologi_umum_genetika http://fitri-fykatili.blogspot.co.id/2015/02/laporan-praktikum-biologi-genetika.html https://www.academia.edu/15994038/Laporan_Praktikum_Biologi_GENETIKA http://nhenackzsaenab.blogspot.co.id/2014/07/laporan-praktikum-persilangan-dua-sifat.html http://febbyolaputri2255.blogspot.co.id/2015/02/v-behaviorurldefaultvmlo_23.html file:///C:/Users/ASPIRE/Downloads/125737282-LAPORAN-GENETIKA.pdf