Laporan Histologi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • fasya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



LEMBAR KERJA PRAKTIKUM PATOLOGI ANATOMI BLOK GIH Erlicha Paramitha Maryanto 1718011043



Tugas 1.



Gambar dan beri keterangan ciri khas dari masing-masing preparat berikut ini:



a. Epulis Granulomatosa



Keterangan: 2



1. Multinucleate d giant cell 2. Cell free zone (di antara lesi utama dan epitel) 3. Eritrosit Nama lain epulis granulomatosa: giant



1



cell granuloma.



3



b. Adenoma Pleomorfik



Keterangan: 5



1. Myoepithelial 2. Area squamous metaplasia 3. Pseudocapsul yang berserat 4. Sel-sel tumor 5. Elemen epitel yang membentuk struktur seperti duktus



2 3



4



1



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



c. Ameloblastoma



Keterangan:



1



1. Sel epitel odontologi berbentuk kolumner/kub oid 2. Stellata reticulum like cell 3. Folikular adenoma 4. Perdarahan



4



Klasifikasi berdasarkan histopatologi: pleksiform, folikular, acanthomatous, granular, dan basalis.



2



3



Klasifikasi berdasarkan WHO: multicystic, unicystic, peripheral, dan desmoplastic.



d. Tumor Warthin



Keterangan:



1



1. Epitel kolumner yang menghadap ke arah lumen 2. Epitel kuboid yang menyusun bagian basal 3. Jaringan limfoid 4. Sentrum germinativum



2



3



4



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



e. Ulkus Gaster



Keterangan: 3



4



1. Epitel silindris yang tidak utuh 2. Sebukan sel radang PMN 3. Jaringan yang mengalami nekrosis 4. Perdarahan



1



Pada pemeriksaan menggunakan gastroskopi didapatkan gambaran eritem atau perdarahan karena terjadinya erosi pada mukosa/submukosa gaster.



2



f. Apendisitis



Keterangan: 1



1. Mukosa yang mengalami nekrosis 2. Infiltrasi selsel neutrofil pada dinding appendix. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri di daerah Mc Burney serta 4 tanda yaitu: obturator sign, rovsing sign, psoas sign, dan rebound tenderness.



2



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



g. Kolitis Tuberkulosa



Keterangan: 3



1. Nekrosis perkijuan 2. Granuloma yang konfluens 3. Sel adiposa Pada gambaran yang lain dapat pula ditemui granuloma kaseosa, ulserasi dan



2



desmoplasia, vaskulitis, hingga fibrosis. 1



h. Polip Rektum



Keterangan: 1. Epitel kolumner yang tumbuh polipoid 2. Stroma oedematous



1



2



Gambaran disamping merupakan gambar polip hiperplastis. Polip non neoplastik dibagi menjadi: -polip inflamasi -polip hiperplastis -polip hamartoma (juvenille dan Peutz Jeghers).



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



i. Adenokarsinoma Rektum



Keterangan:



1



1. Sarang sel tumor infiltratif 2. Inti sel yang hiperkromatik 3. Debris nekrotik Grading adenokarsinoma rektum: 1. Well differentiated 2. Moderate differentiated 3. Poorly differentiated



2



Prognosis dan Sifat: Malam, maligna



3



j. Penyakit Hirschprung



Keterangan: 4



1. Plexus Meissner 2. Lapisan submukosa 3. Intestinal gland 4. Sel mikroglia Tidak adanya sel ganglion pada pleksus mientrik (Auerbach) dan pleksus submukosa (Meissner). Pada gambaran yang lain dapat dijumpai banyak penebalan serabut saraf (parasimpatis).



3



2



1



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



k. Hepatitis



Keterangan: 2



1. Jembatan nekrosis 2. Sel radang 3. Sel yang mengalami degenerasi bengkak keruh Pada hepatitis kronis persisten/aktif tampak sel hati yang menunjukkan “hour glass appearance”.



3



1



l. Kolesistitis Kronis



Keterangan: 1. Sinus 3



RokitanskyAschoff 2. Hipertrofi otot polos 3. Epitel kolumner yang atrofi



2



1



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



2.



Jelaskan klasifikasi dari masing-masing tipe ameloblastoma.



Jawab: Klasifikasi ameloblastoma secara histopatologis terdiri dari: a. Tipe Folikular Ameloblastoma tipe folikular menunjukkan gambaran histologi yang tipikal dengan adanya sarang-sarang folikular dari sel-sel tumor yang terdiri dari sebuah lapisan periferal dari sel-sel kolumnar atau kuboidal dan sebuah massa sentral dari sel yang tersusun jarang yang menyerupai retikulum stellata. Degenerasi dari jaringan yang berbentuk seperti retikulum stellata itu akan menghasilkan pembentukan kista. b. Tipe Pleksiform Ditandai dengan kehadiran sel tumor yang berbentuk seperti pita yang tidak teratur dan berhubungan satu sama lain. Stroma terbentuk dari jaringan ikat yang longgar dan edematous fibrous yang mengalami degenerasi kistik. c. Tipe Achantomatous Ditandai dengan karakteristik adanya squamous metaplasia dari retikulum stellata yang berada di antara pulau-pulau tumor. Kista kecil terbentuk di tengah sarang sellular. Stroma terdiri dari jaringan ikat yang fibrous dan padat. d. Tipe Sel Granular Ditandai dengan adanya transformasi dari sitoplasma biasanya berbentuk seperti sel retikulum stelata, sehingga memberikan gambaran yang sangat kasar, granular dan eosinofilik. Tipe ini sering melibatkan periferal sel kolumnar dan kuboidal. e. Tipe Sel Basal Mirip karsinoma sel basal pada kulit. Sel epithelial tumor lebih primitif dan kurang kolumnar dan biasanya tersusun dalam lembaran-lembaran, lebih banyak dari tumor jenis lainnya. Tumor ini merupakan tipe yang paling jarang dijumpai.



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



Klasifikasi ameloblastoma menurut WHO yaitu: 1. Solid/Multicystic: Jenis ini adalah jenis ameloblastoma yang paling banyak ditemukan. Tipe ini memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih agresif dibanding tipe yang lain dan memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi. Harus dirawat secara radikal (reseksi dengan margin jaringan normal di sekeliling tumor). Pemeriksaan rutin dan jangka panjang diperlukan untuk tipe ini. 2. Extraosseus/Peripheral: Kavitas kistik besar dengan proliferasi sel ameloblastik luminal. Tipe ini kurang agresif dan memiliki kekambuhan yang rendah. Biasanya terjadi pada gingiva atau mukosa alveolar. Umumnya tidak sakit, sessile, kaku, dengan pertumbuhan eksofitik yang halus atau granular. 3. Desmoplastic: Tampak lesi dan tidak nyeri 4. Unicystic: disebut juga ameloblastoma intraosseus karena tipe lesi ini kurang agresif dan memiliki ukuran yang lebih kecil daripada tipe solid. Umumnya membentuk kista dentigerous secara klinis maupun radiografis. Tipe ini biasanya menyerang bagian posterior mandibula diikuti dengan regio parasimfisis dan anterior maksila.



3.



Jelaskan secara ringkas patogenesis dari ulkus gaster dan tumor warthin.



Jawab: Ulkus Gaster Ulkus peptikum merupakan penyakit akibat gangguan pada saluran gastrointestinal atas yang disebabkan sekresi asam dan pepsin yang berlebihan oleh mukosa lambung. Helicobacter pylori diketahui sebagai penyebab utama tukak lambung, selain NSAID dan penyebab yang jarang adalah Syndrome Zollinger Ellison dan penyakit Chron disease. Bakteri tersebut terdapat di mukosa lambung dan juga banyak ditemukan pada permukaan epitel di antrum lambung. Helicobacter pylori akan membentuk koloni pada mukosa gaster yang kemudian merilis adhesin untuk selanjutnya merusak sel mukosa sehingga mengakibatkan kerusakan pada gaster (ulkus gaster). Pada penggunaan NSAID yang berkepanjangan dapat menimbulkan penghambatan pada enzim cyclooxygenase menyebabkan faktor inflamasi prostaglandin terbentuk yang selanjutnya akan berdampak pada kerusakan mukosa gaster.



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



Patogenesis ulkus peptikum adalah proses kompleks dan multifaktorial yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara faktor pelindung (lapisan mukus bikarbonat, prostaglandin, aliran darah dan perbaikan selular) dan faktor perusak seperti asam hidroklorat, pepsin, etanol, asam empedu, obat-obatan, dan infeksi bakteri Helicobacter pylori. Faktor lain yang berperan dalam pembentukan ulkus peptikum adalah faktor lingkungan dan pejamu yang akan meningkatkan sekresi asam lambung dan melemahkan tahanan mukosa. Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol dan obat-obatan juga dapat menjadi penyebab terjadinya ulkus peptikum. Stres emosional dan faktor psikososial seringkali merupakan faktor yang berkontribusi dalam patogenesis ulkus peptikum. Tumor Warthin Kebiasaan merokok berhubungan terhadap kejadian tumor Warthin, kekerapannya adalah delapan kali dibanding yang tidak merokok. Diduga tembakau pada rokok menyebabkan metaplasia di kelenjar parotis. Selain itu, paparan radiasi juga meningkatkan risiko terjadinya tumor Warthin. Tumor ini juga banyak ditemukan pada pria usia pertengahan atau tua (60-70 tahun), sering terjadi pada kelenjar parotis dan bilateral. Tanda dan gejala tumor Warthin mirip dengan adenoma pleomorfik. Secara histopatologis, didapatkan infiltrasi limfostik dan proliferasi epitel kistik. Jika tumor ini menyerang kelenjar parotis maka tatalaksana yang dianjurkan adalah dengan parotidektomi superfisial dengan preservasi N. Fascialis untuk mencegah kekambuhan.



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



LEMBAR ASISTENSI



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG



LABORATORIUM ANATOMI, HISTOLOGI DAN PAT. ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG