9 0 1 MB
LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI
Nama
: Shavira Widyanasari
NIM
: 019.06.0086
Kelompok
: Kelas B
Modul
: Blok Integumen
LABORATORIUM TERPADU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR 2021
KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penyusun dapat melaksanakan dan menyusun laporan praktikum histologi yang berjudul “mata dan THT” tepat pada waktunya. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi prasyarat sebagai syarat nilai praktikum histologi dan syarat mengikuti ujian praktikum histologi. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada : 1. Bapak/Ibu Dosen Universitas Islam Al-Azhar yang telah memberikan masukan terkait makalah yang penulis buat. 2. Keluarga yang kami cintai yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Mataram, 22 November 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
1.2 Tujuan Masalah
2
1.3 Manfaat Masalah
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
3
Trakea 4
2.2.
Mata ………………... 4
2.3.
Kelenjar lakrimalis 5
2.4.
Palpebra 5
2.5.
Konjungtiva…….
2.6.
Koklea
2.7.
Epiglottis ……………………………………………………………
2.8.
Dinding kavum nasi………………………………………………..
BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat
8
3.2 Alat Dan Bahan
8
3.3 Cara Kerja
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan
9
BAB V PENUTUP
iii
5.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
15 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kulit beserta turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi spesifik kulit terutama tergantung sifat epidermis. Epitel pada epidermis ini merupakan pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh dan ada kekhususan setempat bagi terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku, dan kelenjar-kelenjar. Kulit terdiri atas 2 lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupa- kan jaringan epitel yang berasal dari ektoderm, sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat yang berasal dari mesoderm. Di bawah dermis terdapat selapis jaringan ikat longgar yaitu hipo- dermis, yang pada
1
beberapa
tempat
terutama
terdiri
dari
jaringan
lemak.
\
Epidermis Epidermis berisi jaringan nonvaskular dan bergantung pada lapisan dermis yang mendasari untuk mendapatkan nutrisi dan pembuangan dengan cara difusi melalui dermoepidermal junction. Epidermis memiliki beberapa jenis sel, yaitu sel keratinosit sebagai sel induk, melanosit yang mengandung pigmen melanin yang berfungsi untuk melindungi dari
2
radiasi sinar ultraviolet (UV), sel langerhans sebagai respon imun, dan sel merkel sebagai mekanoreseptor (Eroschenko, 2010). Menurut Eroschenko, 2010, epidermis memiliki lima lapisan, yaitu : 1. Stratum basal (germinativum)Lapisan dasar epidermis. Lapisan ini terdiri dari satu lapisan sel yang terletak pada membrana basalis. Lapisan ini sebagai induk dari epidermis, sel-selnya bermitosis, bergerak menuju lapisan superfisial, dan mengalami keratinisasi atau peningkatan jumlah filamen keratin intermediet. 2. Stratum spinosum Lapisan ini terletak diatas stratum basal, terdiri dari beberapa lapis sel yang terlihat seperti berduri (karena tonjolan sitoplasma). Pembentukan filamen keratin pada lapisan ini membentuk tonofilamen. 3. Stratum granulosum Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel gepeng dan granula keratohialin diatas stratum spinosum. Granula yang bebas berikatan dengan tonofilamen membentuk keratin. Granula yang terbungkus membran disebut granula lamellosum berfungsi sebagai lapisan lemak yang menutupi kulit sehingga kulit relatif impermiabel terhadap air. 4. Stratum lusidum Lapisan ini translusen dan hanya ada pada kulit tebal, terletak antara stratum granulosum dan stratum korneum. 5. Stratum korneum ,Lapisan kulit yang paling luar. Tersiri dari sel-sel mati yang berisi filamen keratin. Sel-sel superfisial terus dilepaskan atau deskuamasi dan tergantikan oleh sel-sel dari stratum basal yang berada dibawahnya.
Dermis Dermis adalah jaringan ikat tidak teratur yang berada di bawah epidermis. Dermis dan epidermis dipisahkan oleh membrana basalis. Ketebalan lapisan dermis bervariasi dengan yang paling tebal berada di telapak tangan dan kaki dan yang paling tipis di kelopak mata dan penis. 3
Lapisan superfisial dermis tidak rata dan membentuk tonjolan- tonjolan keatas . bagian ini disebut stratum papillare, yang terdiri dari jaringan ikat longgar, kapiler, fibroblas, dan makrofag. Lapisan dermis yang lebih dalam disebut stratum retikulare, yang terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur, terutama kolagen, dan sel-selnya lebih sedikit daripada stratum papillare. Jaringan ikat dermis mengandung banyak pembuluh darah, pembuluh limfe, dan reseptor sensorik seperti corpusculum tactile dan corpusculum lamellosum.
Hipodermis Hipodermis atau lapisan subkutis (tela subcutanea) tersusun atas jaringan ikat dan jaringan adiposa yang membentuk fascia superficial yang tampak secara anatomis. Hipodermis ini terdiri dari sel-sel lemak, ujung saraf tepi, pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Lapisan hipodermis ini memiliki fungsi sebagai penahan terhadap benturan ke organ tubuh bagian dalam, memberi bentuk pada tubuh, mempertahankan suhu tubuh dan sebagai tempat penyimpan cadangan makanan
1.2. Tujuan 1.2.1 Mahasiswa mampu memahami histologi kulit 1.2.2 Mahasiswa mampu mengamati struktur beserta bagian-bagian dari Kulit 1.2.3 Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri jaringan Pada kulit 1.1 Manfaat 1.3.1 Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai histologi kulit 1.3.2 Untuk dapat membedakan bentuk dari setiap komponen kulit 1.3.3 Untuk memahami ciri-ciri jaringan pada kulit
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.2 Thick Skin Kulit tebal (>5 mm) menutupi telapak tangan dan telapak kaki. Lapisan keratin luar secara substansial lebih tebal daripada di bagian lain dari tubuh.Epidermis - epitel berkeratin skuamosa berlapis dibagi menjadi lima strata (atau lapisan).Dermis - jaringan ikat padat tidak teratur yang mendukung epidermis. 1.3 Thin Skin Kulit tipis (1 sampai 2 mm) menutupi sebagian besar tubuh, sedangkan kulit tebal terbatas pada telapak tangan dan telapak kaki.Lapisan keratin sering menjadi copot selama persiapan kulit tipis. Dalam keadaan alami, lapisan keratin akan menempel pada lapisan di bawahnya. Ketebalan stratum korneum kurang dari lapisan seluler.Epidermis - epitel berkeratin skuamosa berlapis dibagi menjadi empat strata (atau lapisan). 1.4 Scalp Koklea merupakan organ pendengaran sebagai sumber informasi kedua setelah fungsi penglihatan. Koklea yang terdiri organ sensorik yaitu organ Corti, berperan penting dalam mentransmisi, mengamplifikasi suara, dan menjaga homeostasis telinga bagian dalam. Organ Corti berisikan epitel sensoris untuk pendengaran yaitu sel-sel rambut, bersama dengan sel-sel pendukung, membran tektorial dan membran basilaris akan membuat sebuah kompleks transduksi suara yang dibutuhkan telinga sebagai fungsi pendengaran primer. 1.5 Nail kuku adalah fitur unik yang memiliki banyak fungsi. Mereka terdiri dari sel-sel kompak, tembus cahaya, keratin di atas jari-jari punggung distal. Seperti rambut, kuku adalah pelengkap ektodermal yang histologinya memiliki kesamaan dan perbedaan dengan kulit. Kuku abnormal dapat disebabkan oleh patologi kuku yang terisolasi atau dapat menjadi manifestasi dari penyakit sistemik yang mendasarinya. Secara histologis, lempeng kuku
5
menyerupai stratum korneum yang dimodifikasi.Seperti stratum korneum, lempeng kuku mengandung keratinosit yang telah kehilangan nukleusnya, yang berkontribusi terhadap tembusnya lempeng kuku.Berlawanan dengan stratum korneum, lempeng kuku memiliki persentase lemak dan air total yang lebih rendah, persentase sistein yang lebih signifikan, dan dengan demikian, banyak ikatan disulfida yang kuat.Selain itu, onikosit lebih datar dan tidak mengalami deskuamasi seperti korneosit. 1.6 Lip Bibir dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian vermilion dan bagian dalam. Bibir bagian dalam dilapisi oleh epitel berlapis pipih dengan keratin dan memiliki struktur sama dengan kulit tipis. Bagian vermilion merupakan bagian merah dari bibir, dilapisi oleh epitel berlapis pipih dengan keratin tetapi tidak memiliki kelenjar sebasea dan folikel rambut. Sedangkan bagian dalam bibir mempunyai struktur sama dengan mukosa rongga mulut dan memiliki kelenjar ludah minor. Otot bibir disusun oleh otot skelet. 1.7 Hair Skin Kulit kepala jelas berbulu dan memiliki banyak kelenjar sebaceous (kelenjar minyak) yang tersebar di atasnya. Kepadatan di mana kelenjar ini ditemukan berarti bahwa kulit kepala biasanya dapat dipengaruhi oleh kista sebaceous. Rambut kulit kepala menonjol dari struktur yang dikenal sebagai folikel rambut, yang terletak di dermis kulit kepala. Folikel rambut terdiri dari lapisan sel yang bekerja sama untuk menopang dan membentuk batang rambut.Rambut menjadi tegak melalui aksi otot halus kecil yang dikenal sebagai otot erector pili. 1.8 Cutis Sebagian besar lapisan cutis terdiri atas serat kolagen yang dibangun oleh tenunan pengikat. Jaringan serat kolagen ini tersusun secara tidak beraturan. Seratnya menuju ke segala arah dan tidak terdapat ujung pangkalnya serta bercabang-cabang. Sepotong serat kolagen sebenarnya terdiri dari serabutserabut yang lebih kecil yang disebut fibril-fibril. Diantara fibril-fibril terdapat substansi interfibril yang merupakan semacam protein cair, substansi ini
6
dibuang dengan maksud melonggarkan tenunan untuk memudahkan proses penyamakan. BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum Sistem Uropoetika : Hari/Tanggal
: Kamis,11 November 2021
Waktu
: 15:10- 16:50 WITA
Tempat
: Laboraturium
Terpadu
1,
Fakultas
Kedokteran,
Universitas Islam Al-Azhar 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : a. Kaca preparat. b. Mikroskop. 3.2.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : a. Preparat Thick Skin b. Preparat Thin Skin c. Preparat Scalp d. Preparat Cutis e. Preparat Hair skin f. Preparat Lip 3.3. Cara Kerja 1. Menyediakan preparat yang akan diamati 2. Mengamati preparat di bawah mikroskop 3. Mengenali setiap bagian preparat 4. Menggambar hasil pengamatan pada buku gambar
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan No
Gambar Hasil Pengamatan
Identifikasi
1. Preparat Thick Skin 40x :
Ductus ekretorius
Stratum koreum
Stratum granulosum
2. Preparat Thin Skin 40x :
Stratum spinosum
Epidermis
8
3. Preparat Lip 40x :
Zona transisi
Orbicularis oris
Kelenjar labialis
4.
Preparat Nail 40 x
9
5. Preparat Scalp 40x :
Musculus arrector pili
Selubung jaringan ikat
Selubung akar rambut dalam
Selubung akar rambut luar
6. Preparat Hair Skin 40x :
Kelenjar sebasea
Folikel rambut
Dermis
10
7.
Preparat Cutis 40x
11
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Jadi dari laporan ini dapat disimpulkan Kulit merupakan merupakan salah satu organ terbesar pada tubuh manusia yang meliputi hampir seluruh permukaan tubuh. Kulit memiliki berbagai fungsi, salah satunya adalah melindungi otot, tulang dan organ internal. Kulit adalah lapisan luar yang menutupi tubuh sebuah vertebrata. Kulit terdiri atas epidermis, dermis, dan hipodermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di lapisan dermis.
12
DAFTAR PUSTAKA diFiore. 2014. Atlas Histologi dengan Kolerasi Fungsional. Edisi 11. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta Junqueira. 2002. Histologi Dasar. Edisi 12. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Sobbota. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Edisi 23. EEG Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Marks, James G; Miller, Jeffery (2006). Lookingbill and Marks' Principles of Dermatology. (4th ed.). Elsevier Inc. ISBN 1-4160-3185-5. Proksch, E; Brandner, JM; Jensen, JM (2008). "The skin: an indispensable barrier.". Experimental Dermatology 17 (12): 1063–72. doi:10.1111/j.16000625.2008.00786.x. PMID 19043850.
13