LAPORAN KASUS DIETETIK 2 Muskuloskeletal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

I.



LATAR BELAKANG Ny. B berusia 67 tahun datang ke RS diantarkan oleh anggota keluarganya dengan keluhan utama punggung terasa nyeri berkepanjangan sejak 6 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat kecelakaan 7 tahun yang lalu yang mengakibatkan patah tulang pada bagian betis kaki sebelah kanan. Tahun lalu Ny. B didagnosis mengalami osteoporosis dan telah melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan selama 1 tahun terakhir. Selama ini untuk mengurangi rasa sakit pada bagian punggung, Ny. B mengonsumsi obat generic yang dapat dibeli di apotek seperti paracetamol atau ibuprofen. Nyeri punggu yang dirasakan oleh Ny. B menyebabkan aktivitas sehari harinya terbatas dan lebih banyak tiduran di kasur. Ny. B saat ini merupakan seorang ibu rumah tangga, namun sebelumnya pasien merupakan seorang buruh pabrik yang bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 6 sore. Pasien tinggal bersama anaknya yang sudah berkeluarga yang bekerja sebagai karyawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki ekonomi menengah. Selama dirawat di rumah sakit Ny.B menggunakan akses pembayaran BPJS. Selama 5 bulan terakhir nafsu makan pasien menurun dan pasien mengalami penurunan BB sebanyak 3 kg. Hasil pemeriksaan antropometri saat masuk RS munjukkan bahwa Ny. B memiliki BB 42 kg, TB 163 cm, dan LiLA 19 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium Ny. B adalah sebagai berikut: serum Ca 6,2 mg/dL, serum fosfor 5,9 mg/dL, serum 25-hydroxyvitamin D 14 ng/mL, serum protein 5,1 g/dL, Ca urin 105 mg/24 jam, ureum 43,6 mg/dL, kreatinin 0,73 mg/dL, dan skor T DEXA -1,8 (densitas tulang). Secara fisik, Ny. B terlihat kurus. Saat di RS pasien dalam kondisi sadar, TD 130/80 mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,5oC. Pasien memiliki kebiasaan makan 3x sehari berupa makanan pokok, lauk pauk, dan buah-buahan, serta mengonsumsi snack. Makanan pokok berupa nasi 3x/hari sebanyak 1 penukar. Lauk pauk hewani 1 penukar/hari berupa telur, ayam atau ikan asin. Lauk pauk nabati dikonsumsi sebanyak 2 penukar/hari berupa tahu dan tempe. Lauk pauk hewani dan nabati biasanya diolah dengan cara digoreng. Ny. B memiliki kebiasaan mengonsumsi buah



terutama pisang 3 penukar/minggu dan semangka 2 penukar/minggu. Pasien sering mengonsumsi gorengan sebagai snack sebanyak 1 penukar/hari berupa bakwan atau tahu isi. Ny. B jarang mengonsumsi sayuran hijau, sayur yang sering di konsumsi adalah bening bayam kurang lebih 2x/minggu sebanyak 1 penukar. Ny. B mengonsumsi air putih secara cukup dan 1x/hari minum teh manis dengan gula sebanyak 2 sdt. Setelah didiagnosis mengalami osteoporosis, Ny. B rutin mengonsumsi susu tinggi kalsium 1x/hari sebanyak 1 gelas. Selama di RS menerima diet dengan konsistensi makanan biasa dan 1 gelas susu setiap hari, namun pasien hanya dapat menghabiskan ⅓ porsi makanan yg disajikan. Selain makanan dari RS, pasien mengonsumsi cemilan berupa roti tawar dan biskuit jika merasa lapar. Pasien dan keluarga pasien sudah pernah mendapatkan edukasi gizi sebelumnya namun tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.



II.



SKRINING (DATA UMUM) A. Metode Skrining Pada kasus ini,dilakukan identifikasi pada Ny. B dengan metode MST (Malnutrition Screening Tools) B. Skrining Tabel 1. Skrining Gizi Tn. B No Parameter 1. Apakah pasien mengalami pernurunan berat badan yang tidak direncanakan/tidak diinginkan 6 bulan terakhir? [ ] tidak [] tidak yakin (ada tanda baju menjadi lebih longgar) [✓] ya, ada penurunan berat badan sebanyak a. 1-5 kg b. 6-10 kg c. 11-15 kg d. >15 kg e. Tidak tahu berapa kg penurunannya 2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/kesulitan menerima makanan? [ ] tidak [✓] ya 3 Pasien dengan diagnosis khusus [✓] ya [ ] tidak (diabetes melitus/imunitas menurun/diare/hipertensi/gangguan jantung/gangguan ginjal/post partum/post SC/kehamilan dengan atau tanpa penyulit) TOTAL SKOR C. Kesimpulan Skrining



skor



0 2 1 2 3 4 2



0 1 -



3



Berdasarkan formulir MST diatas,didapatkan hasil bahwa total skor pasien adalah 3. Oleh karena itu,status gizi pasien adalah berisiko malnutrisi sehingga dianjurkan untuk konsultasi pada ahli gizi/dokter spesialis gizi.



III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI A. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH) Tabel 2. Data Riwayat Pasien (CH) Domain CH 1. 1. 1



Data Pasien



Umur



67 tahun



Interpretasi Data Pasien berumur 67 tahun tergolong ke dalam usia lanjut.



CH 1. 1. 2



Gender



Perempuan



Pasien berjenis kelamin perempuan.



CH 1.1.7



Kedudukan



di Ibu



keluarga CH 1.1.10



Mobility



Susah selama



CH 2. 1. 1



Keluhan Pasien



berjalan Pasien mengalami susah beberapa berjalan



serta



lebih



bulan terakhir.



banyak tiduran di Kasur.



Nyeri punggung



Pasien memiliki keluhan utama yaitu punggung terasa



nyeri



berkepanjangan sejak 6 bulan terakhir. CH 2.1.10



Musculoskeletal Osteoporosis



Tahun



lalu



didagnosis



Ny.



B



mengalami



osteoporosis dan telah melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan selama 1 tahun terakhir. CH 3.1.1



Faktor Ekonomi



Sosio Status



ekonomi Pasien memiliki status



menengah.



ekonomi



menengah



kebawah CH 3.1.6



Pekerjaan



Dulu: buruh pabrik



Saat



ini



pasien



Saat ini: ibu rumah merupakan seorang ibu tangga



rumah



tangga,



sebelumnya



namun pasien



merupakan seorang buruh pabrik yang bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 6 sore. Ny. B merupakan seorang perempuan berusia 67 tahun yang tidak bekerja, untuk kebutuhan hidup sehari-hari dibantu oleh anaknya yang bekerja sebagai wiraswasta. Pasien tinggal bersama anaknya yang sudah berkeluarga. Pasien memiliki keluhan utama yaitu punggung terasa nyeri berkepanjangan sejak 6 bulan terakhir. Pasien susah berjalan serta lebih banyak tiduran di Kasur. Tahun lalu pasien didagnosis mengalami osteoporosis dan telah melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan selama 1 tahun terakhir. Pasien memiliki status ekonomi menengah kebawah. Saat ini pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, namun sebelumnya pasien merupakan seorang buruh pabrik yang bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 6 sore. B. Pengkajian Riwayat Terkait Gizi / Makanan (FH) Tabel 3. Data Riwayat Makanan (FH) Domain FH 1.1.1



Asupan



Data Pasien



Interpretasi Data



SMRS: 1503,2



Energi Total FH 1.2.2.3 Pola makan / Makan 3x sehari dan Pasien snack



snack



memiliki



kebiasaan



makan



3x sehari berupa makanan lauk



pokok,



pauk,



dan



buah-buahan serta snack. FH.1.2.2.5 Variasi makanan



SMRS : Makan 3x sehari dan snack •



Nasi 3P/hari







Telur, / ayam/ ikan asin 1P/hari







Tahu 1P/hari







Tempe 1P/hari







Pisang 3P/minggu







Semangka 2P/minggu







Bakwan



atau



tahu isi 1P/hari •



Bayam 2x/minggu 1P







Air putih cukup







Teh 1x/hari







Gula



pasir



2



sdt/hari •



Susu



tinggi



kalsium 1x/hari 1 gsls MRS : Makanan biasa 1/3 porsi dan 1 gelas susu/hari,



serta



cemilan berupa roti tawar dan biskuit FH 1.5.1



Asupan



SMRS: 71,3 gr



Lemak Total FH 1.5.2



Asupan Protein Total



SMRS: 50,4 gr



FH 1.5.3



Asupan



SMRS:171,0 gr



Karbohidrat Total FH 1.6.1.1 Asupan



SMRS: 1685,2 mcg



Vitamin A FH 1.6.1.3 Asupan



SMRS: 0,4 mcg



Vitamin D FH 1.6.1.5 Asupan



SMRS: -



Vitamin K FH 1.6.2.1 Asupan



SMRS: 756,5 mg



Kalsium FH 1.6.2.5 Asupan



SMRS: 1082,8 mg



Kalium FH 1.6.2.7 Asupan



SMRS: 453,4 mg



Natrium FH 2.1.2.2 Diet konseling



/ Sudah pernah



Pasien dan keluarga



/



sudah



pernah



edukasi masa



mendapatkan



lalu



edukasi



gizi



sebelumnya namun tidak



diterapkan



dalam



kehidupan



sehari-hari FH 3.1.1



Obat



Paracetamol dan ibu Pasien profen.



mengonsumsi obat generic yang dapat dibeli



di



apotek



seperti paracetamol atau



ibuprofen



untuk



mengatasi



nyeri punggung.



FH 7.3



Riwayat



Terbatas



Nyeri



aktivitas fisik



punggung



yang dirasakan oleh pasien menyebabkan aktivitas



sehari-



harinya terbatas dan lebih



banyak



tiduran di kasur.



Berdasarkan data riwayat asupan makan, Pasien memiliki pola makan 3x makanan utama dan snack.



Saat dirumah sakit, pasien



mengkonsumsi Makanan biasa 1/3 porsi dan 1 gelas susu/hari, serta cemilan berupa roti tawar dan biscuit. Pasien sering mengkonsumsi makanan yang digoreng. Pasien mengonsumsi obat generic yang dapat dibeli di apotek seperti paracetamol atau ibuprofen untuk mengatasi nyeri punggung. Nyeri punggung yang dirasakan oleh pasien menyebabkan aktivitas sehari-harinya terbatas dan lebih banyak tiduran di kasur. Pasien dan keluarga sudah pernah mendapatkan edukasi gizi sebelumnya namun tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. C. Pengkajian Antropometri (AD) Table 4. Data Antropometri (AD) Domain



Data Pasien



AD 1.1.1



Tinggi Badan



163 cm



AD 1.1.2



Berat Badan



42 kg



AD 1.1.4



Perubahan



Mengalami



BB



penurunan dalam



5



Interpretasi



BB bulan



terakhir AD 1.1.5



IMT



15,81 kg/m2



Underweight berdasarkan klasifikasi IMT cut off Asia.



AD 1.1.7



Body



LILA: 19 cm



Underweight



Compartment % LILA= 63,55% estimates Berdasarkan data antropometri, pasien memiliki tinggi badan 163 cm, berat badan 42 kg, dengan IMT 15,81 kg/m2 sehingga tergolong underweight. Pasien mengalami penurunan BB dalam 5 bulan terakhir. Pasien memiliki LILA: 19 cm dan % LILA= 63,55% yang tergolong underweight. D. Pengkajian Data Biokimia (BD) Table 5. Data Biokimia (BD) Domain



Data Pasien



Nilai Normal



Interpretasi



BUN (Ureum)



43,6 mg/dL



8-23 mg/dL



Tinggi 1



Kreatinin



0,73 mg/dL



0,6-1,1 mg/dL



Normal



Serum kalsium



6,2 mg/dL



8,7-10,3 mg/dL



Kurang 1



Serum fosfor



5,9 mg/dL



3-4,5 mg/dL



Tinggi 1



BD



Vitamin D 25- 14 ng/mL



25-80 ng/mL



Rendah 1



1.13.3



Hydroxy



BD



Serum protein



5,1 g/dL



6-8 g/dL



Rendah



BD



Kalsium urin



105 mg/24 jam



20-275



BD 1.2.1 BD



1



1.2.2 BD 1.2.9 BD 1.2.11



mg/24 Normal



jam BD



T-DEXA



-1,8



>-1



Rendah (massa tulang rendah)



Berdasarkan data biokimia, pasien memiliki nilai vitamin D 25Hydroxy, serum protein, dan T-DEXA yang rendah. Selain itu, pasien memiliki kadar ureum dan serum fosfor tinggi. Kemudian untuk kadar kreatinin dan kalsium urin normal.



E. Pengkajian Data Klinis / Fisik (PD) Table 6. Data Fisik / Klinis (PD) Domain PD 1.1.1



PD 1.1.4



Data Pasien



Keterangan



Penampilan



Tidak ada edema dan



Keseluruhan



tidak terlihat kurus.



Ekstremitas otot Nyeri punggung



Nyeri punggung yang



dan tulang



dialami



pasien



berkaitan



dengan



osteoporosis



dan



riwayat kecelakaan 7 tahun



yang



lalu



mengakibatkan patah tulang pada bagian betis



kaki



sebelah



kanan PD 1.1.5



Sistem



Penurunan



pencernaan



makan



nafsu Paisen



mengalami



penurunan



(mulut-rektum)



nafsu



makan selama 5 bulan terakhir



PD 1.1.9



Tanda Vital



Tekanan



darah



= Pasien



130/80 mmHg



memiliki



tekanan darah tinggi (normal



:



2,maka pasien dikategorikan beresiko malnutrisi.4 Berdasarkan formulir MST, didapatkan total skor pasien adalah 3. Oleh karena itu,status gizi pasien adalah berisiko malnutrisi sehingga dianjurkan untuk konsultasi pada ahli gizi/dokter spesialis gizi. Setelah skrining, dilakukan pengkajian gizi. Ny. B merupakan seorang perempuan berusia 67 tahun yang tidak bekerja, untuk kebutuhan hidup sehari-hari dibantu oleh anaknya yang bekerja sebagai wiraswasta. Pasien tinggal bersama anaknya yang sudah berkeluarga. Pasien memiliki keluhan utama yaitu punggung terasa nyeri berkepanjangan sejak 6 bulan terakhir. Pasien susah berjalan serta lebih banyak tiduran di Kasur. Tahun lalu pasien didagnosis mengalami osteoporosis dan telah melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan selama 1 tahun terakhir. Pasien memiliki status ekonomi menengah kebawah. Saat ini pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, namun sebelumnya pasien merupakan seorang buruh pabrik yang bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 6 sore.



Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Osteoporosis terjadi Ketika proses pengikisan tulang dan pembentukan tulang menjadi tidak seimbang. Sel-sel yang menyebabkan pengikisan tulang (osteoklas) mulai membuat kanal dan lubang dalam tulang leih cepat daripada kerja sel-sel pemicu pembentukan tulang (osteoblast) yang membuat baru untuk mengisi lubang tersebut sehingga tulang menjadi rapuh.5 Penyebab osteoporosis bersumber dari factor yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Kator resiko yang tidak dapat dikendalikan diantaranya: jenis kelamin, usia, ras, Riwayat keluarga, tipe tubuh, menopause. Sedangkan factor resiko yang dpat dikendalikan antara lain, kurang aktivitas atau olahraga, pola makan kurang baik, merokok, minum alkohol, konsumsi kafein, dan penggunaan obatobatan. 6 Osteoporosis merupakan salah satu bentuk kelainan pada tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang secara keseluruhan disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang berkibat menurunnya kekuatan tulang. Osteoporosis merupakan kondisi dimana kepadatan massa tulang atau kalsium dalam tulang mempunyai t-score (standar nilai pengukuran densitas tulang) dibawah -2,5. Puncak massa tulang tercapai Ketika seseorang berusia sekitar 30 tahun dan setelah itu massa tulang akan berkurang hingga terjadinya osteoporosis dikarenakan mulai terjadinya ketidakseimbangan proses remodeling tulang. Massa tulang akan berkurang secara bertahap setelah umur 30 tahun. Lansia dapat terhindar dari osteoporosis dini jika bisa menjaga tulang-tulangnya tetap kuat selagi muda. Massa tulang yang tinggi berarti tulang kuat dan sehat sehingga tidak mudah keropos dan rapuh. 6 Berdasarkan data riwayat asupan makan, Pasien memiliki pola makan 3x makanan utama dan snack. Saat dirumah sakit, pasien mengkonsumsi Makanan biasa 1/3 porsi dan 1 gelas susu/hari, serta cemilan berupa roti tawar dan biscuit. Pasien sering mengkonsumsi makanan yang digoreng. Pasien mengonsumsi obat generic yang dapat dibeli di apotek seperti paracetamol



atau ibuprofen untuk mengatasi nyeri punggung. Nyeri punggung yang dirasakan oleh pasien menyebabkan aktivitas sehari-harinya terbatas dan lebih banyak tiduran di kasur. Pasien dan keluarga sudah pernah mendapatkan edukasi gizi sebelumnya namun tidak diterapkan dalam kehidupan seharihari. Berdasarkan data antropometri, pasien memiliki tinggi badan 163 cm, berat badan 42 kg, dengan IMT 15,81 kg/m2 sehingga tergolong underweight. Pasien mengalami penurunan BB dalam 5 bulan terakhir. Pasien memiliki LILA: 19 cm dan % LILA= 63,55% yang tergolong underweight. Berdasarkan data biokimia, pasien memiliki nilai vitamin D 25-Hydroxy, serum protein, dan T-DEXA yang rendah. Selain itu, pasien memiliki kadar ureum dan serum fosfor tinggi. Kemudian untuk kadar kreatinin dan kalsium urin normal. Berdasarkan data fisik, keadaan umum pasien yaitu tidak ada edema dan tidak terlihat kurus. Pasien mengalami nyeri punggung yang berkaitan dengan osteoporosis



dan riwayat kecelakaan 7 tahun yang



lalu



mengakibatkan patah tulang pada bagian betis kaki sebelah kanan. Kemudian pasien memiliki denyut nadi, suhu tubuh, pernapasan, dan tekanan darah normal. Setelah melakukan pengkajian, dilakukan diagnosis gizi pada Ny. B. Berdasarkan asessmen yang dilakukan, diagnosis gizi Ny. B yaitu Asupan kalsium inadekuat.berkaitan dengan Rendahnya pengetahuan tentang gizi yang ditandai dengan Serum kalsium rendah sebesar 6,2 mg/dL dan Underweight berkaitan dengan Rendahnya asupan energi ditandai dengan Asupan MRS pasien hanya 1/3 porsi, penurunan nafsu makan, serta IMT 15,81 kg/m2. Setelah itu dilakukan intervensi gizi dengan pemberian diet pada pasien. Diet merupakan pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi setiap hari agar kesehatan seseorang tetap terjaga, sedangkan



terapi diet yang memanfaatkan diet yang berbeda dengan diet orang normal untuk mempercepat kesembuhan dan memperbaiki status gizi.7 Diet yang diberikan kepada pasien yaitu Diet Makanan Biasa. Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur, dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada pola menu seimbang dan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan baginorang dewasa sehat. Makanan biasa diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus (diet). Walaupun tidak ada pantangan secara khusu, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang pada saluran cerna. Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan. 3 Syarat diet makanan biasa antara lain, energi sesuai kebutuhan normal orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat, protein 10-15% dari kebutuhan energi total, lemak 10-25% dari kebutuhan energi total, karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi total, cukup minerl, vitamin, kaya serat, makanan tidak merangsang saluran cerna, serta makanan sehari-hari beranekaragam dan bervariasi. Indikasi pemberian Makanan biasa yaitu diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan dengan penyakitnya. Kemudian makanan yang tidak dianjurkan pada diet ini yaitu makanan yang merangsang, seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu berbumbu, dan minuman yang mengandung alkohol. 3 Setelah memberikan diet, diberikan juga rekomendasi menu yang sesuai dnegan kebutuhannya. Perhitungan makronutrien berdasarkan energi, serta kebutuhan mikronutrien didapatkan dengan melihat tabel AKG. Persentase kecukupan zat gizi dihitung dengan cara membandingkan rata-rata asupan selama 3 hari dengan kebutuhan. Cut off pada zat gizi makro dan serat yaitu, 110% (lebih). Sedangkan cut off untuk zat gizi mikro yaitu, 70% (lebih).8



Selain itu, intervensi juga dikakukan dengan pemberian konseling dan edukasi gizi kepada pasien dan keluarganya. Intervensi konseling gizi adalah proses pemberian dukungan pada pasien dan atau keluarga pasien yang ditandai dengan hubungan kerjasama antara konselor dengan pasien/keluarga pasien dalam menentukan prioritas, tujuan/target, merangcang rencana kegiatan yang dipahami, dan membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisi dan menjaga kesehatan. Tujuan konseling gizi yaitu meningkatkan motivasi pelaksanaan dan penerimaan diet yang dibutuhkan pasien. 9 Tahap akhir dalam proses asuhan gizi terstandar ini yaitu pemberian perencanaan monitoring dan evaluasi gizi pada pasien. Monitoring dan evaluasi gizi bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan pasien dan apakah tujuan atau hasil yang diharapkan telah tercapai. Hasil asuhan gizi diharapkan mampu menunjukkan perubahan perilaku dan status gizi yang lebih baik.9 VIII. PENUTUP / KESIMPULAN Berdasarkan hasil proses asuhan gizi terstandar pada Ny. B didapatkan hasil bahwa Ny. B didiagnosis mengalami osteoporosis dengan keluhan nyeri dibagian punggung. Diet yang tepat untuk Ny. B yaitu diet makanan biasa. Berdasarkan hasil diagnosis gizi, intervensi yang dapat dilakukan yaitu pemberian diet, edukasi serta konseling gizi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan terhadap penyakit dan pola hidup sehat Ny. B.



IX. LAMPIRAN A. Leaflet Diet



B. Leaflet URT



C. Perhitungan 𝐵𝐵(𝑘𝑔)



1. 𝐼𝑀𝑇 = 𝑇𝐵2(𝑚) 42



= 1,632



= 15,81 𝑘𝑔/𝑚2 𝐿𝐼𝐿𝐴 2. % 𝐿𝐼𝐿𝐴 = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐿𝐼𝐿𝐴 × 100% 19 = × 100% 29,9 𝑐𝑚 = 63,5% (𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡) 3. Berat Badan Ideal (BBI) 𝐵𝐵𝐼 = (𝑇𝐵 − 100) − 10%(𝑇𝐵 − 100) = (163 − 100) − 10%(163 − 100) = 56,7 𝑘𝑔 4. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi a. 𝐵𝑀𝑅



= 655 + (9,6 × 𝐵𝐵) + (1,8 × 𝑇𝐵) − (4,7 × 𝑈) = 655 + (9,6 × 42) + (1,8 × 163) − (4,7 × 67) = 655 + 403,2 + 293,4 − 314,9 = 1036,7 𝑘𝑘𝑎𝑙



b. 𝑅𝐸𝐸



= 𝐵𝑀𝑅 × 𝐹𝐴 × 𝐹𝑆 − 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑢𝑠𝑖𝑎 = 1036,7 × 1,3 × 1,3 − 10% = 1576,8 𝑘𝑘𝑎𝑙



c. 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 = =



15% × 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 4



15% × 1576,8 4



= 59,13 𝑔 d. 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 =



20% ×𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖



=



9



20% × 1576,8 9



= 35,04 𝑔 e. 𝐾𝐻



= =



65% × 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 4



65% × 1576,8 4



= 256,23 𝑔



D. Asupan Pasien SMRS Tabel 17. SQ FFQ SMRS Tn. B Teknik pengolahan (kebiasaan)



Nama Bahan Makanan



grg Nasi beras giling putih PROTEIN HEWANI Telur Ayam Ikan asin PROTEIN NABATI Tahu Tempe SAYURAN Bayam BUAH-BUAHAN Semangka Pisang SERBA SERBI Minyak kelapa sawit Gula pasir Susu tinggi kalsium Lain-lain Bakwan Tahu isi



tms



Frekuensi Konsumsi Hari



rbs



Minggu x/mgg



x/hr



Bulan x/bln



berat matang (g)



URT



x/hr



grg



3



1P



v v v



1 1 1



1/3 P 1/3 P 1/3 P



v v



1 1



1P 1P



V



Berat mentah (n)



Porsi per kali makan



2



1P



1 1



2P 3P



tms



rbs 100



Ratarata frek/hr (f)



40



3



120



20,4 11,5 5,5



18,33 18,33 5



1 1 1



18,33 18,33 5



61,1 50



110 50



1 1



110 50



100



2/7



28,57



240 150



1/7 1/7



34,29 21,43



100



29,6



v v



1 1



2 sdt 1 gls



1 1



½P ½P



Rata-rata asupan gr/hari (n x f)



50 50



29,6



10 200



1 1



10 200



50 50



1 1



50 50



E. Analisis Zat Gizi SMRS ========================================================



Analysis of the food record SMRS ======================================================== Food Amount energy carbohydr. _______________________________________________________________ beras putih giling 120 g telur ayam 18.33 g daging ayam 18.33 g ikan asin kering 5g tahu 110 g tempe kedele murni 50 g bayam segar 28.57 g semangka 34.29 g pisang ambon 21.43 g minyak kelapa sawit 29.6 g gula pasir 10 g cireng/bakwan 50 g tahu isi 50 g susu hilo coklat tinggi kalsium rendah lemak200 g



433,1 kcal 28,4 kcal 52,2 kcal 15,3 kcal 83,6 kcal 99,5 kcal 10,6 kcal 11,0 kcal 19,7 kcal 255,2 kcal 38,7 kcal 270,0 kcal 55,9 kcal 130,0 kcal



95,4 0,2 0,0 0,0 2,1 8,5 2,1 2,5 5,0 0,0 10,0 19,6 3,6 22,0



g g g g g g g g g g g g g g



Meal analysis: energy 1503,2 kcal (100 %), carbohydrate 171,0 g (100 %)



========================================================



Result ======================================================== Nutrient analysed recommended percentage content value value/day fulfillment _______________________________________________________________ _______________ energy 1503,2 kcal 2036,3 kcal 74 % water 0,0 g 2700,0 g 0% protein 50,4 g(13%) 60,1 g(12 %) 84 % fat 71,3 g(41%) 69,1 g(< 30 %) 103 % carbohydr. 171,0 g(45%) 290,7 g(> 55 %) 59 % pantoth. acid 2,3 mg 6,0 mg 39 % dietary fiber 6,1 g 30,0 g 20 % biotine 0,0 µg 45,0 µg 0% alcohol 0,0 g niacineequiv. 0,0 mg 13,0 mg 0% PUFA 18,8 g 10,0 g 188 % cholesterol 100,2 mg Vit. A 1685,2 µg 800,0 µg 211 % Vit. B12 0,6 µg 3,0 µg 20 %



carotene Vit. K Vit. D Vit. E (eq.) Vit. B1 Vit. B2 niacine Vit. B6 tot. fol.acid Vit. C sodium potassium calcium magnesium phosphorus iron zinc fluorine iodine



0,0 mg 0,0 µg 0,4 µg 3,1 mg 0,4 mg 0,4 mg 6,0 mg 0,8 mg 100,4 µg 15,3 mg 453,4 mg 1082,8 mg 756,5 mg 236,8 mg 477,1 mg 9,7 mg 4,1 mg 0,0 µg 0,0 µg



60,0 µg 5,0 µg 12,0 mg 1,0 mg 1,2 mg 1,2 mg 400,0 µg 100,0 mg 2000,0 mg 3500,0 mg 1000,0 mg 310,0 mg 700,0 mg 15,0 mg 7,0 mg 3,0 µg 200,0 µg



0% 8% 25 % 35 % 35 % 69 % 25 % 15 % 23 % 31 % 76 % 76 % 68 % 65 % 59 % 0% 0%



F. Analisis Zat Gizi pada Rekomendasi Menu ========================================================



Analysis of the food record ======================================================== Food Amount energy carbohydr. _______________________________________________________________ beras putih giling tahu Carrot fresh telur ayam jeruk manis gula pasir tempe kedele murni bayam segar Carrot fresh beras putih giling pepaya tahu daging sapi beras putih giling ikan bandeng kangkung minyak kelapa sawit pisang ambon



60 g 55 g 50 g 55 g 110 g 10 g 50 g 75 g 25 g 40 g 110 g 60 g 17,5 g 40 g 50 g 100 g 5g 50 g



216,5 kcal 41,8 kcal 12,9 kcal 85,3 kcal 51,8 kcal 38,7 kcal 99,5 kcal 27,8 kcal 6,5 kcal 144,4 kcal 42,9 kcal 45,6 kcal 47,1 kcal 144,4 kcal 41,9 kcal 15,1 kcal 43,1 kcal 46,0 kcal



47,7 1,0 2,4 0,6 13,0 10,0 8,5 5,5 1,2 31,8 10,8 1,1 0,0 31,8 0,0 2,1 0,0 11,7



g g g g g g g g g g g g g g g g g g



Biscuits 60 g susu hilo coklat tinggi kalsium rendah lemak200 g



299,1 kcal 35,7 g 130,0 kcal 22,0 g



Meal analysis: energy 1580,3 kcal (100 %), carbohydrate 237,0 g (100 %)



========================================================



Result ======================================================== Nutrient analysed recommended percentage content value value/day fulfillment _______________________________________________________________ _______________ energy 1580,3 kcal 2036,3 kcal 78 % water 70,2 g 2250,0 g 3% protein 63,6 g(16%) 60,1 g(12 %) 106 % fat 44,7 g(24%) 69,1 g(< 30 %) 65 % carbohydr. 237,0 g(59%) 290,7 g(> 55 %) 82 % pantoth. acid 4,2 mg 6,0 mg 71 % dietary fiber 16,3 g 30,0 g 54 % biotine 5,6 µg 45,0 µg 12 % alcohol 0,4 g niacineequiv. 1,4 mg 15,0 mg 10 % PUFA 7,9 g 10,0 g 79 % cholesterol 351,5 mg Vit. A 2540,9 µg 1000,0 µg 254 % Vit. B12 2,3 µg 3,0 µg 76 % carotene 5,9 mg Vit. K 42,5 µg 80,0 µg 53 % Vit. D 6,2 µg 5,0 µg 123 % Vit. E (eq.) 7,0 mg 13,0 mg 54 % Vit. B1 0,7 mg 1,1 mg 65 % Vit. B2 0,9 mg 1,3 mg 72 % niacine 8,3 mg Vit. B6 1,6 mg 1,5 mg 105 % tot. fol.acid 328,8 µg 400,0 µg 82 % Vit. C 186,5 mg 100,0 mg 187 % sodium 350,9 mg 2000,0 mg 18 % potassium 2456,4 mg 3500,0 mg 70 % calcium 1059,4 mg 1000,0 mg 106 % magnesium 342,5 mg 350,0 mg 98 % phosphorus 817,3 mg 700,0 mg 117 % iron 15,3 mg 10,0 mg 153 % zinc 6,7 mg 10,0 mg 67 % fluorine 46,7 µg 4,0 µg 1166 % iodine 11,9 µg 180,0 µg 7%



DAFTAR PUSTAKA 1.



Kementerian, K. R. Pedoman Interpretasi Data Klinik. (2011).



2.



Kemenkes, R. I. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Jakarta, Kemenkes RI (2019).



3.



Almatsier, S. Prinsip dasar ilmu gizi. (2006).



4.



Ashra, R. F. Perbandingan Penilaian Status Nutrisi Menggunakan MST (Malnutrition Screening Tool) Dan SGA (Subjective Global Assessment) Dalam Menilai Status Nutrisi Terhadap Kejadian Luka Tekan Pada Pasien Di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Achmad Mochtar. J. Kesehat. Prima Nusant. Vol. 8, 132 (2017).



5.



Alexander, I. M. & Knight, K. A. 100 tanya jawab mengenai osteoporosis dan osteopenia. Edina T, Sofia, Penerjemah). Jakarta Indeks (2010).



6.



Lesmana, H. S. & Broto, E. P. Olahraga Upaya Preventif Osteoporosis Dini. J. Performa Olahraga 2, 32–41 (2017).



7.



Carolina, Y., Basit, M. & Rachman, A. HUBUNGAN PELAKSANAAN DIET TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016. J. Keperawatan Suaka Insa. 1, 1–10 (2016).



8.



Fandar, Tantri & Budi. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi X: Presentasi dan Poster. (LIPI Press, 2014).



9.



Meilasari, E. PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK STADIUM V DENGAN HIPERKALEMIA, AKUT ABDOMEN, DAN LEUKOSITOSIS DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. (2021).