Laporan Kasus Septum Deviasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Laporan Kasus Dini Mudira Sari 2010730027



Pembimbing: dr. Fitriah Shebubakar, Sp. THT



IDENTITAS PASIEN • • • • • •



Nama : Tn. DS Umur : 25 Tahun Alamat : Cipinang Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Tanggal berobat : 19 Maret 2015



Anamnesis Keluhan Utama • Pasien mengeluh hidung sebelah kanan sering tersumbat sejak ± 3 bulan yang lalu.



Riwayat Penyakit Sekarang • Pasien datang ke Poliklinik THT mengeluh hidung tersumbat sebelah kanan. Keluhan dirasakan pertama kali sejak 1 tahun yang lalu, hilang timbul. Namun sejak 3 bulan yang lalu keluhan dirasakan lebih sering. Keluhan ini hampir setiap hari dirasakan, lebih sering pada saat malam hari. Pasien mengatakan keluhan berkurang ketika tidur dengan menggunakan bantal yang tinggi. Pasien juga mengeluh nyeri disekitar pipi dan mata sebelah kanan sampai ke kepala bagian kanan. Mata kanan dirasakan seperti menonjol. Sesak dirasakan sesekali saat hidung tersumbat. Pasien memiliki riwayat jatuh dari motor pada tahun 2007. Keluhan demam, nyeri tenggorokan, telinga berdenging, gangguan pendengaran, pembesaran KGB dan riwayat berat badan menurun disangkal.



Riwayat Penyakit Dahulu • Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan seperti ini. Pasien memiliki riwayat gigi berlubang. Penyakit asma, hipertensi dan diabetes melitus disangkal.   Riwayat Penyakit Keluarga • Riwayat penyakit yang sama dikeluarga disangkal.   Riwayat Pengobatan • Pasien tidak pernah berobat ke poliklinik THT sebelumnya.   Riwayat Alergi • Riwayat alergi dingin, debu, obat dan makanan disangkal.   Riwayat psikososial • Riwayat merokok, minum alcohol dan mengkonsumsi obatobatan terlarang disangkal.



Pemeriksaan Fisik • Keadaan Umum : Tampak sakit ringan • Kesadaran : Compos mentis Tanda-tanda Vital • Tekanan Darah : 110/70 MmHg • Nadi : 88x/menit, kuat, reguler • Suhu : 36.2ºC • Frekuensi Napas : 22x/menit



Status Generalis • Kepala : normocephal • Mata : konjungtiva anemis (-/-), konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) isokor • Telinga : lihat status lokalis • Hidung : lihat status lokalis • Mulut : bibir kering(-), stomatitis(-), lidah kotor dan tremor(-), karies gigi (+) • Tenggorok : lihat status lokalis • Leher : lihat status lokalis



• Thorax – Inspeksi



: normochest, simetris, retraksi dinding dada (-) – Palpasi : tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas – Perkusi : sonor pada semua lapang paru – Auskultasi: suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)



• Jantung – Inspeksi : tidak dilakukan – Palpasi : tidak dilakukan – Perkusi : tidak dilakukan – Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, bising jantung (-)



• Abdomen – Inspeksi : ruam makulopapular (-) – Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-) – Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen – Auskultasi: bising usus (+) normal



• Ekstremitas – Superior : akral hangat, udem (-/-), RCT < 2 detik – Inferior : akral hangat, udem (-/-), RCT < 2 detik.



TELINGA



TELINGA



(-)



eutrof



hipertro f



HIDUNG



(+)



TENGGOROKAN



T1-T1



RESUME Dari anamnesis didapatkan hidung sebelah kanan tersumbat sejak 1 tahun yang lalu, namun sejak 3 bulan yang lalu bertambah sering. Keluhan ini hampir setiap hari dirasakan, lebih sering pada saat malam hari dan berkurang ketika tidur dengan menggunakan bantal yang tinggi. keluhan disekitar nyeri pada pipi dan mata sebelah kanan sampai ke kepala bagian kanan. Mata kanan dirasakan seperti menonjol. Sesak dirasakan sesekali saat hidung tersumbat. Pemeriksaan fsik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dan kesadaran compos mentis. Pada status lokalis : • Hidung : deviasi ke kanan • Sinus paranasal : Palpasi : nyeri tekan pada: pipi (+/-), dahi (+/-) • Kavum nasi : Sempit (+/-) • Concha : Hipertrof (-/+) • Mukosa faring : Hiperemis (+) • Gigi : gigi caries (+), impaksi (+)



DIAGNOSIS • Sinusitis maxillaris dextra et causa septum deviasi   PLANNING Pemeriksaan penunjang : • Pemeriksaan Naso-endoskopi • Pemeriksaan foto polos posisi Waters, PA dan Lateral  • Pemeriksaan CT Scan • Pemeriksaan Laboratorium   Terapi : • Antibiotik • Dekongestan oral • Dekongestan topikal 2-3 semprot selama 3 x 1 • Dipanaskan (diatermi) • Pembedahan  jika 2 bulan pengibatan tidak ada respon



Edukasi : • Antibiotik harus dihabiskan • Periksa gigi ke dokter gigi • Istirahat yang cukup Prognosis • Ad vitam : dubia ad bonam • Ad fungsionam : dubia ad bonam • Ad sanantionam : dubia ad bonam



Tinjauan Pustaka SEPTUM DEVIASI • Bentuk septum normal adalah lurus ditengah rongga hidung tetapi pada orang dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna digaris tengah. • Deviasi septum yang ringan tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi cukup berat, menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi.



Etiologi • Penyebab yang paling sering adalah trauma. Trauma dapat terjadi sesudah lahir, pada waktu partus atau bahkan pada masa janin intrauterine. Penyebab lainnya adalah ketidak-seimbangan pertumbuhan. Tulang rawan septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior telah menetap. Dengan demikian terjadilah deviasi pada septum nasi.



Gejala klinis • Keluhan yang paling sering pada deviasi septum adalah sumbatan hidung.sumbatan bisa unilateral, dapat pula bilateral. Sebab pada sisi deviasi terdapat konka hipotrof, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang hipertrof, sebagai akibat mekanisme kompensasi. • Keluhan lainnya adalah rasa nyeri dikepala dan disekitar mata. Selain dari itu penciuman bisa terganggu, apabila terdapat deviasi pada bagian atas septum. Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis.



Terapi 1. Reseksi submukosa (submocous resection/SMR) • Pada operasi ini mukosa perikondrium dan mukoperiostium kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian tulang atau tulang rawan dari septum kemudian diangkat, sehingga muko-perikondrium dan muko-periostium sisi kiri dan kanan akan langsung bertemu digaris tengah. • Reseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi seperti terjadinya hidung pelana (saddle nose) akibat turunnya puncak hidung, oleh karena bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat.



Terapi 2. Septoplasti atau reposisi septum • Pada operasi ini tulang rawan yang bengkok direposisi. Hanya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan saddle nose.



Sinusitis



Definisi



 Inflamasi mukosa sinus paranasal  Rinosinusitis



Etiolo gi ISPA Rinitis polip hidung kelainan anatomi hidung infeksi tonsil infeksi gigi kelainan imunologik (pada anak) hipertrof adenoid



Patofsiologi Sinus



Organorgan yang mmbentu k KOM Media tumbuhny a bakteri



Patensi ostium-ostium sinus dan lancarnya klirens mukosiliar di dalam KOM.



Edema



Mukosa yang berhadap an saling bertemu



Ostium tersumbat



Transudasi



Terjadi tekanan negatif



Silia tidak dapat bergerak



Klasifikasi



Diagnosis sinusitis Gejala klinis hidung tersumbat, nyeri/ rasa tekanan pada muka dan ingus puruen yg sering kali turun ke tenggorok (post nasal drip), sakit kepala, hiposmia/anomia, batuk, sesak napas.



Terapi Tujuan terapi : mempercepat penyembuhan, mecegah komplikasi, mencegah menjadi kronik • Pemberian antibiotik dan dekongestan merupakan terapi sinusitis akut bacterial untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta mebuka sumbatan ostium sinus. • Tindakan operasi Sinusitis kronik  yang tidak membaik setelah terapi



Komplikasi • • • •



Kelainan orbita Kelainan intrakranial Osteomielitis dan abses subperiostal Kelainan paru



SINUSITIS DENTOGEN • Sinusitis Maksila kronik • Ciri khas : Ingus Prulen, nafas berbau busuk • Infeksi Gigi rahang  Infeksi apikal akar gigi/ inflamasi jaringan Periodental menyebar langsung ke sinus melalui darah/ pem.Limfe • Pengobatan : Gigi yg bermasalah dicabut/ dirawat dan pemberian antibiotik



SINUSITIS JAMUR • Sinusitis jamur adalah infeksi jamur pada sinus paranasal • Kondisi yang merupakan predisposisi antara lain diabetes militus, neutropenia, penyakit AIDS dan perawatan yang lama di rumah sakit. • Jenis jamur yang paling sering menyebabkan infeksi sinus paranasal ialah spesies Aspergillus dan candida. • Sinusuitis Jamur 1. Bentuk Invasif Akut/ kronik 2. Bentuk Non – Invasif



Terima Kasih FK UMJ - RSIJ PONDOK KOPI



11/22/15



32