Laporan Kelompok Stase KB & Pelayanan Kontrasepsi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIK STASE ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI DI PMB DEWI GURNING MUARO JAMBI TAHUN 2022



DISUSUN OLEH: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



DEWI ASTUTI ANGGERAINI TIFFANI SAVITRI RIZQA PURWANINGSIH CHLARA MELANIE TRIANDARI EKA WIDIAWATI VIVIN JULIANTI



:213001080026 :213001080010 :213001080024 :213001080023 :213001080002 :213001080025



PEMBIMBING: LISMAWATI, SST., Bdn., M.KES



UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN TAHUN AKADEMIK 2021-2022



LEMBAR PERSETUJUAN



LAPORAN LENGKAP STASE ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. A P2A0 AKSEPTOR AKTIF KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN SPOTTING DIPMB DEWI GURNING, MUARO JAMBI TAHUN 2022 Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan Stase KB & Pelayanan Kontrasepsi



Jambi, 20 Juni 2022 Menyetujui, CI Akademik



(Lismawati,SST.,Bdn.,M.Kes) NIDN:



i



LEMBAR PENGESAHAN STASE ASUHAN KEBIDANAN KB DAN PELAYANAN KONTRASEPSI PADA NY. A P2A0 AKSEPTOR AKTIF KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN SPOTTING DIPMB DEWI GURNING, MUARO JAMBI TAHUN 2022 Dipersiapkan dan Disusun Oleh: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Dewi Astuti Anggeraini Tiffani Savitri Rizqa Purwaningsih Chlara Melanie Triandari Eka Widiawati Vivin Julianti



:213001080026 :213001080010 :213001080024 :213001080023 :213001080002 :213001080025



Mengetahui CI Akademik



(Lismawati,SST.,Bdn.,M.Kes) NIDN:



Disetujui, Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes NIK. 1010300715008



ii



KATA PENGANTAR



Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan dengan Spotting di PMB Dewi Gurning Am.Keb Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas Profesi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini, yaitu kepada yang terhormat: 1. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng, Prac, selaku Rektor Universitas Adiwangsa Jambi yang sudah memfasilitasi dan memberi dedikasinya untuk pendidikan profesi Bidan. 2. Ibu Bdn. Subang Aini, S.Keb, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kesehatan dan Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi, dan sekaligus Penguji CI Akademik Kelompok yang telah memberikan banyak bantuan dan bimbingan selama penyusunan Laporan. 3. Ibu Bdn. Devi Arista S.Keb.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi profesi Bidan di Universitas Adiwangsa Jambi yang sudah memberikan arahan untuk tercapainya penatalaksanaan ini. 4. Ibu Bdn. Lismawati, S.Keb, M.Kes, selaku pembimbing CI Akademik yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam pengerjaan Laporan ini.



iii



Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan untuk perbaikan. Jambi, Juni 2022



Penulis



iv



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................ii KATA PENGANTAR ...............................................................................................iii DAFTAR ISI ..............................................................................................................v BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ...................................................................................................1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................3 C. Tujuan ..............................................................................................................3 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian KB ..................................................................................................4 B. Kontrasepsi ........................................................................................................5 C. Kontrasepsi Suntik ............................................................................................8 D. Kontrasepsi Suntik DMPA................................................................................11 E. Spotting .............................................................................................................18



BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................................24



BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian ..........................................................................................................34 B. Interpretasi Data .................................................................................................36 C. Diagnosa Potensial .............................................................................................38 D. Antisipasi Segera ................................................................................................38 E. Perencanaan ........................................................................................................38 F. Pelaksanaan ........................................................................................................40 G. Evaluasi ..............................................................................................................41



v



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................................................42 B. Saran ...................................................................................................................43



DAFTAR PUSTAKA



vi



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah Negara berkembang dengan jumlah peningkatan penduduk yang tinggi. Hasil sensus menurut publikasi BPS (Badan Pusat Statistik) pada bulan agustus 2017 antara lain jumlah penduduk Indonesia adalah 261.890.872 orang, terdiri atas 131.579.184 laki-laki 130.311.688 perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,5% per tahun. Dari pertumbuhan jumlah penduduk ini tentu saja akan berimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Profil Kesehatan, 2017). Data badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) menunjukan pada tahun 2017 ada 37.338.265 pasangan usia subur (PUS), yang merupakan peserta kb (59,7%) dan hampir separuhnya (31,7%) menggunakan kontrasepsi suntik. (Profil Kesehatan, 2017) Upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yaitu dengan menerapkan program keluarga berencana. KB dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi diantaranya metode kontrasepsi sedeharna seperti: kondom, diafragma, pantang berkala dan koitus interruptus. Metode kontrasepsi efektif hormonal seperti: AKDR/IUD, dan metode kontrasepsi mantap seperti: metode operasi wanita (MOW) dan 2 metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin memilihnya (Manuaba, 2012). 1



Menurut hasil penelitian, usia subur wanita biasanya antara 15 - 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/ pasangan ini lebih diprioritaskan mengguanakan alat/ cara KB. Proporsi peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi yang digunakan di Provinsi Jambi yang terbanyak adalah jenis kontrasepsi Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yaitu Suntik sebesar 50,25% sedangkan jenis kontrasepsi paling sedikit yang digunakan adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu MOP sebesar 0,11%. Proporsi peserta KB Aktif menurut kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2020 memiliki capaian peserta KB Aktif sebesar 83,32 dan Kabupaten Muaro Jambi merupakan kabupaten/kota dengan capaian peserta KB Aktif (83,07%), Hal tersebut dapat difahami karena akses untuk memperoleh pelayanan suntik relatif lebih mudah, sebagai akibat tersedianya jaringan pelayanan sampai di tingkat desa/kelurahan sehingga dekat dengan tempat tinggal peserta KB (Profil Kesehatan Jambi, 2020). Kontrasepsi suntik KB 3 bulan adalah Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA. Diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan intramuscular (IM) di daerah bokong. Tidak jarang dalam pemakaian KB suntik 3 bulan tanpa efek samping, efek samping KB suntik 3 bulan yang sering terjadi adalah perubahan pola perdarahan haid, perdarahan bercak (spotting), efek samping lainya yaitu 3 depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan, pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido dan densitas tulang. (Rusmini dkk, 2017)



2



Spotting yaitu perdarahan yang berupa bercak yang berjumlah sedikit, namun bila spotting tidak ditangani atau berlangsung berkepanjangan akan menyebabkan anemia, selain itu efek samping lainya adalah terjadi iritasi dikarenakan frekuensi pemakaian pembalut meningkat lebih sering jika hal ini dibiarkan dan tidak melakukan perawatan dan menjaga kebersihan genitalia dengan baik dan benar akan menyebabkan infeksi (Saifuddin, 2010). Penanganan bila terjadi perdarahan bercak (spotting) jika ringan atau tidak terlalu mengganggu tidak perlu diberi obat. Tetapi jika menggangu atau mengalami perdarahan banyak dapat ditangani dengan memberikan pil kontrasepsi kombinasi 2x1 tablet selama 7 hari, dan ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari, untuk 5 hari) untuk mencegah inflamasi. (Susilowati Endang, 2011). B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan spotting di PMB Dewi Gurning Am.Keb desa Kasang Pudak kecamatan Kumpeh Ulu kabupaten Muaro Jambi dengan menggunakan pendekatan 7 langkah varney”. C. Tujuan Melakukan asuhan kebidanan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan spotting dengan menggunakan pendekatan 7 langkah varney.



3



BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Teori 1. Keluarga Berencana a. Pengertian Menurut Utami (2020), KB merupakan tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran. KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. b. Tujuan Program KB Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran pertumbuhan penduduk Indonesia. Di samping itu KB diharapkan dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sasaran dari program KB, meliputi sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan, dan sasaran tidak langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu



4



dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera Utami (2020). c. Ruang Lingkup Program KB Menurut Utami (2020) ruang lingkup program KB, meliputi: 1) Komunikasi informasi dan edukasi 2) Konseling 3) Pelayanan infertilitas 4) Pendidikan seks 5) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan 6) Konsultasi genetic 2. Kontrasepsi a. Pengertian Kontrasepsi Menurut Rusmini dkk (2017), kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. b. Syarat Kontrasepsi 1) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya 2) Efek samping yang merugikan tidak ada. 3) Kerjanya dapat diatur menurut keinginan. 4) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan. 5) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol ketat selama pemakaian 6) Cara penggunaannya sederhana



5



7) Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas. 8) Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Utami, 2020) c. Efektifitas kontrasepsi Efektifitas kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna dengan intruksi. Perbedaan keberhasilan juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna yang mengikuti semua intruksi dengan benar dan tepat. (Nugraha dan Utama, 2014). d. Macam-macam Kontrasepsi Menurut Rusmini dkk (2017) dan Utami (2020), macam-macam kontrasepsi adalah sebagai berikut : 1) Metode kontrasepsi sederhana tanpa alat a) Senggama terputus Senggama terputus adalah metode keluarga berencana traditional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminya dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah. b) Pantang berkala Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu waktu terjadinya ovulasi (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi).



6



2) Metode kontrasepsi sederhana dengan alat a) Kondom Adalah suatu selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks(karet), plastic(vinil), atau bahan alami(produksi hewani) yang dipasang pada penis (kondom pria) atau vagina (kondom wanita) pada saat berhubungan seksual. b) Diafragma Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung terbuat dari karet yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual dan menutup serviks. 3) Metode kontrasepsi hormonal a) Pil KB Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma,



dan



menganggu



pergerakan



tuba



sehingga



transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari. b) KB Suntik Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA).



7



c) Implan Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah kulit dan dapat bertahan higga 3-7 tahun, tergantung jenisnya. 4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau yang biasa disebut dengan Intra Uterin Device (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik. 5) Metode kontrasepsi mantap (kontap) a) Pada wanita



:Tubektomi, pemotongan atau pengikatan saluran pembawa sel telur ke rahim



b) Pada pria



:Vasektomi, mengikat atau memotong saluran mani.



3. Kontrasepsi Suntik a. Pengertian Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodic (Irianto, 2012)



8



b. Jenis Kontrasepsi Suntik Menurut Rusmini dkk (2017), jenis-jenis kontrasepsi suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: 1) Suntikan/1 bulan, contoh



:Cyclofem



2) Suntikan/3 bulan, contoh



:Depo Medroksi Progesteron



Asetat, (DMPA), Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat). c. Efektivitas Kontrasepsi suntik Kedua kontrasepsi tersebut mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan



0,3



kehamilan



per



perempuan



per



tahun,



asal



penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. (Affandi dkk, 2012) d. Mekanisme kerja Menurut Rusmini dkk (2017) mekanisme kerja dari kontrasepsi suntik adalah : 1) Mencegah ovulasi. 2) Mengentalkan lendir serviks dan menjadi sedikit sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. 3) Menjadikan selaput lendir Rahim tipis. 4) Menghambat transportasi gamet dan tuba. 5) Mengubah



endometrium



menjadi



tidak



sempurna



untuk



implementasi hasil konsepsi. e. Keuntungan dan kelebihan Berikut adalah keuntungan kontrasepsi suntik menurut Rusmini dkk (2017) 1) Sangat efektif.



9



2) Mencegah kehamilan jangka panjang. 3) Tidak memiliki pengaruh pada ASI. 4) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik. 5) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai menopouse. 6) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik 7) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara. 8) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul. f. Kerugian dan efek samping Kerugian dan efek samping dari kontrasepsi suntik menurut Rusmini dkk (2017) adalah : 1) Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang . 2) Perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali. 3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu. 4) Kenaikan BB. 5) Keputihan. 6) Perubahan libido 7) Terlambatnya



kembali



kesuburan



setelah



penghentian



pemakaian. 8) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.



10



9) Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan tulang (densitas) 10) Pada



penggunaan



jangka



panjang



dapat



menimbulkan



kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat. 4. Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxi Progesteron Asetat) a. Pengertian Depoprovera mengandung 150 mg DMPA. Yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan intramuskuler (IM) di daerah bokong ( Rusmini dkk, 2017). b. Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan 3 bulan 1) Mencegah ovulasi, bekerja dengan menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum. 2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, karena sperma sulit menembus kanalis sevikalis. 3) Perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu. 4) Menghambat transportasi gamet karena terjadi perubahan peristaltic tuba falopi (Marmi,2015). c. Pengaruh hormon progesteron terhadap metabolisme tubuh Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi. Saat wanita mengalami ovulasi, hormon progesteron akan membantu mempersiapkan lapisan bagian dalam rahim atau



11



endometrium untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Meski berperan penting, namun terkadang hormon ini memicu rasa tidak nyaman. Misalnya, dua minggu sebelum menstruasi, hormon ini mungkin akan menyebabkan perut terasa kembung, nyeri pada payudara dan munculnya jerawat serta perubahan emosional. Progesteron mengubah endometrium ke tahap sekretorinya untuk mempersiapkan rahim untuk implantasi. Pada saat yang sama progesteron mempengaruhi epitel vagina dan lendir serviks , menjadikannya tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma . Progesteron anti- mitogenik dalam sel epitel endometrium, dan karenanya, mengurangi efek tropis estrogen . Jika kehamilan tidak terjadi, kadar progesteron akan menurun, menyebabkan manusia mengalami menstruasi . Pendarahan menstruasi yang normal adalah perdarahan penarikan progesteron. Jika ovulasi tidak terjadi dan corpus luteum tidak berkembang, kadar progesteron mungkin rendah, yang menyebabkan perdarahan uterus disfungsional yang anovulasi. Selama implantasi dan kehamilan , progesteron tampaknya mengurangi respons imun ibu untuk memungkinkan penerimaan kehamilan. Progesteron mengurangi kontraktilitas otot polos uterus. Selain itu progesteron menghambat laktasi selama kehamilan. Penurunan kadar progesteron setelah melahirkan adalah salah satu



12



pemicu produksi susu. Penurunan kadar progesteron mungkin merupakan salah satu langkah yang memfasilitasi timbulnya persalinan . d. Efektivitas kontrasepsi suntik 3 bulan Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas tinggi yaitu 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikanya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan, tingginya minat pemakaian alat kontrasepsi ini karena murah, aman, sederhana, efektif dan dapat dipakai pada pasca persalianan (Marmi,2015). e. Keuntungan Keuntungan dari kontrasepsi suntik 3 bulan menurut Affandi dkk (2012), yaitu : 1) Sangat efektif. 2) Pencegahan kehamilan jangka panjang. 3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. 4) Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah. 5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI. 6) Sedikit efek samping. 7) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause.



13



8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik. 9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara. 10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul. f. Keterbatasan 1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti: a) Siklus haid yang memendek atau memanjang. b) Perdarahan yang banyak atau sedikit. c) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) d) Tidak haid sama sekali 2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntik). 3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut. 4) Penambahan berat badan ±2 kg merupakan hal biasa. 5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV. 6) Terlambatnya



kembali



kesuburan



setelah



penghentian



pemakaian. Ini terjadi karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan). 7) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang. 8) Penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas).



14



9) Pada



penggunaan



jangka



panjang



dapat



menimbulkan



kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat. (Affandi dkk, 2012) g. Indikasi Menurut Rusmini dkk (2017) indikasi dari kontrasepsi suntik 3 bulan adalah : 1) Usia reproduksi. 2) Nulipara dan telah memiliki anak. 3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang. 4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. 5) Setelah abortus atau keguguran. 6) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi. 7) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen. 8) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturate) atau 9) Obat tuberculosis (rifampisin). 10) Tekanan darah