Laporan Komprehensif Pada Remaja Dengan Obesitas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA REMAJA DENGAN OBESITAS DI PUSKESMAS SUNGAI KAPIH SAMARINDA



Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktik Kebidanan Komprehensif pada Remaja & Pranikah



ESA LUSTIANA NIM. P07224420018



KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN SAMARINDA TAHUN 2021



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR



Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa JananIlir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523 Laman:http//www.poltekkes-kaltim.ac.idSurat Elektronik:[email protected]



LEMBAR PENGESAHAN



Asuhan Kebidanan pada Nn. F usia 18 tahun dengan Obesitas Berat Diwilayah kerja PKM Sungai Kapih Samarinda



Disetujui di Samarinda



Mahasiswa



Esa Lustiana NIM. P07224420018



Dosen Pembimbing Institusi



Ratna Wati, SST NIP.



Preceptor Lahan



Ari Kastiwin, S.Tr.Keb NIP. 197006081989122002



JurusanKeperawatan, JurusanKebidanan: JalanWolterMonginsidi No. 38 Samarinda – Kalimantan Timur, KodePos 75123, Telepon (0541) 738153 Jurusan Analis Kesehatan : Jalan Kurnia Makmur No. 64 Rt. 24 Kel. Harapan Baru Kec. Loa JananIlir Program Studi Diploma III Kebidanan Balikpapan, JalanSorong No. 9 RT.081 GunungPipa Balikpapan Utara Telepon : (0542) 424704 Fax : (0542) 415551



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Dalam pembuatan laporan komprehensif asuhan kebidanan holistik pada remaja dengan obesitas. Terdapat berbagai pengetahuan yang saya susun dari berbagai sumber seperti buku dan internet. Ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh tidak terpaku pada satu sumber saja. Adapun dalam pembuatan laporan komprehensif ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Preceptor lahan 2. Dosen pembimbing institusi 3. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan 4. Serta teman-teman yang telah membantu Saya menyadari laporan ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Mudah-mudahan laporan ini memenuhi harapan dan bermanfaat bagi kita semua.



Samarinda, 04 Februari 2021



Esa Lustiana



iii



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL ...................................................................................



i



LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................



ii



KATA PENGANTAR ................................................................................



iii



DAFTAR ISI ...............................................................................................



iv



BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................



1



A. Latar Belakang .........................................................................



1



B. Tujuan.......................................................................................



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................



4



A. Konsep Teori ............................................................................



4



B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney pada Remaja dengan Obesitas .....................................



9



BAB III TINJAUAN KASUS ...................................................................



18



BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................



23



BAB V PENUTUP .....................................................................................



28



A. Kesimpulan...............................................................................



28



B. Saran .........................................................................................



29



DAFTAR PUSTAKA Lampiran



iv



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Obesitas adalah suatu penyakit serius yang dapat mengakibatkan masalah emosional dan sosial. Seorang dikatakan overweight bila berat badannya 10% sampai dengan 20% beratbadan normal, sedangkan seseorang disebut obesitas apabila kelebihan berat badan mencapai lebih 20% dari berat normal. Obesitas saat ini menjadi permasalahan dunia bahkan World Health Organitation (WHO) mendeklarasikan sebagai epidemic global (2016). Pravalensi obesitas di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Kejadian overweight terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 – 2012 kejadiaan overweight terus naik dari 5% menjadi 7%. Secara global tahun 2012 44 juta anak 0,5 tahun mengalami overweight, 18% berasal dari Afrika Selatan, dan 7% dari Amerika Selatan. (Darmayasa., M. E, 2017) Berdasarkan laporan gizi global atau Global Nutrition Report (2014), Indonesia termasuk ke dalam 17 negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sekaligus, yaitu stunting (pendek), wasting (kurus), dan juga overweight (obesitas). Data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2013) menyebutkan bahwa prevalensi balita gemuk menurut BB/TB pada anak usia 0-59 bulan sebesar 11,8% sedangkan data survey pemantauan status gizi (PSG, 2017) menyatakan bahwa prevalensi balita gemuk menurut BB/TB usia 0-59 bulan sebesar 5,3%. (Kemenkes RI, 2017) Secara umum, obesitas disebabkan oleh tiga faktor, yakni faktor perilaku, lingkungan, dan genetik. Faktor genetik sebenarnya menyumbang 10-30% sementara faktor perilaku danlingkungan dapat mencapai 70%. Beberapa penelitian menyatakan, perkembangan teknologi yang pesat berkontribusi pada peningkatan prevalensi kegemukan, tanpa disadari teknologi menggiring kita untuk bergaya hidup sedentary diantaranya kurang beraktifitas fisik, makan



1



2



makanan instan, dan kurang mengonsumsi buah dan sayur. Faktor lain yang dapat memengaruhi terjadinya obesitas pada anak yaitu pola asuh orang tua terutama pola pemberian makan. Mulai dari rendahnya ASI Eksklusif karena tergoda memberikan susu formula yang tinggi lemak dan mengandung gula, sampai pada pemberian makanan rendah protein namun tinggi gula, garam, dan lemak salah satunya adalah makanan instan. (Kemenkes RI, 2017) Selain itu, terdapat pula dampak jangka pendek obesitas seperti, anak obesitas mempunyai faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti kolesterol atau tekanan darah tinggi, dampak psikososial, dimana anak cenderung tidak percaya diri dan dijauhi atau menarik diri dalam pergaulan. Hal ini akan menyebabkan anak enggan untuk beraktivitas dan bergaul dengan teman sebayanya, Sleep Apnea (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah), pertumbuhan fisik yang lebih cepat serta usia tulang yang lebih lanjut dari usia kronologinya, masalah ortopedi akibat beban tubuh yang terlalu berat, gangguan endokrin (pada anak prempuan menarche lebih cepat terjadi. (Fikawati sandra dkk,2017)



B. Tujuan 1.



Tujuan Umum Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada remaja obesitas dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut varney dan mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam bentuk catatan SOAP.



2.



Tujuan Khusus a.



Menjelaskan konsep dasar teori obesitas.



b.



Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada remaja dengan obesitas.



c.



Melaksanakan asuhan kebidanan pada remaja obesitas dengan pendekatan varney yang terdiri dari : 1) Melakukan pengkajian pada remaja obesitas



3



2) Menginterpretasikan data dasar 3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada remaja obesitas 4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada remaja obesitas 5) Merancang intervensi pada remaja obesitas 6) Melakukan implementasi pada remaja obesitas 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan d.



Mendokumentasikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada remaja obesitas dalam bentuk catatan SOAP



e.



Melakukan pembahasan dengan menggunakan 7 langkah Varney



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



A. Konsep Teori 1.



Pengertian Menurut WHO, kelebihan berat badan dan obesitas merupakan penumpukan lemak yang abnormal atau berlebih yang mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Studi lain menyebutkan bahwa kedua istilah tersebut mengacu pada kelebihan lemak tubuh dan biasanya berhubungan dengan kenaikan berat badan dibanding dengan tingginya. Obesitas adalah lemak tubuh yang berlebihan yang disimpan dalam tubuh. Obesitas disebabkan oleh energi (kalori) yang masuk lebih banyak dari energi (kalori) yang keluar (IDAI, 2016).



2.



Fisiologi Faktor yang berperan dalam terjadinya obesitas pada seseorang antara lain riwayat obesitas, metabolisme, perilaku, sosial-budaya, dan status sosial-ekonomi juga ikut andil di dalamnya (Pulgaron dkk., 2013). Oleh sebab



itu,



penyebab



obesitas



dinilai



sebagai



multikausal



dan



multidimensional karena bisa terjadi pada berbagai golongan masyarakat (Sartika, 2011). Faktor lingkungan merupakan penyebab utama obesitas (Kementrian Kesehatan RI, 2012; Sartika, 2010) sedangkan faktor genetik yang juga diyakini berperan penting dalam terjadinya obesitas, tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Ketidakseimbangan antara pola makan, perilaku makan, dan aktivitas fisik merupakan pengaruh faktor lingkungan yang utama. Pola makan yang terkait dengan obesitas antara lain mengonsumsi makanan porsi besar atau melebihi kebutuhan, makanan tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat. Perilaku makan yang tidak sehat meliputi tindakan memilih makanan berupa junk food, makanan dalam kemasan, dan



4



5



minuman ringan atau soft drink. Sedangkan aktivitas fisik yang mengarah pada sedentary life style akibat perubahan gaya hidup menjadi pencetus terjadinya obesitas, khususnya di Indonesia (Kementrian Kesehatan RI, 2012). Kurangnya aktivitas fisik tersebut terjadi akibat semakin terbatasnya lapangan untuk bermain dan kurangnya fasilitas untuk beraktivitas ditambah dengan kemajuan teknologi seperti video game, playstation, televise dan komputer yang menyebabkan, anak-anak khususnya, lebih bermain di dalam rumah (Kementrian Kesehatan RI, 2012). 3.



Patofisiologi a.



Pola makan yang tidak sehat Anak yang pola makannya tidak teratur dengan asupan gizi berlebih akan berisiko mengalami obesitas. Konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak seperti makanan fast food atau cepat saji, sosis, baso, pizza, dan softdrink juga dapat memicu terjadinya obesitas. Hal ini diperparah dengan tidak ada atau kurangnya asupan buah dan sayur/sumber serat pada makanan sehari-hari (IDAI, 2016). Pola makan yang sering terjadi pada anak obesitas adalah makan utama >3x/hari (umumnya porsi besar) ditambah dengan camilan yang tidak sehat (contoh: kentang goreng, makanan ringan dalam kemasan, gorengan), serta minum teh manis atau softdrink setiap makan.



b.



Kurangnya aktivitas fisik Tuntutan sekolah yang tinggi, jadwal dan tugas sekolah yang begitu padat secara tidak langsung membatasi waktu olahraga anak/remaja. Selain itu, dengan adanya gadget aktivitas fisis menjadi berkurang. Remaja lebih tertarik untuk bermain dengan gadget di dalam ruangan dibandingkan bermain dengan teman di luar rumah seperti bermain bola atau bersepeda (IDAI, 2016).



c.



Memiliki keluarga yang obesitas Kebiasaan makan anak/remaja cenderung mengikuti orang-orang di sekitarnya. Tak heran jika banyak anak obesitas berasal dari keluarga yang obesitas (IDAI, 2016).



6



4.



Komplikasi Penumpukan lemak berlebih pada orang dengan obesitas menyebabkan berbagai komplikasi terhadap kesehatan. Oleh sebab itu, kelebihan berat badan atau obesitas di rentang usia 14-19 tahun berkaitan dengan meningkatnya mortalitas di masa dewasa akibat penyakit-penyakit sistemik (Han dkk., 2010). WHO menyebutkan bahwa kondisi kelebihan berat badan dan obesitas lebih erat hubungannya dengan mortalitas di dunia dibandingkan dengan kondisi kekurangan berat badan (WHO, 2014). Selain itu, meningkatnya risiko penyakit metabolik dan degeneratif juga menjadi komplikasi jangka panjang pada anak dengan kegemukan dan obesitas (Kementrian Kesehatan RI, 2012; Hidayati dkk., 2006). Beberapa komplikasi yang dapat terjadi di masa dewasa dari seorang anak yang obesitas antara lain penyakit kardiovaskuler (Han dkk., 2010), diabetes mellitus, kanker, osteoarthritis (Kementrian Kesehatan RI, 2012), hipertensi, dislipidemia, resistensi insulin (Kristina, 2011), penumpukan lemak yang berlebih pada organ hati, komplikasi psikososial, gangguan paru seperti gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur dan sesak napas (Pulgaron dkk., 2013; Han dkk., 2010).



5.



Pemeriksaan Penunjang a.



Jika memungkinkan dilakukan secara rutin pada semua pasien obesitas 1) Darah perifer lengkap 2) Profil lipid: trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL 3) Tes toleransi glukosa oral, insulin puasa 4) Fungsi hati: SGPT, SGOT 5) Fungsi ginjal: ureum, creatinin, asam urat



b.



Dilakukan sesuai indikasi: 1) Fungsi tiroid 2) Sekresi dan fungsi growth hormone 3) Kalsium, fosfat dan kadar hormon paratiroid bila dicurigai pseudohipoparatiroidisme



7



4) Foto orofaring AP dan Lateral bila dicurigai hipertrofi tonsiloadenoid 5) Sleep studies untuk mendeteksi sleep apnea 6) USG hati jika dicurigai NASH 7) Echocardiography jika terindikasi secara klinis 8) Pemindaian MRI otak dengan fokus hipotalamus dan hipofisis, bila terindikasi secara klinis 9) Pemeriksaan analisis kromosom jika terdapat dismorfisme 10) Pemeriksaan analisis genetik jika diduga berkaitan dengan sindrom tertentu 6.



Pelayanan yang dibutuhkan Melakukan pengukuran berat badan dengan menggunakan cara IMT adalah berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat dari tinggi badan (dalam meter). IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m))2 Setelah nilai IMT didapatkan, maka plotkan atau tentukan titiknya pada grafik IMT CDC 2000 (khusus untuk anak usia 2-20 tahun) sesuai usia dan jenis kelamin. Jika usia di bawah 2 tahun, maka grafik yang dipakai adalah grafik IMT WHO. Anak usia > 2 tahun disebut overweight jika nilai IMT sedangkan untuk anak < 2 tahun disebut overweight jika nilai IMT anak berada di atas Z-skor +2, dan obesitas jika di atas Z-skor +3 (IDAI, 2016). KLASIFIKASI Kurus



Berat Ringan



27,0



8



7.



Penatalaksanaan a.



Pengaturan diet, petunjuk praktis diet pediatrik dapat dilihat sebagai berikut ; 1) Konsumsi lebih banyak buah-buahan, sayuran, sereal, kacang, gandum 2) Makanlah paling sedikit 3 porsi sayuran dan 2 porsi buah setiap hari Pilih produk bebas lemak atau rendah lemak 3) Perbanyak konsumsi daging merah tanpa lemak, unggas (tanpa kulit) atau ikan 4) Konsumsi kuning telur kurang dari 3 per minggu 5) Gunakan minyak sayur, margarin yang mengandung asam lemak tak jenuh dan yang hanya sedikit mengandung asam lemak trans 6) Bila makan atau membeli makanan jadi, pilihlah makanan yang mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol yang rendah, atau makanan yang dipanggang atau dipanggang.



b.



Pengaturan aktivitas



c.



Modifikasi perilaku: membina cara makan dan cara beraktifitas yang sehat



d.



Melibatkan keluarga



e.



Farmakoterapi: sampai saat ini (2006) tidak ada satu obatpun yang dianggap aman untuk pemakaian pada usia anak, sedangkan untuk remaja orlistat dapat digunakan dengan kemasan khusus remaja (dikomb-inasi dengan suplemen vitamin yang larut dalam lemak)



f.



Pendidikan dan pencegahan



g.



Pemantauan pertumbuhan



h.



Pendidikan/penjelasan bahaya atau komplikasi obesitas



9



B. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney Pada Remaja dengan Obesitas I.



PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF 1.



Identitas Nama



:



Umur



: Pada umur wanita lebih dari 16 tahun dan belum mendapatkan haid dapat memeriksakan kondisinya



Agama



:



Suku



:



Pendidikan : Menggambarkan kemampuan seorang klien dalam menyerap konseling yang di berikan oleh bidan (Depkes RI, 2005). Pekerjaan



:



Alamat



: Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan atau bila keadaan mendesak. Dengan diketahui alamat tersebut bidan dapat mengetahui tempat tinggal klien dan lingkungannya (Depkes RI, 2005).



No. Register : 2.



Alasan datang periksa/ Keluhan utama Rata-rata remaja tidak memiliki keluhan



3.



Riwayat kesehatan klien a.



Riwayat kesehatan yang lalu



:



Riwayat kerusakan pada SSP (misalnya infeksi, trauma, perdarahan, radiasi, kejang) mengarah



pada obesitas



hipotalamikus dengan atau tanpa defisiensi growth hormone atau hipotiroidisme hipotalamus. Riwayat sakit kepala pagi hari, muntah, gangguan penglihatan dan miksi berlebih juga merupakan petunjuk bahwa obesitas disebabkan oleh tumor atau massa di hipotalamus (Rekomendasi IDAI, 2014).



10



b. Riwayat kesehatan sekarang



:



Kulit kering, konstipasi, intoleransi terhadap cuaca dingin atau cepat lelah mengarah pada hipotiroidisme c.



Riwayat pertumbuhan/pertambahan berat badan: Perawakan pendek atau defek pertumbuhan linear pada anak dengan obesitas harus dicurigai kemungkinan defisiensi growth hormone,hipotiroidisme,kelebihankortisol,pseudohipoparatir oidisme, atau sindrom genetik, misalnya sindrom Prader-Willi (Rekomendasi IDAI, 2014).



4.



Riwayat Kesehatan Keluarga: Penyakit Menurun : Kardiovaskular dini (misalnya stroke atau serangan jantung sebelum usia 55 tahun), peningkatan kadar kolesterol, hipertensi, diabetes tipe II Penyakit Menular



: (Hepatitis, TBC, HIV/AIDS)



Penyakit Menahun : (Jantung, Asma Servititis) Informasi ini sangat penting untuk melihat kemungkinan yang dapat terjadi pada remaja berkaitan dengan risiko obesitas (Rekomendasi IDAI, 2014). 5.



Riwayat Haid Menarche



: Menarche pada umur pubertas 12 – 16 tahun (Sarwono, 2010)



Siklus



: 28 hari untuk 2 bulan, kemudian tidak haid 1 bulan Hal ini membuat pasien merasakan perubahan yang tidak nyaman pada tubuhnya (Rekomendasi IDAI, 2014).



Lama haid



: 3-8 hari (Mochtar, 2011)



Banyaknya



: 50cc (Sarwono, 2010)



Riwayat penyakit Haid :



11



Amenorrhoe Dismenorrhoe Menorrhagia Metrorrhagia Polimenorea Oligomenorea 6.



Pola fungsional kesehatan Keterangan



Pola Nutrisi



Makan 3x/hari (umumnya porsi besar) ditambah dengan camilan yang tidak sehat (contoh: kentang goreng, makanan ringan dalam kemasan, gorengan) Minum teh manis atau softdrink setiap makan (IDAI, 2016)



Eliminasi



BAK hendaknya 3-4x/hari berwarna kuning jernih tidak terdapat endapan ataupun busa. Sulit untuk BAB (IDAI, 2016).



Istirahat



Remaja sekarang kebanyakan memiliki waktu istirahat yang kurang ( 23,5 cm



Pemeriksaan Fisik Inspeksi Kepala



: Kulit kepala bersih/tidak, ada luka/tidak, kontruksi rambut kuat/tidak, distribusi rambut merata/tidak



13



Muka



: Tembem, rambut wajah yang berlebihan, jerawat (IDAI, 2016)



Mata



: Konjunctiva merah muda, jika agak putih kemungkinan terjadi anemia. sclera putih/kuning (Varney, 2007)



Telinga



: Bersih



Hidung



: Bersih/tidak, polip ada/tidak



Mulut dan gigi : Tonsil / adenoid (Rekomendasi IDAI, 2014) Leher



: Dagu rangkap, leher pendek, hiperpigmentasi dan adanya penimbunan lemak (Rekomendasi IDAI, 2014)



Dada



:



Payudara



: Payudara membesar, hiperpigmentasi pada daerah ketiak dan dibawah payudara (Rekomendasi IDAI, 2014)



Abdomen



: Hiperpigmentasi bagian pinggang, perut membuncit dan pendular, striae ungu (Rekomendasi IDAI, 2014)



Genetalia



: Perempuan : Vulva bersih/tidak, vagina bersih, ada pengeluaran secret/tidak, oedema ada/tidak, varices tidak/ada, luka parut tidak/ada, fistula tidak/ada, anus ada hemoroid eksterna atau tidak (Varney, 2008) Laki-laki : burried penis (Rekomendasi IDAI, 2014)



Ekstremitas



: Kaki berbentuk X atau O , jari meruncing (Rekomendasi IDAI, 2014)



Palpasi Leher



: Vena jugularis tidak/ada bendungan, jika ada menunjukkan adanya penyakit jantung (Varney,



14



2008), kel. tiroid ada pembesaran/tidak, kel. getah bening ada pembengkakan/ tidak Payudara



: Tidak eraba nyeri/tidak, ada massa/tidak



Ekstremitas



: Tidak odem, capilari refill kembali dalam 2 detik/tidak (Rekomendasi IDAI, 2014)



Perkusi 1.



Dada



2.



Abdomen



3.



Reflek



Auskultasi Jantung 1.



Irama



:



2.



Frekuensi



:…….x/menit



Paru-paru 1.



Wheezing



:



2.



Ronchi



:



Perut Bising usus 3.



: 5-30 x/ menit



Pemeriksaan Penunjang a.



Jika memungkinkan dilakukan secara rutin pada semua pasien obesitas 1) Darah perifer lengkap 2) Profil lipid: trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL 3) Tes toleransi glukosa oral, insulin puasa 4) Fungsi hati: SGPT, SGOT 5) Fungsi ginjal: ureum, creatinin, asam urat



b.



Dilakukan sesuai indikasi: 1) Fungsi tiroid 2) Sekresi dan fungsi growth hormone 3) Kalsium, fosfat dan kadar hormon paratiroid bila dicurigai pseudohipoparatiroidisme



15



4) Foto orofaring AP dan Lateral bila dicurigai hipertrofi tonsiloadenoid 5) Sleep studies untuk mendeteksi sleep apnea 6) USG hati jika dicurigai NASH 7) Echocardiography jika terindikasi secara klinis 8) Pemindaian MRI otak dengan fokus hipotalamus dan hipofisis, bila terindikasi secara klinis 9) Pemeriksaan analisis kromosom jika terdapat dismorfisme 10) Pemeriksaan analisis genetik jika diduga berkaitan dengan sindrom tertentu (Rekomendari IDAI, 2014)



II. INTERPRETASI DATA DASAR Diagnosis



: Remaja… Usia…tahun dengan Obesitas



III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL 1.



Mengurangi kepercayaan diri



2.



Tekanan darah tinggi (hipertensi)



3.



Kolesterol tinggi



4.



Diabetes tipe 2



5.



Stroke



6.



Gagal jantung



7.



Kanker



8.



Gangguan psikologis dan social



IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian konseling serta pemeriksaan lebih lanjut dan menyeluruh.



16



V. INTERVENSI 1.



Lakukan pendekatan pada klien R : Hubungan yang kooperatif antara petugas kesehatan klien dapat mempermudah asuhan kebidanan yang akan di lakukan.



2.



Beritahu hasil pemeriksaan R : Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan pada klien maka klien dapat mengetahui keadaan dan kondisinya sehingga klien lebih tenang.



3.



KIE pengaturan diet R : Dengan pola makan yang seimbang maka tidak akan membuat obesitas melainkan menjadikan tubuh menjadi lebih sehat



4.



KIE tentang pola hidup sehat seperti rajin berolahraga atau beraktivitas fisik lainnya yang dapat mengeluarkan keringat R : Pengetahuan pola hidup sehat dan olahraga dapat membantu mengurangi nyeri saat haid



5.



KIE tentang psikologis bahwa klien duanjurkan untuk tidak stress R : Stress dapat menyebabkan pola makan yang tidak terkontrol



6.



Kolaborasi dengan ahli gizi. R : Pemberian konseling serta pemeriksaan pada ahli gizi akan mendapatkan pelayanan yang tepat dan kooperensif



VI. IMPLEMENTASI Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan yang telah di susun. Pelaksanaan ini bisa di lakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan yang lainnya .



17



VII. EVALUASI Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefekitfan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.



BAB III TINJAUAN KASUS



ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK Pada Nn. F Usia 18 Tahun Dengan Obesitas Berat



Tanggal Pengkajian : 07 Februari 2021 Jam Pengkajian



: 14.35 WITA



Tempat Pengkajian : Kediaman Nn. F Nama Pengkaji



: Esa Lustiana



S 1.



Identitas Nama



: Nn. F



Umur



: 18 Tahun



Agama



: Islam



Suku



: Banjar



Pendidikan : SMA Kelas IIX



2.



Pekerjaan



: Pelajar



Alamat



: Jl. Puri Indah RT 04 Kel. Sungai Kapih Kec. Sambutan



Alasan datang periksa / Keluhan utama Tidak ada



3.



Riwayat kesehatan klien a.



Riwayat kesehatan yang lalu



:



Tidak memiliki riwayat kesehatan yang dapat memperberat keadaan saat ini



18



19



b.



Riwayat kesehatan sekarang



:



Klien tidak mengalami kulit kering, intoleransi terhadap cuaca dingin atau cepat lelah mengarah pada hipotiroidisme namun pernah berapa minggu yang lalu mengalami susah BAB. c.



Riwayat pertumbuhan/pertambahan berat badan: Didalam keluarga Nn. F memiliki tinggi badan yang standar.



4.



Riwayat Kesehatan Keluarga



:



Didalam keluarga Nn. F terdapat keluarga yang menderita penyakit menurun yaitu DM dari nenek dan bapaknya.



5.



Riwayat Haid Menarche



: 15 tahun



Siklus



: 28 hari



Lama haid



: 5-7 hari



Banyaknya



: Sehari ganti pembalut 2-3 kali dan selalu penuh



Riwayat penyakit Haid : Selalu nyeri perut setiap kali akan haid dan hilang seteralah 1-2 hari



6.



Pola Fungsional Kesehatan



Keterangan



Pola Nutrisi



Makan 2-3 kali sehari dengan porsi sedang dan sering makan camilan Minum air putih 4-5 gelas sehari dan karang diselingin minum minuman yang mengandung pemanis



Eliminasi



BAK 2-3 kali sehari BAB seminggu 3-4 kali (BAB tidak lancer)



Istirahat



Tidur siang jarang Tidur malam 6-7 jam



20



Aktivitas



Bangun jam 7 pagi kemudian membantu ibu untuk mengurus rumah, jam 9-12 sekolah online selebihnya digunakan untuk bermain HP



Personal



Mandi 1 kali sehari, keramas seminggu 2-3 kali, godok gigi setiap



Hygiene



kali mandi



Kebiasaan



Dipagi hari membantu orang tua dan kuliah online selebihnya digunakan untuk bermain HP hingga larut malam



7.



Riwayat psikososiokultural Spiritual : a.



Psikososial Rasa keinginan untuk makan selalu tinggi, klien dalam menghabiskan waktu santainya digunakan untuk mengkonsumsi cailan dan minuman yang mengandung pemanis



b.



Kulturalspiritual Ada beberapa teman-teman sekolahnya yang membuat lelucon mengenai kegemukan klien namun klien menganggap hal yang biasa dan klien tidak memperdulikan itu



O 1.



Pemeriksaan Umum Keadaan umum pasien Keadaan umum



: Cepat lelah



Kesadaran



: Composmentis



Tanda-tanda Vital Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu



: 36,7 OC



Nadi



: 80 x/menit



Pernafasan



: 20 x/menit



Antropometri Tinggi badan



: 158 cm



21



Berat badan



: 85 Kg



IMT



: BB (kg) ÷ (TB (m))2 85 kg ÷ 1,582 85 kg ÷ 2,49 34,13 (Gemuk berat / obesitas)



LILA



2.



: 35 cm



Pemeriksaan Fisik Kepala



: Kulit kepala bersih, tidak ada luka, kontruksi rambut kuat, distribusi rambut merata



Muka



: Tembem dan sedikit jerawat



Mata



: Konjunctiva merah muda



Telinga



: Bersih



Hidung



: Bersih, polip tidak ada



Mulut dan gigi



: Tidak ada tonsil / adenoid



Leher



: Dagu rangkap, leher pendek, hiperpigmentasi dan adanya penimbunan lemak, vena jugularis tidak ada bendungan



Dada



: Tidak ada retraksi dinding dada



Payudara



: Tidak dilakukan pemeriksaan



Abdomen



: Hiperpigmentasi bagian pinggang, perut membuncit dan pendular, tidak ada striae



3.



Genetalia



: Tidak dilakukan pemeriksaan



Ekstremitas



: Tidak odem, capilari refill kembali dalam 2 detik



Pemeriksaan penunjang Jenis Pemeriksaan Glukosa Puasa Glukosa Sewaktu Cholesterol Asam Urat



Hasil



Satuan



-



mg/dl



Batas Normal 70 - 130



106



mg/dl