Laporan Kuliah Lapangan Kelompok 6 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KULIAH LAPANGAN PEMETAAN TOPOGRAFI DAN GEOLOGI DESA NGALANG, GEDANG SARI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA



DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 1.



ARIS SETIAWAN



DBD 117 005



2.



GLORY WINNERSON SIAHAAN



DBD 117 020



3.



MINDO T. PANJAITAN



DBD 117 024



4.



AKHMAD RAMADHANI



DBD 117 028



5.



JETHRO DERWIN



DBD 117 041



6.



MELKI SENDRI



DBD 117 050



JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2019



Penulisan laporan ini berisi tentang eksplorasi yang dilakukan oleh tim penyusun di desa Ngalang Kecamatan Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta untuk menuntaskan Mata kuliah Kuliah Lapangan. Adapun laporan yang disusun oleh tim penyusun berisi tentang data-data singkapan dan struktur geologi yang terdapat di desa Ngalang. Selain itu Laporan ini juga berisi data pemetaan topografi dari daerah tersebut, khususnya sekitar sungai Oyo. Dari hasil ekplorasi ditemukan berbagai jenis batuan dan singkapan batuan Sedimen. Untuk menambah wawasan tentang struktur geologi juga pengenalan batuan, tim bersama dosen dan pendamping lapangan melakuakan analisa di Gunung Gentong, formasi Sambipitu dan formasi Nglanggran.



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan umum yang dijumpai pada kegiatan pembelajaran adalah kurangnya untuk menerapkan teori yang telah diberika, dengan praktek di lapangan pada koondisi yang sebenarnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, kuliah lapangan ini diselenggarakan guna menerapkan teori-teori dari mata kuliah yang terkait dengan geologi dan tambang. Kegiatan kuliah lapangan dilaksanakan di Camp Plosodoyong, Georesearch Indonesia, kecamatan Gedang Sari, Gunung Kidul, Kabupaten Wonosari, Yogyakarta. Sesuai dengan kurikulum SI di program studi Teknik Pertambangan, Universitas Palangka Raya, tercantum syarat untuk mengikuti Kerja Praktik dan Tugas Akhir dan memperoleh gelar sarjana pada mahasiswa harus mmengikuti Kuliah Lapangan. Kuliah Lapangan pada dasarnya merupakan kurikulum perkuliahan yang wajib bagi mahasiswa sebagai syarat menyelesaikan program studi di perguruan tinggi, dan sebagai wadah pendidikan formal dimana mahasiswa memperoleh teori keilmuan. Berdasarkan latar belang tersebut diatas maka, dirasa sangat perlu untuk menyelenggarakan suatu Kuliah Lapangan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan yang dinamakan Kuliah Lapangan Jurusan Teknik Pertambangan Tahun 2019



1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan dari Kuliah Lapangan ini adalah untuk memberiakan gambaran dan praktik langsung dalam bentuk Kuliah Lapangan mengenai teknik dan metode pengambilan data di lapangan dalam tata cara sampling, pengolahan dan analisis data, pembuatan pola dasar serta perhitungan potensi tambang.



Sedangkan manfaatnya adalah dengan adanya Kuliah Lapangan ini Dosen atau



narasumber



yang



berpengalaman



dapat



langsung



menjelasakan,



menggambarkan, dan memberi contoh lapangan kepada mahasiswa berkaitan dengan teori-teori yang telah diberikan di bangku perkuliahan dan pengalaman lapangan. Sehingga pada akhirnya mahasiswa dapat mengerti kondisi geologi dan kegiatan pertambangan , khususnya cara mengambil data lapangan, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan akhir dalamm bentuk laporan dan pola dasar untuk di persentasikan.



1.3 Waktu dan Tempat Kegiatan Pelaksanaan Kuliah Lapangan Tahun 2019 berlokasi di Camp Plosodoyong, kabupaten Gunung Kidul, provinsi D.I Yogyakarta. Lokasi yang diamati adalah beberapa kenampakan alamm yang ditunjuk secara fisiografi, dengan adanya singkapan batuan seperti jenis batuan beku, metamorf, sedimen, meta sedimen. Hal ini perlu dilakukan survey lokasi untuk mencari spot-spot lokasi terkait Geologi dan Pertambangan.



1.4 Anggota Team Ketua



: Glory Winnerson Siahaan



Anggota : Aris Setiawan



DBD 117 020 DBD 117 005



Mindo T. Panjaitan



DBD 117 024



Akhmad Ramadhani



DBD 117 028



Jethro Derwin



DBD 117 041



Melki Sendri



DBD 117 050



BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1 Pengenalan Alat 2.1.1 Kompas 2.1.2 Theodolit 2.1.3 GPS 2.1.4 Meteran 2.1.5 Rambu Ukur 2.1.6 Palu Geologi



2.1 Kegiatan Pemetaan Topografi dan Pemetaan Geologi 2.2.1 Pemetaan Topografi Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Metode yang digunakan adalah metode teristeris yang pada dasarnya pemetaan topografi ini terbagi atas pengukuran topografi, pengolahan data ukuran dan percetakan peta. Dalam metode ini, semua pekerjaan pengukuran topografi dilakukan dilapangan dengan menggunakan peralatan ukur seperti, Theodolite, Waterpass, alat ukur jarak serta peralatan lainnya. 2.2.1.1 Alat dan Bahan 1.



Alat



a.



Theodolite Digunakan untuk menentukan jarak tinggi tanah dengan sudut vertiakal dan horizontal,



b.



Statif/tripot Digunakan sebagai letak dudukan Theidolit agar tegak lurus terhadap titik penempatan dan dilengkapi secrub pengunci ketinggian,



c.



Rambu Ukur Merupakan



skala



pembacaan



yang



terbuat



dari



kayu/aluminium yang digunakan untuk membaca benang atas (BA), benang tengah (BT), dan benang bawah (BB), d.



Meteran Digunakan untuk pengukuran tinggi alat Theodolit,



e.



Kompas Geologi Digunakan untuk menyesuaikan adzimuth pada Theodolit dengan arah utara,



f.



GPS (Global Positioning System) Digunakan untuk menentukan titik koordinat.



2.



Bahan



a



Patok



b



Payung



c



Alat tulis



2.2.1.2 Prosedur Kerja a.



Persiapkan Theodolite dan kelengkapannya,



b.



Kendurkan secrup pengunci kaki statif,



c.



Tinggikan statif mencapai setinggi dada pembidik,



d.



Kencangkan secrup pengunci,



e.



Buka kaki statif hingga membentuk segitiga sama kaki dan pastikan tribar plat mendatar,



f.



Letakkan Theodolite diatas tribar,



g.



Mengarahkan mata centering optic dan posisikan patok tepat pada lingkaran di centering optic. Apabila belum tepat pada lingkaran, angkat kedua kaki statif dengan posisi mata tetap mengarah ke centering optic dan menyesuaikan patok agar tetap berada di tengah centering optic,



h.



Atur ulang gelembung pada nivo tabung agar berada di tengah dengan memutar secrup ABC searah jarum jam pada ketiga sisi kaki statif,



i.



Atur gelembung pada nivo mata sapi (bull’s eye) agar berada di tengah lingkaran,



j.



Hidupkan Theodolite dengan menekan tombol power,



k.



Arahkan teropong kearah utama sesuai jarum kompas yang mengarah ke utara,



l.



Jika kedudukan utara sudah didapatkan tekan tombol [0 set] sebanyak 2 kali untuk



mengatur sudut horizontal



target agar tetap berada pada 0o0’0’’, m. Lalu ukur tinggi Theodolite dan arahkan teropong kerambu ukur P1, kemudian bidik nilai benang tengahnya setinggi alat, n.



Kemudian membaca nilai benang atas dan benang bawah



o.



Menekan tombol [V/%] dan baca sudut horizontal serta v vertikalnya, membaca sudut luar biasa dengan memutar teropong secara horizontal,



p.



Balikkan teropong Theodolite kearah rambu ukur dan memmbaca sudut horizontal sebagai nilai sudut luar biasa.



q.



Lakukan tahappan tersebut pada patok selanjutnya



r.



Setelah selesai matikan Theodolite, lepaskan dari statif dan masukkan ke kotak.



2.2.2 Pemetaan Geologi Pemetaan dengan cara ini biasanya diterapkan dalam penelitian yang bersifat pendahuluan (Reconnaissance Mapping) dan bila peta dasar tidak ada. Dalam metode ini dibuat lintasan-lintasan dan tiap lintasan merupakan deretan titik pengamatan. Jenis lintasan ada dua macam yaitu:



1. Lintasan terbuka Lintasan ini menghasilkan poligon terbuka (lintasan tidak berakhir pada titik permulaan).



2. Lintasan tertutup Lintasan ini menghasilkan poligon tertutup (lintasan berakhir di titik permulaan).



2.2.2.1 Peralatan yang digunakan a.



Kompas geologi Digunakan untuk menentukan arah dan besar sudut, juga untuk mengukur kedudukan bidang (termasuk perlapisan, kekar, sesar).



b.



Palu geologi Digunakan untuk mengambil sample dengan cara memukulmukul pada batuan induk.



c.



HCl Digunakan untuk mengetahui apakah batuan itu mengandung karbonat atau tidak.



d.



Pita ukur Digunakan untuk mengukur lebarnya singkapan batuan yang diselidiki.



e.



GPS



2.2.2.2 Penelitian Lapangan Pada tahapan penelitian lapangan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, pemetaan pendahuluan, pemetaan detail, dan pemetaan ulang atau pengecekan lapangan. 



Pemetaan



pendahuluan



bertujuan



untuk



mengetahui



gambaran umum/keadaan medan daerah penelitian. 



Pemetaan detail meliputi pengambilan data selengkap mungkin dengan melintasi daerah-daerah yang diharap menjumpai singkapan-singkapan ssegar dengan melintasi sungai, lereng-lereng, dan punggungan bukit serta jalanjalan umum







Pemetaan ulang dimaksudkan untuk



mengecek dan



mengambil data lapangan yang dianggap kurang, untuk melengkapi data-data.



2.2.2.3 Analisa Data Lapangan a. Analisa Petrografi Contoh batuan yang diambil dari lapangan selanjutnya diproses menjadi sayatan tipis (thin section) berukuran 0,03 mm untuk tiap jenis batuan dan kemudian diamati dibawah



mikroskop



polarisasi



yang



dilakukan



di



laboratorium petrologi untuk mengetahui kandungan mineral serta penentuan nama batuan. b. Analisa Mikropaleontologi



Untuk mengetahui fosil pada batuan sehingga dapat dilakukan penaksiran umur batuan dan lingkungan pengendapannya



yang



dilakukan



di



laboratorium



mikropaleontologi. c. Analisa Stratigrafi Terdiri dari analisa petrologi dan petrografi yang bertujuan untuk mengetahui tatanan stratigrafi daerah penelitian berdasarkan atas data litologi. d. Analisa Struktur Geologi Yaitu pengamatan struktur geologi untuk mengetahui struktur geologi yang nampak, melakukan pencatatan, pengukuran dan perekaman data. e. Analisa Geomorfologi Mengidentifikasi satuan geomorfologi daerah penelitian yang didasarkan pada pengolahan persentase kelerengan, pada aliran sungai dan ciri geomorfologi lainnya.



2.2.2.4 Pengolahan Data Data-data yang diperoleh dianalisa secara detail dan di interpretasi, kemudian dilakukan pebuatan peta berupa peta geomorfologi, peta geologi, peta kerangka struktur geologi, peta pola aliran sungai dan tipe genetik sungai, serta peta bahan galian.



BAB III DISKUSI SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Diskusi Dari data pemetaan yang sudah kami lakukan di Plosodoyong, Desa Ngalang Kecamatan Gedang Sari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Baik Pemetaan topografi maupun pemetaan geologi. Blok yang dipetakan memiliki relatif landai bergelombang sampai terjal yang disesuaikan oleh penduduk setempat dengan membuat terasering untuk menghindari erosi atau longsoran. Dari keseluruhan data yang kami dapatkan terdapat 3 jenis batuan sedimen, yaitu batupasir, batugamping dan batu lempung, dan di dominasi oleh batugamping terutama dibagian utara dari sungai Oyo dan singkapan berselang-seling barupasir dan batugamping disepanjang sungai Oyo. 3.2 Simpulan Simpulan berdasarkan data hasil pemetaan : 1. Daerah Plosodoyong memiliki relief landai sampai curam bergelombang. 2. Terdapat singkapan batupasir, batugamping, dan batu lempung baik di daerah penduduk maupun di sekitar sungai Oyo. 3. Area pemetaan, khususnya blok D, didominasi oleh batugamping. 3.3 Saran Dari data pemetaan yang kami dapatkan kami dapat menyimpulkan area pemetaan memiliki relief landai bergelombang dan di dominasi batupasir. Akan tetapi karena kurangnya pengalaman di lapangan laporan kami ini jauh dari kata sempurna. Apabila kesalahan dalam pembuatan laporan ini mohon di maklumi, serta jika terdapat saran dan kritik akan sangat ,membantu kami untuk kedepannya agar dapat menjadi lebih baik lagi, kami selaku tim penyusun mengucapkan banyak terimakasih.