LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM GEOLOGI BANDUNG Kelas 1A Kel 10 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM GEOLOGI BANDUNG Tugas ini Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Geologi



Disusun Oleh : Irene Graciela L ( 1908037 ) LuthfiyaH Aulia ( 1908351 ) Muhammad Fathan Roy ( 1908419 ) Siti Nur Vauziyah ( 1902726 )



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2019 1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul “Laporan Kunjungan Museum Geologi Bandung “ tepat pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi. Terima kasih kepada Bapak Hendro selaku dosen matakuliah Geologi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapakan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca



Bandung, 14 Desember 2019 Penulis



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3 BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ ………….4 I.I Latar Belakang………………………………………………………………….4 1.2 Waktu dan Tempat……………………………………………………………..4 I.3 Tujuan…………………………………………………………………….…….4 Bab II PEMBAHASAN..…………………………………………………………………5 2.I Sejarah Museum Geologi Bandung……………………………………………5 2.2 Visi dan Misi Museum Geologi Bandung……………………………………..6 2.3 Tugas dan Fungsi Museum Geologi Bandung…………………………….…..6 2.4 Ruang Pamer Museum Geologi Bandung……………….…………………….6 Bab III: PENUTUP 3.I Kesimpulan……………………………………………………………………9 3.2 Saran………………………………………………………………………….9 Daftar Pustaka……………………………………………………………………11 Lampiran…………………………………………………………………………12



3



BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang



Museum Geologi merupakan salah satu tempat bersejarah di kota Bandung. Seringkali Museum Geologi dipakai sebagai tempat berwisata oleh masyarakat umum,lembaga pendidikan dan sebagainya untuk objek kegiatanpengamatan dan juga sebagai wisata edukasi .Salah satu museum di Indonesia ini di dalamnya menyimpan benda benda bersejarah seperti fosil fosil,batuan,mineral,dan sebagainya.



1.2 Waktu dan Tempat Waktu dan tempat pelaksanaan kunjungan yang dilakukan dalam pengumpulan data dan bahan laporan ialah : Hari/Tanggal : Selasa,26 November 2019 Pukul : 10.00 sd Selesai Tempat : Museum Geologi Bandung Jl. Diponegoro No.57, Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40122 I.3 Tujuan Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Geologi dan manfaat yang dapat diperoleh dari kunjungan ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan melihat benda-benda temuan prasejarah dan lain-lain berupa replika maupun asli. 2. Sebagai referensi visual dalam belajar 3. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi,mengelompokan berbagai jenis ,kandungan dan manfaat mineral dan batuan yang ada di permukaan bumi.



4



BAB II PEMBAHASAN 2.I Sejarah Museum Geologi Bandung Museum didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850. 1. Masa Penjajahan Belanda Berdirinya Museum Geologi ini identik dengan keberadaan Belanda pada zaman kolonialisme di Indonesia dan juga pengaruh dunia, dimana para ahli geologi Eropa Tengah pada masa itu sedang intensif melakukan banyak kegiatan penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Indonesia. Pada saat Eropa mengalami revolusi industri di pertengahan abad ke-18, mereka sangat memerlukan banyak jenis bahan tambang yang digunakan sebagai bahan dasar industri mereka. Melihat adanya peluang yang bagus, pemerintah Hindia Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian yang berada di wilayah Nusantara pada masa itu. Dengan proyek ini, perkembangan indutri di Belanda diharapkan dapat didukung dengan keberadaannya. Pada tahun 1850, dibentuklah lembaga Dienst van het Mijnwezen. Lembaga ini kemudian berganti nama pada tahun 1922 menjadi Dienst van Mijnbouw yang bertugas untuk menyelidiki geologi dan sumberdaya mineral di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. 2. Masa Penjajahan Jepang Ketika masa penjajahan Belanda berganti ke Jepang, fungsi dan pemilik dari Museum Geologi Bandung juga mengalami perubahan. Pada saat Jepang dinyatakan kalah dari di Perang Dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw pun berakhir. Letjen H. Ter Poorten atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan kekuasaan territorial Indonesia kepada Letjen H. Imamura pada tahun 1942. Penyerahan tersebut dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, pengurusan Gedung Geologisch Laboratorium berpindah dan diberi nama Kogyo Zimusho. Tetapi setahun kemudian, namanya berganti lagi menjadi Chishitsu Chosacho. 3. Masa Kemerdekaan Keberadaan Sejarah Museum Geologi Bandung ini memiliki fungsi dan manfaat yang berharga bagi kesejahteraan bangsa Indonesia di kemudian hari, sehingga Belanda melakukan upaya besar untuk merebut paksa Museum Geologi di kota Bandung ini ada tahun 1945. Pada masa itu, tentara sekutu pimpinan Amerika dan Inggris membonceng tentara bentukan Belanda bernama NICA. Karena tidak ingin berpindah tangan dan seluruh dokumen hasil penelitian yang ada di museum direbut oleh NICA Belanda, Museum Geologi Bandung pun sempat berpindah tempat ke beberapa tempat seperti Jalan Braga No. 3 dan No. 8 kota Bandung, bahkan hingga ke luar 5



daerah seperti Tasikmalaya, Solo, Magelang, dan Yogyakarta, sebelum akhirnya pada tahun 1950, semua dokumennya dikembalikan ke Bandung. 2.2 Visi dan Misi Museum Geologi Bandung Visi : – Terwujudnya sumber informasi geologi (dokumentasi koleksi warisan geologi Indonesia) yang profesional untuk masyarakat. Misi : – Memperagakan & mengkomunikasikan koleksi museum – Menyediakan informasi & materi edukasi geologi – Mendokumentasikan & mengkonservasi koleksi museum – Melakukan penelitian koleksi & pengembangan museum – Melakukan pameran museum & geologi – Melakukan penyuluhan & sosialisasi geologi – Melakukan kerjasama dengan instansi & sekolah – Melakukan pengelolaan museum secara professional – Memberikan pelayanan jasa permuseuman 2.3 Tugas dan Fungsi Museum Geologi Bandung Museum Geologi mempunyai tugas teknis penunjang dan operasional untuk melaksanakan penelitian, pengembangan dan konservasi serta memperagakan koleksi geologi. Kemudian dalam melaksanakan tugasnya, Museum Geologi juga menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut : – Penyiapan rencana dan program penelitian, pengembangan, konservasi,peragaan dan publikasi koleksi geologi – Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan dokumentasi – Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan peragaan – Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta publikasi – Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama serta pelayanan jasa permuseuman – Pelaksanaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga – Evaluasi pelaksanaan rencana dan program penelitain, pengembangan,konservasi, peragaan dan publikasi koleksi geologi. 2.4 Ruang Pamer Museum Geologi Bandung Lantai I Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :  Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.  Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif 6



 Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya  Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca. Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada zaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa. Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusiapurba diperagakan dalam bentuk panel dan maket. Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.



7



Lantai II Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur Ruang barat (dipakai oleh staf museum) Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia. Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini. Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.  Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.  Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral  Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.  Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi  Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longksor, letusan gunung api dan sebagainya.  Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.  Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.



8



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Museum Geologi Bandung, didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral . Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850. Dengan adanya Kegiatan kunjungan Mahasiswa ke Museum Geologi Bandung sangat bermanfaat. Dan dapat ditarik kesimpulan : 1. Museum adalah suatu tempat menyimpan benda-benda yang bernilai sejarah agar tidak hilang dan rusak sehingga dapat dinikmati berbagai generasi, itu diharapkan mereka dapat mengetahui sejarah dan dapat menghargai hasil yang telah dicapai generasi terdahulu sehingga mereka dapat mengambil hikmah dan sejarah itu sendiri. 2. Sebagai objek wisata museum dapat menjadi tempat untuk belajar sekaligus menambah pengetahuan bagi pengunjunga baik oleh masyarakat akademis maupun masyarakat awam. Sebagai pusat rekreasi yang edukatif museum memiliki peran yang sangat besar untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada masyarakat. Sekaligus menjadi sarana pengenalan budaya bangsa terhadap generasi muda. Sedangkan bagi pelajar museum dapat menjadi tempat untuk belajar sekaligus berwisata. 3. Sebagai tempat pendidikan dan penelitian museum museum banyak dimanfaatkan oleh berbagai kalangan akademis untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah dan sebagai ranah penelitian untuk mendapatkan berbagai data bagi para peneliti. 3.2 Saran Dari hasil penelitian masih banyak yang harus di perbaiki dan dirubah untuk membuat pengunjung semakin nyaman dan menjadikan Museum memiliki daya tarik untuk dikunjungi tidak hanya dari kalangan pelajar melainkan dari berbagai kalangan. 



Bagi pihak Museum -



Pengelola museum menambah petugas yang siap melayani pengunjung selama jam operasional di ruangan koleksi museum, baik di lantai 1 dan juga di lantai 2. Hal ini bertujuan agar pengunjung yang ingin mendapatkan informasi lebih banyak dapat menanyakannya kepada petugas museum.



9







Pengelola museum menambah pendingin disetiap ruangan, terutama ruangan yang berada di Lantai 2 agar pengunjung lebih nyaman . Bagi pihak Pengunjung



-



Bagi pengunjung yang membeli makanan disekitar museum, ketika selesai makan hendaknya membuang sampah pada tempatnya. Jangan membuang di sembarang tempat sehingga lingkungan museum terlihat kotor.



-



Pengunjung harus memiliki rasa bertanggung jawab ketika melihat koleksi museum. Mentaati peraturan yang ada dan tidak merusak koleksi dengan mencoret-coretnya.



10



DAFTAR PUSTAKA https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Geologi_Bandung



https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-museum-geologi-bandung-secara-singkat http://museum.geology.esdm.go.id/profil/ruang-peragaan



11



LAMPIRAN (meteorit batu dan meteorit besi)



(bentukan morfologi muka bumi)



(kelompok 10 dalam kunjungan ke museum) (proses pelapukan,erosi dan pengendapan )



(persebaran potensi SDA di Indonesia)



(Jenis jenis batuan)



12



(proses terjadinya tenaga tektonik)



(Sifat fisik mineral dan Kristal)



(Macam macam mineral )



(Amethyst Geode)



13



(Batubara dan Nikel )



(macam macam mineral)



(macam macam mineral)



14



15