Laporan Manajemen [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEKPRAKTEKKEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI IRINA E ATAS RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO



Disusun Oleh: Patricia Glory Tuwo, S.Kep



19014104038



Yusti Muzdalifa Taplo, S.Kep



19014104008



Grace Jinny Mundung, S.Kep



19014104018



Susilawati Darwan, S.Kep



19014104023



Vechya Z.P. Ndede, S.Kep



19014104028



Nianti MarlianiSihasale, S.Kep



19014104033



Amelia A.A. Rondo, S.Kep



19014104029



Wahyuni Abd. Rahim, S.Kep



19014104024



Indriyani Diyai, S.Kep



19014104012



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2020



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat interaksi antar individu.Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal.MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai dari kepala ruang, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet). Dalam menerapkan praktek keperawatan profesional karena bisa memberikan asuhan keperawatan yang terbaik kepada klien namun karena berbagai kendala terutama reward yang belum didapatkan dan dirasakan oleh perawat MPKP maka menjadikan motivasi dari perawat menurun dan tidak bersemangat dalam menerapkan MPKP. Pelayanan keperawatan yang diberikan di ruang MPKP memiliki pedoman dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bukan atas dasar kehendak perawat sendiri dimana pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan masalah pasien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat efektif dan efisien sesuai sasaran masalah yang terjadi pada pasien.Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien yaitu meliputi pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun keagamaannya.



1



B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah melaksanakan Praktik manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP), secara bertanggung jawab dan menunjukan sikap kepemimpinan yang professional serta langkah-langkah manajemen keperawatan 2. Tujuan Khusus Setelah



menyelesaikan



kegiatan



praktek



kepemimpinan



dan



manajemen, peserta mampu : a. Melaksanakan pengkajian di Ruang rawat inap keperawatan. b. Melaksanakan analisis situasi dan identifikasi masalah manajemen keperawatan c. Melakukan kegiatan manajemen keperawatan diruangan dalam bentuk: 1) Mampu membuat fungsi perencanaan model praktek keperawatan professional di ruangan antara lain: a) Mampu membentuk rumusan filosofi, visi dan misi ruangan b) Mampu membuat kebijakan kerja diruangan c) Mampu menyiapkan perangkat kegiatan model praktek keperawatan professional diruangan d) Mampu



mengembangkan



sistem



informasi



manajeman



keperawatan dirungan dalam menerapkan model praktek keperawatan professional 2) Mampu melaksanakan fungsi pengorganisasian di ruangan model praktek keperawatan professional antara lain : a) Membuat



struktur organisasi



di



ruang



model



praktek



keperawatan professional b) Membuat daftar dinas ruangan berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan professional c) Membuat daftar pasien berdasarkan Tim di ruang model praktek keperawatan professional



2



d. Melaksanakan fungsi pengarahan dalam ruangan di ruangan model praktek keperawatan professional antara lain : 1) Mampu menerapkan pemberian motivasi 2) Mampu membentuk manajemen konflik 3) Mampu melakukan supervisi 4) Mampu melakukan pendelegasian dengan baik 5) Mampu melakukan komunikasi efektif antara lain : a) Operan b) Prekonference c) Post konference d) Ronde keperawatan e) Supervisi Keperawatan f) Discharge planning g) Dokumentasi Keperawatan. e. Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di ruangan model praktek keperawatan professional antara lain : 1) Mampu memperhitungkan (BOR: bed occupancy rate), yaitu pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu 2) Mampu menghitung (ALOS: average length of stay), yaitu ratarata lama rawat seorang pasien 3) Mampu menghitung (TOI: turn over interval), rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya 4) Mampu menghitung Kejadian infeksi nosokomial 5) Mampu menghitung Kejadian cedera 6) Mampu melakukan Audit dokumentasi asuhan keparawatan 7) Mampu melakukan Survey masalah baru 8) Mampu menganalisis kepuasan pasien dan keluarga



3



C. Manfaat 1. Bagi pasien Dengan adanya program MPKP di Rumah Sakit diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatansehingga tercapai kepuasan klien yang optimal. 2. Bagi perawat 1) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal. 2) Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga. 3) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat. 4) Meningkatkan profesionalisme keperawatan. 3. Bagi rumah sakit 1) Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional. 2) Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun rencana strategi. 3) Mempelajari penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MPKP) secara optimal. 4. Bagi Mahasiswa Mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi MPKP di dalam Rumah Sakit.



4



BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT 1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit 1.1.1



Sejarah Singkat Rumah Sakit Perjalanan sejarah RS ini tak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya



RSU Gunung Wenang Manado. Bermula pada tahun 1936, saat itu pemerintah Belanda mendirikan Koningen Wilhelmina Ziekenheuis (KWZ) di lokasi Gunung Wenang, Manado. Lalu, pada saat bala tentara Jepang datang dan menduduki Manarou, RS ini kemudian berganti nama menjadi Kaigun Byoo-in. Setelah Indonesia merdeka, namanya kemudian berganti menjadi RS Gunung Wenang Manado. Pada tanggal 9 Februari tahun 1995, RS ini bersama seluruh tenaga medis dan pegawainya, pindah ke lokasi yang lebih memadai dan lebih luas di daerah Malalayang Manado, karena lokasi sebelumnya berada tepat di pusat kota yang sudah terlalu padat dan sulit untuk pengembangan dan pembangunan, serta lahannya sudah sempit dan terbatas. Nama RS saat pindah tersebut disesuaikan dengan nama lokasinya di Malalayang, sehingga namanya berubah menjadi RSUP Malalayang Manado dan ditetapkan sebagai RS Unit Swadana Pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Pada tanggal 9 Februari inilah kemudian setiap tahunnya diperingati sebagai hari ulang tahun (HUT) rumah sakit ini. Pada tahun 2004 berubah kembali namanya menjadi RSUP Prof. dr. R.D. Kandou dan nama ini kemudian ditetapkan pada tanggal 9 Agustus 2005 sampai sekarang. RS ini merupakan rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan Indonesia Timur. Pada tanggal 26 Juni 2007 RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado ditetapkan sebagai instansi yang merupakan PPK-BLU dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 756/Menkes/SK/VI/2007 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 272/Keu.05.2007 pada tanggal 21 Juni 2007. Dengan kata lain, RS ini harus dapat membiayai diri sendiri. Nah, pada tahun 2015 ini dengan berbagai upaya dan perjuangan berbagai pihak, Pemerintah Pusat



5



kemudian memberikan status sebagai RS tipe A sebagai RS Rujukan Nasional. Diraihnya Akreditasi Paripurna KARS versi 2012, kemudian akreditasi SNARS dan JCI tahun 2019. 1.1.2



Falsafah, Motto, Visi, Misi, dan Tujuan



a. Falsafah Tidak ada falsafah b. Motto Kepuasan pelanggan di atas segalanya. c. Visi Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Pelayanan Rujukan Nasional yang Unggul di Indonesia Timur Tahun 2019 d. Misi 1) Memberikan Pelayanan Medik, Keperawatan & Penunjang yang Berkualitas 2) Meningkatkan Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian 3) Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan 4) Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan 5) Mengembangkan Sarana dan Prasana Rumah Sakit e.



Tata Nilai 1) Team Work 2) Inovatif 3) Transparan dan Akuntabel 4) Integritas yang Tinggi 5) Bertindak Cepat dan Tepat



1.1.3



Sumber Daya Manusia di Ruangan Irina E Bawah. a. Di ruangan tersedia tenaga konsulen dari mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, yaitu dokter resinden spesialis anak 65 orang. Mereka dibawah tanggung jawab spesialis anak, yang disebut Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)atau dokter tetap yang terbagi dalam beberapa divisi dengan total 28 orang.



6



b. Jumlah perawat di ruangan adalah 17 orang yang terdiri dari 14 orang perawat pelaksana, 2 ketua tim, dan 1 kepala ruangan. Dengan jenjang pendidikan D3 Keperawatan sebanyak 4 orang dan jenjang S1 Profesi Keperawatan 12 orang, dan jenjang S2 Keperawatan Spesialis Anak 1 orang . c. Jumlah tenaga Administrasi ruangan adalah 1 orang d. Jumlah tenaga Farmasi 1 orang e. Jumlah Ahli Gizi 1 orang f. Jumlah MPP (Manajer Pelayanan Pasien) 1 Orang g. Jumlah petugas kebersihandi ruangan adalah 2 orang yang disediakan oleh pihak ke-3 yaitu PT. Prima Mitra Clean f. Penampilan Kerja Berdasarkan laporan indikator pelayanan rumah sakit, data bulan Januari 2020 didapatkan data : 1)Jumlah pasien yang dirawat 149 pasien 2)BOR (Bed Occupancy Rate) Berdasarkan hasil observasi laporan bulanan ruangan Irina E Atas, didapatkan bulan Januari 72,04 % 3)LOS (Length Of Stay) Berdasarkan hasil observasi laporan bulanan ruangan Irina E Atas, didapatkan bulan Januari 4,42% 4)TOI (Turn Over interval) Berdasarkan hasil observasi laporan bulanan ruangan Irina E Atas, didapatkan bulan Januari 2,78% B. Analisis Hasil Pengkajian Manajemen Pelayanan Keperawatan di Ruang Irina E Atas 1. Pengkajian Manajemen Pelayanan Keperawatan Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 05 februari 2019 , diketahui bahwa masih banyak permasalahan yang ditemui dalam penerapan manajemen keperawatan, baik dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian,



pengawasan



dan



pengendalian,



dimana



fungsi



7



manajemen tersebut belum dilaksanakan secara optimal.Pengkajian dilakukan pada tanggal 05 Februari 2019 yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan aspek manajemen keperawatan melalui pendekatan terhadap aspek manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan.Pengkajian manajemen meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengawasan dan fungsi pengendalian.Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah studi literatur dengan membaca laporan ruangan dan laporan hasil praktek manajemen sebelumnya yang berkaitan dengan manajemen, kemudian dikonfirmasi dengan masalah-masalah yang dikemukakan oleh responden,



konfirmasi



dilakukan



melalui



observasi,



wawancara,



penyebaran angket/kuesioner.Responden yang terlibat dalam pengisian kuesioner sebanyak 12 orang perawat pelaksana dan 1 orang kepala ruangan.Responden berasal dari ruang rawat inap Irina E Atas. Observasi dilakukan dengan melihat ada tidaknya visi dan misi rumah sakit, bidang keperawatan, instalasi E dan ruangan Irina E Atas, struktur organisasi ruangan, Standard Operationa Procedure(SOP), Standar Asuhan Keperawatan (SAK), ketersediaan format dokumentasi asuhan keperawatan dan menilai kelengkapan dokumentasi proses asuhan keperawatan dengan menggunakan instrumen A, Depkes 2010 setiap berkas rekam medis pasien. C. Analisis Hasil Pengkajian Manajemen di Ruangan Irina E Bawah 1.



Fungsi Perencanaan a. Visi dan Misi Organisasi Wawancara:Menurut Kepala Ruangansampai saat ini belum ada visi, misi, filosofi khusus untuk ruang Irina E atas, karena kebijakan Rumah Sakit mengharuskan visi danmisi ruangan sejalan dengan visi dan misi Rumah Sakit. Observasi:Dari hasil pengamatan di ruangan Irina E Atas terpampang di dinding koridor visi dan misi Rumah Sakityang dapat dibaca dengan mudah oleh semua orang yang melewatinya.



8



Kuesioner:75% perawat selalu melaksanakan tugas sesuai visi misi RS Masalah :Filosofi, Visi dan Misi Ruangan Belum Tersedia b. Pelaksanaan Askep berdasarkan SAK Wawancara:Kepala ruangan mengatakan asuhan keperawatan sudah berdasarkan SAK yang berlaku di RS yakni menggunakan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) PPNI Observasi:Sudah tersedia SAK dalam hal ini buku Standar Diagnosa Keperawatan



Indonesia



(SDKI), Standar Luaran



Keperawatan



Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari PPNI di ruangan yang dapat dibaca oleh perawat Kuesioner:91,7% perawat selalu melaksanakan asuhan keperawatan yang berpedoman pada standar asuhan keperawatan Masalah: Tidak ada masalah c. Pelaksanaan Askep berdasarkanSOP Wawancara:Kepala ruangan mengatakan asuhan keperawatan sudah berdasarkan SOP yang berlaku di RS, namun kadang masih ada beberapa perawat yang kurang sesuai dengan SOP. Observasi:Sudah tersedia SOP tertulis di ruangan yang dapat dibaca oleh perawat. Untuk penerimaan pasien baru diruangan terlihat masih belum sesuai dengan alur SOP Kuesioner:83,3% perawat selalu dalam melaksanakan prosedur keperawatan berpedoman pada standar operasional prosedur dan 16,7% sering dalam melaksanakan prosedur keperawatan berpedoman pada standar operasional prosedur Masalah: Penerimaan pasien baru tidak sesuai dengan alur SOP d. Pembuatan Rencana Harian Wawancara: Kepala ruangan mengatakan perawat di ruangan irina E atas sudah memiliki catatan harian/laporan harian ruangan yang ditulis setiap harinya. Observasi: Sudah tersedia buku laporan catatan harian ruangan tim A dan tim B di ruangan Irina E atas



9



Masalah:Tidak ada masalah e. Standar Kinerja Perawat berdasarkan Acuan Aturan RS Wawancara:Menurut kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana di ruangan sudah bekerja berdasarkan aturan yang berlaku di RS Observasi:Ada buku jadwal dinas harian untuk perawat, berpakaian dan menggunakan atribut sesuai standar, datang dan pulang sesuai waktu dinas. Kuesioner: 75% perawat selalu berusaha konsisten dalam bekerja dengan mengikuti standar kinerja di Rumah Sakit. Masalah: Tidak ada masalah 2.



Fungsi Pengorganisasian a.



Struktur Organisasi Wawancara: menurut Kepala ruangan struktur ketenagaan yang ada sudahdibentuk 2 tim dari konsep MPKP diruangan yang dibuat oleh Rumah Sakit. Observasi: terpasang bagan struktur di ruangan Kuesioner:91,7% perawat selalu memahami struktur organisasi yang ada diruangan. Masalah:Tidak ada masalah



b. Standar Pemberian Askep menggunakan Metode MPKP Wawancara: Menurut Kepala ruang didapatkan data bahwa metode penugasan yang dilakukan menggunakan metode moduler yakni gabungan antara metode tim dan primer yang dibagi dalam 2 tim. Observasi:Hasil pengamatan ada 2 tim diruangan yang di pimpin oleh ketua tim A dan ketua tim B, serta ada Penanggung Jawab Shift. Pembagian tanggungjawab terhadap pasien dilakukan berdasarkan kamar, perawat pelaksana mempertanggungjawabkan kepada PJ shift /ketua tim dan ketua tim/PJ shift mempertanggungjawabkan kepada kepala ruangan. Kepala ruangan bertanggungjawab penuh terhadap seluruh perawat di ruangan Irina E Atas.



10



Kuesioner:66,7%



perawat



selalu



dalam



pemberian



asuhan



keperawatan yang digunakan diruangan dengan MPKP Masalah: Tidak ada masalah c. Uraian Tugas Wawancara: Menurut Kepala ruangan setiap perawat sudah mempunyai uraian tugas masing-masing yang tertulis pada data masing-masing perawat di ruangan. Batas wewenang dan tanggung jawab perawat cukup jelas dengan dibuat job discription. Observasi: Diruangan sudah ada buku uraian tugas perawat sesuai perannya. Kuesioner:91,7% perawat selalu melakukan tugas sesuai dengan uraian tugas yang ditentukan oleh ruangan dan 8,3% kadang-kadang melakukan tugas sesuai dengan uraian tugas yang ditentukan oleh ruangan Masalah: Tidak ada masalah d. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Wawancara: Menurut kepala ruangan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai dengan format yang disediakan oleh Rumah Sakit. Saat ini kepatuhan perawat dalam pendokumentasian Asuhan Keperawatan sudah cukup baik dan lengkap meski kadang masih ada yang kedapatan kurang dalam pendokumentasiannya. Observasi: Tersedia lembar pengisian pengkajian keperawatan, format care plan, catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) tersedia kolom profesi dan SOAP yang dapat di isi juga oleh profesi lain selain perawat, tersedia juga lembar implementasi dan evaluasi keperawatan, serta lembar edukasi kesehatan yang di berikan perawat dan profesi lain pada satu format. Pengkajian dan masalah keperawatan yang diangkat sebagian besar sudah mencerminkan kondisi pasien yang seutuhnya, evaluasi didokumentasikan secara kontinu. Masalah:Tidak ada masalah



11



e. Perhitungan Kebutuhan Ketenagaan Wawancara: didapatkan



Menurut



kepala



ruangan dan



informasi



bahwa



penghitungan



Kepala Instalasi, jumlah



tenaga



menggunakan perhitungan menurut Depkes 2005. Tetapi dari hasil perhitungan, masih dinyatakan kurang tenaga perawat. Namun tetap dilakukan



juga



perhitungan



berdasarkan



keadaan



kebutuhan



dilapangan. Observasi:Masing-masing perawat masih mampu melaksanankan tugas dengan baik dan tidak terjadi overload Kuesioner:Menurut perawat jumlah tenaga keperawatan yang ada diruangan telah sesuai dengan beban kerja 41,7% kadang-kadang , 33,3% sering, 25% selalu Masalah:Tidak ada masalah f. Pengaturan Jadwal Dinas Wawancara:Menurut



kepala



ruangan,



pengaturan



shift



yang



dilakukan disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada di ruangan dan tidak



berdasarkan



pada tingkat



ketergantungan



klien,



karena



disesuaikan dengan jumlah perawat dan kondisi ruang perawatan. Observasi:Format shift diruangan menggunakan proporsi jumlah perawat yang ada dan tertulis jelas selama periode 1 bulan. Pada tanggal 05 Februari 2020 jumlah perawat shif pagi 8, sore 3, malam 2 dan 2 perawat cuti melahirkan. Kuesioner:Menurut perawat pengaturan shif yang ada diruangan mereka berdasarkan dari tingkat ketergantungan klien selalu 50%, sering 25%, kadang-kadang 25%. Masalah:Pembagian shift kurang efektif 3.



Fungsi Pengarahan a.



Supervisi Perawat Wawancara: Menurut kepala ruangan, supervisi dilakukan secara rutin dan berkala saat pre conference oleh kepala ruangan dan kepala instalasi serta sesekali dari bidang keperawatan



pada shift



pergantian shift malam ke pagi dan shift pagi ke sore. Metode yang



12



digunakan dalam supervisi ada secara langsung maupun tidak langsung. Adapun kegiatan yang disupervisi antara lain kerapihan dan kebersihan ruangan, handover, tindakan perawat, kondisi pasien, dan kelengkapan berkas rekam medis pasien. Observasi:Kepala



ruangan



dan



kepala



instalasi



melakukan



pengarahan dan memberikan motivasi saat pre conference dan mengikuti handover di ruangan pasien serta memantau tindakan dan keadaan sekitar ruangan perawatan. Kuesioner: Menurut perawat didalam bekerja menjadi tenang karena setiap saat ada kegiatan supervisi untuk menunjukkan yang baik kepada kami 58,3% selaludan 8,4% kadang-kadang.Menurut perawat tiap 3 bulan sekali diruangan dilakukan evaluasi terhadap kinerja perawat diruangan masing-masing yang dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana 50% selalu, 33,3% sering dan 16,7% tidak pernah. Masalah: Tidak ada masalah b.



Motivasi dan Komunikasi Wawancara: Menurut Kepala Ruangan dan Kepala instalasi peningkatan motivasi di irina E atas sudah di lakukan dengan beberapa kegiatan yang diadakan bidang keperawatan maupun kepala instalasi dan kepala ruangan seperti presentasi LOS yang dilakukan perawat pelaksana, debat askep di ruangan yang di laksanakan oleh Kepala instalasi dan reward bagi perawat yang kritis dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan dalam penyusunan diagnosa



keperawatan



pasiennya.



Menurut



kepala



ruangan



Komunikasi antar perawat selama ini baik, dan belum ada pengaduan/komplain satu dengan yang lain. Observasi: Kepala Instalasi dan Kepala Ruangan memberikan motivasi dan semangat pada pre conference. Komunikasi berjalan dengan baik sesuai dengan jalur, baik saat timbang terima maupun hal yang lainnya. Masalah:Tidak ada masalah



13



c.



Pendelegasian Tugas Wawancara:



Menurut



kepala



ruangan,



pendelegasian



tugas



diberlakukan atas persetujuan kepala ruangan dengan alasan yang jelas dan hanya berlaku untuk 1 hari untuk pertukaran shift antar teman



perawat.



Pendelegasian



tersebut



dilakukan



dengan



memasukan surat permohonan delegasi kepada kepala ruangan dan di tandatangani kepala ruangan. Observasi: Terdapat surat pendelegasian di ruangan irina E atas yang berisi keterangan, tanda tangan kedua pihak yang berdelegasi dan tanda tangan mengetahui kepala ruangan Masalah: Tidak ada masalah d.



Pembagian Tugas Wawancara:Menurut kepala ruangan pembagian tugas harian dilakukan secara lisan saat pre conference dan ditulis dalam buku pembagian tugas ruangan. Observasi:Ketua tim/pj shift membaca pembagian tugas saat pre conference dan terdapat buku pembagian tugas ruangan. Post conference tidak pernah terlihat dilakukan di ruangan irina E atas. Kuesioner :83,3% perawat selalu mengetahui betul pekerjannya sebagai perawat karena sebelum dinas ada pre conference dari ketua tim. Kemudian 58,% perawat selalu dan 16,7% perawat mengatakan tidak pernahmengetahui betul pekerjannya sebagai perawat karena setiap hari ada program post conference dari ketua tim Masalah :Pre conferencesudah dilakukan tetapi belum sesuai alur SOP dan Post conference belum pernah dilakukan.



e.



Kegiatan Ronde Keperawatan Wawancara: Menurut Kepala Ruangan ronde keperawatan biasa dilakukan pada pagi hari bersamaan dengan handover. Observasi: Kegiatan ronde keperawatan belum dilakukan di ruangan.



14



Kuesioner: Menurut perawat senang karena ada kegiatan ronde keperawatan diruangan untuk menyelesaiakan kasus kompleks diruangan 50% selalu, kadang-kadang 16,7%, 8,3% tidak pernah. Masalah : Tidak ada masalah 4. Fungsi Pengendalian a. Program Pengendalian Mutu Wawancara: Menurut kepala ruangan sudah ada tim pengendali mutu Observasi:Indikator pengendalian mutu di tempel di ruangan perawat yang terdiri dari presentase angka kualitas asuhan keperawatan, angka kualitas Hand Over perawat, angka kepatuhan kebersihan tangan, kelengkapan dan ketepatan pengembalian rekam medik dalam waktu 24 jam setelah pasien pulang, ketepatan visite dokter spesialis (jam 06.00-10.00). Namun belum ada presentase perhitungan angka kejadian infeksi nosokomial dan angka kejadian jatuh di ruangan. Kuesioner:Setiap bulan diruangan dilakukan audit mutu dengan cara menghitung kejadian jatuh, selalu 91,7%, kadang-kadang 8,3% Masalah:Tidak ada masalah b. Monitoring BOR Wawancara: Menurut kepala ruangan, pengumpulan data BOR dilakukan dengan mendata jumlah pasien harian, kemudian dioleh dan



dipresentasikan



pelaporan



dari



setiap



bidang



bulannya keperawatan.



menggunakan Pengumpulan



format data



didelegasikan kepada perawat pelaksana yang ditunjuk. Observasi:



Hasil



perhitungan



BOR



terdokumentasi



setiap



bulannya di format pelaporan bulanan Kuesioner: Setiap bulan diruangan dilakukan audit mutu dengan cara menghitung BOR (100%) Masalah: Tidak ada masalah c. Monitoring LOS



15



Wawancara: Menurut kepala ruangan,pengumpulan data LOS dilakukan dengan mendata jumlah pasien harian, kemudian diolah dan



dipresentasikan



pelaporan



dari



setiap



bidang



bulannya keperawatan.



menggunakan Pengumpulan



format data



didelegasikan kepada perawat pelaksana yang ditunjuk. Observasi: Hasil perhitungan LOS terdokumentasi setiap bulannya di format pelaporan bulanan. Kuesioner: Setiap bulan diruangan dilakukan audit mutu dengan cara menghitung LOS (100%) Masalah:Tidak ada masalah d. Monitoring TOI Wawancara:Menurut Kepala runagan, pengumpulan data TOI dilakukan dengan mendata jumlah pasien harian, kemudian diolah dan



dipresentasikan



pelaporan



dari



setiap



bidang



bulannya keperawatan.



menggunakan Pengumpulan



format data



didelegasikan kepada perawat pelaksana yang ditunjuk. Observasi: Hasil perhitungan TOI terdokumentasi setiap bulannya di format pelaporan bulanan Kuesioner: Setiap bulan diruangan dilakukan audit mutu dengan cara menghitung TOI (100%) Masalah:Tidak ada masalah e. Monitoring Kejadian Infeksi Nosokomial Wawancara: Menurut kepala ruangan, pengumpulan data kejadian infeksi nosokomial dilakukan dengan mendata jumlah pasien dengan terpasang akses invasif perifer, kateter urine dan Central Line (penggunaan CVC) dengan kejadian felebitis, Infeksi Saluran Kemih (ISK), dan Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) dengan format dari bidang PPI. Kemudian diolah dan dipresentasikan setiap bulannya menggunakan format pelaporan dari bidang keperawatan. Pengumpulan data didelegasikan kepada perawat pelaksana yang ditunjuk.



16



Observasi:



Hasil



perhitungan



kejadian



angka



nosokomial



terdokumentasi setiap bulannya di format pelaporan bulanan dan langsung di laporkan ke PPI, namun tidak di tampilkan secara presentasi print out di ruangan. Kuesioner: Setiap bulan diruangan dilakukan audit mutu dengan cara menghitung kejadian infeksi Nosokomial (100%) Masalah: Tidak ada masalah f. Monitoring Kejadian Jatuh Wawancara:



Menurut



kepala



ruangan, pengumpulan



data



kejadaian jatuh dilakukan dengan mengkaji skoring risiko jatuh menggunakan format pengkajian risiko jatuh anak (HumpthyDumpthy), tetapi untuk pelaporan kejadian jatuh tidak ada. Ruangan bekerja sama dengan pihak departemen Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3)



kemudian dioleh dan dipresentasikan



setiap bulannya menggunakan format pelaporan dari bidang keperawatan. Namun pendataan hanya berjalan jika sudah ada kejadian cedera, jika tidak maka tidak dilakukan pelaporan. Observasi: Hasil pengkajian risiko jatuh terdokumentasi di berkas rekam medis klien, tetapi rekap data harian untuk pasien berisiko jatuh dan kejadian jatuh tidak terdokumentasi di ruangan. Melainkan bekerjasama dengan Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk pendokumentasiannya. Kuesioner: Setiap bulan diruangan dilakukan audit mutu dengan cara menghitung kejadian jatuh, selalu 91,7%, kadang-kadang 8,3% Masalah: Tidak ada masalah D. Prioritas Penyelesaian Masalah Manajemen Keperawatan Prioritas masalah dilakukan dengan teknik kriteria matriks dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut : 1. Magnitude (Mg), yaitu kecenderungan dan seringnya masalah terjadi, 2. Severity(Sv), yaitu besarnya kerugian yang ditimbulkan,



17



3. Manageability(Mn), yaitu kemampuan menyelesaikan masalah-masalah, 4. Nursing Concern(Nc), yaitu fokus pada Keperawatan, 5. Affordabilility(Af), yaitu ketersedian sumber daya. Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dngan kriteria sebagai berikut : 1. Nilai 1 = sangat kurang sesuai, 2. Nilai 2 = kurang sesuai, 3. Nilai 3 = cukup sesuai, 4. Nilai 4 = sesuai 5. Nilai 5 = sangat sesuai. Tabel 2.2 Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan No 1 2 3



Masalah



Mg



Sv



Mn



Nc



Af



Skor



belum



4



3



3



5



2



360



dilakukan sesuai dengan alur SOP Pembagian shift kurang efektif Penerimaan pasien baru belum sesuai



2 4



2 2



2 3



3 4



3 2



72 192



Pre



dan



post



conference



alur SOP Dari tabel diatas maka dibuat prioritas masalah sebagai berikut : 1. Predan post conference belum dilakukan sesuai alur SOP E. Alternatif Penyelesaian Masalah Dari



masalah-masalah



yang



berhasil



diidentifikasi,



dengan



mempertimbangkan sumberdaya, waktu, kewenangan dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada, maka masalah yang diatasi hanya 3 masalah. Dan berdasarkan prioritas masalah diatas maka skor tertinggi akan dilakukan rencana tindak lanjut (masalah 1 sampai masalah 5). Tindak lanjut yang akan diambil mempertimbangkan keterbatasan waktu, sumber daya, dana keuangan dan kemampuan. F. Seleksi Alternatif Penyelesaian masalah. Seleksi alternatif penyelesaian masalah menggunakan pembobotan CARL, yaitu : C = Capability, artinya kemampuan melaksanakan alternatif,



18



A = Accesability, artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif R = Readiness, artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif, L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah. Rentang nilai 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai berikut : Nilai 1 = sangat kurang sesuai, Nilai 2 = kurang sesuai, Nilai 3 = cukup sesuai, Nilai 4 = sesuai, Nilai 5 = sangat sesuai. Tabel 2.3 Seleksi Alternatif Penyelesaian Masalah No 1



Alternatif Penyelesaian Masalah C A R L Total Memperagakan dan membuat videopre dan 5 4 4 4 320



2



post conference sesuai alur SOP Mengatur shift sesuai tingkat ketergantungan 4 4



3



3



144



3



pasien Memperagakan dan mebuat video penerimaan 4 4



4



4



256



pasien baru yang sesuai dengan alur SOP Dari tabel diatas maka dibuat prioritas penyelesaian masalah sebagai berikut : 1. Memperagakan pre dan post conference sesuai alur SOP G. Jadwal waktu dan Rancangan pelaksanaan Rencana kegiatan meliputi: 1. Memperagakan dan membuat video pre dan post conference sesuai alur SOP 2. Memperagakan dan membuat video penerimaan pasien baru sesuai alur SOP 3. Pengaturan jadwal dinas/shift sesuai tingkat ketergantungan pasien



19



Tabel 3.1 No 1



Rencana Kegiatan Manajemen Keperawatan di Ruangan E Atas



Kegiatan Waktu Roleplay dan Selasa, 11 membuat



video Februari



penerimaan



2020



Ruang E Atas



Sasaran Perawat Ruangan



Metode Bermain Peran



Hasil yang diharapkan Perawat ruangan dapat mengikuti



(Roleplay)



dan menerapkan penerimaan pasien baru dan pre-post conference yang di



pasien baru dan



Roleplaykan oleh Mahasiswa Profesi



pre-post



Ners Unsrat



conference



serta



mengatur jadwal dinas/shift sesuai tingkat ketergantungan pasien



20



BAB 3 PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Presentasi kegiatan manajemen keperawatan dan hasil analisis pengkajian serta rencana penyelesaian masalah manajemen keperawatan di rumah sakit RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Ruang Irina E Atas dilaksanakan pada hari Senin, 10 Februari 2020 yang dihadiri oleh Kepala Instalasi Ruangan Irina E, Kepala Ruangan Irina E Atas, Clinical Teacher (CT) dan Clinical Instructure(CI) Pada pertemuan tersebut telah disepakati prioritas masalah yang telah ditetapkan meliputi : 1) Pre dan post conference belum dilakukan sesuai dengan alur SOP 2) Penerimaan pasien baru belum sesuai alur SOP 3) Pengaturan jadwal dinas belum sesuai tingkat ketergantungan pasien. Rencana penyelesaian masalah diatas adalah melakukan kegiatan penyegaran dengan tema penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional dengan metode modifikasi keperawatan tim-primer. Fokus penyegaran adalah melakukan pre post conferencesesuai alur SOP, penerimaan pasien baru sesuai alur SOP dan mengatur jadwal dinas/shift sesuai tingkat ketergantungan pasien. A. PERSIAPAN KEGIATAN 1. Penyiapan perangkat MPKP Penyiapan perangkat kegiatan MPKP dilakukan dengan menyusun pelaksanaan pre dan post conference yang sesuia dengan alur SOP. Perangkat yang disusun dalam bentuk format alur SOP dan video pre -post conference dan penerimaan pasien baru serta pengaturan jadwal dinas/shift sesuai tingkat ketergantungan pasien. Penyiapan perangkat ini dilakukan pada tanggal 10 Februari 2020. B. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan MPKP mulai dilakukan tanggal 11 Februari 2020 sesuai jadwal yang telah disusun. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan



21



oleh kelompok antara lain adalah pembuatan papan informasi pasien, pembuatan grafik BOR, LOS, TOI untuk periode bulan Januari 2020, pelaksaan pre dan post conferenc, pelaksanaan penerimaan pasien baru dan pengaturan jadwal shift/dinas sesuai tingkat ketergantungan pasien. Persiapan hasil kegiatan dalam bentuk pengkajian dan penyiapan perangkat MPKP, pelaksanaan kegiatan berdasarkan analisis data yang dikumpulkan dan evaluasi dengan program control kegiatan. 2. Penerapan Kegiatan Penerapan dan Roleplay Manajemen Keperawatan di Ruangan Irina E Atas a. Pre-post conference Pre-post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan dan sebelum operan berikutnya yang dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim atau PJ tim. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000). Kegiatan pre conference di kelompok adalah, setelah operan dan pengarahan dari kepala ruangan, ketua tim melakukan kegiatan prepost conference bersama anggota timnya dan membagi habis pasien sesuai dengan pasien kelolaan dan pasien titipan pada shiftnya. Mahasiswa berdiskusi dengan kepala ruang tentang metode penugasan tim primer, bersama-sama dengan ketua tim menentukan tingkat ketengantungan pasien agar mempunyai persepsi yang sama sehingga dalam pembagian tugas perawat pelaksana disesuaikan tingkat ketergantungan pasien. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh post conference terhadap operan shift diruang rawat inap RSUD Ungaran. (Permatasari, 2014) Menurut Kelia, Sri (2012) kegiatan post conference berpengaruh terhadap operan Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah perlunya peningkatan motivasi agar pelaksanaan pre-post conference dapat



22



terus dilakukan, peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan, kepala ruangan melakukan supervisi dan mengingatkan katim terhadap pelaksanaan pre-post conference agar terbiasa dan menjadi budaya kerja. b. Penerimaan pasien baru Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan,



khususnya



pada



rawat



inap



atau



keperawatan



intensif.Dalam penerimaanpasienbaru,makasampaikanbeberapahalmengenaiorientasir uang,pengenalanketenagaan nersmedis, dan tata tertib ruang, sertapenyakit. Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah perlunya peningkatan motivasi agar pelaksanaan penerimaan pasien baru dapat terus dilakukan, peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan, kepala ruangan melakukan supervisi dan mengingatkan katim terhadap pelaksanaan penerimaan pasien baru agar terbiasa dan menjadi budaya kerja. c. Jadwal dinas/shift berdasarkan tingkat ketergantungan Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat pada pagi, sore dan malam teragantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada table di bawah ini Klasifikasi Pasien Minimal care Jlh Pasien Pagi



Partial Care



Total Care



Sore



Malam



Pagi



Sore



Malam



Pagi



Sore



Malam



1



0.17



0.14



0.1



0.27



0.15



0.07



0.36



0.30



0.20



2



0.34



0.28



0.2



0.54



0.3



0.14



0.72



0.60



0.40



3



0.51



0.42



0.3



0.81



0.45



0.21



1.08



0.90



0.60



Dst



 



 



 



 



 



 



 



 



 



23



Hari ke-



1 2 3 4 5 6 7



Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Minimal Parsial Total 18 3 3 27 1 0 28 1 0 31 1 0 31 1 0 28 0 0 22 1 0 Jumlah Rata-Rata



Jumlah



Kebutuhan Tenaga Perawat



klien 29 28 29 32 32 28 23



Pagi 4.95 4.86 4.9 5.41 5.41 4.76 3.88 4.88= 5



Sore 3.87 3.93 4.07 5.42 5.42 3.92 3.23 4.2=4



Malam 2.16 1.9 1.97 2.18 2.18 1.96 1.55 1.98=2



Berdasarkan perhitungan pembagian jadwal shift menurut Douglas dengan menggunakka tingkat ketergantungan pasien selama 1 minggu (3-8 Februari 2020) maka didapatkan perawat yang dinas di Ruang Irina E Atas adalah Pagi 5 orang, sore 4 orang, dan malam 2 orang. C. Evaluasi kegiatan MPKP Evaluasi kegiatan MPKP adalah proses untuk mengamati secara terusmenerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk indikator mutu yang dipakai oleh kelompok dalam melakukan evaluasi selama kegiatanantara lain adalah pre-post conference dan penerimaan pasien baru yang sesuai alur dan SOP yang telah dibuat serta pengaturan jadwal shift/dinas. Setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari pada tanggal 11-13 Februari 2020 didapatkan hasil: 1. Perawat diruangan belum melakukan pre conference sesuai dengan alur SOP yang telah dibuat dan diperagakan. 2. Perawat diruangan belum melakukan post conference sesuai dengan alur SOP yang telah dibuat dan diperagakan. 3. Perawat diruangan belum melakukan penerimaan pasien baru sesuai dengan alur SOP 4. Pengaturan shift sesuai tingkat ketergantungan pasien sudah dilakukan tetapi belum terealisasikan akibat masih adanya perawat yang sedang cuti melahirkan dan dalam keadaan menyusui dan selalu masuk shift pagi.



24



BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN



25



A. Kesimpulan 1. Pengkajian data diruang praktek manajemen memakai alat kuesioner, wawancara dan lembar observasi dan dari hasil analis ditemukan masalah yang perlu dilakukan diruangan antara lain pelaksanaan pre-post conference yang belum sesuai alur SOP. 2. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan memakai model modifikasi TIM dan Primer ( Moduler) dengan pembagian tim menjadi 2 kelompok besar yang diketuai oleh kepala tim dan bertindak sebagai perawat primer dan perawat pelaksana. 3. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standart operasional prosedur dengan rutinitas kegiatan antara lain Operan, Supervisi Keperawatan, Discharge planning, dan Dokumentasi Keperawatan. 4. Kegiatan manajemen pre-post conference belum dilakukan sesuai alur standart operasional prosedur. 5. Kegiatan manajemen penerimaan pasien baru belum dilakukan sesuai alur standart operasional prosedur. 6. Pengaturan jadwal dinas/shift sesuai tingkat ketergantungan pasien belum digunakan. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, disarankan kepada : 1. Pimpinan / kepala a. Memberikan dukungan dan kesempatan serta kemudahan bagi profesi keperawatan untuk mengembangkan karir dan pendidikan berkelanjutan dari D3 ke S1 Keperawatan yang diperlukan diruang MPKP. 2. Subdepartemen Keperawatan a. Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan yang sudah terbentuk menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan ditingkatkan, memberi pujian terhadap hasil yang telah dicapai untuk meningkatkan motivasi dan kualitas kerja perawat. b. Memberikan pengkayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan terutama pada fungsi pengawasan.



26



3. Kepala Ruangan dan Ketua Tim a. Kepala ruangan dan ketua tim hendaknya melakukan bimbingan kepada perawat pelaksana untuk pelaksanaan pre-post conference, penerimaan pasien baru dan pembagian jadwal shift sesuai tingkat ketergantungan pasien. b. Melakukan audit keperawatan secara berkala pada pasien yang akan pulang atau dalam proses perawatan. c. Melakukan supervisi tingkat ruang sesuai dengan acuan yang ada yang telah ditentukan oleh direksi Rumah Sakit. 4. Perawat Pelaksana a. Membudayakan kegiatan yang telah ajarkan dan menjadikan suatu rutinitas kegiatan. b. Membudayakan membaca dan menulis asuhan keperawatan pasien c. Meningkatkan



kemampuan



dan



pengetahuan



untuk



menunjang



profesionalisme perawat. 5. Mahasiswa praktek yang akan datang diharapkan dapat memantau hasil laporan manajemen keperawatan terdahulu khususnya di ruang percontohan MPKP dan menambah kegiatan lain yang belum dapat dilaksanakan seperti: rencana mingguan, bulanan, dan ronde keperawatan dan menyempurnakan format pengkajian dan rencana intervensi yang sudah ada.



DAFTAR PUSTAKA 27



Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika



28