Laporan Manajemen Pneumonia Di Puskesmas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN MANAJEMEN



Mei, 2016



PENATALAKSANAAN PROGRAM PENGENDALIAN ISPA



OLEH NAMA



: NURUL MUFIDAH DAMRY



STAMBUK



: N 111 13 030



PEMBIMBING



: dr. H. SYAHRIAR Dr. dr. M. SABIR, M.Kes



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU



BAB I PENDAHULUAN



1.1. Latar Belakang Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstisial.



World Health Organization (WHO) mendefinisikan



pneumonia hanya berdasarkan penemuan klinis yang didapat pada pemeriksaan inspeksi dan frekuensi pernapasan.1 Menurut WHO, pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian pada anak di seluruh dunia. Setiap tahun pneumonia memunuh sekitar 1,6 juta anak balita atau sekitar 14% dari seluruh kematian balita di dunia. Angka ini lebih tinggi dibanding dengan kematian akibat HIV/AIDS sebanyak 2%, malaria 8% dan campak 1%.2 Hingga saat ini, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.



Kematian pada



balita (berdasarkan Survei Kematian Balita tahun 2005), sebagian besar disebabkan karena pneumonia 23,6%.3 Selama ini, digunakan estimasi bahwa insidens pneumonia pada kelompok umur balita di Indonesia sekitar 10 – 20%. Angka insiden dan prevalensi penyakit pneumonia di Sulawesi Tengah, masih tergolong tinggi dan termasuk dalam lima provinsi dengan kejadian terbanyak.3,4 Penyakit ISPA, menempati urutan pertama dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Donggala tahun 2014 dengan jumlah kasus 4194. Terdapat berbagai faktor risiko yang menyebabkan tingginya angka mortalitas pneumonia pada anak balita di negara berkembang. Faktor risiko tersebut adalah: 5 1. Pneumonia yang terjadi pada masa bayi 2. Berat badan lahir rendah (BBLR) 1



3. Tidak mendapat imunisasi 4. Tidak mendapat ASI yang adekuat 5. Malnutrisi 6. Defisiensi vitamin A, 7. Tingginya prevalensi kolonisasi bakteri patogen di nasofaring 8. Tingginya pajanan terhadap polusi udara (polusi industri atau asap rokok) Dengan tingginya angka penyakit ini di wilayah kerja Puskesmas Donggala, maka perlu dilakukan usaha-usaha untuk mengendalikan kejadian pneumonia.



1.2. Identifikasi Masalah Pada laporan manajemen ini, akan dibahas antara lain:  Bagaimana penatalaksanaan Program Pengendalian ISPA di Puskesmas Donggala?  Apa saja permasalahan yang menjadi kendala dalam mencapai target cakupan Program Penatalaksanaan Pengendalian ISPA di Puskesmas Donggala?



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Gambaran Umum UPT Puskesmas Donggala Puskesmas Donggala merupakan salah satu Puskesmas di wilayah Kabupaten Donggala yang mempunyai wilayah kerja 22 Desa/Kelurahan, letak UPT Puskesmas Donggala berbatasan dengan wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Palu b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Palu c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lembasada d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika kabupaten Donggala, suhu udara di Kabupaten Donggala untuk dataran tinggi berkisar antara 23,5°C - 24,7°C dan dataran rendah berkisar antara 31,3°C - 36,2°C dengan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 74% - 83%. Rata-rata suhu maksimum kabupaten Donggala berkisar antara 33,92°C sedangkan rata-rata minimum sekitar 24,11°C. Secara klimatologi, keadaan curah hujan di Wilayah UPT Puskesmas Donggala dipengaruhi oleh keadaan geografis dan perputaran/pertemuan arus udara. Rata-rata curah hujan di wilayah Puskesmas Donggala bervariasi dari 65 - 273 mm pada tahun 2014 dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November - Desember yaitu sebesar 228 mm. Keadaan angin yang terjadi di wilayah Puskesmas Donggala mempunyai kecepatan maksimum antara 18 - 23 mm knots sedangkan kecepatan angin rata-rata berkisar antara 5 - 7 knots. Kondisi Demografi



3



Jumlah Penduduk wilayah kerja UPT Puskesmas Donggala 43.867 Jiwa, yang terdiri dari laki-laki 22.514 Jiwa dan perempuan 21.353 Jiwa. Visi dan Misi Organisasi Visi adalah gambaran masa depan yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu, yang realistis dan dapat menyemangati upaya untuk mewujudkannya. Sejalan dengan kedudukan tugas pokok dan fungsinya. Visi UPT Puskesmas Donggala “Menjadikan Puskesmas pilihan utama masyarakat Donggala ” Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah



dan



mengenal



program-programnya



serta



hasil



yang



akan diperoleh diwaktu yang akan datang. Untuk mencapai visi tersebut UPT Puskesmas Donggala mempunyai misi sebagai berikut : 



Memelihara dan meningkatkan Kesehatan



individu, keluarga,



masyarakat dan Lingkungan. 



Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, rawat inap yang bermutu efektif, efisien, merata dan terjangkau bagi masyarakat Donggala dan sekitarnya.







Mendorong kemandirian masyarakat Donggala untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan baik promotif, preventif maupun kuratif.







Meningkatkan kesejatraan karyawan dan staf sebagai aset yang berharga bagi Puskesmas.



2.2. Program Pengendalian ISPA a. Advokasi dan Sosialisasi



4



Advokasi dan Sosialisasi merupakan kegiatan yang penting dalam upaya untuk mendapatkan komitmen politis dan kesadaran dari semua pihak pengambil keputusan dan seluruh masyarakat dalam upaya pengendalian ISPA dalam hal ini Pneumonia sebagai penyebab utama kematian bayi dan Balita.6 Advokasi Dapat dilakukan melalui pertemuan dalam rangka mendapatkan komitmen dari semua pengambil kebijakan. 6 Sosialisasi Tujuannya



adalah



untuk



meningkatkan



pemahaman,



kesadaran,



kemandirian dan menjalin kerjasama bagi pemangku kepentingan di semua jenjang melalui pertemuan berkala, penyuluhan/KIE. 6



b. Penemuan dan Tatalaksana Pneumonia Balita Penemuan penderita pneumonia Penemuan dan tatalaksana pneumonia merupakan kegiatan inti dalam pengendalian Pneumonia Balita6  Penemuan penderita secara pasif Dalam hal ini penderita yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Rumahh Sakit dan Rumah Sakit Swasta.  Penemuan penderita secara aktif Petugas Kesehatan bersama kader secara aktif menemukan penderita baru dan penderita pneumonia yang seharusnya datang untuk kunjungan ulang 2 hari setelah berobat.



Penemuan penderita pasif dan aktif melalui proses sebagai berikut.6 5



 Menanyakan balita yang batuk atau kesukaran bernapas  Melakukan pemeriksaan dengan melihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TTDK) dan hitung napas  Melakukan penentuan tanda bahaya sesuai golongan umut