Laporan Mini Riset  [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN MINI RISET “Pengaruh Minat, Keaktifan dan Media Dalam Proses Pembelajaran”



Oleh : Rafika Utami 4163331023



BILINGUAL CHEMISTRY EDUCATION FACULTY OF MATHEMATIC AND NATURAL SCIENCE STATE UNIVERSITY OF MEDAN MEDAN 2017



i



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan mengenai “Pengaruh Minat, Keaktifan dan Media Dalam Proses Pembelajaran.” Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara materi maupun pemikiran terhadap penulisan laporan ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan saran dari pembaca agar penulisan laporan ini kedepannya menjadi lebih baik lagi.



Medan, November 2017



Penulis



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar ........................................................................................ i Daftar Pustaka ......................................................................................... ii Abstrak .................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 2 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Minat Belajar .................................................................................... 4 2.2 Keaktifan ........................................................................................... 6 2.3 Media Pembelajaran ......................................................................... 8 BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................... 11 3.2 Tempat dan waktu Penelitian ............................................................ 11 3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 11 3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................... 12 3.5 Pengolahan Data ............................................................................... 13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sekolah ............................................................................. 14 4.2 Hasil Minat Belajar Siswa ................................................................ 14 4.3 Pembahasan Hasil Minat Belajar Siswa ........................................... 16 4.4 Hasil Keaktifan Siswa ....................................................................... 18 4.5 Pembahasan Hasil Keaktifan Siswa .................................................. 20 4.6 Hasil Pengaruh Media Terhadap Proses Pembelajaran .................... 23 4.7 Pembahasan Hasil Pengaruh Media Terhadap Proses Pembelajaran 24 4.5 Data Observasi Kegiatan Guru ......................................................... 27 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 29



ii



5.2 Saran ................................................................................................. 29 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 30 LAMPIRAN............................................................................................ 32



iii



Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa, keaktifan siswa dan pengaruh pemnggunaan media terhadap proses pembelajaran kimia di kelas XI MIPA 1 SMA Swasta Eria Medan. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode campuran (kuantitatif dan kualitataif). Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan lembar observasi. Angket digunakan untuk mengetahui minat, keaktifan, dan pengaruh media terhadap proses pembelajaran sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas guru selama proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 68,09 % siswa berminat terhadap pembelajaran kimia, 27,61 % siswa kurang berminat terhadap pembelajaran kimia, dan 4,28 % siswa tidak berminat terhadap pembelajaran kimia. Minat siswa di kelas XI MIPA 1 terhadap pembelajaran kimia tergolong cukup baik. Sedangkan untuk keaktifan siswa, diperoleh hasil 55,42 % siswa aktif dalam proses pembelajaran, 33,71 % siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan 10,85 % siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa di kelas XI MIPA 1 di dalam proses pembelajaran kimia tergolong cukup baik. Untuk penggunaan media diperoleh hasil 38,75 % siswa yang menyatakan buku kimia yang digunakan menarik, 85,71 % siswa yang menyatakan buku kimia yang digunakan kurang menarik, dan17,14 % siswa yang menyatakan buku kimia yang digunakan tidak menarik. Penggunaan media di kelas XI MIPA 1 di dalam proses pembelajaran kimia tergolong kurang baik. Kata kunci : Minat siswa, Keaktifan siswa, Penggunaan media.



1



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan salah satu proses dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu sangat di butuhkan strategi pembelajaran efektif untuk keberhasilan suatu pembelajaran terutama dalam pembelajaran kimia. Berdasarkan beberapa penelitian dari berbagai negara mengatakan bahwa sains, khususnya kimia merupakan salah satu pelajaran yang kurang disukai siswa. Hal ini dikarenakan, banyak hal-hal abstrak yang terdapat dalam pelajaran kimia seperti konsep atom, bilangan oksidasi, persamaan reaksi dan energi. Menurut Gabel, keabstrakan inilah yang menjadikan kimia menjadi sebuah pelajaran yang rumit. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah tidak hanya di butuhkan strategi yang tepat tetapi juga sangat penting untuk memerhatikan faktor-faktor yang memengaruhi poses pembelajaran tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukanlah mini riset di SMA Swasta Eria Medan. Observasi ini dilakukan di SMA Swasta Eria Medan pada tanggal 2 november 2017. Di sekolah ini peneliti mengobservasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran serta minat, keaktifan dan pengaruh media dalam pembelajaran melalui pembagian angket kepada siswa kelas XI MIPA 1. Dalam observasi ini, peneliti menemukan beberapa permasalahan pada saat proses pembelajaran di kelas XI MIPA 1 dengan materi kesetimbangan diantaranya yaitu dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan media ataupun alat peraga apapun dan tidak memberikan contoh konkret dalam materi yang disampaikan. Selain itu adanya miskonsepsi dalam penyampaian materi tersebut dimana guru tidak menjelaskan atau menuliskan fase (solid, liquid, gas da aqueous) yang terjadi dalam setiap reaksi kesetimbangan. Setelah melakukan observasi guru dalam pembelajaran di kelas, peneliti memberikan angket kepada siswa-siswi kelas XI MIPA 1 dengan jumlah siswa 35 orang (angket dapat dilihat pada lampiran). Pembagian angket dimaksudkan untuk mengetahui minat, keaktifan dan pengaruh media terhadap keberhasilan proses pembelajaran kimia. Berdasarkan data angket ditemukan beberapa permasalahan diantaranya



2



yaitu 68,09 % siswa yang berminat atau tertarik terhadap pelajaran kimia, 55,42 % siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, dan 85,71 % dan siswa yang menyatakan menyatakan buku pelajaran yang digunakan kurang menarik serta pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Berdasarkan beberapa permasalahan diatas terdapat beberapa permasalahan yang paling urgen yang dapat dibahas diantaranya yaitu minat siswa terhadap pembelajaran kimia, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kimia serta pengaruh media dalam proses pembelajaran kimia. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana minat belajar siswa kelas XI MIPA 1 dalam pembelajaran kimia ? 2. Bagaimana keaktifan siswa kelas XI MIPA 1 dalam pembelajaran kimia ? 3. Bagaimanakah pengaruh media terhadap proses pembelajaran kimia ? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui minat belajar siswa, keaktifan siswa serta pengaruh media terhadap proses pembelajaran siswa di kelas XI MIPA 1 SMA Swasta Eria Medan.



1.3 Manfaat Penelitian a. Bagi Pembaca Manfaat yang di dapat dalam penelitian ini bagi pembaca yaitu mengetahui minat dan keaktifan siswa serta pengaruh media dalam proses pembelajaran di SMA Swasta Eria Medan sebagai salah satu referensi untuk melakukan peneltian bagi peneliti selanjutnya.



b. Bagi Peneliti Manfaat yang di dapat dalam penelitian ini bagi peneliti yaitu untuk memperluas pemahaman terhadap permasalahan yang terjadi pada siswa SMA dan metode pembelajaran yang digunakan pada bidang studi kimia sebagai persiapan untuk menjadi seorang guru.



3



BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Minat Belajar Minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu objek, suatu masalah, atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya. Pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu objek pasti harus ada terlebih dahulu. (Witherrington.1999). Sedangkan minat menurut Slameto adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto.2010). Minat sangat dekat dengan motif intrinsik, yaitu suatu dorongan yang terjadi bukan karena dorongan yang berasal dari luar melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri yang mendorong untuk melakukan aktifitas tersebut walaupun faktor dari luar dapat menunjang seseorang untuk meraih minatnya lebih dalam (Lefrancois.2000). Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu aktifitas tanpa adanya dorongan atau motivasi dari luar yang mempengaruhinya. Minat memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Menurut Dalyono yang dikutip Djamarah, minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan



prestasi



belajar



yang



rendah



(Djamarah.2011).



Hal



ini



menunjukkan bahwa individu yang memiliki minat yang besar terhadap suatu pelajaran, maka akan memberikan perhatian yang besar terhadap pelajaran tersebut. Minat memiliki beberapa karakteristik diantaranya yaitu menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek, adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari suatu objek tersebut dan mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya (Walgito.2010). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan mempelajarinya dengan sugguh-sungguh, selalu berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan karena adanya daya tarik baginya. Minat



4



belajar siswa terhadap pelajaran kimia dapat ditingkatkan melalui metode pelajaran yang menarik. Salah satu contohnya yaitu metode pembelajaran quiz team “Think Fast Do Best” pada materi oksidasi-reduksi di MAN Model Singkawang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran quiz team “Think Fast Do Best” dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran kmia. Hal ini dikarenakan metode ini dikemas dalam bentuk permainan sehingga menimbulkan daya tarik bagi siswa serta dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran kimia (Sutardi.dkk,2013). Minat siswa terhadap pembelajaran kimia juga dapat ditingkatkan melalui “problem-based education”. Siswa di berikan permasalahan-permasalahan sehingga siswa menjadi terbiasa untuk memecahkan berbagai permasalahan serta mampu menganalisis masalah secara terstruktur (Tsankov.2012). Selain itu, berdasarkan jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Farhana Wan Yunus dan Zainun Mat Ali dalam jurnal “Urban Students’ Attitude Towards Learning Chemistry”, minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia dapat ditingkatkan melalui eksperimen di laboratorium. Hasil penelitian jurnal ini menunjukkan bahwa, siswa lebih tertarik melakukan eksperimen di laboratorium daripada hanya mempelajari teori kimia. Selain itu, minat siswa dalam belajar juga memiliki hubungan terhadap sikap maupun perilaku mereka terhadap guru. Siswa yang memiliki minat terhadap proses pembelajaran menunjukkan sikap yang positif terhadap guru (Yunus dan Ali.2012). Peningkatan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia juga dapat ditingkatkan melalui metode “Talking Stick dengan bantuan media flash yang dilengkapi dengan handout.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode ini mampu meningkatkan minat siswa dari 60,26 % menjadi 69,22 % pada siklus pertama dan 74,34 % pada siklus kedua. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan dalam penelitian ini memberikan hasil yang baik dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran kimia (Sutaryono.dkk,2014). Minat siswa dalam pembelajaran kimia juga dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi minat siswa terhadap pembelajaran kimia adalah faktor dalam diri sendiri. Siswa yang tertarik ketika berada dalam



5



proses pembelajaran kimia karena mereka menyenangi pelajaran tersebut ada keinginan dalam diri mereka untuk mempelajari kimia Sedangkan faktor yang dapat menurunkan minat belajar siswa yaitu lingkungan dan peran guru (Akram.dkk,2017). Pengaruh lingkungan terhadap mata pelajaran kimia dapat ditingkatkan melalui seminar dan konsultasi sedangkan peran guru dapat ditingkatkan melalui pelatihan dalam pembelajaran kimia untuk mengembangkan minat siswa. Selain itu minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia juga dapat ditingkatkan melalui teknik pedagogik (Akram.dkk,2017). Berdasarkan beberapa pengertian dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa minat sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan keberhasilan terhadap pembelajaran kimia. Minat juga mempengaruhi sikap siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki minat terhadap pembelajaran kimia cenderung memberikan sikap postif terhadap guru. Oleh karena itu, penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat menigkatkan minat siswa terhadap pembelajaran kimia sehingga tercapai keberhasilan belajar dan peningkatan prestasi.



2.2 Keaktifan Siswa Unsur terpenting dalam keberhasilan proses pembelajar terdapat pada keaktifan



siswa. Menurut Nana Sudjana, keaktifan siswa dapat dilihat dari



keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam memecahkan masalah, bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, melatih diri dalam memcahkan soal, serta menilai kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang diperoleh (Sudjana.2010). Menurut Oemar Hamalik, pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi memiliki kadar yang berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai (Hamalik.2003). Keaktifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka bentuk kegiatan fisik meliputi aktivitas visual seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi, aktivitas lisan seperti bercerita, tanya jawab dan diskusi serta aktivitas mendengarkan



6



seperti penjelasan guru, ceramah dan pengarahan yang secara keseluruhan dapat diamati (Dimyati dan Mudjiono.2009). Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan keterlibatan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran memiliki hakikat perancangan atau perencanaan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa, sehingga siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Fakta yang ada pada pembelajaran di sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar pola pembelajaran masih bersifat transmisif, guru mentransfer dan menjejalkan konsep-konsep secara langsung pada siswa. secara pasif menyerap pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat pada buku pelajaran (Guritno.dkk,2015). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keaktifan siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang kooperatif. Hal ini dikarenakan dari awal kegiatan pembelajaran, siswa sudah diberi kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran (Ariska.dkk,2014). Tidak hanya melalui pembelajaran yang kooperatif, keaktifan siswa juga dapat ditingkatkan dengan menerapkan strategi pembelajaran tipe “Active Knowledge Sharing”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran tipe “Active Knowledge Sharing” dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar kimia siswa (Asnia.dkk,2014). Selain itu, pembelajaran aktif-kooperatif memberikan dampak yang positif terhadap pengembangan kemampuan siswa dalam pembelajaran kimia (Anwar.2014). Penerapan metode problem solving terbimbing juga dapat dijadkan suatu metode pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode problem solving terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar dari 70,27 % menjadi 89,19 % serta dapat meningkatkan prestasi belajar pada aspek kognitif (dari 56,75 % menjadi 86,49 %) dan aspek afektif (dari 72,97 % menjadi 86,48 %) (Hasanah.dkk,2015).



7



Penerapan metode improve dapat meningkatkan aktivitas siswa dan guru. Namun penerapan metode ini pada siklus pertama tidak berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran. Pembelajaran yang menghadapkan langsung dengan masalah serta pengurangan peran guru sebagai sumber pengetahuan siswa belum bisa diterima oleh siswa. Siswa lebih menginginkan pembelajaran yang menuntut guru sebagai sumber belajar dan siswa kemudian menjadi modelling terhadap hal yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajaran yang bersifat rutin dan kurang mempertimbangkan aspek berfikir, mengakibatkan siswa menajdi terbiasa untuk melakukan modelling terhadap permasalahan yang mereka hadapi. Aktivitas siswa meningkat seiring dengan terlaksananya pembelajaran kelompok. Pembelajaran dalam setting cooperative learning meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran (Sanjaya.dkk,2014). Berdasarkan beberapa pengertian dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat



disimpulkan bahwa keaktifan sangat



mempengaruhi



keberhasilan belajar siswa. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dapat melatih siswa dalam pemecahan masalah dan menganalisis permasalahan. Metode pembelajaran cooperative learning sangat efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 2.3 Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas, lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Azhar.2011). Menurut Briggs yang dikutip oleh Rudi dan Cepi, media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide dan sebagainya (Rudi dan Cepi.2008). Media pembelajaran adalah media yang efektif untuk melaksanakan proses pengajaran yang direncanakan dengan baik (Basuki dan Farida.2001). Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat yang dijadikan sebagai sumber belajar yang bertujuan untuk membantu proses pembelajaran serta menarik perhatian siswa agar lebih tertarik terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. 8



Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, penggunaan media dapat menggunakan media pembelajaran dan aplikasi konstektual yang relevan dengan topik pembelajaran kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kemampuan pengembangan media pembelajaran kimia efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar serta dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran kimia (Situmorang.dkk,2015). Salah satu media yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran yaitu buku pelajaran. Buku pelajaran merupakan sumber belajar yang paling penting untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku pelajaran mempengaruhi cara guru menyampaikan pelajaran (Bergqvist dan Rundgrend.2017). Oleh karena itu, buku pelajaran harus inovatif berdasarkan BNSP dan UNESCO. Buku pembelajaran yang inovatif sangat efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia. Peningkatan hasil belajar siswa pada praktikum kimia juga meningkat. Siswa juga lebih tertarik menggunakan buku yang inovatif dan menjadikan siswa belajar lebih mandiri melalui buku pembelajaran yang inovatif (Parulian dan Sitomorang.2013). Selain menggunakan buku sebagai media pembelajaran, penelitian yang telah dilakukan oleh Zulfah dalam jurnal “Pengaruh Novel Kimia Dalam Kegiatan Pembelajaran Terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi dan pemahaman siswa meningkat. Novel kimia sebagai sumber belajar memberikan pengaruh positif terhadap pemahaman konsep kimia (Zulfa.2016). Media Pembelajaran juga dapat menggunakan teknologi yang ada. Di zaman sekarang, kemajuan teknologi dapat menjadi sarana atau sumber belajar yang efektif. Penggunaan media berbasis ICT pada perangkat android saat ini menjadi tren dalam penelitian pendidikan sains. Salah satunya yaitu penelitian mengenai “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMA”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran kimia berbasis android dapat memberikan pengaruh yang



signifikan



terhadap



peningkatan



motivasi



belajar



siswa



(Prasetyo.dkk,2015). Berdasarkan beberapa pengertian dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa media sangat mempengaruhi proses



9



pembelajaran. Penggunaan media yang menarik dapat menarik perhatian, minat dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pengunaan media pembelajaran seperti buku harus disusun secara inovatif serta menggunakan berbagai media seperti penggunaan media ICT untuk memperoleh keberhasilan dalam proses pembelajaran kimia.



10



BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan campuran (kualitatif dan kuantitatif) dengan analisis perhitungan dalam pengolahan data angket siswa dan lembar observasi guru. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas XI MIPA 1 SMA Swasta Eria Medan, tepatnya di Jl. Sisingamangaraja No. 195, Teladan Barat, Medan.Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 November 2017 pada semester ganjil.



3.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode observasi aktivitas guru dan angket siswa. a. Observasi Di dalam penelitan ini, peneliti menggunakan metode observasi untuk mengobservasi aktivitas guru selama proses pembelajaran di dalam kelas. Observasi aktivitas guru bertujuan untuk mengetahui aktivitas atau kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang sesuai dengan kriteria. Dalam observasi aktivitas guru ini, peneliti menggunakan lembar observasi (terdapat pada lampiran ke III). Lembar observasi terdiri dari tiga aspek yang akan diamati yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. b. Angket Siswa Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode angket atau kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh data-data yang terkait dengan siswa dalam proses pembelajaran kimia. Di dalam angket ini terdapat tiga aspek yang akan diteliti yaitu minat siswa terhadap pembelajaran kimia, keaktifan siswa dalam proses pemelajaran kimia



11



serta pengaruh media dalam proses pembelajaran. Angket terdiri dari 15 pertanyaan (terdapat pada lampiran ke II).



3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ataupun langkah-langkah dalam proses pengumpulan data observasi dan angket yaitu : a. Observasi Observasi dilakukan di kelas XI MIPA 1. Sebelum melakukan observasi, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Setelah meminta izin kepada kepala sekolah, peneliti meminta izin kepada guru kimia yang mengajar di kelas XI MIPA 1. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengobservasi kegiatan atau proses pembelajaran. Peneliti mengobservasi cara guru menyampaikan materi, cara guru berinteraksi dengan siswa, serta cara guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal. b. Angket Pembagian angket dilakukan di kelas XI MIPA 1. Sebelum melakukan penelitian menggunakan angket, peneliti terlebih dahulu meminta izin kepada kepala sekolah dan menunjukkan benuk angket yang akan diberikan kepada siswa. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, peneliti meminta izin kepada guru kimia yang mengajar di kelas XI MIPA 1 dan berdiskusi mengenai pembagian waktu untuk memberikan angket kepada siswa serta menunjukkan bentuk angket dan jenis pertanyaan yang ada dalam angket yang akan diberikan kepada siswa. Angket diberikan kepada siswa dipertengahan jam pembelajaran setelah guru selesai menyampaikan materi dan setelah siswa selesai menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Setelah diberi kesempatan untuk memberikan angket terlebih dahulu peneliti menyampaikan maksud dan tujuan dalam pembagian angket ini. Setelah itu, peneliti meminta kepada siswa di kelas XI MIPA 1 untuk mengisi angket yang telah diberikan.



12



Pembagian angket serta pengisian angket oleh siswa dilakukan selama 20 menit.



3.5 Pengolahan Data a. Observasi Di dalam metode observasi ini, untuk mengetahui persentase aspek yang diamati data diolah dengan menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 % 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 Dengan kriteria penilaian sebagai berikut : Kriteria



Skor (%)



Sangat Baik



76-100



Baik



51-75



Cukup Baik



26-50



Kurang



1-25



b. Angket Siswa Di dalam metode angket ini, untuk mengetahui persentase minat dan keaktifan siswa terhadap pembelajaran kimia serta pengaruh media dalam pembelajaran kimia, data diolah dengan menggunakan rumus : 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 × 100 % 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚



Dengan kriteria penilaian sebagai berikut :



Kriteria



Skor (%)



Sangat Baik



≥ 85



Baik



75-84



Cukup Baik



55-74



Kurang



≤ 54



13



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sekolah SMA Swasta Eria Medan beralamat di Jl. Sisingamangaraja No. 195, Teladan Barat, Medan. SMA Swasta Eria Medan memiliki visi dan misi sebagai berikut : Visi : Terwujudnya generasi muda yang cerdas, berprestasi, unggul, disiplin dan berwawasan global yang di dasari iman dan taqwa. Misi : 1. Melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran bermutu, efektif dan dinamis. 2. Meningkatkan kedisiplinan dan kepribadian dalam rangka ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3. Mengembangkan sistem pengajaran dan pembelajaran yang harmonis, inovatif, interaktif dan santun dalam berkomunikasi sehingga terbentuk karakter bangsa yang cinta tanah air. 4. Mengembangkan sikap kompetitif dalam bidang iptek, seni dan olahraga. 5.



Memberdayakan peran serta masyarakat dan organisasi.



4.2 Hasil Minat Belajar Siswa Minat belajar pada siswa sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran kimia. Berdasarkan pengumpulan data angket, minat belajar siswa terhadap pelajaran kimia di kelas XI MIPA I sebesar 68,09 % siswa yang berminat atau tertarik terhadap pelajaran kimia, 27,61 % siswa yang kurang tertarik terhadap pelajaran kimia dan



4,28 % siswa yang tidak tertarik terhadap pembelajaran kimia.



Persentase hasil minat siswa dapat dilihat di dalam tabel berikut :



14



No. 1.



Soal



Kurang



Tidak



62,85 %



31,42 %



5,71 %



54,28 %



40 %



5,71 %



37,14 %



51,42 %



11,42 %



65,71 %



31,42 %



2,85%



100 %



0%



0%



Apakah Saudara tertarik dengan mata pelajaran kimia ?



2.



Ya



Apakah Saudara senang mencoba memahami konsep dan mengerjakan soal-soal secara mandiri ?



3.



Apakah Saudara merasa senang atau tertarik



mencoba



memecahkan



masalah-masalah pada latihan soal dengan variasi soal yang berbeda ? 4.



Apakah Saudara segera menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa menunda ?



5.



Apakah Saudara berusaha memahami materi kimia yang disampaikan ?



Kriteria Minat tinggi (Ya) Minat rendah (Kurang) Tidak berminat (Tidak) Kriteria



Ketercapaian (%) 68,09 27,61 4,28 Score (%)



Sangat Baik



≥ 85



Baik



75-84



Cukup Baik



55-74



Kurang



≤ 54



Berdasarkan tabel kriteria di atas, minat siswa terhadap pembelajaran kimia tergolong dalam kategori cukup baik.



15



4.3 Pembahasan Hasil Minat Belajar Siswa Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, minat belajar siswa di kelas XI MIPA 1 tergolong dalam kategori cukup baik. Walaupun minat siswa tergolong cukup baik, peningkatan minat siswa terhadap pembelajaran kimia di kelas XI MIPA I sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan sebagian siswa memiliki minat terhadap pembelajaran kimia namun, siswa cenderung pasif ataupun kurang tertarik jika dihadapkan dengan latihan soal-soal yang bervariasi dan soal-soal yang membutuhkan analisis dan pemecahan masalah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam jurnal “peningkatan minat dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran quiz team Think Fast Do Best pada Materi Reaksi Oksidasi-Reduksi di kelas X MAN Model Singkawang,” siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan mempelajarinya dengan sugguh-sungguh dan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan karena adanya daya tarik baginya (Sutardi.dkk,2013). Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang memiliki minat terhadap peljaran kimia tidak hanya senang mempelajari pelajaran kimia tetapi juga berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap materi yang sedang dipelajari yaitu melaui latihan-latihan dan mereview materi secara mandiri. Hasil penelitian yang diperoleh kurang sesuai dengan penelitian sebelumnya karena siswa-siswi di kelas XI MIPA 1 kurang suka mengerjakan soal-soal yang bervariasi atau soal-soal yang membutuhkan analisis pemecahan masalah. Oleh karena itu, penggunaan metode pemelajaran yang tepat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran kimia. Faktor internal memiliki pengaruh yang besar terhadap minat siswa. Siswa yang memiliki minat karena faktor eksternal (guru, lingkungan, dan teman) lebih mudah terdistraksi ataupun terpengaruh untuk tidak belajar atau mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Sedangkan siswa yang memiliki minat karena faktor internal (keinginan dari diri sendiri), tidak mudah terpengaruh untuk tidak belajar atau tidak mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lefrancois dalam buku “Psychology for Teaching” yang menyatakan Minat sangat dekat dengan



16



motif intrinsik, yaitu suatu dorongan yang terjadi bukan karena dorongan yang berasal dari luar melainkan sesuatu yang berasal dari dalam diri yang mendorong untuk melakukan aktifitas tersebut walaupun faktor dari luar dapat



menunjang



seseorang



untuk



meraih



minatnya



lebih



dalam



(Lefrancois.2000). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang didapat bahwa hanya 37,14 % siswa yang tertarik dan mau mengerjakan soal yang bervariasi dan soal yang membutuhkan analisis pemecahan masalah secara mandiri yang menunjukkan bahwa faktor internal sangat mempengaruhi minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan siswa kelas XI MIPA 1 yang memiliki minat berdasarkan faktor internal lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat berdasarkan faktor eksternal. Minat siswa juga dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama melalui faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu faktor yang dapat menurunkan minat belajar siswa yaitu lingkungan dan peran guru (Akram.dkk,2017). Seringkali siswa terpengaruh oleh teman-temannya yang kurang berminat atau kurang menyukai pembelajaran kimia sehingga lingkungan memberikan dampak negatif terhadap minat siswa. Selain itu, peran guru juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan minat siswa. Guru yang menerapkan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan menyenangkan mampu meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran kimia. Tetapi jika metode yang digunakan kurang efektif dan cenderung membosankan, hal inilah yang menjadikan peran guru menjadi salah satu faktor yang dapat menurunkan minat belajar siswa. Minat belajar siswa yang kurang dapat ditingkatkan dengan strategi pembelajaran yang menyenangkan. salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan menerapkan metode permainan atau games. Hal ini terlihat dalam proses pembelajaran ketika guru hanya menjelaskan



materi dengan



metode ceramah, siswa merasa bosan dan kurang tertarik terhadap proses pembelajaran. Tetapi ketika guru tersebut membimbing siswa untuk bermain games sambil belajar, siswa menjadi lebih tertarik dan perhatiannya fokus



17



kepada beralgsungnya proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penggunaan metode permainan efektif dalam meningkatkan minat atau ketertarikan siswa terhadap pembelajaran kimia. Hasil yang diperoleh terhadap penerapan metode jenis ini cukup signifikan serta memberikan dampak positif terhadap perilaku siswa. Siswa yang tertarik atau menaruh minat pada proses pembelajaran menunjukkan sikap yang positif terhadap guru (Yunus dan Ali.2012). Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan di kelas XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa minat siswa terhadap pembelajaran kimia cukup baik. Namun, masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini dikarenakan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi menurunnya minat siswa terhadap pembelajaran kimia. Untuk menigkatkan minat siswa terhadap pembelajaran kimia, dibutuhkan startegi atau metode pembelajaran yang tepat dan menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan lebih memahami pembelajaran yang disampaikan.



4.4 Hasil Keaktifan Siswa Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa yang lainnya sangat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Berdasarkan pengumpulan data angket, persentase keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat pada tabel berikut :



No. 1.



Soal Apakah



Saudara



aktif



Kurang



42,85 %



57,14 %



62,85 %



17,14 %



Tidak



dalam



pembelajaran di kelas ? 2.



Ya



0%



Apakah Saudara pernah menemukan kelemahan



atau



dilakukan



orang



kesalahan



yang



lain



dalam



20 %



menyelesaikan soal atau tugas ?



18



3.



Apakah



Saudara



sering



mengemukakan pendapat di dalam



37,14 %



45,71 %



17,14 %



40 %



42,85 %



17,14 %



94,28 %



5,71 %



0%



88,57 %



11,42 %



0%



proses pembelajaran atau diskusi ? 4.



Apakah



Saudara



menyimpulkan



materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri ? 5.



Apakah Saudara mecatat materi yang disampaikan oleh guru ?



6.



Apakah Saudara merasa senang jika terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok ?



Kriteria Siswa Aktif (Ya) Siswa Kurang Aktif (Kurang) Siswa Pasif (Tidak) Kriteria



Ketercapaian (%) 55,42 33,71 10,85 Score (%)



Sangat Baik



≥ 85



Baik



75-84



Cukup Baik



55-74



Kurang



≤ 54



Berdasarkan tabel di atas, siswa yang aktif mencapai 55,42 %, siswa yang kurang aktif mencapai 33,71 % dan siswa yang tidak aktif (pasif) mencapai 10,85 %. Berdasarkan tabel kriteria, keaktifan siswa dalam pembelajaran kimia di kelas XI MIPA 1 tergolong cukup baik.



19



4.5 Pembahasan Hasil Keaktifan Siswa Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, minat belajar siswa di kelas XI MIPA 1 tergolong dalam kategori cukup baik. Namun, masih tetap diperlukan upaya-upaya dalam peningkatan keaktifan siswa di dalam pembelajaran kimia karena di saat proses pembelajaran berlangsung, masih banyak siswa yang takut untuk maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, proses pembelajaran masih berpusat kepada guru sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terlihat dari banyaknya siswa yang mengobrol di dalam kelas dengan temannya, kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa masih kesulitan dalam memecahkan permasalahan dan hanya sebagian kecil siswa yang mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan strategi atau metode pembelajaran yang tepat, yang mampu merubah gaya belajar siswa dari pembelajar yang pasif menjadi pembelajar yang aktif. Menurut Nana Sudjana dalam buku “Strategi Pembelajaran,” keaktifan siswa dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat dalam memecahkan masalah, bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, melatih diri dalam memcahkan soal, serta menilai kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang diperoleh (Sudjana.2010). Berdasarkan pengertian ini, dapat dilihat tingkat keaktifan siswa yang belum maksimal dikarenakan belum memenuhi unsur-unsur keaktifan. Berdasarkan data yang diperoleh, hanya 37,14 % siswa yang sering mengemukakan pendapat di dalam proses pembelajaran. Siswa di kelas XI MIPA kurang dalam keterlibatan pemecahan masalah. Mereka hanya menunggu pemecahan masalah dari guru terkait soal yang sedang didiskusikan. Berdasarkan jurnal penelitian “Pembelajaran Kimia Melalui Model Pemecahan Masalah dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Keterampilan Proses Sains (KPS) Dasar dan Sikap Ilmiah Siswa,” Fakta yang ada pada



20



pembelajaran di sekolah menunjukkan bahwa sebagian besar pola pembelajaran masih bersifat transmisif, guru mentransfer dan menjejalkan konsep-konsep secara langsung pada siswa. secara pasif menyerap pengetahuan yang diberikan guru atau yang terdapat pada buku pelajaran (Guritno.dkk,2015). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana proses pembelajaran masih berpusat pada guru (Teacher Student Center), dan siswa kurang adanya inisiatif dan respon siswa terhadap interaksi yang diberikan oleh guru. Berdasarkan data yang telah diperoleh, hanya 42,85 % siswa yang aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan jurnal penelitian “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA Melalui Strategi Pembelajaran Tipe Active Knowledge Sharing di SMA Negeri 2 Tanjung Raja,” siswa yang pasif dalam proses pembelajaran yaitu siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan walaupun guru telah memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya siswa belum jelas. Selain itu aktifitas siswa dalam mengerjakan soal-soal masih sangat rendah. Dalam proses pembelajaran pada umumnya guru senantiasa mendominasi kegiatan belajar mengajar dan segala inisiatif datang dari guru, sementara siswa sebagai obyek untuk menerima materimateri yang disampaikan guru serta tidak berani mengeluarkan ide-ide pada saat pembelajaran berlangsung. Berkaitan dengan hal tersebut, di mana kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga sebagian besar siswanya menjadi pasif dan tidak terlibat secara aktif. Pada saat diskusi kelompok hanya beberapa siswa yang aktif berdiskusi, akibatnya kerjasama tim dan proses saling berbagi pengetahuan dalam kelompok tersebut belum maksimal (Ariska.dkk,2014). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di kelas XI MIPA 1. Berdasarakan data yang telah diperoleh, siswa di kelas XI MIPA 1 cenderung pasif dalam aktivitas mengerjakan soal yaitu hanya sebesar 37,14 % dan siswa juga cenderung pasif dalam diskusi kelompok. Berdasarkan data dari hasil angket yang telah diperoleh, hanya 37,14 % siswa yang aktif dalam berdiskusi serta proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Oleh karena itu dibutuhkan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan. Proses pembelajaran yang



21



menarik dapat menumbuhkan keaktifan belajar siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran (Ariska.dkk,2014). Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam jurnal “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair-Square di SMA,” penggunaan metode Cooperative Learning sangat baik dan efektif untuk



meningkatkan



(Ariska.dkk,2014).



keaktifan



Penggunaan



siswa metode



dalam



proses



Cooperative



pembelajaran



Learning



dapat



dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas XI MIPA 1. Selain menggunakan metode Cooperative Learning, penggunaan metode problem solving juga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan memberikan permasalahan-permasalahan ataupun soal-soal yang berkaitan dengan analisis, siswa menjadi terbiasa dalam memecahkan permasalahan-permasalahan dalam pelajaran kimia (Sanjaya.dkk,2014). Penggunaan metode problem solving juga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran kimia di kelas XI MIPA 1 sehingga siswa terbiasa untuk menyelesaikan soal-soal yang bervariasi dan secara tidak langsung dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran kimia. Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan di kelas XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kimia cukup baik. Namun, masih perlu ditingkatkan lagi karena metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Ada beberapa indikator keaktifan yang perlu ditingkatkan diantaranya yaitu siswa kurang aktif diantaranya yaitu tidak ada inisiatif siswa dalam mengerjakan soal dan kurangnya partisipasi siswa dalam berdiskusi kelompok. Oleh karena itu dibutuhkan strategi dan metode pembelajaran yang menarik sehingga dapat memicu keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran.



22



4.6 Hasil Pengaruh Media Terhadap Proses Pembelajaran Penggunaan media sebagai sumber belajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran kimia. Berdasarkan pengumpulan data angket, persentase pengaruh penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :



No. 1.



Soal



Kurang



Tidak



20 %



80 %



0%



57,14 %



8,57 %



34,28 %



Apakah buku kimia Saudara menarik untuk dibaca ?



2.



Ya



Apakah penggunaan bahasa di buku kimia



Saudara



mudah



untuk



dipahami?



Kriteria Buku Menarik dan penggunaan bahasa mudah dipahami (Ya) Buku kurang menarik dan penggunaan bahasa kurang mudah dipahami (Kurang) Buku tidak menarik dan penggunaan bahasa sulit dipahami (Tidak) Kriteria



Ketercapaian (%) 38,75 85,71



17,14



Score (%)



Sangat Baik



≥ 85



Baik



75-84



Cukup Baik



55-74



Kurang



≤ 54



Berdasarkan tabel diatas, siswa yang menyatakan buku pelajaran yang digunakan menarik hanya 38,75 %, siswa yang menyatakan kurang menarik 85,71 % dan siswa yang menyatakan tidak menarik 17,14 %. Berdasarkan



23



tabel kriteria, media yang digunakan sebagai sumber belajar tergolong dalam kategori kurang.



4.7 Pembahasan Hasil Pengaruh Media Terhadap Proses Pembelajaran Berdasarkan data yang telah diperoleh, penggunaan media (buku) dalam proses pembelajaran tergolong dalam kategori kurang. Hal ini merupakan salah satu permasalahan yang harus diatasi. Penggunaan media memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan dalam pembelajaran kimia. Jika media yang digunakan tidak menarik maka siswa menjadi tidak tertarik terhadap pelajaran kimia dan menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi minat siswa terhadap pemebelajaran kimia. Maka hal ini dapat memberikan dampak negatif terhadap proses pembelajaran. Hal ini menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam jurnal “The Development of Innovative Chemistry Learning Material for Bilingual Senior High School Students in Indonesia” pengembangan media pembelajaran kimia efektif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar serta dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran kimia (Situmorang.dkk,2015). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di kelas XI IPA 1 bahwa media pembelajaran yang tidak efektif dan menarik dapat menurunkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data yang telah diperoleh hanya 20 % siswa yang menyatakan buku kimia yang digunakan menarik untuk dibaca. Penggunaan media yang tidak efektif dan menarik juga memengaruhi minat siswa terhadap pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal “Inovasi Pembelajaran di Dalam Buku Ajar Kimia SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” Buku pembelajaran yang inovatif sangat efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia. Siswa juga lebih tertarik menggunakan buku yang inovatif dan menjadikan siswa belajar lebih mandiri melalui buku pembelajaran yang inovatif (Parulian dan Sitomorang.2013). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di kelas XI MIPA 1. Siswa menjadi kurang tertarik dan merasa malas untuk mempelajari kimia karena buku yang



24



mereka gunakan tidak menarik. Sehingga siswa hanya mengharapkan penjelasan dari guru. Oleh karena itu sangat dibutuhkan media yang efektif dan menarik untuk menunjang proses pembelajaran. Penggunaan buku pelajaran yang inovatif berdasarkan BSN dan UNESCO juga dapat meningkatkan minat, pemahaman serta motivasi siswa dalam pembelajaran kimia (Parulian dan Sitomorang.2013). Penggunaan media berbasis ICT pada perangkat android juga



dapat memberikan



pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa (Prasetyo.dkk,2015). Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan di kelas XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran kimia tergolong kurang efektif dan menarik. Hal ini dikarenakan di dalam proses pembelajaran kimia hanya menggunakan buku dan tidak ada media pendukung yang lain seperti LCD ataupun alat peraga. Selain itu, buku yang digunakan kurang menarik sehingga siswa menjadi tidak termotivasi untuk belajar secara mandiri dan minat terhadap pembelajaran kimia menjadi berkurang. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan media pembelajaran yang menarik dan efektif sehingga dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran kimia dan tercapainya keberhasilan di dalam proses pembelajaran kimia.



25



Perbandingan hasil penelitian terhadap minat siswa, keaktifan siswa dan pengaruh media terhadap proses pembelajaran dapat dilihat pada diagram berikut :



90 80 70 60 Ya



50



Kurang



40



Tidak



30 20 10 0 Minat



Keaktifan



Media



Gambar 1. Diagram pengaruh minat, keaktifan dan media terhadap proses pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian terhadap minat siswa, keaktifan siswa dan pengaruh media terhadap proses pembelajaran kimia yang telah dilakukan di kelas XI MIPA 1 di SMA Swasta Eria Medan, dapat disimpulkan bahwa, minat, keaktifan dan penggunaan media memiliki keterkaitan satu sama lain. Minat siswa terhadap pembelajaran kimia cukup baik. Begitu juga dengan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran cukup baik. Namun, minat dan keaktifan siswa masih perlu untuk ditingkatkan lagi karena masih banyak siswa yang tidak menyukai dalam mengerjakan soal-soal yang bervariasi dan mengemukakan pendapatnya saat berdiskusi dan bertanya kepada guru terhadap materi yang kurang dimengerti. Selain itu, proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher s). Sedangkan penggunaan media di dalam proses pembelajaran kimia tergolong kategori kurang. Hal ini dikarenakan di dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan media buku dan tidak ada media pendukung lain seperti LCD atau alat peraga untuk membuat siswa lebih tertarik dan lebih memahami materi yang disampaikan. Buku kimia yang digunakan sebagai media pembelajaran juga kurang menarik untuk 26



dibaca. Berdasarkan data yang telah diperoleh, hanya 20 % siswa yang menyatakan buku yang mereka gunakan menarik untuk dibaca. Oleh karena itu siswa menjadi tidak termotivasi untuk belajar dan minat mereka terhadap pelajaran kimia menjadi berkurang. Jika minat siswa terhadap pembelajaran kimia berkurang, maka di dalam proses pembelajaran siswa di kelas menjadi kurang aktif. Oleh karena itu metode dan strategi yang digunakan di dalam proses pembelajaran harus efektif dan menarik serta menggunakan media yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran kimia dan menjadikan siswa lebih aktif di dalam proses pembelajaran sehingga dapat tercapainya keberhasilan di dalam pembelajaran kimia. 4.8 Data Observasi Kegiatan Guru Berdasarkan data hasil observasi kegiatan guru di kelas XI MIPA 1, diperoleh informasi dari total 20 indikator yang diamati, terdapat 13 indikator yang sesuia dengan kriteria, 4 indikator yang kurang sesuai dengan kriteria dan 3 indikator yang tidak sesuai dengan kriteria.Instrumen penilaian observasi aktivitas guru terdapat pada lampiran ke III . Data yang kurang sesuai dengan kriteria yaitu : 1. Guru kurang dalam persiapan saraa pembelajaran. 2. Guru tidak menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari. 3. Guru kurang dalam penguasaan materi karena terjadi miskonsepsi saat menyampaikan materi mengenai reaksi kesetimbangan kimia. 4. Guru kurang dalam penyajian konsep. Pada saat proses pembelajaran berlangsung,



terdapat



miskonsepsi



dalam



penyajian



materi



reaksi



kesetimbangan dimana pada setiap persamaan reaksi tidak dituliskan ataupun dijelaskan fase (solid, liquid, gas atau aqueous) pada setiap reaksi. Data yang tidak sesuai dengan kriteria yaitu : 1. Guru tidak menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran. 2. Guru tidak memberikan contoh konkret dalam kejadian yang ada dalam kehidupan karena dalam proses pembelajaran tidak menggunakan alat peraga atau media lain selain buku pelajaran.



27



Hasil observasi kegiatan guru menunjukkan bahwa kegiatan guru tergolong dalam kategori baik karena berdasarkan hasil perhitungan, di dapatkan persen kegiatan guru sebesar 75% dimana kegiatan guru di dalam kelas tergolong kategori baik (51% - 75%). Tetapi, dalam proses pembelajaran kimia masih terpusat kepada guru. Selain itu, guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi lebih pasif. Pembelajaran yang terpusat pada guru hanya mentransfer ilmu kepada siswa dan hanya akan terjadi komunikasi antara guru dan siswa dalam interaksi pembelajaran tanpa melibatkan siswa dalam mengemukakan pendapat ataupun menganalisis permasalahan yang di berikan. Penggunaan metode ini lebih menekankan kepada keaktifan guru daripada keaktikfan siswa. Penggunaan metode mengajar yang monoton juga menjadikan siswa merasa bosan dan tidak tertarik terhadap materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dari hasil angket dimana kebanyakan siswa kurang dalam memahami pelajaran kimia yang disampaikan oleh guru.



28



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Swasta Eria di kelas XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa tergolong cukup baik dengan persentase sebesar 68,09 % siswa yang berminat atau tertarik terhadap pelajaran kimia, 27,61 % siswa yang kurang tertarik terhadap pelajaran kimia dan



4,28 % siswa yang tidak tertarik terhadap



pembelajaran kimia. 2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Swasta Eria di kelas XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kimia tergolong cukup baik dengan persentase sebesar 55,42 % siswa yang aktif, 33,71 % siswa yang kurang aktif dan siswa yang tidak aktif (pasif) mencapai 10,85 %. 3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Swasta Eria di kelas XI MIPA 1, dapat disimpulkan bahwa media sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran kimia. Penggunaan media yang baik dan efektif di kelas ini tergolong kurang baik. 38,75 %, siswa menyatakan buku pelajaran yang digunakan menarik, 85,71 % dan siswa yang menyatakan menyatakan buku pelajaran yang digunakan kurang menarik dan 17,14 % siswa yang menyatakan menyatakan buku pelajaran yang digunakan tidak menarik serta bahasa yang digunakan sulit untuk dipahami. 5.2 Saran Berdasarkan tindakan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan untuk penelti selanjutnya agar dapat mengelola kelas lebih baik agar penelitian dapat dilakukan dengan baik.



29



DAFTAR PUSTAKA Akram, T. M., Ijaz, A., Ikram, H.2017. Exploring the Factors Responsible for Declining Students’ Interest in Chemistry. International Journal of Information and Education Technology, Vol. 7, No. 2, hal : 88-94. Anwar, M. 2014. The Effect of Active-Cooperative Learning on Science Generic Skills of Students in Chemical Kinetics Course for Prospective Teachers. Journal of Education and Practice, Vol. 3, No. 2, hal : 149-154. Ariska , R. S., L, M. H., Sari, D. K. 2014. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair-Square di SMA. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1, No. 1, hal : 66-73. Asnia, F., Mujamil, J., L, M. H. 2014. Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA Melalui Strategi Pembelajaran Tipe Active Knowledge Sharing di SMA Negeri 2 Tanjung Raja. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, hal : 126-130. Azhar, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pres. Basuki, W., dan Farida, M. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV Maulana. Bergqvist, A., Rundgren, S.-N. C. 2017. The influence of textbooks on teachers’ knowledge of chemical bonding representations relative to students’ difficulties understanding. Research in Science & Technological Education, Vol. 2, No. 5, hal : 1-23. Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Guritno, T. A., Masykuri, M., Ashadi. 2015. Pembelajaran Kimia Melalui Model Pemecahan Masalah dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Keterampilan Proses Sains (KPS) Dasar dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Inkuiri, Vol. 4, No. 2, hal : 1-9. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Hasanah, U., Martini, K. S., Saputro, A. N. 2015. Penerapan Metode Problem Solving Terbimbing Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi PokokKelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Siswa Kelas XI IPA 4 SMA AL ISLAM 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014 . Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 1, hal : 68-73. Parulian, H. G., Situmorang, M. 2013. Inovasi Pembelajaran di Dalam Buku Ajar Kimia SMA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan, Vol. 19, No. 2, hal : 67-78.



30



Prasetyo, Y. D., Yektyastuti, R., Solihah, M., Ikhsan, J., Sugiyarto, K. H. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Kimia Siswa SMA . Jurnal Pendidikan Sains, Vol. 1, No. 1, hal : 252-258. Rudi , S dan Cepi, R. 2008. Media Pembelajaran. Bandung: UPI Pres. Sanjaya , R. E., Syahmani, Suharto, B. 2014. Penggunaan Metode Improve Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Pada Materi Larutan Penyangga, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutandi Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Banjarmasin . Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol. 5, No. 1, hal : 57-68. Situmorang, M., Sitorus, M., Hutabarat, W., Situmorang, Z. 2015. The Development of Innovative Chemistry Learning Material for Bilingual Senior High School Students in Indonesia. International Education Studies, Vol. 8, No. 10, hal : 72-85. Sutardi, Nuraztia, R., Saputra, S. A. 2013. Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Pembelajaran Quiz Team "Think Fast Do Best" Pada Materi Oksidasi-Reduksi Di Kelas X Man Model Singkawang. Jurnal Kimia, Vol. 9, No.2, hal : 73-84. Sutaryono, S. R., Mulyani, S., Ariani, S. R. 2014. Pembelajaran Kimia Dengan Metode Talking Stick Berbantuan Media Flash Dilengkapi Handout Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Materi Pokok Ikatan Kimia Kelas X.4 SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun 2010/2011. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 3, No. 3, hal : 121-128. Tsankov, N. N. 2012. Students’ Motivation in The Process of Problem-Based Education in Chemistry and Environmental Sciences. International Journal of Humanities and Social Science, Vol. 2, No. 21, hal : 155-166. Walgito, B. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Witherington, H. C. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru. Yunus, F. W., Ali, Z. M. 2012. Urban Students Attitude Towards Learning Chemistry. Social and Behavioral Sciences, Vol. 68, No. 2012, hal : 295-304. Zulfah. 2016. Pengaruh Novel Kimia Dalam Kegiatan Pembelajaran Terhadap Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol. 2, No. 2, hal : 186-196.



31



Lampiran I



Kisi-Kisi Angket Jenis Angket



Jumlah Soal



Angket Minat Siswa Terhadap Pembelajaran



6



Kimia Angket



Keaktifan



Siswa



Dalam



Proses



5



Media



Dalam



Proses



2



Pembelajaran Kimia Angket



Pengaruh



Pembelajaran Kimia



32



Lampiran II Angket Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia No. 1.



Soal



Ya



Kurang



Tidak



Apakah Saudara tertarik dengan mata pelajaran kimia ?



2.



Apakah Saudara senang mencoba memahami konsep dan mengerjakan soal-soal secara mandiri ?



3.



Apakah Saudara merasa senang atau tertarik



mencoba



memecahkan



masalah-masalah pada latihan soal dengan variasi soal yang berbeda ? 4.



Apakah Saudara segera menyelesaikan tugas yang diberikan tanpa menunda ?



5.



Apakah Saudara berusaha memahami materi kimia yang disampaikan ?



33



Angket Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Kimia No. 1.



Soal Apakah



Ya



Saudara



aktif



Kurang



Tidak



dalam



pembelajaran di kelas ? 2.



Apakah Saudara pernah menemukan kelemahan



atau



dilakukan



orang



kesalahan



yang



lain



dalam



menyelesaikan soal atau tugas ? 3.



Apakah



Saudara



sering



mengemukakan pendapat di dalam proses pembelajaran atau diskusi ? 4.



Apakah



Saudara



menyimpulkan



materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri ? 5.



Apakah Saudara mecatat materi yang disampaikan oleh guru ?



6.



Apakah Saudara merasa senang jika terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok ?



Angket Pengaruh Media Dalam Proses Pembelajaran Kimia No. 1.



Soal



Ya



Kurang



Tidak



Apakah buku kimia Saudara menarik untuk dibaca ?



2.



Apakah penggunaan bahasa di buku kimia



Saudara



mudah



untuk



dipahami?



34



Lampiran III Lembar Observasi Kegiatan Guru No



Aspek Yang Diamati



A



Pendahuluan



1



Persiapan sarana pembelajaran



2



Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran



3



Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu



4



Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari - hari



5



Memotivasi siswa



B



0



1



2



√ √ √ √ √



Kegiatan Inti √



1



Menguasai materi pelajaran dengan baik



2



Kesesuaian materi yang dibahas dengan indikator







3



Berperan sebagai fasilitator







4



Mengajukan pertanyaan pada siswa







5



Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab







pertanyaan 6



Memberi kesempatan siswa untuk bertanya



7



Menguasai alat dan bahan peraga



8



Memberikan bimbingan pada kegiatan proses



√ √ √



pembelajaran 9



Kejelasan penyajian konsep



10



Memberi contoh konkrit dalam kejadian yang ada dalam



√ √



kehidupan, sesuai dengan yang diperagakan 11



Memberikan motivasi dan penguatan



C







Penutup



1



Membimbing siswa menyimpulkan materi







2



Mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang







3



Memberi tugas pada siswa







4



Mengadakan evaluasi







35



Lampiran IV Dokumentasi



36



37