Laporan Observasi Pendidikan Biologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDIDIKAN BIOLOGI MAGANG 1 DI SMA GAMA



Disusun oleh: 1. Sudhira Winaswan Gusti



(12304249003)



2. Umi Latifah



(14304241016)



3. Magfira Jihan Mahani



(14304241034)



4. Nurul Rilawati



(14304244005)



5. Evi Margiyanti



(14304244011)



JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Maraknya isu-isu pendidikan tentang penerapan kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 terhadap seluruh sekolah di Indonesia. Selain itu banyak pula isu mengenai perpindahan kurikulum, yang semula telah menerapkan kurikulum 2013 kemudian kembali pada KTSP tidak terkecuali di Yogyakarta. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan.Kurikulum mencerminkan falsafah atau pandangan hidup bangsa,ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang. Kurikulum menjadi panduan dan pedoman bagi tenaga pendidik maupun guru untuk mengadakan pembelajaran kepada peserta didik. Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai program pendidikan yang dikehendaki. Sebagai sarana, kurikulum tidak akan berarti dan memberikan kemajuan jika tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti sumber-sumber belajar dan mengajar yang memadai, kemampuan tenaga pengajar, metodologi yang sesuai, serta kejernihan arah serta tujuan yang akan dicapai. SMA GAMA (Tiga Maret) sebagai salah satu satuan pendidikan tingkat menengah yang semula telah menerapkan kurikulum 2013 dan KTSP. Oleh sebab itu, kami memilih untuk observasi di SMA GAMA mengenai perpindahan kurikulumnya, kurikulum silabus dan RPP, serta perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan.



1.2.



Objek Observasi Nama sekolah Alamat sekolah Hari Tanggal Subjek observasi



1.3. 1. 2. 3. 4.



: SMA GAMA (Tiga Maret) : Jl. Affandi Mrican 5 Yogyakarta : Sabtu : 24 Oktober 2015 : Ibu Hartati



Rumusan Masalah Apa kurikulum yang berlaku di SMA GAMA ? Apa sajakah kendala dalam penerapan kurikulum yang digunakan di SMA GAMA? Apa berbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP ? Bagaimanakah perencanan, pelaksanaan, serta evaluasi pendidikan di SMA GAMA?



1.4.



1.5.



Tujuan Observasi 1. Mengetahui kurikulum apa yang berlaku di SMA GAMA 2. Mengetahui kendala dalam penerapan kurikulum yang digunakan di SMA GAMA? 3. Mengetahui perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP ? 4. Mengetahui perencanan, pelaksanaan, serta evaluasi pendidikan di SMA GAMA? Manfaat a. Bagi Penulis 1. Menjadikan penulis paham dengan unsur-unsur yang ada dalam kurikulum. 2. Melatih penulis dalam observasi dan membuat laporan. b. Bagi Pembaca 1. Memahami tentang unsur-unsur yang ada dalam kurikulum.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kurikulum 2.1.1. Pengertian Kurikulum Kurikulum adalah program yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan



berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan (Hamalik, Oemar. 2005: 65). Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik yang mengandung pokok-pokok pikiran sebagai berikut ; 1. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan. 2. Kurikulum merupakan pengaturan, berarti empunyai sistematika dan struktur tertentu. 3. Kurikulum memuat/berisikan isi dan bahan pelajaran, menunjuk kepada perangkat mata pelajaran atau bidang pengajaran tertentu. 4. Kurikulum mengandung cara, metode atau strategi penyampaian pengajaran. 5. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. 6. Kendatipun tidak ditulis, namun tidak tersirat didalam kurikulum, yakni kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan. 7. Berdasarkan butir 6 maka kurikulum sebenarnya adalah salah satu alat pendidikan (Hamalik, Oemar. 2005: 66:67). 2.1.2. Fungsi Kurikulum Hendyat Soetopo dan Soemanto dalam Susilo (2007: 86) membagi fungsi kurikulum menjadi 7 bagian yaitu: 1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, maksudnya bahwa kurikulum merupakan suatu alat atau uaha untuk mencapai tujuantujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai. Dengan kata lain bila tujuan yang diinginkan tidak tercapai maka orang cenderung untuk meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Fungsi kurikulum bagi anak, maksudnya kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka. Dengan begitu diharapkan akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak. 3. Fungsi kurikulum bagi guru. Ada tiga macam, yaitu: a. Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi anak didik. b. Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. c. Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran. 4. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah. Dalam arti: a. Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar.



5.



6.



7.



2.1.3.



b. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak ke arah yang lebih baik. c. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi mengajar, d. Sebagai pedoman untuk mengembangkan kurikulum lebih lanjut, dan. e. Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid, maksudnya orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya. Bantuan orang tua ini dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolah/guru, dana dan sebagainya. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan di atasnya. Ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan dan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah. Sekurangkurangnya ada dua hal yang bisa dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerjasama denan pihak orang tua/ masyarakat. Dan ikut memberikan kritik/saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan program pendidikan di sekolah agar bias lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja. Jadi, fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman pelaksanaan program pendidikan untuk memberi kemudahan dalam proses belajar mengajar, sehingga mempermudah pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masingmasing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Undangundang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan pada satuan pendidikan maupun kelompok satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri berupa kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan tersebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam Mengembangkan KTSP, sekolah mengacu pada standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh Indonesia. Standar Nasional Pendidikan dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). BSNP adalah badan independen di tingkat pusat selain yang melakukan pengembangan Standar Nasional Pendidikan, juga melakukan pemantauan dan pelaporan pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Satandar nasional pendidikan yang harus diacu oleh sekolah dalam penyelenggaraan kegiatannya. Terdiri atas delapan standar tersebut adalah: 1. Standar Isi



2. Standar Proses 3. Standar kompetensi kelulusan 4. Standar tenaga kependidikan 5. Standar sarana dan prasarana 6. Standar pengelolaan 7. Standar pembiayaan 8. Standar penilaian pendidikan Penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh masing-masing sekolah dilakukan prinsip diversivikasi kurikulum yang disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik dengan tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan tetapi dalam pelaksanaannya perlu disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik diharapkan menjamin mutu pelaksanaan pendidikan di Indonesia terjamin. (Sumiati, 2007: 3-4) 2.1.4. Komponen KTSP Berdasarkan ketentuan yang terulang dalam Permendiknas Nomor 24 tahun 2006 dalam Baedhowi (2007), komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi beberapa hal sebagai berikut: 1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan sebagai berikut: a. Tujuan Pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. b. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, penetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. c. Tujuan pendidikan menengah kejujuran adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejujurannya. 2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Struktur dan muatan KTSP pada jejang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam standar isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut: a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi d. Kelompok mata pelajaran estetika e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan



dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Disamping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. 3. Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam standar isi dan panduan penyusunan KTSP. 2.2. Silabus 2.2.1. Pengertian Silabus KTSP Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatanpem belajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Pada hakekatnya pengembangan silabus KTSP harus mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut: a. Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik ? b. Bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut ? c. Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi itu ? Dengan demikian, silabus KTSP yang pengembangannya diserahkan kepada guru akan berbeda antara satu guru dengan guru yang lain, baik dalam satu daerah ataupun dalam daerah yang berbeda (Mulyasa, 2006: 190-191). 2.2.2. Prinsip Pengembangan silabus Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena itu, setiap satuan pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaaan dalam mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Agar pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar nasional), maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinsip-prinsip tersebut adalah: ilmiah, relevan, fleksibel, kontinuitas, konsisten (Mulyasa, 2006:191). 2.2.3. Prosedur Pengembangan Silabus Pengembangan silabus KTSP (Mulyasa, 2006:203), dalam garis besarnya mencakup langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengisi Kolom Identitas b. Mengkaji dan Menganalisis Standar Kompetensi c. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar d. Mengidentifikasi Materi Standar e. Mengembangkan Pengalaman (standar proses) f. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi g. Menentukan Jenis Penilaian h. Alokasi Waktu



i. Menentukan Sumber Belajar 2.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2.3.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Berbasis Ktsp Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena para guru lebih banyak dilibatkan dan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai (Mulyasa: 2007: 9). Pada intinya bahwa dengan bergulirnya KTSP ini, tugas utama para guru adalah menjabarkan, menganalisis, mengembangkan indikator, dan menyesuaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK-KD) dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah, serta kondisi dan kebutuhan daerah. Selanjutnya mengemas hasil analisis terhadap SKKD tersebut ke dalam KTSP yang di dalamnya mencakup silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah silabus selesai dibuat, maka guru perlu merencanakan pelaksanaan pembelajaran untuk satu kali tatap muka. Adapun komponen dari RPP minimal memuat sebagai berikut: a) Tujuan pembelajaran, b) Indikator, c) Materi Ajar/ Pembelajaran, d) Kegiatan Pembelajaran, e) Metode Pengajaran, f) Sumber Belajar. 2.3.2. Fungsi RPP Berbasis KTSP Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi. Dalam RPP harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensi tertentu. Sedikitnya terdapat dua fungsi RPP dalam KTSP. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam menyukseskan implementasi KTSP, yaitu: a. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas. b. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukkan kompetensi peserta didik c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan d. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh. e. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah.



BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1.



Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang 1 (Satu)



3.1.1. Tempat Tempat pelaksanaan magang 1 (satu) inii dilaksanakan di SMA GAMA (Tiga Maret) Jl. Affandi Mrican 5, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 3.1.2 Waktu Waktu pelaksanaan magang 1 (satu) ini dilaksanakan beberapa tahap, yaitu : 1. Tanggal 23 Oktober melakukan janji untuk wawancara.



3.2. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



2. Tanggal 24 Oktober pelaksanaan wawancara. 3. Tanggal 6 November melakukan janji untuk pengambilan data tambahan. 4. Tanggal 9 November pengambilan data tambahan. Langkah-langkah Pelaksanaan Magang 1 (Satu) Mahasiswa diberikan pembekalan magang 1 oleh dosen pengampu. Mahasiswa di berikan kesempatan untuk melakukan magang 1 secara kelompok disekolah. Menemui narasumber dan membuat janji wawancara. Melakukan wawancara pada narasumber. Pengambilan data berupa data kurikulum, Silabus, RPP, dan media pembelajaran lainnya. Melakukan observasi atau pengamatan di laboratorium Biologi dan lingkungan sekolah.



BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan 4.1.1. Kurikulum Kurikulum yang digunakan oleh SMA GAMA yaitu KTSP. Dulu SMA GAMA juga menggunakan KTSP, namun pada bulan Agustus 2014 hingga bulan Januari 2015, SMA GAMA menerapkan Kurikulum 2013 sesuai yang diperintahkan oleh pemerintah. Namun karena waktu persiapan untuk berganti kurikulum sangatlah singkat sehingga persiapan yang dilakukan belum matang dan tergesa-gesa serta peserta didik masih belum mendapat buku materi kurikulum 2013 secara merata, sehingga pada semester selanjutnya SMA GAMA kembali menggunakan KTSP.



Penggunaan Kurikulum KTSP yaitu pada Tahun Ajaran 2007/2008, tahun ajaran 2014/2015 pada semester 1 menggunakan Kurikulum 2013. Kemuadian semester selanjutnya hingga kini menggunakan KTSP. Paduan khusus dalam pelaksanaan kurikulum 2013/KTSP adalah salah satunya dengan adanya penataran untuk guru. Fasilitas yang digunakan untuk menunjang seperti dalam biologi berupa media praktikum, media penilaian, gambar, video, preparat awetan, lingkungan sekitar dan dengan literatur lain. Kelebihan kurikulum 2013 yaitu penilaian karakter, memberikan kesempatan kepada anak ipa mengambil ips dan sebaliknya (materi peminatan). Kekurangan 2013 fasilitas buku disediakan namun kurang memadai, buku dan materi terkadang tidak cocok, penataran guru diperlukan, persiapan terlalu tergesa-gesa, guru dituntut administrasi yang terlalu banyak. Perbedaan antara KTSP dan K13 yaitu adanya penilaian karakter pada pelaksanaan kurikulumnya serta terdapat materi peminatan. Pada penggunaan KTSP yang kedua kalinya, SMA GAMA menambahkan penilaian karekter meskipun telah kembali memakai KTSP. Perbedaan substansi pada materi biologi antara KTSP dan K13 untuk jenjang SMA tidak ada, hanya perbedaan waktu pemberian materi. Sebagai contoh untuk kelas X pada bab Keanekaragaman hayati pada kurikulum KTSP diberikan dikelas 2 sedangkan pada K13 diberikan di kelas 1, sehingga kelas 2 tidak mendapat materi keanekaragaman. Penanganan SMA GAMA tentang permasalahan ini yaitu dengan memberi kelas tambahan untuk menyelesaikan materi ini. 4.1.2. Silabus Silabus dibuat dengan mengacu pada Kurikulum yang digunakan. Silabus dibuat oleh guru mata pelajaran pada Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), namun hal tersebut dapat pula disesuaikan lagi oleh guru mata pelajaran menurut keadaan sekolah. Silabus akan tetap berlaku apabila tidak terdapat revisi, misal Pada silabus sebelumnya tidak ada penilaian karakter, tugas terstruktur, dan tatap muka, namun sekarang silabus sudah direvisi dengan ditambahnya ketiga bagian tadi. Kendala yang muncul saat pembuatanya adalah fasilitasnya yang membuat kinerja menjadi kurang maksimal. Meskipun SMA GAMA sekolah swasta yang merupakan sekolah yayasan, namun masih terdapat banyak kekurangan dalam fasilitasnya. 4.1.3. RPP 1. RPP dibuat dengan mengkaji silabus yang menyesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) namun boleh dikembangkan. RPP juga biasanya dibuat bersamaan dengan MGMP. Kendala yang muncul saat pembuatanya adalah fasilitas sama halnya dengan kendala pembuatan silabus. Dalam menentukan SK, KD, dan indikator, guru mata pelajaran melakukannya dengan berurutan. Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan KD, misal ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria sumbernya buku berupa gambar dan fasilitas yang memadahi. Alokasi waktu RPP disesuaikan dengan kedalaman materi (tahapnya). Contoh :



Mendeskripsikan ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria diberi alokasi waktu 6 x 45 menit. Perbedaan format RPP K13 dan KTSP adalah adanya penilaian karakter dan terdapat Kompetensi Inti di K13. Namun setelah berpindah kembali ke KTSP, RPP direvisi dengan penambahan penilaian karakter dengan memberi nilai kereligiusan peserta didik saat pembelajaran. RPP program tahunan di uraikan menjadi program semester, kemudian diuraikan dengan penyesuaian waktu. Untuk sekarangterdapat larangan di dalam satu kelas, terdapat dua orang guru yang mengajar dengan bergatian. Hal ini merupakan aturan dari pemerintah. 1.1. Pelaksanaan Media Pembelajaran yang digunakan dapat berupa LKS, Bahan Presentasi, Gambargambar serta Video.Di SMA GAMA Studi Lapangan sudah beberapa tahun ini tidak diadakan. Alasanya karena jumlah guru biologi yang hanya 2 orang, dan harus mengatasi siswa yang banyak serta menurut Ibu tati, siswa-siswa di SMA GAMA banyak yang susah diatur. Babarapa tahun lalu pernah ada studi lapangan yang biasanya bertempat di Krakal. Dalam Studi Laboratorium, siswa telah disediakan buku panduan praktikum. Kendala dalam pelaksanaan pembelajaran adalah pada fasilitas dan media pembelajaran. Dalam pembelajaran di kelas, siswa cenderung lebih menyukai objek asli daripada gambar, dan objek asli tersebut masih minim tersedia di laboratorium. Sehingga kadang Bu Tati memperlihatkan video-video edukatif kepada siswa. 1.2. Evaluasi Dalam kegiatan evaluasi, terdapat kegiatan remidial dan pengayaan. Siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM akan diberikan remidial, remidial yang dimaksud bukan dengan memberikan soal-soal yang banyak lagi kepada siswa, namun remedial yang dimaksudkan ialah remedial pada materi yang belum dikuasai oleh siswa. Sehingga dengan diadakanya remedial ini dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang belum ia kuasai. Sedangkan yang telah mencukupi KKM akan diberi pengayaan. Pengayaan tersebut dimaksudkan untuk mereview kembali materi-materi yang telah diajarkan. Nilai KKM untuk kelas 1 hingga kelas 3 sama, yaitu 75. Untuk tugas, guru memberikan tugas terstruktur dan tidak terstruktur tergantung waktu dan kehendak guru. Ulangan harian diadakan untuk setiap Kompetensi Dasar (KD) dan ulangan akhir yang dilakukan di akhir semester untuk mengetahui hasil belajar selama satu semester. Kesesuaian dalam pencapaian pelaksanaan sudah sesuai dengan rencana. Kendala dalam evaluasi yaitu dikarenakan faktor input, maksudnya adalah faktor perilaku dari siswa.



BAB V PENUTUP 5.1.



Kesimpulan Dari kegiatan Magang 1 yang dilaksanakan di SMA Gama (Tiga Maret) dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar cukup baik. Kesesuaian dalam rencana dan pelaksanaan juga sudah sesuai. Kurikulum yang digunakan pada sekolah tersebut yaitu menggunakan Kurikulum KTSP 2006.



5.2.



Saran Dari hasil kegiatan magang yang telah dilaksanakan, beberapa saran yang dapat diberikan yaitu : 1. Perlunya kelengkapan sarana dan prasarana yang masih kurang agar dapat mendukung segala kegiatan di sekolah. 2. Mahasiswa magang 1 dalam melakukan observasi dengan bersunguhh-sungguh dan bertanggung jawab agar memperoleh data dan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada pada sekolah.