Laporan Pcra Poli Geriatri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN



ASESMEN RISIKO PRA KONSTRUKSI PEMBUATAN KLINIK GERIATRI



RUMAH SAKIT AN-NISA Jl Gatot Subroto Km.3 Nomor 96 Cibodas – Tangerang



2019



LAPORAN ASESMEN RISIKO PRA KONSTRUKSI PEMBUATAN KLINIK GERIATRI



A. LATAR BELAKANG Pengaruh dari renovasi dan konstruksi bangunan terhadap bahaya keselamatan dan kesehatan kerja baik dari aspek pekerja maupun aspek lingkungan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan tindakan penilaian risiko serta tindakan pengendalian risiko tersebut agar tidak menimbulkan bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Asesmen Risiko Pra Konstruksi atau serong disebut dengan Pra Construction Re Assesment (PCRA)



merupakan suatu proses penilaian dan tindakan pengendalian



risiko sebelum pekerjaan dilakukan yang bertujuan untuk mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan mengelola risiko. proses menetapkan risiko potensial selama konstruksi dan renovasi bangunan di Rumah sakit. Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin yang mengevaluasi jenis kegiatan konstruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan tingkat. Pembongkaran IGD dan HCU IGD merupakan salah satu proses pekerjaan konstruksi yang dapat mengakibatkan risiko-risiko terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat pekerja dan pencemaran lingkungan rumah sakit. Oleh karena itu sebelum proses pekerjaan tersebut dilaksanakan maka perlu di lakukan penilaian risiko dan membuat tindakan pengendalian risiko. B. TUJUAN 1. Untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja 2. Mengelola Risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja 3. Mengelola terjadinya pencemaaraan lingkungan Rumah Sakit C. Hasil Kegiatan 1. Langkah 1 : Melakukan Rapat/Meeting Koordinasi Proyek Rapat dilakukan pada Hari Selasa, 26 November 2019. Rapat ini dihadiri oleh Kepala Instalasi Rawat Jalan , UPSRS, IT, PPI, K3RS, Tim Geriatri dan vendor yang akan melakukan renovasi 2. Langkah 2 : Melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko NO



1



2



ITEM CHECK



KEGIATAN



Kualitas



Pembongkaran



udara



Gypsum Pembobokan



Pengend alian



BAHAYA



DAMPAK



Debu



Gangguan



Debu



Pernafasan Gangguan



dinding Pembongkaran



Kontaminasi



Pernafasan Gangguan



Gypsum



Debu



Pembongkaran



Kontaminasi



Infeksi



PENILAIAN RISIKO CONSE LIKELY RISIKO QUENCY HOOD



3



3



High



3



3



High



pernafasan



3



3



High



pasien RJ Gangguan



3



3



High



3



4



5



6



7



Utilitas



Kebising an



Getaran



Layanan



Dinding



Debu



pernafasan



Pembongkaran



Kontaminasi



pasien RJ Gangguan



plafon



Debu



pernafasan



Penambahan



Bahaya



pasien RJ Tersetrum



Saluran Listrik Pembobokan



Listrik Bahaya



Listrik Kepala



dinding



Kejatuhan



terbentur



Pengecekan di



dinding Bahaya



Tersetrum



atas plafon Pembongkatan



Listrik Bahaya



kepala



plafon



tertimpa



terbentur



Pembobokan



plafon Bahaya



Gangguan



dinding RM



Kebisingan



pendengar



Pembongkaran



Bahaya



an Penyakit



Dinding



Getaran



Akibat Getaran



Pembobokan



Tidak



(HVAS) Bahaya



dinding



mengetahui



Kebakaran



Darurat



kode



Pembuan



pembobokan



darurat Bahaya



Debu



gan



dinding



Lingkungan



dalam RS



Sampah



3



3



High



3



3



High



3



2



Moderate



3



3



High



3



3



High



3



2



Moderate



3



1



Moderate



3



3



High



3



2



Moderate



3



3



High



di



dan puing 8



Bahaya Lain



Pengangkutan



Bahaya



penyait



material



Ergonomi



MSds



manual



3. Langkah 3 : Analisa Risiko Dari hasil identifikasi dan penilaian risiko untuk ke-8 penilaian asesmen risiko pra konstruksi yang terdiri dari kualitas udara, pengendalian infeksi, Utilitas, kebisingan, getaran, layanan darurat, pembuanagn sampah dan puing serta bahaya lain (ergonomi) Pembuatan Klinik Geriatri dengan table risiko di atas adalah risiko tinggi.



4. Langkah 4 : Menentukan Jenis Pengendalian Risiko NO



ITEM CHECK



1



Kualitas udara



KEGIATAN



Pembongkaran Gypsum



BAHAYA



Debu



PENGENDALIAN



 Penggunaan Exhaust Portable



 Penggunaan APD  Penggunaan



Pembobokan dinding



Debu



Exhaust Portable  Penggunaan APD



2



Pengendalian Infeksi



Pembongkaran



Kontaminasi



Gypsum Pembongkaran



Debu Kontaminasi



Dinding Pembongkaran



Debu Kontaminasi



plafon Penambahan



Debu



Pembuatan ICRA Pembuatan ICRA Pembuatan ICRA Pengecekan



Saluran Listrik



kabel, Bahaya Listrik



memastikan tidak ada



yang



terkelupas Pembobokan dinding 3



Utilitas



Bahaya Kejatuhan dinding



Penggunaan APD Helm



Pengecekan di atas



Penggunaan



plafon



senter untuk Bahaya Listrik



memastikan tidak ada kabel yang



Pembongkatan plafon



Bahaya tertimpa plafon



terkelupas Penggunaan APD Helm  Steril Area. Area renovasi hanya boleh dimasuki oleh



4



Kebisingan



Pembobokan dinding RM



Bahaya Kebisingan



tukang dan bidang terkait  Dilakukan malam hari saat Kegiatan Rawat Jalan



Pembongkaran



Sudah selesai Meminimalisir



Dinding



paparan pada tangan (Gunakan



5



Getaran



Bahaya Getaran



tangan hanya pada saat pengerjaan dan dengan kecepatan yang minimun)



6



Layanan



Pembobokan



Darurat



dinding



Pembuangan 7



Sampah dan puing



8



Bahaya Lain



Tidak



Pemberian Safety



mengetahui



Induction pada



kode darurat



Tukang Pembuangan



pembobokan



Bahaya



puing dengan



dinding



Lingkungan



karung melalui pintu darurat Edukasi postur



Pengangkutan



Bahaya



material manual



Ergonomi



tubuh yang baik saat manual handling



5. Langkah 5 : Menentukan penanggung jawab dan Tanggal pengendalian Risiko NO



ITEM CHECK



PENGENDALIAN



 Penggunaan



PIC



Kualitas udara



PENGENDALIAN



Exhaust



Portable 1



TGL



K3



27/11/2019



K3



27/11/2019



Pembuatan ICRA



PPI



27/11/2019



Pembuatan ICRA



PPI



27/11/2019



Pembuatan ICRA



PPI



27/11/2019



UPSRS



27/11/2019



K3



27/11/2019



UPSRS



27/11/2019



K3



27/11/2019



Tukang & K3



27/11/2019



K3



27/11/2019



K3



27/11/2019



 Penggunaan APD  Penggunaan Exhaust Portable  Penggunaan APD



2



Pengendalian Infeksi



Pengecekan memastikan



kabel, tidak



ada



yang terkelupas 3



Utilitas



Penggunaan APD Helm Penggunaan senter untuk memastikan tidak ada kabel yang terkelupas Penggunaan APD Helm  Steril Area. Area renovasi hanya boleh dimasuki oleh tukang



4



Kebisingan



dan bidang terkait  Dilakukan malam hari saat Kegiatan Rawat Jalan Sudah selesai Meminimalisir paparan pada tangan (Gunakan



5



Getaran



tangan hanya pada saat pengerjaan dan dengan



6



Layanan



kecepatan yang minimun) Pemberian Safety



7



8



Darurat Pembuangan



Induction pada Tukang Pembuangan puing



Sampah dan



dengan karung melalui



puing



pintu darurat Edukasi postur tubuh



Bahaya Lain



yang baik saat manual



Kesling



27/11/2019



K3



27/11/2019



handling 6. Langkah 6 : Pengesahan Asesmen Risiko Pra Konstruksi Pengesahan Asesmen Risiko Pra Konstruksi dilakukan setelah dokumen PCRA selesai. Dokumen PCRA terdiri dari Form Asesmen PCRA, Dokumen ICRA dan Form Inspeksi Proyek. D. Penutup Setiap kali dilakukan renovasi ataupun konstruksi maka Unit K3RS, Kesling dan PPI harus membuat PCRA. Pembuatab Klinik Geriatri tidak dapat dilaksanan sebelum adanya izin dari Unit K3RS. Demikian laporan ini dibuat mudah-mudahan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk beberapa kebijakan  yang menyangkut K3RS,  tentunya untuk kemajuan rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan yang bermutu. Tangerang, 5 Februari 2019 Mengetahui, Ketua Komite K3RS



dr.Dwi Edhityasrini P, MM



Pembuat laporan, Sekertaris K3RS



Fitria Titi Widyawati