Laporan Pemeriksaan Hemoglobin Metode Sahli [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hari/tanggal Nama NIM Tingkat/semester Mata kuliah Instruktur



: Jumat, 04 september 2020 : Vira Angelica : 711345319040 : 2B/3 : Hematologi 1 : Allan J. Andaria, S.Tr.,Kes



LAPORAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI Tujuan Praktikum



:



1. Untuk mengetahui pemeriksaan hemoglobin metode sahli 2. Untuk mengetahui prinsip kerja pemeriksaan hemoglobin metode sahli 3. Untuk mengetahui alat dan bahan pemeriksaan hemoglobin metode sahli 4. Untuk mengetahui cara kerja pemeriksaan hemoglobin metode sahli 5. Untuk mengetahui nilai normal hemoglobin metode sahli 6. Untuk mengetahui interprestasi hasil pemeriksaan hemoglobin metode sahli Prinsip Kerja



:



Hemoglobin oleh HCL 0,1N diubah menjadi hematin asam berwarna cokelat, warna yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan warna standar . Prinsip reaksi pemeriksaan hemoglobin metode sahli yaitu akan mengalami perubahan warna. Dasar Teori



:



Hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah atau eritrosit yang terdiri dari gobin dan heme terdiri dari cincin porifirin dengan satu atom besi (ferro). Globin terdiri atas 4 rantai polipeptida yaitu 2 rantai polipeptida alfa ( α)2, dan 2 rantai polipeptida beta (β)2. Rantai polipeptida alfa terdiri dari 141 asam amino dan rantai polipeptida beta terdiri dari 146 asam amino (Henry, 2001). Hemoglobin merupakan protein utama tubuh manusia yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke jaringan dan media transport karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Pengangkutan oksigen berdasarkan atas interaksi kimia antara molekul oksigen dan heme, suatu cincin tetrapirol porifin yang mengandung besi (ferro), kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Hemoglobin mengikat 2 proton untuk setiap 4 molekul oksigen yang dilepaskan sehingga hemoglobin



merupakan buffer utama dalam darah (Tarwoto, 2008). Heme (ferro) yang terikat pada oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2) sedangkan heme ferro) yang sudah melepaskan oksigen disebut dioksihemoglobin. Heme juga dapat mengikat karbonmonoksida (CO), yaitu heme yang teroksidasi dari ferro menjadi ferri atau methemoglobin, methemoglobin tidak mampu lagi untuk mengikat oksigen (Koolman, 2005). Pentingnya hemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan penting dalam diagnosis suatu penyakit. Kegunaan dari pemeriksaan kadar hemoglobin adalah untuk menilai tingkat anemia, respons terhadap anemia, atau perkembangan penyakit yang berhubungan dengan anemiadan polisitemia. Anemia ditentukan oleh penurunan kadar hemoglobin darah dibawah nilai normal (Hoffbrand, 2013). Pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan darah rutin yang paling sering dilakukan oleh setiap laboratorium. Pemeriksaan kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan beberapa metode, yaitu metode Sahli, metode Sianmethemoglobin dengan cara manual dan otomatis (Wirawan, 2011). Metode pemeriksaan hemoglobin paling sederhana adalah metode Sahli, pada metod sahli hemoglobin dihidrolisis dengan HCL menjadi asam hematin yang berwarna coklat, warna yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar. Perubahan warna asam hematin dibuat dengan cara pegenceran, sehingga warna sama dengan warna standar. Cara ini kurang baik karena tidak semua hemoglobin dapat diubah menjadi asam hematin, misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh faktor subjektivitas, warna standar pudar, penyinaran, faktor kesalahan mencapai 5%-10%, sehingga tidak dapat digunakan untuk menghitung indeks parasit (Gandasoebrata, 2007). Alat dan Bahan



:







Hemometer







Tabung sahli







Batang pengaduk







Pipet sahli







Pipet tetes







Tissue







HCL 0,1N







Sampel darah







Aquadest



Cara Kerja



:



1. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0,1N sampai tanda 2 (miniskus bawah) 2. Darah kapiler/vena dihisap dengan pipet sahli sampai tepat pada tanda 20 ul 3. Kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dihapus dengan kertas tissue secara hari-hati jangan sampai darah dari pipet dalam pipet berkurang 4. Darah sebanyak 20 ul ini dimasukan ke dalam tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa menimbulkan gelembung udara 5. Pipet dibilas sebelum diangkat dengan menghisap dan mengeluarkan HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang sebanyak 3 kali 6. Tunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin 7. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquadest setetes demi setetes sambil di aduk dengan pengaduk dari gelas sampai di dapat warna yang sama dengan warna standar 8. Miniskus dari larutan dibaca. Miniskus dalam hal ini adalah permukaan terendah dari larutan. Nilai Normal (Hb)



:



Nilai normal Hb yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:  Saat lahir



: 17-23 g/dl



 Neonatus



: 15-25 g/dl



 2 bulan



: 9-14 g/dl



 1-2 tahun



: 11-13 g/dl



 10 tahun



: 12-14 g/dl



 Wanita dewasa



: 12-16 g/dl



 Pria dewasa



: 14-18 g/dl



Interprestasi Hasil



:



Nilai hemoglobin rendah atau dibawah nilai normal disebut anemia. Klasifikasi anemia yang umum dipakai adalah :



 Anemia ringan sekali : Hb 10 g/dl – kurang dari normal  Anemia ringan



: Hb 8-9,9 g/dl



 Anemia sedang



: Hb 6-7,9 g/dl



 Anemia berat



: Hb < 6 g/dl



Nilai hemoglobin tinggi atau diatas normal disebut polisitemia. Klasifikasi polisitemia:  Pada pria



: Hb > 18,5 g/dl



 Pada wanita



: Hb > 16,5 g/dl



Hasil dan Pembahasan



:



Pemeriksaan Hb dilakukan untuk mengetahui kadar Hb seseorang dalam g/dl. Kegunaan alat sahli yang dipakai selama praktikum yaitu : alat hemometer (1) tabung sahli, berfungsi sebagai tempat melarutkan campuran HCl dan darah; (2) batang pengaduk, berfungsi untuk mengaduk campuran HCl dan darah dalam tabung sahli; (3) pipet sahli, berungsi untuk memipet hemoglobin sampai garis tanda 20ul; dan (4) pipet tetes, berfungsi untuk memipet HCl 0,1N. Pemeriksaan hemoglobin ini banyak digunakan dalam institusi pelayanan kesehatan dan sekarang metode ini sudah cukup berkembang. Sejauh ini, metode sahli adalah metode yang mudah dibawa, ringan dan alat serta bahannya masih dapat dijumpai di toko peralatan medis, sehingga praktis untuk dipergunakan. Kekurangan metode ini adalah banyaknya kesalahan yang sering dilakukan selama prosedur pemeriksaan tersebut yang berakibat pada sulitnya memperoleh data hasil pengukuran yang akurat tentang kadar Hb, baik itu kesalahan teknis, kesalah pada peralatan dan pembacaan visual atau hasil. Kesalahan yang sering terjadi selama prosedur pemeriksaan, misalnya mengisi larutan HCl 0,1N kurang atau lebih dari yang diminta, kesalahan dalam pengisapan darah perifer (misalnya berupa terhisapnya udara kedalam pipet sehingga sulit menentukan jumlah darah yang diambil apa sudah cukup atau belum dan pada kesalaha ini maka diharuskan pengambilan darah diulang), kesalahan lupa mengusap sisa darah diujung pipet sebelum dicelup ke dalam tabung sahli, pipet menyentuh dinding tabung sebelum dicelup kedalam larutan HCl sehingga sebagian darah tertinggal di dinding pipet sebelah atas dan tak perrnah menyentuh HCl, dan salah menginterprestasi warna larutan yang terbentuk.



Kesalahan yang seperti itu sangat berpotensial mengubah hasil pemeriksaan Hb sehingga hasil tidak akurat. (lanjut setelah praktikum) Kesimpulan



:



(setelah praktikum) Daftar Pustaka



:



Wahdah, Norsiah. (2015). ”Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemeglobin dengan dan Tanpa Sentrifugasi Pada Sampel Leukositosis”. Medical Laboratory Technologi Journal, 1(2), 72-83. Retrivered from http://ejurnal-analiskesehatan.web.id Mukhlissul, F.,Kambang, S.,Ida, S.,Ratih, R.P.,Frans, D.,Ully, A.F. (2017, agustus). “Penggunaan Alat Pengukur Hemoglobin di Puskesmas, Polindes dan Pustu”. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan. Vol.1. No.1, 32-39. Sodikin Kurniawan. (2019, february). “Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) Metode Sahli’s”



LAPORAN PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SIANMETH Tujuan Praktikum



:



7. Untuk mengetahui pemeriksaan hemoglobin metode sianmeth 8. Untuk mengetahui prinsip kerja pemeriksaan hemoglobin metode sianmeth 9. Untuk mengetahui alat dan bahan pemeriksaan hemoglobin metode sianmeth 10. Untuk mengetahui cara kerja pemeriksaan hemoglobin metode sianmeth 11. Untuk mengetahui nilai normal hemoglobin metode sianmeth 12. Untuk mengetahui interprestasi hasil pemeriksaan hemoglobin metode sianmeth Prinsip Kerja



:



Heme (ferro) dioksidasi oleh kalium ferrisianida menjadi (ferri) metheglobin kemudian metheglobin bereaksi dengan ion sianida membentuk sianmethemoglobin yang berwarna coklat, absorban diukur dengan kolorimeter atau spektrofotometer dengan λ 540 nm. Dasar Teori



:



Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam pembuluh darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar oksigen dan karbondioksida tinggi maka warna darahnya menjadi merah ,uda, tetapi bila kadar karbondioksidanya tinggi maka warna darahnya menjadi merah tua. Darah mempunyai komponen padat atau seluler yaitu terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan platelet (tromosit). Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen diparu-paru dan mengedarkan keseluruhan tubuh. Ada dua metode yang sering digunakan dalam pemeriksaan Hb yaitu pemeriksaan Hb metode Sahli dan metode Cyanmeth/Sianmeth (Suriadi, 2003). Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini. Eryt Hb berikatan dengan karbondioksida menjadi karboxy hemoglobin dan warnanya merah tua. Darah arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida (Depkes RI dalam Widayanti, 2008).



Hemoglobin metode sianmeth berdasarkan pada penetapan sianmethemoglobin yang telah diadaptasi sebagai standar. Hemoglobin dari sampel darah lengkap dilepaskan eritrosit dan dioksidasi oleh ferycianida menjadi methemoglobin. Methemoglobin ini selanjutnya diubah oleh sianida menjadi sianmethemoglobin yang stabil. Absorbansi dari sianmethemoglobin ini diukur pada panjang gelombang 540 nm dan secara langsung hasilnya sebanding dengan konsentrasi dalam sampel (Suriadi, 2003). Pengukuran kadar Hb metode sianmeth dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung yaitu dengan mencampur darah dengan larutan drabkin kemudian dibaca dengan fotometer. Pembacaan dapat ditunda selama 24 jam dalam suhu kamar 15-25oC. Sedangkan pengukuran secara tidak langsung biasa dilakukan sebagai alternative dalam kepentingan penelitian kesehatan masyarakat (pedalaman). Hal ini mengingat karena tempat pengambilan sampel yang jauh dari laboratorium. Cara pemeriksaannya adalah dengan meneteskan sejumlah volume tertentu darah ke atas kertas saring, lalu dikeringkan. Untuk pemeriksaanya dengan merendam kertas saring tadi kedalam larutan drabkin selama 24 jam kemudian dibaca dengan spektrofotometer (Depkes RI, 1989).



Metode Sianmeth termasuk metode pemeriksaan



hemoglobin yang mudah dilakukan dan hasil pemeriksaanya lebih akurat dibanding dengan metode Sahli. Metode Sianmethmoglobin adalah metode referensi untuk estimasi hemoglobin, semua jenis hemoglobin dapat diukur kecuali sulfhemoglobin (Wirawan, 2011). Pemeriksaan hemoglobin perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas sampel darah sehingga tidak terjadi penyimpangan hasil pemeriksaan. Faktor tersebut adalah suhu, lama penyimpanan, kontaminasi, pengaruh sinar dan penguapan (Widman, 1987). Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Sampel darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan Hb) dapat diperoleh dari darah vena ataupun darah kapiler (Corwin, 2000). Alat dan Bahan



:







Spektrofotometer







Tabung reaksi







Rak tabung







Mikropipet 20 ul







Pipet 5 ml







Batang pengaduk







Tissue kering







Darah (EDTA)







Alkohol 70%







Aquadest







Reagen drabkin Resep larutan drabkin: o KCN 0,768 mmol/l



: 50mg



o K3Fe (CN) 60,607 mmol/l



: 200mg



o KH2PO4 1,029 mmol/l



: 140mg



o Non ionic detergent



: 0,5-1 ml



o Aquadest deionized ad



: 1000 ml



o pH 7,0-7,4 Cara Kerja



:



1. Kedalam tabung reaksi/botol kecil dimasukkan 2 ml larutan drabkin 2. Isaplah darah 8ul dengan pipet mikro 3. Kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet dihapus dengan tissue 4. Darah dalam pipet dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan drabkin 5. Pipet dibilas beberapa kali dengan larutan drankin tersebut 6. Campur larutan ini dengan cara menggoyang tabung secara perlahan-lahan hingga larutan homogen dan dibiarkan selama 3 menit 7. Baca dengan spektrofotometer pada gelombang 540 nm, sebagai blanko digunakan larutan drabkin. Nilai Normal (Hb)



:



Nilai normal Hb yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:  Saat lahir



: 17-23 g/dl



 Neonatus



: 15-25 g/dl



 2 bulan



: 9-14 g/dl



 1-2 tahun



: 11-13 g/dl



 10 tahun



: 12-14 g/dl



 Wanita dewasa



: 11-16 g/dl



 Pria dewasa



: 13-17 g/dl 18



Interprestasi Hasil



:



Nilai hemoglobin rendah atau dibawah nilai normal disebut anemia. Klasifikasi anemia yang umum dipakai adalah :  Anemia ringan sekali : Hb 10 g/dl – kurang dari normal  Anemia ringan



: Hb 8-9,9 g/dl



 Anemia sedang



: Hb 6-7,9 g/dl



 Anemia berat



: Hb < 6 g/dl



Nilai hemoglobin tinggi atau diatas normal disebut polisitemia. Klasifikasi polisitemia:  Pada pria



: Hb > 18,5 g/dl



 Pada wanita



: Hb > 16,5 g/dl



Hasil dan Pembahasan



:



Pemeriksaan Hb yang dianjurkan WHO adalah metode sianmeth. Pemeriksaan kadar Hb cara fotoelektrik kolorimetri (Hb sianmeth) ini merupakan pemeriksaan yang lebih teliti dibanding dengan metode cara visual (Hb sahli). Tingkat faktor kesalahan metode siantmeth hanya berkisar 2%. Sumber kesalahan pada metode ini biasanya, terjadi jendalan darah, leukositosis berat mempengaruhi pengukuran lebih rendah dari seharusnya, tidak tepat memipet pada saat pengambilan darah, pemipetan pereaksi yang tidak akurat, dan fotometer yang tidak baik. (lanjut setelah praktikum) Kesimpulan



:



(setelah praktikum)



Daftar Pustaka



:



Wahdah, Norsiah. (2015). ”Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemeglobin dengan dan Tanpa Sentrifugasi Pada Sampel Leukositosis”. Medical Laboratory Technologi Journal, 1(2), 72-83. Retrivered from http://ejurnal-analiskesehatan.web.id Sendy Indah,P.H. “Perbandingan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Metode Cyanmeth Secara Langsung dan Tidak Langsung”. Jurnal Medika. Hal.1-8 Hidayatussalihin.,Etiek,N., Edy,S. (2018, November) “Perbedaan Presisi Pemipetan Sampel Menggunakan Pipet Sahli dan Mikropipet pada Pemeriksaan Hemoglobin Metode Cyanmethemoglobin”. Jurnal Laboratorium Katulistiwa. Hal. 21-25 Yuhic Airam. LAPORAN PRAKTIKUM HB. Academia.edu