Laporan Pendahuluan Ileus Obstruktif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ILEUS OBSTRUKTIF



Oleh : Panji Wirawan NIM : G3A016271



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017



A. PENGERTIAN Ileus atau obstruksi usus adalah suatu gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran isi usus. Obstruksi usus dapat akut dengan kronik, partial atau total.Intestinal obstruction terjadi ketika isi usus tidak dapat melewati saluran gastrointestinal(Nurarif& Kusuma, 2015). Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan (Indrayani, 2013). Obstruksi usus mekanis adalah Suatu penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata atau kronis akibat karsinoma yang melingkari. Misalnya intususepsi, tumor polipoid dan neoplasma stenosis, obstruksi batu empedu, striktura, perlengketan, hernia dan abses(Nurarif& Kusuma, 2015).



B. KLASIFIKASI 1. Menurut sifat sumbatannya Menurut sifat sumbatannya, ileus obstruktif dibagi atas 2 tingkatan : a) Obstruksi biasa (simple obstruction) yaitu penyumbatan mekanis di dalam lumen usus tanpa gangguan pembuluh darah, antara lain karena atresia usus dan neoplasma b) Obstruksi strangulasi yaitu penyumbatan di dalam lumen usus disertai oklusi pembuluh darah seperti hernia strangulasi, intususepsi, adhesi, dan volvulus (Pasaribu, 2012). 2. Menurut letak sumbatannya Menurut letak sumbatannya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 2 : a) Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus b) Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (Pasaribu, 2012). 3. Menurut etiologinya Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif dibagi menjadi 3:



a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) yaitu yang disebabkan oleh adhesi (postoperative), hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma), dan abses intraabdominal. b) Lesi intrinsik yaitu di dalam dinding usus, biasanya terjadi karena kelainan kongenital (malrotasi), inflamasi (Chron’s disease, diverticulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi. c) Obstruksi menutup (intaluminal) yaitu penyebabnya dapat berada di dalam usus, misalnya benda asing, batu empedu (Pasaribu, 2012). 4. Menurut stadiumnya ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya, antaralain : a) Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit. b) Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi / sumbatan yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah). c) Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren (Indrayani, 2013).



C. ETIOLOGI Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain 1. Hernia inkarserata : Hernia inkarserata timbul karena usus yang masuk ke dalam kantung hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga timbul gejala obstruksi (penyempitan)dan



strangulasi



usus



(sumbatan



usus



menyebabkan



terhentinya aliran darah ke usus). Pada anak dapatdikelola secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun, jikapercobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus diadakanherniotomi segera (Indrayani, 2013)



2. Non hernia inkarserata, antara lain : a. Adhesi atau perlekatan usus Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Dapat berupa perlengketanmungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, bisa setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum.Ileus karena adhesi biasanya tidak disertai strangulasi. Obstruksi yang disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak (Indrayani, 2013). b. Invaginasi (intususepsi) Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatikkarena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengankomplikasi perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik, dandipastikan dengan pemeriksaan Rontgen dengan pemberian enema barium (Indrayani,2013). c. Askariasis Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh dengan cacing



berisiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi (Indrayani,2013). d. Volvulus Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus sepanjang aksis usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis sehingga pasase (gangguan perjalanan makanan) terganggu. Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami strangulasi (Indrayani,2013). e. Tumor Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi Usus, kecuali jika ia menimbulkan invaginasi . Hal ini terutama disebabkan oleh kumpulan metastasis (penyebaran kanker) di peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus (Indrayani,2013). f. Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul (koneksi abnormal antara pembuluh darah, usus, organ, atau struktur lainnya) dari saluran empedu keduodenum atau usus halus yang menyebabkan batu empedu masuk ke raktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi. Penyebab obstruksi kolon yang paling sering ialah karsinoma (anker yang dimulai di kulit atau jaringan yang melapisi atau menutupi organorgan tubuh) , terutama pada daerah rektosigmoid dan kolon kiri distal (Indrayani,2013).



D. PATOFISIOLOGI Menurut Ester (2001 : 49) pathofisiologi dari obstruksi usus atau illeus adalah: Secara normal 7-8 cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan kebanyakan direabsorbsi, bila usus tersumbat, cairan ini sebagian tertahan



dalam usus dan sebagian dieliminasi melalui muntah, yang menyebabkan pengurangan besar volume darah sirkulasi. Mengakibatkan hipotensi, syok hipovolemik dan penurunan aliran darah ginjal dan serebral. Pada awitan obstruksi, cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal sisi yang bermasalah, menyebabkan distensi. Manifestasi terjadinya lebih cepat dan lebih tegas pada blok usus halus karena usus halus lebih sempit dan secara normal lebih aktif, volume besar sekresi dari usus halus menambah distensi, sekresi satu-satunya yang yang bermakna dari usus besar adalah mukus. Distensi menyebabkan peningkatan sementara pada peristaltik saat usus berusaha untuk mendorong material melalui area yang tersumbat. Dalam beberapa jam peningkatan peristaltik dan usus memperlambat proses yang disebabkan oleh obstruksi. Peningkatan tekanan dalam usus mengurangi absorbsinya, peningkatan retensi cairan masih tetap berlanjut segera, tekanan intralumen aliran balik vena, yang meninkatkan permeabilitas kapiler dan memungkinkan plasma ekstra arteri yang menyebabkan nekrosis dan peritonitis.



E. MANIFESTASI KLINIK 1. Mekanik sederhana – usus halus atas Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah, peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen. 2. Mekanik sederhana – usus halus bawah Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat, bising usus meningkat, nyeri tekan abdomen. 3. Mekanik sederhana – kolon Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan abdomen. 4. Obstruksi mekanik parsial Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan.



5. Strangulasi Gejala berkembang dengan cepat: nyeri hebat, terus menerus dan terlokalisir, distensi sedang, muntah persisten, biasanya bising usus menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar. (Price &Wilson, 2007)



F. KOMPLIKASI 1. Peritonitis septicemia adalah suatu keadaan dimana terjadi peradangan pada selaput rongga perut (peritonium) yang disebabkan oleh terdapatnya bakteri dalam dalah (bakteremia). 2. Syok hypovolemia terjadi abikat terjadi dehidrasi dan kekurangan volume cairan. 3. Perforasiusus adalah suatu kondisi yang ditandai dengan terbentuknya suatu lubang usus yang menyebabkan kebocoran isi usus ke dalam rongga perut. Kebocoran ini dapat menyebabkan peritonitis 4. Nekrosisusus adalah adanya kematian jaringan pada usus 5. Sepsis adalah infeksi berat di dalam darah karena adanya bakteri. 6. Abses adalah kondisi medis dimana terkumpulnya nanah didaerah anus oleh bakteri atau kelenjar yang tersumbat pada anus. 7. Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh sudah tidak bisa mengabsorpsi nutrisi karena pembedahan. 8. Gangguan elektrolit ; terjadi karena hipovolemik



G. PENATALAKSANAAN Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadangkadang suatupenyumbatan sembuh dengansendirinya tanpa pengobatan,



terutama jika disebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat dirumah sakit(Nurarif& Kusuma, 2015). 1. Persiapan Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum.Setelah keadaanoptimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksiparsial atau karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan konservatif(Nurarif& Kusuma, 2015). 2. Operasi Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organorganvital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalahpembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :-Strangulasi-Obstruksi lengkap-Hernia inkarserata-Tidak ada perbaikan dengan pengobatankonservatif (dengan pemasangan NGT, infus,oksigen dan kateter)(Nurarif& Kusuma, 2015). 3. Pasca Bedah Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan danelektrolit.Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikankalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalamkeadaan paralitik(Nurarif& Kusuma, 2015).



H. PENGKAJIAN FOKUS I.



Pengkajian a. Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan gaya hidup. b. Riwayat kesehatan  Keluhan utama . Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada



abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas, abdomen tegang dan kaku.  Riwayat kesehatan sekarang Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari pertolongan, dikaji dengan menggunakan pendekatan PQRST : P : Apa yang menyebabkan timbulnya keluhan. Q :Bagaiman keluhan dirasakan oleh klien, apakah hilang, timbul atau



terus- menerus (menetap).



R : Di daerah mana gejala dirasakan S : Seberapa keparahan yang dirasakan klien dengan memakai skala numeric 1 s/d 10. T :Kapan keluhan timbul, sekaligus factor yang memperberat dan memperingan keluhan.  Riwayat kesehatan masa lalu Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obatobatan.  Riwayat kesehatan keluarga Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien. II.



Pemeriksaan a. Aktivitas/istirahat Gejala :Kelelahan dan ngantuk. Tanda :Kesulitan ambulasi b. Sirkulasi Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok) c. Eliminasi Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan Flatus Tanda :Perubahan warna urine dan feces d. Makanan/cairan Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.



Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah pecah.Kulit buruk. e. Nyeri/Kenyamanan Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik. Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan f. Pernapasan Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan, Tanda : Napas pendek dan dangkal III.



Pemeriksaan Diagnostic 1. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah merah) : meningkat akibat dehidrasi 2. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit, ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah. 3. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen a. Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis, bayangan valvula connives melintasi seluruh lebar usus) atau obstruksi besar (distribusi perifer/bayangan haustra tidak terlihat di seluruh lebar usus) b. Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll) 4. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan suspensi barium sulfat sebagai media kontras pada usus besar) : untuk melihat tempat dan penyebab. 5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi untuk menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu, 2012).



Hernia inkarserata, adhesi, intususepsi, askariasis, volvulus, tumor, batu empedu



ILEUS OBSTRUKTIF I. PATHWAYS



Akumulasi gas dan cairan intra lumen disebelah paroksimal dari letak obstruktif



Distensi abdomen



Poliferasi bakteri cepat



Tekanan intralumen ↑



pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang infark



Tekanan vena & arteri ↓



bakteri melepas endotoksin, melepaskan zat pirogen



Impuls  hipotalamus bagian termoregulator melalui ductus thoracicus Suhu tubuh ↑ hipertermi



Iskemia dinding usus



Gelombang peristaltic berbalik arah, isi usus terdorong ke lambung kemudian mulut



Kerja usus melemah Gangguan peristaltic usus



Asam lambung ↑ Mual muntah Kehilangan cairan menuju ruang peritonium



mual



Sulit BAB



Merangsang pengeluaran mediator kimia



Merangsang reseptor nyeri Nyeri akut



Pelepasan bakteri & toksin dr usus yg nekrotik ke dlm peritonium



Reaksi hospitalisasi cemas ansietas



dehidrasi Intake cairan ↓



Metabolism anaerob



Kimus sulit dicerna usus



Klien rawat inap



konstipasi



Cairan intrasel ↓



Resiko infeksi



Merangsang susunan saraf otonom, mengaktivasi norepinephrine



Resiko syok (hipovolemia)



Saraf simpatis terangsang utk mengaktivasi RAS mengaktifkan kerja organ tubuh



REM ↓



Pasien terjaga Gangguan pola tidur



J. DIAGNOSA KEPERAWATAN



1. Mual (00134, domain 12 kenyamanan, kelas 1 kenyamanan fisik) 2. Konstipasi (00011, domain: 3 eliminasi dan pertukaran, kelas: 2 fungsi gastrointestinal) 3. Resiko syok (hipovolemia) (00205, Domain: 11 keamanan/perlindungan, Kelas: 2 cedera fisik) 4. Nyeri akut(00132, Domain 12 : Kenyamanan Kelas 1 : Kenyamanan Fisik) 5. Ansietas (00146, domain 9 koping atau toleransi terhadap stress, kelas 2 respon koping) 6. Hipertermi (00007, domain 11 keamanan atau perlindungan, kelas 5 proses defensive) 7. Ganguan pola tidur (00095, domain 4 aktivitas/istirahat, kelas 1 tidur/istirahat)



K. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL



No. Dx keperawatan



NOC



NIC



Rasional



1.



NOC :



NIC



Observasi -



Mual (00134) Domain: 12 (kenyamanan)



-



Selera makan



Observasi



Kelas: 1 (kenyamanan fisik)



-



Status gizi







-



Tingkat kenyamanan



mual pada pasien



-



Pengendalian mual dan 



Kaji penyebab mual



Definisi: perasaan subjektif , seperti gelombang yang



gejala



mual



subjektif -







efek samping obat



Setelah



yang mendorong keinginan



Keperawatan ... X 24 jam Berat  badan stabil dan nutrisi teratasi 



tindakan



Manajemen cairan/elektrolit



Mandiri



Manajemen mual



-



-



nutrisi.



Menghindari makanan Sensasi ingin muntah



Tidak ada tanda-tanda mal



-



Berat badan stabil



Mengatur dan mencegah komplikasi



Manajemen muntah



dengan



-



mengetahui



akibat efek penyakit atau



epigastrium, atau abdomen



-



Untuk



Mandiri Kriteria hasil :



Batasan karakteristik:



dirasakan



apakah mual dirasakan



belakang tenggorokan,



dilakukan



yang



oleh pasien



muntah



tidak menyenangkan di



untuk muntah.



Pantau



Untuk mengetahui gejala



akibat



perubahan kadar cairan dan elektrolit



HE



 Jelaskan penyebab mual



-



Mencegah meredakan mual



dan



-



Peningkatan produksi



-



saliva -



Melaporkan “mual”



-



atau “eneg” -



Pasien



tidak



mengalami  Beritahu pasien seberapa -



mual muntah.



lama kemungkinan mual



Melaporkan terbebas dari



akan terjadi



-



Mengidentifikasi



dan



melakukan tindakan yang



mulut



dapat menurunkan mual Faktor yang berhubungan: -



agen



farmakologis (seperti aspirin,



-



obat



anti



meredakan muntah



untuk secara sadar atau -



Menginformasikan



nafas dalam



penyebab-penyebab yang dapat menimbulkan



Kolaborasi 



Iritasi lambung (mis. Akibat



dan



 Ajarkan pasien menelan HE



mual



Rasa asam di dalam



Mencergah



Berikan



obat



sesuai anjuran 



mual



antiemetic -



Agar



klien



menangani



Manajemen cairan: berikan



dapat



mual



saat



mual itu dirasakan.



terapi IV, sesuai anjuran -



Untuk mengurangi stress



inflamasi nonsteroid,



dan



mengalihkan



steroid,



antibiotic),



perhatian



dari



alcohol, zat besi, dan



sehingga



darah.



membantu pasien untuk



Distensi (mis. pengosongan



lambung Akibat



makan



mual, dapat



dan



minum.



Selain itu untuk mekenan reflex muntah



lambung



yang



lambat;



obstruksi



Untuk mengurangi mual dan



genitourinarius



pasien untuk makan



dan -



memungkinkan



Untuk memenuhi cairan



bagian atas; kompresi



yang hilang akibat mual



eksternal



dan muntah



pada



lambung, hati limpa atau



organ



pembesaran



lain; yang



memperlambat fungsi lambung;



kelebihan



asupan makanan) Agen



farmakologis



(mis. Analgesic, anti virus



untuk



HIV,



aspirin, opioid) dan agen kemoterapeutik -



-



pylorus usus; distensi



biliaris; stasis usus



-



Kolaborasi



Toksin



2.



Konstipasi (00011)



NIC :



Observasi



domain: 3 eliminasi dan  Defekasi



Observasi



-



pertukaran



 Monitor tanda dan gejala



kelas:



NOC :



Kriteria Hasil : 2



fungsi



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x24



gastrointestinal







dan gejala sulit BAB -



konstipasi



untuk mengetahui tanda



sebagai acuan rencana



Kaji dan dokumentasikan:



penanganan yang efektif



(warna dan konsisensi feses -



melihat



pertama



pascaoperasi;



konstipasi



frekuensi normal defekasi  Konstipasi menurun



frekuensi,



warna



menyebabkan



yang



jam, masalah konstipasi Definisi



:



disertai



Penurunan pasien teratasi dengan



dan



apakah dapat



pengeluaran



dibuktikan oleh indikator



konsistensi feses; keluarnya



komplikasi peritonitis



feses yang sulit atau tidak



defekasi sebagai berikut:



flatus; adanya impaksi; ada -



melihat



Tidak mengalami



atau tidak ada bisisng usus



berkontribusi



feses yang sangat keras dan



gangguan pola eliminasi



dan distensi abdomen pada



konstipasi



kering



(dalam rentang yang



keempat kuadran abdomen



lampias



atau



pengeluaran -



diharapkan) Batasan Karakteristik : 



Nyeri abdomen



-



Tidak ada gangguan feses lunak dan membentuk







faktor



yang pada



Mandiri



Pantau tanda dan gejala -



membentuk



dan



ruptur usus atau peritonitis



mempertahankan



pola



eliminasi defekasi yang teratur







Nyeri tekan pada



-



Tidak mengalami







faktor -



Identifikasi



abdomen dengan atau



gangguan mengeluarkan



(misalnya pengobatan, tirah



tanpa resistensi otot



feses tanpa bantuan



baring, dan diet) yang dapat HE



Tidak ada darah dalam



menyebabkan



feses



berkontribusi



Tidak nyeri saat defekasi



konstipasi



yang dapat dipalpasi. 



Anoreksia







Perasaan penu atau



-



-



konstipasi



atau -



untuk



memfasilitasi



pengeluaran feses tanpa



terhadap



nyeri -



tekanan pada rektum 



mencegah dan mengatasi



agar



pasien



dapat



Peningkatan tekanan



Mandiri



menghindari obat yang



abdomen



- manajemen defekasi



dapat







Indigesti



- manajemen konstipasi



konstipasi







Mual







Nyeri saat defekasi



HE







Tampilan atipikal



 Anjurkan



-



pasien



untuk



menghindari



pasien



mengonsumsi



makanan



untuk



mengakibatkan



yang



pada lansia



meminta obat nyeri sebelum



diperbolehkan/



(misalnya,perubahan



defekasi



serat



status



 Informasikan kepada pasien -



mental,inkontinensia



kemungkinan



urine, jatu tanpa



akibat obat



konstipasi



untuk



tidak rendah



mencegah



perubahan pada tanda vital, perdarahan kolaborasi



sebab jelas,dan







meningkatkan makanan



tentang efek diet (misalnya,



yang berserat agar



tubuh.



cairan



mempermudah dalam



Darah merah segar



eliminasi



dan



serat)



 Tekankan



pengeluaran feses



menghindari



Perubahan pada suara



selama defekasi



abdomen



pada



BAB pentingnya mengejan



tercapainya intervensi yang diberikan dengan mendengar apakah



Kolaborasi 



untuk mengetahui



Konsultasi dengan ahli



bising usus normal atau



Perubahan pada pola



gizi untuk meningkatkan



tidak



defekasi



serat dan ciran dalam diet



(borborigmi) 



pasien -



kepada



peningkatan suhu



menyertai 



 Ajarkan







Penurunan frekuensi







Penurunan volume



tentang penurunan atau



feses



peningkatan







Distensi abdomen



bising usus







Feses yang kering,keras,dan padat







Konsultasi dengan dokter



frekuensi







Bising usus hipoaktif atau hiperaktif







Pengeluaran feses cair







Massa abdomen dapat dipalpasi







Massa rectal dapat dipalpasi







Bunyi pekak pada perkusi abdomen







Adanya feses seperti pasta direktum







Flatus berat







Mengejan saat defekasi







Tidak mampu mengeluarkan feses







Muntah.



Faktor yang Berhubungan :  Fungsional Kelemahan otot abdomen Kebiasan defekasi yang tidak teratur Perubahan lingkungan saat ini  Psikologis Depresi Stress emosi Konfusi mental  Farmakologi Antasida yang mengandung aluminium Kalsium karbonat  Mekanis



Ketidakseimbangan elektrolit Obesitas Hemoroid  Fisiologis Dehidrasi Pola makan yang buruk. 3.



Resiko syok (hipovolemik) NOC



NIC



Observasi



(00205)



-



Domain:



-



pencegahan syok



Observasi:



11 -



manajemen syok



-



monitor input dan output



yang masuk dan keluar



-



monitor tanda awal syok



dari dalam tubuh



-



monitor status cairan



keamanan/perlindungan Kelas: 2 cedera fisik



Criteria hasil: Setelah dilakukan tindakan



Definisi: rentan mengalami keperawatan selama … x24



-



mengakibatkan seluler



yang



disfungsi mengancam



nadi dalam batas yang diharapkan



-



tempatkan



untuk mengetahui tandatanda syok yang terjadi



Mandiri:



ketidakcukupan aliran darah jam, masalah pasien teratasi ke jaringan tubuh, yang dapat dengan



-



melihat jumlah cairan



pasien



pada



pada klien



posisi supinasi, kaki elevasi -



mengetahui



berikan cairan intravena



ketidakseimbangan



dan oral dengan tepat



cairan pada klien



HE:



Mandiri



jiwa,



yang



dapat -



mengganggu kesehatan. Faktor resiko:



irama



pernafasan



dalam -



ajarkan keluarga dan pasien -



untuk



batas yang diharapkan



tentang tanda dan gejala



preload dengan tepat



serum-serum



datangnya syok



elektrolit



dalam batas normal



-



-



ajarkan keluarga dan pasien langkah



peningkatan



untuk mengganti cairan yang hilang



-



Hipovolemia



tentang



untuk -



-



Hipoksemia



mengatasi gejala syok



-



Hipoksia



-



Infeksi



pada klien dan keluarga



-



sepsis



mengenai syok



Kolaborasi: -



HE -



-



Menambah



informasi



Agar klien dan keluarga dapat mengatasi syok secara mandiri



Kolaborasi : 4.



Nyeri akut (00132) Domain NOC :



NIC :



12 : Kenyamanan Kelas 1 :  Pengendalian nyeri



Observasi



Kenyamanan Fisik)



Definisi



:



 Tingkat nyeri



Pengalaman Kriteria Hasil :



sensori dan emosi yang tidak



 Lakukan pengkajian nyeri



Observasi -



Untuk



mengetahui



nyeri



secara



secara komprehensif



keseluruhan meliputi



termasuk lokasi,



lokasi



nyeri,



karakteristik, durasi,



karakteristik



nyer,



menyenangkan akibat adanya kerusakan



jaringan



Setelah dilakukan tindakan



yang keperawatan selama … x24



actual atau potensial, atau jam, masalah nyeri akut digambarkan dengan istilah pasien teratasi dengan seperti



frekuensi, kualitas dan



durasi



nyeri,



faktor presipitasi



frekuensi



nyeri,



 Observasi reaksi nonverbal



kualitas dan faktor presipitasi nyeri yang



dari ketidaknyamanan  Evaluasi pengalaman nyeri



(International



Association forbthe study of  Memperlihatkan



dirasakan -



masa lampau



Untuk



mengetahui



pain) ; awitan yang tiba-tiba



pengendalian nyeri yang



atau



dibuktikan oleh indikator



Mandiri



ketidaknyamanan



intensitas ringan sampai berat



sebagai berikut:



 Ajarkan tentang teknik non



yang dirasakan klien



dengan akhir yang dapat



- Sering mengalami



perlahan



dengan



diantisipasi



atau



dapat



diantisipasi



atau



dapat



- Sering menggunakan



diramalkan dan durasinya



tindakan pencegahan



kurang dari 6 bulan.



awitan nyeri



- Sering melaporkan nyeri dapat dikendalikan



Batasan Karakteristik : 



 Menunjukkan tingkat nyeri



Mengucapkan secara



yang dibuktikan dengan



verbal atau



indikator sebagai berikut:



reaksi nonverbal dari



-



farmakologi (distraksi,



Untuk



mengetahui



tehnik relaksasi, imajinasi



pengalaman



terbimbing, dll)



klien dimasa lampau



HE



nyeri



Mandiri



 Informasikan kepada pasien



-



Untuk



mengurangi



nyeri yang dirasakan



tenang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri dan HE



melaporkan nyeri dengan isyarat 



Posisi untuk mengindari nyeri







Perubahan tonus otot (dengan rentang dari lemas tidak bertenaga rentang dari lemas tidak







pada wajah - Tidak ada gelisah atau ketegangan otot - Tidak ada durasi episode nyeri



tawarkan strategi koping



- Tidak gelisah



klien



dengan



perawat jika peredaan nyeri



menggunakan



tida dapat dicapai



strategi koping -



Untuk



mengetahui



Kolaborasi



tercapainya



 Tentukan pilihan analgesik



tindakan



kaku)



beratnya nyeri  Tentukan analgesik pilihan,



(misalnya,diaphoresi



rute pemberian, dan dosis



s,perubahan tekanan



optimal  Berikan analgesik tepat



dapat



meningkatnya nyeri



menginformasikan kepada



tergantung tipe dan



Respon autonomic



Agar



mencegah



 Intstruksikan pasien untuk



- Tidak merintih dan menangis



-



yang disarankan



bertenaga sampai



dara,pernapasan atau 



- Tidak ada ekspresi nyeri



terapi



keperawatan



Kolaborasi -



Agar analgesik (obat penahan sakit) dapat diberikan sesuai tipe



nadi ; dilatasi pupil).



waktu terutama saat nyeri



dan beratnya nyeri



Perubahan selera



hebat



sehingga nyeri dapat



makan



teratasi.







Perilaku distraksi



penahan sakit) dapat



mandir,mencari



diberikan sesuai rute



orang dan/atau



pemberian dan dosis



aktivitas



sehingga nyeri dapat



lain,aktivitas



teratasi. -



Agar analgesik (obat



Perilaku ekspresif



penahan sakit) dapat



(misalnya



diberikan sesuai rute



gelisah,merintih,men



pemberian dan dosis



angis, kewaspadaan



sehingga nyeri dapat



berlebian,peka



teratasi.



terhadap







Agar analgesik (obat



(misalnya,mondar-



berulang). 



-



-



Agar analgesik (obat



rangsang,dan



penahan sakit) dapat



menghela napas



diberikan saat nyeri



panjang).



hebat sehingga nyeri



Wajah topeng (nyeri)



dapat berkurang







Bukti nyeri yang dapat diamati







Gangguan tidur (mata terlihat kuyu,gerakan tidak teratur atau tidk menentu,dan menyeringai).



Faktor yang Berhubungan : Agens-agens



penyebab



cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik, dan psikologis) 5.



Ansietas (00146) Domain:



9



koping



toleransi terhadap stress



NOC atau -



Kelas: 2 respon koping -



Tingkat ansietas



NIC



Observasi -



Observasi: dan



dokumentasi



Untuk



mengetahui



Pengendalian diri terhadap -



Kaji



kecemasan



yang



ansietas



tingkat kecemasan pasien



diukur



dengan



Konsentrasi



termasuk reaksi fisik



HARS



(Hamilton



Definisi:



perasaan



tidak -



Koping



-



Gali



bersama



nyaman atau kekhawatiran



tentang



yang sangat disertai respons Criteria hasil:



berhasil dan tidak berhasil



autonom (sumber sering kali



menurunkan ansietas



tidak



spesifik



diketahui



atau



oleh



perasaan



Setelah dilakukan tindakan



Anxiety



yang



yang pasien teratasi dengan



-



Agar perawat dapat melanjutkan tindakan



Mandiri:



keperawatan



-



Bimbingan antisipasi



selanjutnya



-



Penurunan ansietas



disebabkan oleh antisipasi -



Ansietas berkurang



terhadap bahaya



Menunjukkan pengendalian -



Tehnik menenangkan diri



diri terhadap ansietas



-



Peningkatan koping



-



Dukungan emosi



-



Mandiri -



Batasan karakteristik:



Agar



klien



dapat



mempersiapkan diri



-



Gelisah



HE:



sebelum



-



resah



-



sesuatu



-



Peningkatan ketegangan



-



Kesedihan



-



Rating



Scale)



tidak keperawatan selama … x24



individu), jam, masalah nyeri akut



takut



tehnik



pasien



yang



Informasikan tentang gejala ansietas



-



-



Ajarkan anggota keluarga



mendalam



bagaimana



membedakan



Nyeri mendalam



antara serangan panic dan gejala penyakit fisik



Untuk



terjadi



mengurangi



ansietas klien -



Untuk menenangkan diri terdahap ansietas



Faktor yang berhubungan:



-



-



Stress



Kolaborasi:



-



Kebutuhan yang tidak



-



-



Berikan



rasa ansietas pada obat



untuk



terpenuhi



menurunkan ansietas jika



Terpajan toksin



perlu. -



Beri



Untuk mengurangi



dorongan



klien -



kepada



pasien



untuk



mengungkapkan



secara



Untuk



mendukung



klien



mengurangi



ansietas



yang



dirasakan



verbal pikiran dan perasaan HE -



Agar



klien



/



keluarga klien dapat mengetahui



gejala



nyeri -



Agar keluarga klien dapat



membedakan



serangan panik dan gejala penyakit fisik



Kolaborasi



-



untuk



mengurangi



ansietas



yang



dirasakan klien -



agar perawat dapat mengetahui tercapainya tindakan keperawatan



yang



dilakukan agar dapat melakukan tindakan keperawatan selanjutnya 6.



Hipertermi (00007)



NOC



NIC



Observasi



Domain: 11 keamanan atau -



Termoregulasi



Observasi:



perlindungan



Tanda-tanda vital



-



Pantau hidrasi



-



Pantau



-



Kelas: 5 proses defensive Kriteria Hasil: Definisi: peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal



Setelah dilakukan tindakan



-



tekanan



darah,



denyut nadi, dan frekuensi pernafasan



keperawatan selama … x24



untuk



mengetahui



pengeluaran



cairan



saat



terjadi



hipertermi -



untuk



mengetahui



ketidaknormalan Mandiri:



tekanan



darah,



Batasan karakteristik: -



jam, masalah nyeri akut



Terapi demam : Kompres



denyut



dengan air hangat



frekuensi pernapasan



-



Regulasi suhu



saat



-



Gunakan mandi air hangat



hipertermi



Suhu tubuh meningkat pasien teratasi dengan diatas rentang normal



-



-



Teraba hangat



-



Suhu tetap normal



-



Keseimbangan cairan tetap



Faktor yang berhubungan: -



Dehidrasi



-



Penyakit atau trauma



-



Peningkatan



stabil -



HE: Ajarkan



dapat dihindari



keluarga dalam mengukur



pasien



atau



-



mengenali



-



terjadi



secara



untuk



mengurangi



hipertermi klien



suhu untuk mencegah dan



metabolisme



dan



Mandiri



Komplikasi seperti kejang -



laju



nadi



-



dini



agar



klien



dapat



mempertahankan



hipertermia



suhu klien pada batas



Ajarkan indikasi keletihan



normal



akibat panas dan tindak kedaruratan



-



yang



untuk



mengurangi



gangguan suhu tubuh



diperlukan



klien HE



Kolaborasi: -



-



agar



klien



Berikan obat antipiretik jika



mencegah



perlu



mengenali



dapat dan



hipertermia



secara



komprehensif -



agar



tidak



keletihan



terjadi akibat



panas dan tindakan kedaruratan



saat



terjadi hipertermia



Kolaborasi -



untuk



mengurangi



suhu tubuh klien 7.



Ganguan pola tidur (00095)



NOC



NIC



Observasi:



Domain: 4 aktivitas/istirahat



-



reduksi ansietas



Observasi:



- Untuk mengoptimalkan



Kelas: 1 tidur/istirahat



-



tingkat kenyamanan



-



-



tingkat nyeri



Definisi: gangguan kualitas -



istirahat: tingkat dan pola



dan kuantitas waktu tidur -



tidur: tingkat dan pola



akibat faktor eksternal



monitor waktu makan dan kebutuhan tidur pasien minum dengan waktu tidur



-



monitor



atau



catat - Untuk mengetahui berapa



kebutuhan



tidur



pasien lama kebutuhan tidur pasien



setiap hari dan jam criteria hasil:



sesuai kebetuhan



Mandiri:



setiap harinya



Batasan karakteristik: -



Perubahan



pola



Setelah dilakukan tindakan



-



tidur keperawatan selama … x24



determinasi medikasi



efek-efek Mandiri: terhadap



pola -



normal



jam, masalah nyeri akut



-



Ketidak puasan tidur



pasien teratasi dengan



-



menyatakan tidak merasa -



jumlah jam tidur dalam



mempertahankan aktivitas



cukup istirahat



batas normal 6 sampai 8



sebelum tidur



jam perhari faktor yang berhubungan: -



gangguan



-



kurang control tidur



-



-



tidur -



fasilitasi



Untuk



mencegah



terjadinya gangguan pola untuk



tidur



karena



efek



medikasi. -



Untuk timbulnya



HE:



merangsang keletihan



pola tidur, kualitas dalam -



Jelaskan pentingnya tidur



sehingga pasien lebih



batas normal



yang adekuat



mudah dalam istirahat.



perasaan



segar



sesudah -



tidur atau istirahat



Instruksikan untuk monitor HE: tidur pasien



-



Agar pasien memahami



Kolaborasi:



pentingnya



-



tidur.



Kolaborasi pemberian obat tidur



-



Diskusikan dengan pasien



-



Agar pola tidur pasien terjaga dan teratur.



dan keluarga tentang tehnik tidur pasien



kebutuhan



Kolaborasi:



-



Untuk membantu pasien mencapai kebutuhan tidurnya.



-



Untuk membantu pasien menemukan cara mudah untuk tidur.



8.



Resiko infeksi (00004) Domain:



NOC 11 -



NIC



Observasi



Status imun



Observasi:



-Untuk mencegah terjadinya



Keperahan infeksi



-



keamanan/perlindungan



-



Kelas: 1 infeksi



criteria hasil:



Definisi: beresiko terhadap invasi organisme patogen



Setelah dilakukan tindakan



-



-Untuk mengetahui faktor



Kaji faktor yang dapat yang dapat memicu meningkatkan



jam, masalah nyeri akut



terhadap infeksi



mencegah terjadinya infeksi



Pantau hasil laboratorium



-Untuk mengetahui



pasien teratasi dengan



-



Penekanan sistem imun



-



-



Penngkatan



patogen



infeksi



keperawatan selama … x24



Faktor resiko:



lingkungan



Pantau tanda dan gejala infeksi



pemajanan tehadap -



-



kerentanan terjadinya infeksi dan



Faktor resiko infeksi akan Mandiri: hilang



-



Terbebas dari tanda dan gejala infeksi



-



Perawatan



penyebab terjadinya infeksi sirkulasi: Mandiri :



insufisiensi arteri



-Untuk mengembalikan



Skrining kesehatan



sirkulasi pembuluh darah



-



Kerusakan jaringan



-



Mengindikasikan



status -



gastrointestinal,



Pengendalian infeksi



arteri dapat menutup dan membuka dengan normal.



HE:



pernafasan,



genitourinari, -



instruksikan untuk menjaga - Untuk mengetahui keadaan



dan



dalam



higiene



imun



batas



normal.



personal



untuk normal atau abnormal organ



melindungi tubuh terhadap tubuh maupun fungsinya infeksi -



-Untuk menyembuhkan



bantu



pasien/keluarga infeksi



untuk faktor



mengidentifikasi lingkungan



hidup



atau



kesehatan



gaya HE : praktek yang



meingkatkan resiko infeksi -



untuk melindungi tubuh terhadap infeksi



-



Agar pasien dan keluarga



pengendalian



infeksi:



mengetahui faktor-faktor



ajarkan



dengan



yang



dapat



keluarga mengenai tanda



mempengaruhi



resiko



dan gejala infeksi serta



infeksi.



kapan harus melakukannya -



Agar pasien mengetahui



kepenyedia



tanda dan gejala infeksi



kesehatan



pasien



layanan



Kolaborasi: -



Kolaborasi: -



-



Untuk mengurangi dan



Berikan terapi antibiotik



membunuh bakteri atau



bila diperlukan



virus penyebab infeksi.



Melakukan



tindakan -



operasi apabila diperlukan



Untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada pasien.



L. DAFTAR PUSTAKA



Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-



2014. EGC: Jakarta



Nurarif, Amin Huda. Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnose Medis Dan Nanda Nic – Noc Edisi Revisi Jilid 2. Media Action : Yogjakarta. Price &Wilson, (2007). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6, Volume1. EGC: Jakarta. Sjamsuhidajat. 2006. Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2011). Diagnosis Keperawatan Edisi 9. EGC:Jakarta. Chahayaningrum,Tenti. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan LaparatomiPada Ileus Obstruksi Di Instalasi Bedah SentralRsud Dr Moewardi Surakarta.Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta (jurnal). Indrayani, M Novi. 2013. Diagnosis Dan Tata Laksana Ileus Obstruktif. Universitas Udayana : Denpasar (jurnal) Pasaribu,Nelly. 2012. Karakteristik Penderita Ileus Obstruktif Yang Dirawat Inap Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010.Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara (jurnal) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II. pdf . diakses pada tanggal 7 November 2015