17 0 1 MB
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. AGUS DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Disusun untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan 7
Disusun Oleh : 1. Novia Putri Utami
P1337420615038
2. Zumrotul Masruroh
P1337420615039
3. Fira Dewi Cahyani
P1337420615042
4. Ika Ratnasari
P1337420615043
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2018
BAB I PENDAHULUAN 2.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan pembunuh utama di dunia dengan 16,7 juta kematian setiap tahunnya.Penyakit jantung koroner ini merupakan problema kesehatan utama di negara maju.Penyakit kardiovaskuler ini ditandai dengan serangan jantung, masih menempati peringkat pertama penyabab kematian di Indonesia.Penelitian Havard University mengatakan sumber penyakit jantung adalah mikroba.tidak akan menempel kolesterol di pembuluh darah jantung bila tidak ada yang mengawali. mikroba ini yang menyebabkan kolesterol berkumpul di pembuluh darah jantung.PJK adalah keadaan dimana terdapat plak yang menyumbat di dalam pembuluh darah arteri.Hal ini menyebabkan suplai darah ke jantung berkurang. Plak adalah gabungan lemak, kolesterol, kalsium, dan bahan lain di dalam darah. Walaupun laki-laki sering dikaitkan dengan PJK namun wanita menopause juga berisiko terserang penyakit tersebut.Di kalangan laki-laki, faktor risiko utams PJK adalah merokok. Selain itu faktor risiko lainnya adalah usia lanjut, kurang berolahraga, riwayat keluarga PJK, dan sakit kronik (kolesterol, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes melitus). 2.1. Tujuan a. Tujuan Umum Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang penyakit jantung koroner. b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui tentang definisi dari penyakit jantung koroner. 2. Mengetahui tentang tanda/gejala penyakit jantung koroner. 3. Mengetahui etiologi dan patofisiologi penyakit jantung koroner. 4. Mengethui faktor resiko dan pencegahan penyakit jantung coroner 5. Mengetahui pengobatan penyakit jantung koroner. 6. Mengetahui diet penyakit jantung koroner.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER Penyakit Jantung Koroner adalah salah satu akibat utama arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah nadi) yang dikenal sebagai atherosklerosis. Pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit karena terjadi endapan-endapan lemak (atheroma dan plaques) pada dindingnya. Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya. Pembuluh darah koroner merupakan penyalur aliran darah (membawa 02 dan makanan yang dibutuhkan miokard agar dapat berfungsi dengan baik). Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. Infark miokard akut terjadi ketika iskemia miokard, yang biasanya timbul sebagai akibat penyakit aterosklerosis arteri koroner, cukup untuk menghasilkan nekrosis inversibel otot jantung. B. KLASIFIKASI PJK (PENYAKIT JANTUNG KORONER) Penyakit jantung koroner dapat terdiri dari: 1.
Angina pektoris stabil (APS) Sindroma klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak di dada, rahang, bahu,
punggung ataupun lengan, yang biasanya oleh kerja fisik atau stres emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau dengan obat nitrogliserin. 2.
Sindroma Koroner Akut (SKA) Sindroma klinik yang mempunyai dasar patofisiologi, yaitu berupa adanya
erosi, fisur atau robeknya plak arterosklerosis sehingga menyebabkan trombosis intravaskular yang menimbulkan ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard.
Yang termasuk SKA adalah : a. Angina pektoris tidak stabil (UAP, unstable angina pectoris), yaitu: 1. Pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, dimana angina cukup berat dan frekuensi cukup sering, lebih dari 3 kali per hari. 2. Pasien dengan angina yang bertambah berat, sebelumnya angina stabil, lalu serangan angina muncul lebih sering dan lebih lama (>20 menit), dan lebih sakit dadanya, sedangkan faktor presipitasi makin ringan 3. Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat Menurut pedoman American College of Cardiology
(ACC) dan
American Heart Association (AHA) perbedaan angina tak stabil dan infark tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) ialah iskemi yang timbul cukup berat sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada miokardium, sehingga adanya petanda kerusakan miokardium dapat diperiksa. Diagnosis angina tak stabil bila pasien mempunyai keluhan iskemi sedangkan tak ada kenaikan troponin maupun CKMB, dengan ataupun tanpa perubahan ECG untuk iskemi, seperti adanya depresi segmen ST ataupun elevasi sebentar atau adannya gelombang T yang negatif. b. Infark miokard akut (IMA), yaitu Nyeri angina yang umunya lebih berat dan lebih lama (30 menit atau lebih). IMA bisa berupa Non ST elevasi infark miokard (NSTEMI) dan ST elevasi miokard infark (STEMI). C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO 1. ETIOLOGI Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal : a. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi penyempitan bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral yang cukup sebagai pengganti. b. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK. c. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll. 2. FAKTOR RISIKO
Faktor resiko ada yang dapat dimodifikasi ada yang tidak dapat dimodifikasi a. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : 1) Merokok Merokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung pada dinding arteri, karbon monoksida menyebabkan hipoksia arteri, nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang menimbulkan reaksitrombosit, glikoprotein tembakau dapat menimbulkan reaksi hipersensitifitas dinding arteri. 2) Hiperlipoproteinemia DM,
obesitas
dan
hiperlipoproteinemia
behubungan
dengan
pengendapan lemak. 3) Hiperkolesterolemia Kolesterol, lemak dan substansi lainnya dapat menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah arteri, sehingga lumen dari pembuluh darah tersebut menyempit dan proses ini disebut aterosklerosis. 4) Hipertensi Peningkatan tekanan darah merupakan beban yang berat untuk jantung, sehingga menyebabkan hipertropi ventrikel kiri atau pembesaran ventrikel kiri (faktormiokard). Serta tekanan darah yang tinggi menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya aterosklerosis koroner (factor koroner). 5) Diabetes mellitus Intoleransi terhadap glukosa sejak dulu telah diketahui sebagai predisposisi penyakit pembuluh darah. 6) Obesitas dan sindrom metabolic Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh > 19 % pada laki laki dan > 21 % pada perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20% dari BB ideal. a) Inaktifitas fisik
b) Perubahan keadaan sosial dan stress Penelitian Supargo dkk (1981-1985) di FKUI menunjukkan orang yang stress satu setengah kali lebih besar mendapatkan resiko PJK. Stress disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah. 7) Kelenjar tiroid yang kurang aktif. Hipotiroid / hiposekresi terjadi bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi, sehingga menyebabkan kretinisme atau terhambatnya pertumbuhan tubuh.Pada orang dewasa mengakibatkan mixodema, proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat dan gerakan lamban. b. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi : 1) Usia Resiko PJK meningkat dengan bertambahnya usia; penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Tetapi hubungan antara usia dan timbulnya penyakit mungkin hanya mencerminkan lebih panjangnya lama paparan terhadap faktor-faktor pemicu. 2) Jenis kelamin laki-laki Wanita agaknya relative kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, kemudian menjadi sama rentannya seperti pria; diduga karena adanya efek perlindungan esterogen. 3) Riwayat keluarga Riwayat keluarga yang positif terhadap PJK (saudara atau orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia 50 tahun) meningkatkan timbulnya aterosklerosis prematur. Pentingnya pengaruh genetic dan lingkungan masih belum diketahui. Tetapi, riwayat keluarga dapat juga mencerminkan komponen lingkungan yang kuat, seperti misalnya gaya hidup yang menimbulkan stress atau obesitas. D. TANDA DAN GEJALA KLINIS
1. Gejala PJK
a. Beberapa hari atau minggu sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak enak, waktu olahraga atau bergerak jantung berdenyut keras, napas tersengal-sengal,
kadang-kadang
disertai
mual,
muntah
dan
tubuh
mengeluarkan banyak keringat. b. Nyeri dada , Sakit dada kiri (angina) dan nyeri terasa berasal dari dalam. Nyeri dada yang dirasakan pasien juga bermacam-macam seperti ditusuktusuk, terbakar, tertimpa benda berat, disayat, panas. Nyeri dada dirasakan di dada kiri disertai penjalaran ke lengan kiri, nyeri di ulu hati, dada kanan, nyeri dada yang menembus hingga punggung, bahkan ke rahang dan leher. c. Jantung berdebar (denyut nadi cepat). d. Keringat dingin e. Tenaga dan pikiran menjadi lemah, ketakutan yang tidak ada alasannya, perasaan mau mati saja. f.
Tekanan darah rendah atau stroke
g. Dalam kondisi sakit : 1) Sakit nyeri terutama di dada sebelah kiri tulang bagian atas dan tengah sampai ke telapak tangan. Terjadinya sewaktu dalam keadaan tenang 2) Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dl atau lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat). 2. Tanda PJK 1.
Biasanya kadar lemak yang tinggi tidak menimbulkan gejala. Kadangkadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk suatu penumpukan lemak yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit.
2.
Demam, suhu tubuh umumnya sekitar 38°C
3.
Mual-mual dan muntah, perut bagian atas kembung dan sakit
4.
Muka pucat pasi
5.
Kulit menjadi basah dan dingin badan bersimbah peluh
6.
Gerakan menjadi lamban (kurang semangat)
7.
Sesak nafas
8.
Cemas dan gelisah
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. EKG : menunjukkan adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nikrosis. Enzim dan isoenzim pada jantung: CPR-MB meningkat dalam 4-12 jam dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam. Elektrolit: ketidak seimbangan yang memungkinkan terjadinya konduksi jantung dan kontraktilitas jantung. 2. Enzim jantung dan iso enzim : CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung), meningkat dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam . LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu lama untuk kembali normal. 3. Elektrolit : Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas, contoh, hipokalemia/ hiperkalemia. 4. Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000). biasanya tampak pada hari kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi. 5. Kecepatan sedimentasi : meningkat pada hari kedua – ketiga setelah IM menunjukan inflamasi. 6. Kimia : mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/perfusi organ akut/kronis. 7. GDA/Oksimetri nadi : dapat menunjukan hipoksia atau proses penyakit paru akut/kronis. 8. Kolesterol/trregliserida serum : meningkat, menunjukan arteriosklesis sebagai penyebab IM. 9. Foto dada : mungkin normal atau menunjukan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisme ventrikuler 10. Ekokardiogram : mungkin dilakukan untuk menetukan dimensi serambi, gerakan katup/ dinding ventrikuler, dan konfigurasi/fungsi katup. 11. Pencitraan darah jantung : Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).
12. Angiografi koroner : Menggambarkan penyempitan/penyumbatan arteri koroner dan biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pada fase akut IM kecuali mendekati bedah jantung angioplasti. 13. Digital Substraction Angiography (DSA) : tekhnik yang digunakan untuk menggambarkan status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri perifer. 14. Nuclear Magnetic Resonance (NMR) : memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung/katup ventrikel, katup, lesi veskuler, pembentukan plak, are nekrosis/infark, dan bekuan darah. 15. Tes stress olahraga : menetukan respon kardiovaskuler terhadap aktivitas (sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan). F. PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Rawat di ruangan intensif (ICU/ICCU) 2. Tirah baring 3. Terapi oksigen (4 lpm) 4. IV line (NaCl/ RL) 5. Diet a. Puasa 8 jam pertama pada saat serangan b. Makan cair 24 jam, dilanjutkan makan lunak 6. Monitoring EKG 7. Obat-obatan (Analgetic, Sedatif, Antiplatelet, Beta Adrenergic Bloking Agent, Laxatif) 8. Terapi trombolitik 9. PTCA (Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasty) 10. CABG (Coronary Artery Bypass Graft Surgery) 11. Program rehabilitasi 12. Pendidikan kesehatan Tatalaksana STEMI: 1. Primary PTCA (Pertcutaneus Transluminal Coronary Angioplasty)
2. Trombolitik (bila mulai serangan < 12 jam) 3. Bila > 12 jam : heparin Tatalaksanan NSTEMI: 1. Primary PTCA pada kelompok resiko tinggi 2. Heparin 3. Asrpirin 4. Nitrat 5. Obat penyekat beta G. DIET PENYAKIT JANTUNG Berikut ini beberapa hal harus diperhatikan dalam perawatan diet penderita jantung koroner : 1. Pembatasan kandungan kalori dalam diet perlu dilakukan lebih-lebih jika penderita tergolong obesitas atau berat badannya melebihi berat badan ideal. Penderita penyakit jantung koroner sebaiknya mempunyai berat badan sedikit di bawah berat badan ideal. 2. Penggunaan lemak jenuh harus dihindarkan, sedangkan lemak tak jenuh berganda (polyunsatrated fatty acid) yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah, dapat diperbanyak untuk menggantikan lemak jenuh. 3. Pemakaian gula dalam diet sehari-hari hendaknya tidak berlebihan, karena konsumsi gula yang tinggi dapat mempermudah terjadinya aterosklerosis. 4. Untuk mengurangi beban kerja jantung, porsi makanan sebaiknya kecil. Agar tubuh mendapatkan semua zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang cukup, frekuensi pemberian makanan hendaknya lebih sering. 5. Pengurangan garam perlu dilakukan apabila penderita menunjukkan tanda-tanda kenaikan tekanan darah atau terlihat adanya edema. 6. Hindari makanan yang dapat menimbulkan gas dalam lambung seperti kol, lobak, durian, dan sebagainya.
7. Hindari bumbu-bumbu yang dapat menimbulkan rangsangan seperti lombok, merica, dan sebagainya hendaknya dihindarkan. 8. Penderita tidak diberi minuman berupa kopi, teh kental, atau minuman yang mengandung soda (soft drink) dan alkohol. 9. Hindari makanan atau kue yang terlalu manis dan makanan berlemak.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT JANTUNG KORONER
A. PENGKAJIAN Merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengumpulan data,pengelompokan data dan perumusan diagnosa keperawatan. 1. Pengumpulan data a. Identitas klien Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS dan diagnosa medis. b. Keluhan utama Pada klien dengan penyakit jantung koroner biasanya klien mengeluh nyeri khas angina yaitu dada retrostenal kurang lebih 5-15 menit, terasa berat, tertekan seperti di cengkram dan panas c. Riwayat kesehatan 1) Riwayat kesehatan lalu Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien antara lain apakah klien pernah menderita hipewrtensi atau diabetes millitus, infark miokard atau penyakit jantung koroner itu sendiri sebelumnya. Serta ditanyakan apakah pernah MRS sebelumnya. 2) Riwayat kesehatan keluarga Mengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita penyakit yang diderita oleh klien atau tidak, atau apakah didalam keluarga mempunyai riwayat penyakit menular atau
menurun
a) Riwayat kesehatan sekarang Dalam mengkaji hal ini menggunakan analisa systom PQRST. Untuk membantu klien dalam mengutamakan masalah keluannya secara lengkap. Pada klien PJK umumnya mengalami nyeri dada dan sesak nafas.
3) Pola-pola fungsi kesehatan a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Dalam hal ini yang perlu dikaji adalah apakah klien mengerti tentang penyakit dan dibawa kemana bila sedang sakit,serta tanyakan pada klien bagaiamana klien merawat kebersihan badannya . b) Pola nutrisi dan metabolisme Pada klien dengan Penyakit Jantung Koronerbiasanya kehilangan nafsu makan ,mual dan muntah sehingga mengalami penurunan berat badan . c) Pola eliminasi Perlu dikaji berapa kali BAB nya perhari bagaimana konsistensi warna dan baunya juga berapa kali BAK berapa jumlahnya baik sebelum atau pada saat MRS. d) Pola istirahat dan tidur Biasanya pada klien PJK mengalami gangguan sulit tidur karena nyeri dada yang timbul dengan tiba-tiba. e) Pola aktifitas dan latihan Pada klien PJK biasanya mengalami gangguan dalam melaksanakan aktivitas karena nyeri,dispnea dan takikardi. f) Pola persepsi dan konsep diri Pada klien PJK mempunyai perasaan tidak berdaya ,tidak punya harapan tidak punya kekuatan dan dapat memperlihatkan penolakan, cemas, takut, marah, sensitif dan perubahan kepribadian g) Pola sensori dan kognitif. Dalam hal ini klien dengan PJK pola sensori normal meliputi panca indera tetapi terdapat perasaan nyeri yang hebat dengan tiba-tiba. h) Pola reproduksi sexual Pada klien PJK pola reproduksinya tidak mengalami gangguan. i) Pola hubungan peran Pada klien PJK biasanya hubungan peran dengan orang lain baik dan bisa berinteraksi dengan orang lain.
j) Pola penanggulangan setres Pada klien PJK biasanya akan mengalami stres karena cemas takut dan marah. Cara penanggulangannya dengan cara mengungkapkannya pada orang terdekat atau perawat atau juga dengan cara marah. k) Pola tata nilai dan kepercayaan Klien akan selalu berdoa demi keselamatan dirinya sehingga pelu bantuan moral dari orang-orang yang disekelilingnya. 2. Pemeriksaan fisik a.
Keadaan umum Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan klien dilanjutkan mengukur tanda-tand vital. Kesadaran klien juga diamati apakah kompos mentis, apatis, samnolen, delirium, semi koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat, ringan atau tampak tidak sakit.
b. Kulit, rambut, kuku Pada klien PJK mengeluh nyeri pada kulit, rambut tipis dan kuku tipis serta rapuh. c.
Kepala dan leher Pada klien PJK mengeluh nyeri pada kepala , muka kadang- kadang pucat dan tidak adanya pembesaran pada kelenjar tiroid.
d. Mata Pada klien PJK mata mengalami pandangan kabur. e. Telinga , hidung , mulut dan tenggorokan Pada klien PJK telinga , hidung dan tenggorokan tidak mengalami gangguan sedangkan pada mulut ditemukan adanya mukosa pada mulut dan bibir. f. Thoraks dan abdomen Pada klien dengan PJK pada pemeriksaanpada pemeriksaan abdomen dan thoraks ditemuka nyeri pada dada. Pada abdomen diteemukan nyeri juga mual muntah sehingga menurunkan nafsu makan pada klien. g. Sistem respirasi Pada klien PJK ditemukan dispnea dengan atau tanpa aktivitas , batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin
didapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cianosis, suara nafas wheezing cracekes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged. h. Sistem kardio vaskuler Mempunyai riwayat IMA, Penyakit Jantung Koroner, CHF, tekanan darah tinggi dan diabetes militus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.Suara jantung tambahan
S3
atau
S4
mungkin
mencerminkan
terjadinya
kegagalan
jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan insufisiensi katup atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. Heart rate mungkin meningkat atau mengalami penurunan.Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal, edema pada jubular vena distension, odema anarsarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. i. Sistem genito urinaria Pada klien ini mengalami penurunan jumlah produksi urine dan frekuensi urine. j. Sistem gastrointestinal Pada saluran pencernaan terjadi gangguan. Gejalanya nafsu makan menurun, mual dan munta, nyeri perut, serta turgor kulit menurun, penurunan atau tidak adanya bising usus. k. Sistem muskulusskeletal Pada klien PJK adanya kelemahan dan kelelahan otot sehinggah timbul ketidak mampuan melakukan aktifitas yang diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan. l. Sistem endokrin Biasanya terdapat peningkatan kadar gula darah. m. Sistem persyarafan Biasanya timbul gejala rasa berdenyut, vertigo disertai tanda-tanda dengan perubahan orientasi atau respon terhadap rangsang, gelisa, respon emosi meningkat dan apatis. 3. Pemeriksaan diagnostic a. ECG menunjukkan adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dari iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri dan
gelombang Q yang mencerminkan adanya nikrosis. Enzim dan isoenzim pada jantung: CPR-MB meningkat dalam 4-12 jam dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan mencapai puncak pada 36 jam. Elektrolit: ketidak seimbangan yang memungkinkan terjadinya konduksi jantung dan kontraktilitas jantung. b. Kolesterol atau trigliserid c. Analisa gas darah: menunjukkan adanya hipoksia atau proses penyakit paru yang kronis atau akut d. Chest x ray: mungkin normal atau adanya kardeomegali, CHF, aneorisma ventrikuler e. Echokardeogram f. Exercise stress test: menunjukkan adanya kemanpuan jantung beradaptasi terhadap suatu stress atau aktivitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup b. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli c. Ketidakefektifan pola napas b/d keletihan otot pernapasan, nyeri d. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi pulmonal e. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen. f. Intoleransi aktivitas b/d curah jantung yang rendah, ketidakmampuan memenuhi metabolisme otot rangka, kongesti pulmonal yang menimbulkan hipoksinia, dyspneu dan status nutrisi yang buruk selama sakit g. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan yang dilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin muncul dan perubahan gaya hidup
h. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. AGUS DENGAN MASALAH UTAMA JANTUNG DI RT 08 RW 09 KELURAHAN SRONDOL KULON KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG
Pengkajian dilakukan pada tanggal Senin, 14 Mei 2018 di rumah keluarga Tn. A pada pukul 17.00 WIB.
A. STRUKTUR KELUARGA 1. KEPALA KELUARGA Nama Kepala Keluarga
: Tn. AGUS
Umur
: 51 tahun
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Rt 08 Rw 09 Kelurahan Srondol Kulon
2. SUSUNAN ANGGOTA KELUARGA No. Nama Umur Sex Hub
dg Pendidikan
Pekerjaan
Ket.
keluarga 1
Ny. S
50 th
P
Istri
SMA
Ibu
Rumah Menikah
Tangga 2
Tn. T
22 th
L
Anak
SMA
Swasta
Belum Menikah
3
Ny. A
29 th
P
Anak
SMP
Buruh
Menikah
4
Tn. N
34 th
L
Menantu
SMP
5.
An. S
5 th
P
Cucu
TK
Swasta
-
Menikah
Belum menikah
6
An. N
2 th
L
Cucu
-
-
Belum menikah
7
An. S
2 th
L
Cucu
-
-
Belum menikah
3. GENOGRAM
Keterangan : : Laki – laki : Perempuan : Pasien : Meninggal : Meninggal : Tinggal Serumah
4. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan keputusan dalam keluarga Tn. A dengan cara musyawarah. Pengambil keputusan dalam keluarga dilakukan ayah dan ibu. keluarga Tn.A tidak membutuhkan bantuan orang lain dalam memecahkan permasalahan di dalam keluarganya. 5. HUBUNGAN DALAM KELUARGA Hubungan antar keluarga harmonis. Anggota keluarga yang dipercayai kepala keluarga untuk memecahkan masalah keluarga adalah istrinya yaitu Ny.S. Keluarga termasuk dalam perkembangan keluarga dengan anak Dewasa . Cara keluarga dalam mengasuh anak yaitu bebas terbatas dengan harapan orang tua kepada anak yaitu menjadi anak yang pandai dan menuruti perintah orang tua serta dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. 6. TUGAS KELUARGA a. Mengenal masalah kesehatan Keluarga mengatakan Tn.A menderita penyakit jantung kurang lebih pada tahun 2009 dan sudah melakukan pemasangan ring jantung di RS Dr. Kariadi Semarang . Keluarga mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit jantung, namun keluarga belum mengetahui tentang bahaya atau risiko dari pemasangan ring jantung. Dalam pola makanan Tn.A sehari-hari masih mengikuti pola makan keluarga, belum ada diit khusus untuk penyakit jantungnya. b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga Keluarga mengatakan masalah sangat dirasakan oleh keluarga ketika Tn.A di diagnosis penyakit jantung dan harus menjalankan operasi pemasangan ring karena masalah perekonomian yang masih kurang. Keluarga mengatakan bahwa Tn.A sebagai kepala keluarga tidak menyerah terhadap masalah yang di hadapi dan Tn.A juga tidak merasa takut atas tindakan atau terapi yang telah dilakukan. Keluarga Tn.A sangat percaya pada petugas kesehatan. Dan keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. c. Memberikan perawatan pada keluarga yang sakit Keluarga Tn.A mengatakan aktif dalam merawat Tn.A namun keluarga kurang memahami tentang nutrisi untuk penderita penyakit jantung.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. Keluarga mengatakan belum paham tentang pentingnya sanitasi lingkungan, untuk penderita jantung. Dibuktikan dengan salah satu anggota keluarga yang masih merokok dan lingkungan sekitar yang masih berdebu dan kurang mendukung untuk penderita jantung. e. Menggunakan pelayanan kesehatan keluarga
mengatakan
menggunakan
fasilitas
kesehatan
dari
pemerintah
(JAMKESMAS). Yang digunakan setiap satu bulan sekali untuk kontrol penyakit jantung yang diderita Tn. A. B. KEBUTUHAN DALAM HIDUP SEHARI-HARI 1. KEBUTUHAN GIZI Dalam memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari keluarga memasak sendiri. Frekuensi makan keluarga 3x sehari dengan komposisi makanan pokok yaitu nasi, protein hewani, protein nabati, sayur mayur selalu tersedia, sementara untuk susu dan buah hanya kadang kadang saja. Penyajian makanan dalam keluarga secara tertutup. Tidak ada pantangan makanan dalam keluarga, kecuali untuk Tn. A yang memiliki pantangan tidak boleh makan kol karena sakit jantung yang di alaminya dan tidak boleh makan makanan yang berlemak. Namun dalam pola makan antara Tn.A dan keluarga yang lain masih dijadikan satu. Kebiasaan keluarga dalam mengolah makanan sudah sesuai yaitu dengan cara dicuci terlebih dahulu kemudian di potong. 2. KEBUTUHAN ELIMINASI Pola BAK untuk setiap angota keluarga rata-rata 5–6 kali sehari, sedangkan pola BAB untuk setiap anggota keluarga 1-2 kali sehari, jarang mengalami konstipasi ataupun diare. 3. ISTIRAHAT TIDUR Setiap malamnya Tn. A tidur mulai pukul 21.00-05.00 WIB dan istrinya Ny. S mulai tidur pukul 20.30 WIB sampai pukul 05.00 WIB. Sedangkan untuk Tn. T memiliki kebiasaan tidur dari pukul 22.00 sampai pukul 05.00. Keluarga Tn. S tidak selalu tidur siang, dikarenakan memang tidak memiliki kebiasaan tidur siang dan karena kesibukan bekerja. Sedangakan untuk Ny S memiliki kebiasaan tidur siang 1-
2 jam bersama dengan cucunya. Dalam keluarga Tn. A setiap Anggota Keluarga memiliki kamar tidur masing-masing. 4. AKTIVITAS OLAHRAGA Dalam kesehariannya keluarga Tn. A tidak melakukan kegiatan olahraga, sedangkan untuk Ny.S memiliki kebiasaan Senam Seminggu sekali. Anak dari Tn.A yaitu Tn.T juga sering melakukan Olahraga seperti Futsal, dll. 5. KEBERSIHAN DIRI Tn.A, Ny.S, dan Tn.T mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari dan cuci rambut 1x/hari. 6. REKREASI/WAKTU SENGGANG Keluarga Tn. A tidak memiliki kebiasaan rekreasi yang teratur karena Tn.A harus bekerja. Namun kadang-kadang keluarga mengusahakan untuk berekreasi ketika ada waktu luang untuk jalan-jalan ke luar kota maupun di dalam kota bersama saudarasaudaranya. Selain itu, penggunaan waktu senggang keluarga dilakukan dengan bersih-bersih rumah, menonton tv bersama dan berbincang-bincang. 7. POLA ASUH ANAK Keluarga mengasuh anak dengan bebas terbatas, Keluarga berharap anaknya dapat tumbuh dan berkembang sesuai umurnya dan menjadi anak yang sukses. C. FAKTOR SOSIO BUDAYA EKONOMI 1. PENGHASILAN DAN PENGELUARAN Setiap anggota keluarga sudah mempunyai peghasilan sendiri – sendiri kecuali Ny.S. Penghasilan tersebut digunakan untuk kepentingan keluarga. Pedapatan keluarga perbulan ± Rp. 2.000.000,- dan pengeluaran rata-rata perbulan ± Rp. 2.000.000,-. Cukup tidak cukup keluarga Tn. A berusaha untuk mencukupi kebutuha sehari – hari dengan jumlah uang yang dimilikinya. Tn. A sendiri seorang pekerja Swasta yang jam kerjanya ± 9 Jam dalam satu hari. sementara anak Tn. A yaitu Tn. T seorang karyawan pabrik dimana 1 hari 9 jam perhari.. Keluarga tersebut mempunyai tabungan. Pengelola keuangan dalam keluarga tersebut adalah istri Tn. A yaitu Ny. S 2. PENDIDIKAN Dalam anggota keluarga tersebut tidak ada yang sedang mengikuti pendidikan diluar pendidikan formal. Semua anggota keluarga sudah bisa membaca. Setiap anggota
keluarga sudah memenuhi standart pendidikan wajib belajar selama 12 tahun. Di dalam anggota keluarga tidak ada yang mempunyai ketrampilan khusus. Keluarga mempunyai pandangan bahwa sekolah adalah hal yang sangat penting supaya bisa menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. 3. SISTEM NILAI Keluarga tersebut menganut suku Jawa. Tidak ada nilai-nilai budaya yang bertentangan dengan kesehatan yang dianut oleh keluarga. Keluarga mempunyai kebiasaan mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di lingkungannya. Tidak ada nilai-nilai keagamaan yang bertentangan dengan kesehatan yang dianut oleh keluarga. Menurut keluarga kesehatan adalah hal yang utama, sehingga setiap ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke medis atau puskesmas. 4. HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT Keluarga tidak mengikuti organisasi kemasyarakatan khususnya dalam bidang kesehatan karena Ny. S sibuk merawat cucunya dan Tn. A juga bekerja. Keluarga tidak memiliki konflik dengan masyarakat.
D. FAKTOR LINGKUNGAN 1. PERUMAHAN Jenis rumah keluarga Tn. A adalah petak. Jenis bangunan permanen dengan luas bangunan ≥105 m2. Status rumah milik Tn. A sendiri. Ada ventilasi di rumah dengan luas ≥20% dan cahaya matahari dapat masuk rumah pada siang hari. Penerangan listrik (PLN), lantai keramik dan kondisi rumah secara keseluruhan kurang bersih, sedikit berdebu dan tidak tertata. Kelengkapan bagian rumah halaman kurang bersih, ruang tamu berantakan, ruang keluarga kurang bersih, ruang tidur berantakan karena banyaknya baju yang tercantel di setiap sudut ruang tidur, ruang makan/dapur kotor, kamar mandi dan WC kurang bersih.
Denah (rumah dan lingkungan)
DAPUR / RUANG MAKAN
KAMAR MANDI DAN WC KAMAR
KANDANG TERNAK
KAMAR/RUA NG TV
KAMAR
RUANG TAMU
HALAMAN
2. PENGELOLAAN LIMBAH Keluarga Tn. A mempunyai tempat pembuangan sampah yang cukup baik. Sampah dibuang di tempat sampah yang tersedia di belakang dan depan rumah namun masih dengan kondisi terbuka, yang kemudian pengelolaannya dengan cara langsung dibuang ke TPA setelah tempat sampah sudah mulai penuh. Sedangkan untuk limbah kotoran manusia sudah disediakan septik tank. 3. SUMBER AIR Persediaan air bersih mengambil dari PAM. Air itu digunakan untuk masak, mencuci, dan mandi. Sementara untuk minum, keluarga Tn.S menggunakan air PAM, yang di olah dengan di masak. 4. KANDANG TERNAK
Keluarga memiliki kandang ternak ikan lele yang letaknya berjarak ± 1 m dari rumahnya. 5. JAMBAN KELUARGA Keluarga memiliki jamban dengan macam leher angsa dan septik tanknya. Keadaan jamban kurang bersih, keluarga mengatakan setiap kali BAB dan BAK selalu disiram sampai bersih. 6. PEMBUANGAN AIR LIMBAH Pembuangan air limbah keluarga ke saluran air atau SPAL yang tempat alirannya menuju ke kali. E. DERAJAT KESEHATAN 1. KEJADIAN KESAKITAN Saat ini ada anggota keluarga yang menderita sakit tertentu yaitu Tn.A yang memiliki sakit jantung kurang lebih 10 tahun yang lalu. Selain Tn.A tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kronis. Dalam satu tahun terakhir tidak ada anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan . 2. PERILAKU KELUARGA DALAM PENANGGULANGAN SAKIT Kebiasaan keluarga dalam berobat yaitu ke dokter atau tempat pelayana medis terdekat dengan fasilitas BPJS. 3. KEJADIAN CACAT Tidak ada anggota keluarga yang mengalami kecacatan. 4. KEJADIAN KEMATIAN 1 TAHUN TERAKHIR Tidak ada anggota keluarga yang meninggal dalam satu tahun terakhir. 5. SKRINING TB PARU Tidak ada anggota keluarga yang menderita TB Paru. Keluarga tidak ada yang mengalami batuk lebih dari 3 minggu 6. SURVEY JENTIK NYAMUK Tidak
ada
tempat
atau
bejana
yang
memungkinkan
menjadi
tempat
perkembangbiakan nyamuk aedes dikarenakan keluarga membiasakan menguras bak mandi 3x seminggu. Keluarga Tn. S mengusahakan tidak ada genangan air dan mengubur barang-barang yang tidak terpakai yang berpotensi dapat membuat air menggenang.
F. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK 1. KELUARGA BERENCANA Di dalam keluarga tidak terdapat pasangan usia subur. Tn. A pernah menjalani vasektomi. Ny. S sudah tidak menggunakan KB karena sudah mencapai usia Menopouse. 2. ANAK PRASEKOLAH DAN USIA SEKOLAH (5-12 TAHUN) Didalam keluarga Tn. A, memiliki Cucu usia pra sekolah yang kebetulan tinggal 1 rumah dengan Tn.A. Cucu Tn.A diantaranya An. S (Pi) dengan usia 5 tahun, duduk di bangku TK Kecil, dan An. N dan An. S (Pa) dengan usia 2 tahun belum sekolah. Sedangkan untuk An. S (Pi) yang berusia 5 tahun, ia cukup malas untuk melakukan kebersihan gigi terbukti ada salah satu gigi yang berlubang, sering sekali gosok gigi hanya 1 x sehari, sebelum dan sesudah makan hanya kadang – kadang saja melakukan cuci tangan, kadang – kadang tidak menggnakan alas kaki, namun saat ini ia dalam kondisi sehat. Biasanya An. S, An.N dan An. S bila sakit hanya batuk pilek dan diperiksakan ke dokter praktek atau puskesmas. 3. USIA DEWASA Tn A dan Ny.S memiliki dua anak yang sudah mencapai usia dewasa (18-55 tahun) anak pertama Tn. A dan Ny. S sudah menikah akan tetapi masih tinggal bersama Tn.A, sedangkan anak yang kedua dari Tn. S yaitu Tn. T berumur 22 tahun dan belum menikah. Tn.T memiliki kebiasaan merokok setiap harinya. Kegiatan yang dilakukan oleh Tn. T setelah lulus sekolah adalah Bekerja. Kondisi Tn T saat ini dalam keadaan sehat.
G. ANALISA DATA DATA
NO 1
MASALAH
ETIOLOGI
DS :
Manajemen pasca Ketidak
- Ny.S mengatakan Tn A
pemasangan RING mampuan
menderita penyakit
di rumah
keluarga
jantung ± pada tahun
mengenal
2009.
masalah
- Ny. S mengatakan belum begitu mengetahui tentang penyakit jantung dan bahaya pemasangan RING yang diderita Tn A dan klien masih merasa bingung bagaimana cara penanganan penyakit jantung. - Ny. S mengatakan Tn.A sering kontrol ke RS DO : - Keadaan umum Tn A baik, sesak nafas (-) - Ny. S dan Tn A terlihat bingung saat diberikan pertanyaan seputar Jantung yang dideritanya - TTV Tn A TD :132/80 Nadi : 89x/menit RR : 21x/menit
kesehatan
2.
DS : -
Ketidaksanggupan
Ketidaktahuan
Ny. S mengatakan
memelihara
pentingnya
ada ternak ikan lele
lingkungan rumah sanitasi
di samping
yang sehat yang lingkungan
rumahnya.
dapat mempengaruhi
DO : -
kesehatan
dan
Lingkungan rumah
perkembangan
tampak kotor dan
anggota keluarga
berantakan . -
Ruang tamu sekaligus ruang keluarga tampak kotor .
-
Air ternak ikan lele tampak kotor , berwarna coklat, dan jarang di ganti
-
Lingkungan disekitar rumah berbau amis.
3.
DS: -
Ketidakefektifan
Merokok
Ny. S mengatakan
manajemen
kurang dukungan
bahwa anak yang
kesehatan
sosial
bernama Tn.T dan menantunya Tn.M merokok -
Ny. S mengatakana Tn.T merokok sudah sejak lama
DO: -
Tn. T dan Tn. M
dan
tampak merokok -
Bibir
terlihat
kehitaman
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL 1.
Manajemen pasca pemasangan RING di rumah
2.
Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang sehat yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
3.
Ketidakefektifan manajemen kesehatan (Rokok).
I.
SCORING 1.
Manajemen pasca pemasangan RING di rumah No
1.
Kriteria
Nilai
Bobot
Scoring
3
1
3/3 x 1 = 1
2
2/2 x 2 = 2
1
2/3 x 1 =
Sifat masalah : -
Tidak/kurang sehat
-
Ancaman
2
kesehatan -
Krisis
atau
1
keadaan sejahtera 2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
3.
-
Dengan mudah
2
-
Hanya sebagian
1
-
Tidak dapat
0
Potensial masalah dapat dicegah :
4.
-
Tinggi
3
-
Cukup
2
-
Rendah
1
2/3
Menonjolnya masalah : -
Masalah harus
besar
2
segera
ditangani -
Ada masalah
1
tetapi tidak perlu segera ditangani 0 -
Masalah tidak
1
1/2 x 1 = ½
dirasakan jumlah
3 3/6
2. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang sehat yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan. No 1.
Kriteria
Nilai
Bobot
Scoring
3
1
2/3 x 1 =
Sifat masalah : -
Tidak/kurang sehat
-
2/3
Ancaman
2
kesehatan -
Krisis
atau
1
keadaan sejahtera 2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
3.
-
Dengan mudah
2
-
Hanya sebagian
1
-
Tidak dapat
0
2
2/2 x 2 = 2
1
2/3 x 1 =
Potensial masalah dapat dicegah :
4.
-
Tinggi
3
-
Cukup
2
-
Rendah
1
2/3
Menonjolnya masalah : -
Masalah harus ditangani
besar segera
2
1
0/2 x 1 = 0
-
Ada masalah
1
tetapi tidak perlu segera ditangani -
Masalah tidak
0
dirasakan
Jumlah
2
4/9
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan (Rokok). No 1.
Kriteria
Nilai
Bobot
Scoring
3
1
2/3 x 1 =
Sifat masalah : -
Tidak/kurang sehat
-
2/3
Ancaman
2
kesehatan -
Krisis
atau
1
keadaan sejahtera 2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
3.
-
Dengan mudah
2
-
Hanya sebagian
1
-
Tidak dapat
0
2
2/2 x 2 = 2
1
1/3 x 1 =
Potensial masalah dapat dicegah : -
Tinggi
3
-
Cukup
2
-
Rendah
1
1/3
4.
Menonjolnya masalah : -
Masalah harus
besar
2
1
0/2 x 1 = 0
segera
ditangani -
Ada masalah
1
tetapi tidak perlu segera ditangani -
Masalah tidak
0
dirasakan
Jumlah
2 3/9
PRIORITAS MASALAH 1.
Manajemen pasca pemasangan RING di rumah
2.
Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang sehat yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan.
3.
Ketidakefektifan manajemen kesehatan
INTERVENSI No
Hari/
Diagnosa
Tujuan
Tanggal/
Keperawatan
Intervensi
TTD
Jam 1.
Senin, 14 Manajemen
Setelah
dilakukan
Mei
pasca
kunjungan
2017
pemasangan
selama
(19.00)
RING
-
rumah
penyakit
jam
jantung
di diharapkan keluarga
bahaya
rumah
3x1
Jelaskan konsep
mampu :
berhubungan
dan
pemasangan
1. Mengenal
ring
dengan
masalah
ketidak
Jantung
dengan
Memahami
keluarga
keluarga
tentang
bagaimana cara
mengenal
penyakit
merawat
masalah
jantung
penyakit
Dapat
jantung
mampuan
-
kesehatan.
-
-
Diskusikan
merawat penderita dengan penyakit jantung. 2.
Senin,14
Ketidaksanggu Setelah
dilakukan
Mei
pan
kunjungan
2018
memelihara
selama
(19.30)
lingkungan
diharapkan keluarga
3x1
-
rumah
Diskusikan degan keluarga
jam
tentang lingkungan
rumah
yang mampu :
yang
sehat
yang
(Rumah sehat)
-
Keluarga
dapat
mengetahui
-
Jelaskan
mempengaruhi
pentingnya
diskusikan
kesehatan dan
ingkungan
tentang
sehat
dan
perkembangan
yang
anggota
terhadap
lingkungan
keluarga
pencegahan
yang sehat
berhubungan
penyakit
dengan
-
sehat
pengertian
Keluarga
ketidaktahuan
dapat
pentingnya
menciptakan
sanitasi
lingkungan
lingkungan.
rumah
dan
sanitasi yang sehat -
Keluarga dapat mengatur pencahayaa n yang baik dalam rumah.
3.
Senin,14
Ketidakefektif
Mei
an manajemen kunjungan
2018
kesehatan
selama
(19.40)
berhubungan
diharapkan keluarga
bahaya
dengan
mampu :
kesehatan
-
Klien
khususnya
dukungan
menjadi
bahaya
social
lebih paham
merokok
terkait risiko
terhadap tubuh
mengonsum
dan
si rokok
idupnya,
Klien
keluarga
memahami
maupun
merokok
dan
Setelah
-
dilakukan rumah
3x1
jam
-
Diskusikan pengetahuan klien
tentang
gaya
cara
lingkungan
menggunaka
sosialnya
n
-
atau
-
Diskusikan
mengaplikas
tentang
ikan
positif
tips
efek jangka
atau strategi
pendek
untuk
berhenti
berhenti
merokk
merokok
daripada
Klien
positif
memahami
panjangnya.
bagaimana cara
untuk
-
dari
efek jangka
Koaborasi dengan
menghindari
keluarga untuk
situasi social
mendukung
yang
peerubaan
mendorong
perilaku
untuk
yang tidak seat
merokok
(merokok)
klien
IMPLEMENTASI No
1.
Hari/
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Kamis,
Implementasi
Kurangnya
1. Mengucapkan salam.
24 Mei pengetahuan 2018
keluarga
Jam
manajamen
09.00
pasca pemasangan ring di rumah
Respon
b.d
2. Menanyakan keadaan
DS : -
mengatakan
kesehatan keluarga.
sedikit
3. Mengingatkan kontrak
mengetahui
dan tujuan pertemuan. 4. Mengkaji
tentang penyakit
ulang
jantung namun
pengetahuan keluarga tentang
belum
Penyakit
jantung,
manajemen
pasca
pemasangan
paham
betul mengenai
dan
manajemen
Tn.A dan Ny.A
atau perawatan
ring
pasca
jantung dirumah.
pemasangan 5. Memberikan penjelasan
jantung tentang
manajemen pemasangan
dirumah
pasca ring
Tn.A. -
jantung.
paham dengan apa
untuk keluarga agar
baik
ke
Kesehatan .
perawat.
dan
memotivasi untuk rajin Klinik
yang
dijelaskan
tetap merawat Tn.A
kontrol
Keluarga mengatakan
6. Memberikan motivasi
dengan
pada
-
Keluarga mengatakan akan berusaha merawat Tn.A
dengan sepenuh dan
hati akan
melakukan kontrol
rutin
setiap bulan. DO: -
Keluarga menjawab salam
-
Keluarga mempersilahka n duduk
-
Keluarga kooperatif saat di
beri
penjelasan -
Keluarga tampak
aktif
bertanya mengenai manajemen pasca pemasangan ring dirumah. -
Keluarga tampak mendengarkan dan memperhatikan .
2.
Kamis,
Ketidakefektifan
a. Memberikan
DS :
24 Mei manajemen
penjelasan
2018
kesehatan
mengenai Bahaya
mengatakan
Jam
berhubungan
Merokok
sudah
09.20
dengan perilaku
Tn.W
tidak (merokok)
sehat
-
pada
Tn.W
mengetahui
b. Mendemonstrasik
tentang bahaya
an tentang bahaya merokok dengan
merokok. -
Tn.W
botol akua dan
mengatakan
rokok
belum
c. Memberikan
berhenti
motivasi
merokok
untuk
Tn.W
dan
keluarga
agar
-
bisa
Tn.W
dan
Keluarga
mau hidup sehat
mengatakan
dengan
sudah mengerti
mengurangi
dan
merokok.
paham setelah
lebih
dilakukan demonstrasi bahaya merokok. -
Tn.W
dan
Keluarga mengatakan akan merubah pola hidupnya dengan mengurangi merokok. DO :
-
Keluarga kooperatif saat di
beri
penjelasan tentang bahaya merokok
dan
demonstrasi rokok. -
Keluarga aktif bertanya tentang penjelasan materi
yang
diberikan
3.
Kamis,
Ketidaksanggup
24 Mei an
memelihara
2018
lingkungan
Jam
rumah
09.45
sehat yang dapat
yang
a. Memberikan penjelasan
-
Keluarga Tn.A
mengenai Rumah
mengatakan
sehat
paham
b. Memotivasi
mempengaruhi
keluarga
kesehatan
menjaga
dan
DS :
apa
yang untuk
perkembangan
kebersihan
anggota
lingkungan rumah
telah
dijelaskan oleh perawat. -
Keluarga Tn.A mengatakan
keluarga
akan
berhubungan
kebersihan
dengan
rumah dengan
ketidaktahuan
baik
pentingnya sanitasi
menjaga
DO : -
Keluarga
lingkungan.
tampak kooperatif -
Keluarga tampak mendengarkan dan memperhatikan
-
Keluarga aktif bertanya
EVALUASI No
1.
Hari/
Diagnosa
Tanggal
Keperawatan
Kamis,
Catatan Perkembangan
Kurangnya
TTD
S:
24 Mei pengetahuan
Keluarga Tn. A mengatahan
2018
keluarga
b.d
-
(09.00)
manajamen pasca
itu
pemasangan ring
jantung
di rumah
-
Sedikit paham tentang apa pemasangan
Paham
tentang
RING
manfaat
pemasangan Ring jantung -
Paham tentang perawatan pasca
pemasangan
Ring
jantung O: -
Keluarga
bisa
menjawab
pertanyaan yang diberikan -
Keluarga tampak antusias
-
Keluarga kooperatif
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi dan ingatkan keluarga
untuk
memperhatikan
kondisi Tn.A. 2.
Kamis,
Ketidakefektifan
24 Mei manajemen 2018
kesehatan
(09.15)
perilaku
S: Tn.N mengatakan akan mengurangi
b.d jumlah konsumsi rokok tidak O :
sehat (merokok)
-
Klien
bisa
menjawab
pertanyaan yang diberikan -
Klien kooperatif
A: Masalah teratasi P: Pertahankan
kondisi
dan
membutuhkan
support
system
keluarga 3.
Kamis,
Ketidaksanggupan S :
24 Mei memelihara
Keluarga Tn.A mengatakan sudah
2018
lingkungan rumah mengerti dan memahami pokok
(09.30)
yang sehat yang pembahasan dapat
disampaikan
mempengaruhi
O:
kesehatan
dan
-
perkembangan
yang
sudah
Keluarga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
anggota keluarga
-
Keluarga antusias
b.d ketidaktahuan
-
Keluarga kooperatif
pentingnya
A:
sanitasi
Masalah teratasi
lingkungan.
P:
Pertahankan yang bersih
kondisi
lingkungan
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN MANAJEMEN UMUM (MANAJEMEN PASCA PEMASANGAN RING JANTUNG, MEROKOK DAN RUMAH SEHAT) Disusun untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan 7
Disusun Oleh : ZUMROTUL MASRUROH P1337420615039
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2018
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN MANAJEMEN UMUM (MANAJEMEN PASCA PEMASANGAN RING JANTUNG, MEROKOK DAN RUMAH SEHAT) A. TOPIK
: manajemen pasca pemasangan ring jantung, merokok dan rumah
sehat. B. TUJUAN
:
1. Tujuan Umum
:
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta dan keluarga dapat memahami tentang manajemen pasca pemasangan ring jantung, merokok dan rumah sehat. 2. Tujuan Khusus
:
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, peserta dapat : a. Mampu memahami dan menjelaskan manajemen pasca pemasangan ring. b. Mampu memahami dan menjelaskan bahaya merokok c. Mampu memahami dan menjelaskan kriteria rumah yang sehat. C. SASARAN Keluarga Tn.A di RT 08 RW IX Kelurahan Srondol Kulon D. METODA PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Demonstrasi E. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Leaflet 2. Alat untuk demontrasi -
Botol akua
-
Kapas
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No 1.
Kegiatan Penyuluh Pendahuluan : a. Menyampaikan
Kegiatan Audiens a. Menjawab salam b. Mendengarkan
Waktu 5 menit
salam
dengan aktif dan
b. Menjelaskan
memberi respon
tujuan 2.
Penjelasan materi :
a. Mendengarkan
a. Manajemen
15 menit
b. Memperhatikan
pemasangan
ring
c. Menanyakan
jantung
hal
b. Merokok
yang
halbelum
jelas.
c. Manajemen rumah sehat. 3.
Penutup
a. Menjawab
a. Evaluasi
dengan
5 menit
pertanyaan
memberikan
b. Mendengarkan
pertanyaan
c. Menjawab salam
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan c. Memberikan salam
G. WAKTU PELAKSANAAN Hari/Tanggal
: Kamis, 24 Mei 2018
Waktu
: 09.00 – selesai
Tempat
: Rumah Tn.A di Rt 08 Rw IX Kelurahan Srondol Kulon
Pemberi materi
: Zumrotul Masruroh
H. MATERI MANAJEMEN PASCA PEMASANGAN RING JANTUNG, MEROKOK DAN RUMAH SEHAT
1. Manajemen Pasca Pemasangan Ring Jantung a. Pengertian
Seperti yang sudah banyak orang ketahui, bahwa ada beberapa kondisi dimana penderita penyakit jantung ditangani dengan cara memasang ring jantung. Ada banyak alternatif pengobatan yang disarankan dokter ketika pembuluh darah penderita penyakit jantung sudah menyempit, diantaranya bypass, angioplasty, atau pasang ring jantung. Ring jantung, atau disebut juga stent, merupakan alat kecil berbentuk tabung, yang tersusun dari kawat. Ring jantung sendiri ada yang terbuat dari logam, ada yang dari plastik, tergantung harganya. Beberapa gangguan di jantung disebabkan oleh pembuluh darah di jantung yang tersumbat atau mengecil. Pembuluh darah bisa tersumbat karena tumpukan plak kolesterol. Fungsi ring jantung adalah untuk menyangga pembuluh darah agar ia tetap terbuka. Sehingga, darah bisa mengalir lancar. Namun tidak semua pembuluh darah arteri dapat selesai dengan memasang ring. Perlu dilihat juga lokasi dan ukuran sumbatannya. Pemasangan ring jantung ini permanen. Bila sudah dipasang, tidak bisa dikeluarkan lagi. Karena itu, permukaan ring jantung dilapis dengan zat kimia tertentu yang membantu menjaga arteri tidak menutup. b. Manfaat Memasang ring jantung alias stent bisa memperkecil resiko pembuluh darah mengecil. Sebenarnya, selain memasang ring, ada tindakan lain untuk mencegah pengecilan arteri, yang disebut angioplasty. Namun pasien yang hanya melakukan angioplasty, sangat mungkin akan mengalami penyempitan kembali setelah beberapa waktu. Ini tentu berbeda dengan memasang ring jantung. Bila angioplasty dilengkapi dengan memasang ring jantung, pengecilan pembuluh darah ini bisa bertahan lama, hingga bertahun-tahun. Selain itu pemasangan ring jantung memberikan waktu pemulihan yang lebih cepat dibanding teknik lain seperti
operasi bypass jantung. Bila memasang ring jantung, pasien sudah boleh berjalan ringan 6 jam setelah operasi. Maka, dapat disimpulkan manfaat ring jantung fokus pada kecepatan pemulihan dan efeknya yang bertahan lama. Namun, ring jantung memiliki resiko tersendiri. Efek pasang ring jantung yang pertama adalah reaksi alergi. Bila Anda memiliki alergi terhadap zat kimia yang terdapat di stent, atau alergi dengan logam tertentu, ini bisa membahayakan. Mungkin juga terjadi pembekuan darah di tempat stent dipasang. Selain itu, mungkin saja di ring jantung Anda terbentuk jaringan parut. Jika hal ini terjadi, diperlukan tindakan pembersihan. Artinya, akan ada operasi lagi. Resiko lainnya adalah bila ring tersebut pecah di dalam. Ini terjadi ketika penyumbatan terlalu keras, sehingga ring tidak mampu menahan. Bila hal ini terjadi, maka ring jantung bukan lagi cara yang efektif. Cara mengatasinya dengan melakukan operasi bypass, yaitu menciptakan jalur baru di pembuluh jantung. Caranya adalah dengan mengambil arteri dari bagian tubuh Anda yang lain, dan memasangnya di pembuluh Anda. Bayangkan seperti sebuah jalanan yang macet. Ketika jalanan tersebut sudah terlalu padat, terpaksa Anda mencari jalan baru agar lalu lintas lebih lancar. Hal yang sama terjadi bila penyumbatan sudah terlalu parah. c. Prosedur pemasangan ring jantung 1. Prosedur yang pertama dilakukan adalah menyuntikkan anestesi ke pangkal paha dalam. Nama lain dari prosedur ini adalah Percutaneus Transluminal Coronary Angioplasti(PTCA). Tujuannya adalah melebarkan pembuluh darah yang menyempit. Jika pangkal paha tidak bisa dilakukan, bisa juga di tangan/lengan. 2. Setelah itu, dokter akan memasukkan kateter ke tungkai lengan Anda. Melalui monitor, dokter mengarahkan selang kecil itu hingga mencapai arteri yang tersumbat.
3. Jika sudah, dokter akan menyambungkan kateter tadi dengan kateter kedua. Kateter ini ukurannya lebih kecil, dilengkapi dengan balon serta ring jantung. 4. Ujung kateter kedua harus sampai dalam sumbatan arteri tadi. Jika sudah sampai, balon akan ditiupkan, sehingga pembuluh yang menyempit tadi menjadi sedikit membesar. Balon tadi sudah dilengkapi dengan ring jantung. Jadi, saat balon membesar, ring jantung ikut membesar. 5. Jika ring jantung sudah terpasang dengan benar, balon akan dikempiskan. Baik kateter maupun balon kemudian ditarik. d. Perawatan Ring Jantung Jika sudah pasang ring jantung, apakah pasien akan bebas dari penyempitan pembuluh darah? Sebenarnya stent atau ring jantung dilengkapi dengan obat tertentu yang mencegah terbentuknya kerak di pembuluh darah. Namun, lama kelamaan obat ini akan habis, sehingga perlu diganti atau diperbaiki. Jika Anda sudah memasang ring jantung, sebaiknya klien menghindari makanan dengan kolesterol seperti sapi, kambing, jeroan, makanan laut, kuning telur, kulit bebek, kulit ayam, maupun daging berlemak. Selain itu hindari juga makanan yang diolah dengan minyak goreng, santan, kelapa, gula, margarin, dan garam. Dilanjutkan untuk makan lebih banyak sayur, buah, minyak salmon, gandum, dan minyak zaitun. Hindari juga rokok dan aktivitas tidak menyehatkan. klien perlu juga lebih banyak bergerak. Jika bisa, tanyakan pada dokter aktivitas apa yang dianjurkan oleh dokter jantung untuk menjaga kesehatan Anda. Rutin juga untuk melakukan medical checkup. Dengan periksa berkala, Anda bisa mengetahui gejala penyempitan muncul kembali atau tidak. 2. Merokok a. Pengertian Merokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan. Merokok adalah kegiatan membakar tembakau dan daun tar kemudian menghisap asap yang dihasilkannya. b. Kandungan Rokok -
Nikotin adalah gas yang menyebabkan ketagihan
-
TAR adalah bahan kimia yang menyebabkan penyakit kanker
-
CO2 adalah gas beracun yang menurunkan oksigen dalam darah
-
Senyawa radio aktif adalah zat yang menyebabkan penyakit kanker
c. Akibat Merokok Terhadap Kesehatan -
Rambut rontok Rokok memperlemah sistem kekebalan sehingga tubuh lebih rentan terhadap penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan mulut, dan lain-lain.
-
Katarak Merokok dipercaya dapat
memperburuk kondisi
mata
yaitu
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok dapat menyebabkan katarak dengan cara mengiritasi mata dan dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran darah dibawa sampai ke mata. -
Kulit keriput Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena rusaknya protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit, terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
-
Hilangnya pendengaran Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras.
-
Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma (sejenis kanker kulit yang kadang-kadang
menyebabkan
kematian)
tetapi
merokok
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan kematian akibat penyakit tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita Custaneus Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak merah pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok. -
Caries Rokok
mempengaruhi
keseimbangan
kimiawi
dalam
mulut
membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan terjadinya caries, perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat. -
Berisiko tinggi terkena kanker paru dan jantung Pemakaian tembakau adalah salah satu faktor resiko terbesar untuk penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar dari yang tidak merokok.
-
Kerusakan paru Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. Bila keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lendir sehingga mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan bernafas.
-
Kerusakan sperma Rokok dapat menyebabkan perubahan bentuk pada sperma. Beberapa studi menemukan bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok juga memperkecil jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada perokok.
d. Cara mengurangi efek jelek dari rokok 1. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya 2. Jangan menghisap asap dalam-dalam 3. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai habis)
4. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan 5. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.
e. Alasan harus menghindari merokok 1. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah 2. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar 3. Akan menghemat uang 4. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan 5. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan lingkungan dengan udara bersih.
f. Cara mencegah merokok 1. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam 2. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu. Hal ini agar dilakukan setiap merokok dalam satu hari. 3. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari 4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap dimana kita menikmati 5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh, istirahat, minum dengan teman, dan sesudah makan? 6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada situasi tersebut diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu 7. Apabila jenuh, tangani pekerjaan yang sudah lama tertunda 8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel 9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan mendiskusikan masalah menarik yang sedang terjadi 10. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.
g. Kiat-kiat berhenti merokok 1. Tidak membeli rokok 2. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat atau merokok
3. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan agar tidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok 4. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditunggu 10 menit, tarik nafas dalamdalam atau genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk santai, dorongan merokok akan hilang. 3. Rumah Sehat a. Pengertian Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat-syarat rumah sehat seperti adanya ventilasi, pencahayaan yang cukup, bngunan yang sesuai dengan penghuni rumah dan di dukung oleh kesehatan lingkungan sekitar. b. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan alam membangun suatu rumah 1. Faktor Lingkungan Membangunan suatu rumah harus memperhatikan baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial dimana rumah itu didirikan dipegunungan atau di tepi pantai, di desa, ataukah di kota-didaerah dingin atau di daerah panas, di daerah dekat gunung berapi (daerah gempa), atau di daerah bekas gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan sudah tentu disesuaikan dengan kondisi sosial budaya pedesaan misalnya bahannya, bentuknya, menghadapnya dan sebagainya. 2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat Rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuni untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misalnya bambu, kayu dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok pembuatan rumah. 3. Teknologi Yang Dimiliki oleh Masyarakat Teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu modern. Akan tetapi teknologi modern itu saat mahal dan bahkan kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turuntemurun. Dalam rangkapenerapan teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat tersebut dimodifikasi. Segi-segi yang
merugikan kesehatan dikurangi, dan memperhatikan segi-segi yang sudah positif. 4. Kebijakan (Peraturan-peraturan) Pemerintahan yang Menyangkut Tata Guna Tanah Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar. c. Syarat – syarat Rumah Sehat 1. Bahan Bangunan
a.
Lantai
: ubin atau semen adalah baik namun
tidak cocok untuk
kondisi ekonomi pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumahrumah orang yang mampu di pedesaan, dan inipun mahal. Oleh karena itu lantai rumah pedesaan cukuplah tanah biasa yang didapatkan. Syaratsyaratpenting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda yang sangat berat dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit. b.
Dinding
: tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah didaerah tropis khususnya di pedesaan, lebih baik dindingnya atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau pada papan tersebut dapat merupakan ventilasi dandapat menambah penerangan alamiah. c. Atap
: genteng adalah umum dipakai baik di pedesaan ataupun di
perkotaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri.
Namun
demikian,
banyak
masyarakat
pedesaan
yang
tidakmampu untuk itu, maka atap daun rumbai atau kelapapun dapat dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah
d.
Lain-lain : (tiang, kaca, reng) kayu untuk tiang, bambu untuk kasa dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang ini merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus menuruti ruas bambu tersebut. Apabila tidak pada ruas, maka lubang pada ujung-ujung yang digunakan untuk kasa tersebut ditutup dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam kelembaban yang optimum. Ada 2 macam ventilasi, yaitu a.
Ventilasi alamiah, adalah dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alami melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya
b. Ventilasi buatan, yaitu dengan menggunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara tersebut. Misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara. 3. Pencahayaan
Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu ; a.
Cahaya alamiah yakni matahari, cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah
b. Cahaya buatan yaitu menggunakan cahaya yang bukan alamiah, seperti minyak tanah, listrik, api, dan sebagainya. d. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut : 1. Menyediakan air bersih yang cukup
2. Pembuangan tinja 3. Pembuangan air limbah (air kotor) 4. Pembuangan samah 5. Fasilitas dapur 6. Ruang berkumpul keluarga. I. METODA EVALUASI Tertulis J. ALAT EVALUASI 1. Evaluasi Struktur Kegiatan penyuluhan tentang manajemen pasca pemasangan ring, merokok, dan rumah sehat terlaksana, pada : Hari ,Tanggal : Kamis, 24 Mei 2018 Waktu
: Pukul 09.00 WIB
Tempat
: Rumah Tn. A dan keluarga
2. Evaluasi Proses a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan. b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang disampaikan. 3. Evaluasi Hasil a.
Ada umpan balik positif dari peserta .
b.
Peserta mampu menjawab dengan benar.
K. DAFTAR PUSTAKA Armstrong, Sue. 2001. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan . Jakarta : Arcan Mandagi, Jeanne. 2006. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya serta Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Printing Dahlan MS. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi ke-5. Jakarta: Salemba.
Prof. Abdurrahman Muhammad, SH. 2005. Ilmu sosial budaya dasar. Bandung : P Cipta Aditya Bhakti. http://madu45.com/index.php/2017/11/02/pasang-ring-jantung-efek-prosedurperawatan-dan-biayanya/
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PERAWATAN PASCA PEMASANGAN RING JANTUNG SETELAH DI RUMAH KEPERAWATAN KELUARGA
Disusun oleh : Novia Putri Utami (P1337420615038)
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN AJARAN 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN PASCA PEMASANGAN RING JANTUNG SETELAH DI RUMAH
A. TOPIK
: Perawatan Pasca Pemasangan Ring Jantung Setelah Dirumah
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang perawatan pasca pemasangan ring jantung selama 30 menit diharapkan Tn.A dan keluarga mengerti tentang perawatan pasca pemasangan ring jantung. 2. Tujuan Khusus Setelah mendapat penyuluhan tentang perawatan pasca pemasangan ring jantung, diharapkan Tn.A dan keluarga mampu: 1) Menjelaskan kembali Pengertian Ring Jantung 2) Menjelaskan kembali Manfaat pemasangan Ring Jantung 3) Menjelaskan kembali Perawatan Pasca pemasangan Ring Jantung C. SASARAN Sasaran penyuluhan adalah Tn.A dan keluarga pasien D. METODA PEMBELAJARAN Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan metode: 1) Ceramah/presentasi 2) Tanya jawab E. MEDIA PEMBELAJARAN 1) Leaflet F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahap
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan
5 menit Membuka salam
Kegiatan Peserta
dengan Mendengarkan Memperhatikan
Metode Ceramah
Memerkenalkan diri Menjelaskan
maksud
Menjawab pertanyaan
dan tujuan penyuluhan Kontrak waktu Menggali pengetahuan peserta
sebelum
dilakukan penyuluhan Penyajian
15
Menjelaskan tentang:
menit
a. Pengertian
ring jantung
pertanyaan mengenai
pasca ring
Tanya dan jawab
tanggapan
b. Manfaat pemasangan
dipasangnya
Ceramah,
tentang Memberikan
ring jantung
c. Perawatan
Mendengarkan
yang
hal kurang
dimengerti
jantung Memberi kesempatan untuk bertanya/diskusi tentang
materi
penyuluhan Penutup
10 menit
Menggali pengetahuan Menjawab peserta
setelah
dilakukan penyuluhan Menyimpulkan
hasil
kegiatan penyuluhan Menutup salam
G. WAKTU PEMBELAJARAN 1 x 30 Menit H. MATERI
dengan
Ceramah,
pertanyaan
Tanya
Memberikan
jawab
tanggapan balik
1. Pengertian Ring jantung atau disebut juga stent, merupakan alat kecil berbentuk tabung, yang tersusun dari kawat. Ring jantung sendiri ada yang terbuat dari logam, ada yang plastic dan tergantung harganya. Beberapa gangguan di jantung disebabkan oleh pembuluh darah di jantung yang tersumbat atau mengecil. Pembuluh darah bisa tersumbat karena tumpukan plak kolesterol. Fungsi ring jantung adalah untuk meyangga pembuluh dara agar ia tetap terbuka. Sehingga darah bisa mengalir lancar. Namun tidak semua pembuluh arteri dapat selesai dengan pemasangan ring. Perlu dilihat juga lokasi dan ukuran sumbatan. Pemasangan ring jantung ini permanen. Bila sudahh dipasang, tidak bisa dikeluarkan lagi. Karena itu, permukaan ring jantung dilapisi dengan zat kimia tertentu yang membantu menjaga arteri tidak menutup. 2. Manfaat Pemasangan Ring Jantung Memasangan ring jantung bisa memperkecil resiko pembuluh darah mengecil. Sebenarnya, selain memasang ring, ada tindakan lain untuk mencegah pengecilan arteri, yang disebut angioplasty. Namun klien yang hanya melakukan angioplasty, sangat memungkinkan akan mengalami penyempitan kembali setela beberapa waktu. Ini tentu berbeda dengan pemasangan ring jantung. Bila angioplasty dilengkapi dengan memasang ring jantung, pengecilan pembuluh dara ini bisa bertahan lama, hingga bertahun-taun. Selain itu pemasangan ring jantung memberikan waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan teknik lain seperti operasi bypass jantung. Bila memasang ring jantung, klien sudahh boleh berjalan ringan setelah 6 jam operasi. Maka, dapat disimpulkan manfaat ring jantung focus pada kcepatan pemulihan dan efeknya yang bertahan lama. Namun, ring jantung memiliki risiko tersendiri. Efek pasang ring yang pertama yaitu reaksi alergi. Bila klien memiliki alergi terhadap zat kimia yang terdapat di stent, atau alergi pada loam tertentu, ini bia membahayakan. Mungkin juga terjadi pmbekuan darah ditempat stent terpasang. Selain itu mungkin saja di ring jantung anda terbentuk jaringan parut. Jika hal ini terjadi, diperlukan tindakan pembersihan. Artinya, aka nada operasi lagi.
Resiko lainnya adalah bila ring ini pecah didalam. Ini terjadi ketika penyumbatan terlalu keras, sehingga ring tidak mampu menahan. Bila ha ini terjadi, maka ring jantung bukan lagi cara yang efektif. Cara mengatasinya yairu dengan melakukan operasi bypass, yaitu menciptakan jalur baru di pembuluh jantung. Caranya adalah dengan mengambil arteri dari bagian tubuh yang lain, dan memasang dipembuluh darah klien. Bayangkan seperti sebuah jalan yang macet. Ketika jalanan tersebut sudah terlalu padat, terpaksa mencari jalan yang baru agar lalu lintas lebih lancar. Hal yang sama terjadi bila penyumbatan sudahh teralu parah. 3. Perawatan Pasca Pemasangan Ring Jantung Pemasangan ring bertujuan untuk melancarkan darah ke otot jantung, sehingga kien dapat melakukan kegiatan seperti semula. Namun setelah dilakukan operasi pemasangan ring tentu membutuhkan perawatan sebagai berikut : a. Beristirahat total dari seluruh kegiatan berat yang akan memakan banyak waktu dan tenaga selama 3 bulan. b. Focus mengurangi berat badan dengan mengurangi makan atau diet. Mengatur pola makan yang baik dan seimbang. c. Mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak trans, khususnya sari daging merah atau hewan berkaki embat seperti daging sapi, kambing dan jeroan. d. Rutin mengkonsumsi buah khususnya tomat, apel, sayur dan makanan yang berserat. Mengurangi asupan gula dan garam ketika makan. e. Mengurangi jumlah kalori, dalam makanan ketika makan sehari-hari f. Rutin makan makanan yang dapat meningkatkan kesehatan jantung seperti salmn yang kaya akan asam lemak omega 3, minyak zaitun yang sangat bermanfaat untuk menurunkan LDL, aneka makanan gandum, dan oat g. Minum teratur obat yang diberikan oleh dokter h. Tidur yang cukup dan jangan biasakan begadang karena itu sangat merusak kesehatan jantung i. Menghentikan total kebiasaan merokok, minuman bersoda, minum alcohol, dan obat-obatan yang terlarang. j. Rutin melakukan USG jantung untuk mengetahui kondisi kesehatan jantung dari hari ke hari
k. Menjaga tekanan darah yang standar < 140/90 mmhg l. Melakukan pemeriksaan kadar gula dan kolestero sarah secara rutin dan berkala. m. Rutin berolaraga khususnya bersepeda, renang, dan senam. Tapi jangan melakukan olahraga yang berat dan bisa membuat tubuh terasa down. I. METODA EVALUASI 1) Struktural 2) Proses 3) Hasil
J. ALAT EVALUASI 1) Struktur a. Persiapan media Persiapan media dibuat bersama oleh kelompok. b. Media Media yang digunakan dalam penyuluhan tentang perawatan pasca pemasangan ring jantung di rumah menggunakan Leaflet dibuat berdasarkan konsep dan teori dari materi SAP 2) Proses : a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 2 peserta b. Media yang digunakan adalah leaflet c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan e. Pembicara diharapkan dapat menguasai materi dengan baik f. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat penyuluhan berlangsung g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan 3) Hasil
:
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan memahami tentang pengertian pengertian, manfaat dan perawatan pasca pemasangan ring jantung di rumah. b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ada perubahan prilaku kesehatan yaitu mengetahui tentang perawatan pasca pemasangan ring. K. DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.sehatfresh.com/perhatikan-bagaimana-perawatan-pasca-operasi-ring-jantungstent/ 2. http://madu45.com/index.php/2017/11/02/pasang-ring-jantung-efek-prosedur-perawatandan-biayanya/
SATUAN ACARA PENGAJARAN PENYULUHAN RUMAH SEHAT
Disusun oleh: IKA RATNA SARI P1337420615043
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I.
Mata Ajar
: Keperawatan Keluarga
Judul
: Rumah Sehat
Waktu
: Rabu, 24 Mei 2018. Pukul 09.00 WIB
Pokok Bahasan
: Pendidikan kesehatan tentang Rumah Sehat
Tempat
: kediaman Tn. A
Sasaran
: Tn. A dan keluarga
LATAR BELAKANG Perumahan merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Rumah atau tempat tinggal, dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba manusia bertempat tinggal di gua-gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di hutan-hutan dan di bawah pohon. Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba modern. Rumah yang sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif (Munif Arifin, 2009). Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan
masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Munif Arifin,2009). Rumah yang tidak sehat merupakan penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani yang memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya kerja atau daya produktif seseorang. Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu
rumah tetapi pada kumpulan rumah
(lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan di lingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan ekonomi masyarakat yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya (Notoatmodjo, 2003). II. TUJUAN PENYULUHAN 2.1 Tujuan Instruksional Umum Setelah di berikan penyuluhan selama ± 1 X 15 menit, tentang pentingnya Rumah Sehatdi harapkan Ny. L tersebutdapat menjaga kebersihan rumahnya. 2.2 Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan, siswa dapat : 1. Menjelaskan tentang Rumah Sehat. 2. Menjaga rumah selalu bersih. III. Metode Penyuluhan 1. Ceramah 2. Diskusi IV. Media Penyuluhan 1. Materi SAP 2. Leaflet VI. Strategi Pelaksanaan Penyuluhan Hari
: Rabu, 23 Mei 2018
Waktu
: 11.00 WIB-Selesai
Sasaran
: Ny. L dan keluarga
VII. Susunan Kegiatan No
Waktu
1.
3menit
Kegiatan
Sasaran
Media
Pembukaan
1. Menjawab salam
Kata-kata
1. Mengucapkan salam
2. Mendengarkan
atau
2. Memperkenalkan
dan menyimak
Kalimat
diri 3. Menjelaskan tujuan pokok materi 4. Kontrak waktu 2.
7 menit
Pelaksanaan Penyampaian
1. Mendengarkan Materi
tentang : 1. Pengertian Rum ah Sehat 2. syarat – syarat
Leaflet
dan menyimak 2. Memahami apa yang disampaikan oleh pemateri
Rumah Sehat 3. Ciri-ciri Rumah yang tidak Sehat 4. Upaya menjadikan Rumah Sehat.
3 menit
Sesi tanya jawab
Sasaran
dapat Kata-kata
bertanya mengenai atau hal-hal yang belum Kalimat diketahui 3.
2 menit
Penutup
1. Sasaran
dapat Kata-kata
1. Melakukan evaluasi
menjawab
2. Menyampaikan
pertanyaan yang Kalimat
kesimpulan materi
diajukan
atau
3. Mengakhiri pertemuan
2. Mendengar dan
Dan
menjawab salam
Memperhatika 3. Menjawab salam
VIII. EVALUASI 1. Persiapan a. Sasaran dan media disiapkan sebelum proses penyuluhan kesehatan b. Materi yang digunakan sudah siap c. Sasaran sudah siap ditempat yang ditentukan 2. Proses a. Proses kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar b. Sasaran mengerti tentang materi 3. Hasil yang diharapkan Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan sasaran mampu memahami : 1. Pengertian Rumah Sehat, 2. Syarat-syarat Rumah sehat, 3. Ciri-ciri rumah tidak sehat 4. Upaya yang dilakukan untuk menjadikan rumah sehat
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian Sumah Sehat Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal,serta rumah yang memenuhi syarat-syarat rumah sehatseperti adanya ventilasi, pencahayaan yang cukup, bangunan yang sesuaidengan penghuni rumah dan di dukung oleh kesehatan lingkungan sekitar. Menurut Winslow, rumah sehat yaitu a.
Harus memenuhi kebutuhan fisiologis
b.
Harus memenuhi kebutuhan psikologis
c.
Harus dapat menghindarkan dari kecelakaan
d.
Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit
2. Syarat-syarat Rumah Sehat a. Bahan bangunan sesuai dengan lingkungan tempat tinggal b. Ventilasi cukup c. Pencahayaan dalam rumah harus baik d. Mempunyai fasilitas : 1) Fasilitas dapur 2) Ruang tengah 3) Gudang 4) Kandang ternak terpisah dari rumah 3. Ciri – ciri rumah tidak sehat Rumah kurang sehat dengan kondisi : a. Kotor b. Ruangan pengap, lembab c. Asap dapur tidak keluar dari rumah d. Sampah menumpuk e. Kamar mandi dan tempat air tidak bersih f. Lantai kamar mandi berlumut
g. Penggunaan alat elektronik yang tidak tepat h. Pakain tidak di simpan pada tempatnya 4.
Upaya menjaga menjadikan rumah sehat a. Membuka jendela kamar setiap pagi dan siang. b. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari. c. Kamar mandi dijaga kebersihannya setiap hari. d. Membuang sampah pada tempatnya. e. Mendapat penerangan yang cukup. f. Dinding diusahakan terang g. Menata rapi barang di rumah
DAFTAR PUSTAKA
Munif
Arifin,
2009.
Rumah
Sehat
dan
Lingkunganya.
diakses
dari
environmentalsanitation.wordpress.com, November November 2011. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) BAHAYA MEROKOK DI DALAM RUMAH
Disusun oleh :
Fira Dewi Cahyani
( P1337420615042)
JURUSAN S1 TERAPAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2018
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KESEHATAN
A. TOPIK Pendidikan kesehatan bahaya merokok di dalam rumah.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mendapatkan paparan materi, keluarga mengerti tentang bahaya merokok di dalam rumah. 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan materi, diharapkan : a. Keluarga mampu menjelaskan bahaya merokok di dalam rumah. b. Keluarga mampu menerapkan hidup sehat tanpa merokok. c. Mampu menyebutkan faktor penyebab candu rokok. d. Mampu menyebutkan tips-tips untuk berhenti merokok. C. SASARAN Keluarga, Khususnya Laki-Laki D. METODA PEMBELAJARAN 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Tanya Jawab
E. MEDIA PEMBELAJARAN 1. Leaflet 2. Alat demonstrasi (botol bekas, kapas/tisu, dan rokok).
F. Kegiatan Belajar Mengajar NO 1.
TAHAP Pembukaan
WAKTU 5 menit
KEGIATAN
SASARAN
PENYULUHAN a. Mengucapkan salam b. Memperkenalkan diri
mengenai
tujuan pokok materi d. Menyampaikan
Pelaksanaan
15 menit
1
salam b. Bertanya
c. Menyampaikan
2.
a. Menjawab
perkenalan dan tujuan
pokok bahasan
c. Mendengarkan
e. Kontrak waktu
dan menyimak
a. Penyampaian materi
a. Mendengarkan
b. Menjelaskan bahaya
dan menyimak
merokok di dalam rumah.
mengenai
c. Menjelaskan isi
hal-
hal yang belum
kandungan rokok. d. Menjelaskan faktorfaktor
b. Bertanya
jelas
dan
dimengerti
yang
mendukung menjadi pecandu rokok. e. Menjelaskan
efek
samping KB suntik f. Menyampaikan tips agar dapat berhenti merokok. Fleksibel
a. Tanya jawab
a. Sesi
Tanya
jawab 3.
Penutup
5 menit
a. Melakukan evaluasi b. Menyampaikan
4. Sasaran menjawab
dapat
kesimpulan materi c. Mengakhiri pertemuan menjawab salam
pertanyaan yang diajukan
dan
5. Mendengar 6. Memperhatikan 7. Menjawab salam
G. WAKTU PELAKSANAAN Dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 Mei 2018 pada jam 09.00 WIB H. MATERI 1. Bahaya Merokok di Dalam Rumah Merokok di dalam rumah ternyata tak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga semua orang yang tinggal di rumah itu. Merokok di dalam rumah akan meninggalkan zat-zat beracun di perabotan rumah, karpet, tirai, bahkan dinding rumah. Asap rokok yang dibuang di dalam rumah akan tersebar selama 4-6 jam dalam ruangan dan berdampak merugikan bagi kesehatan anggota keluarga di dalam rumah karena mengandung ribuan bahan kimia yang bisa tinggal di suatu permukaan. Dari ribuan bahan kimia itu, banyak yang beracun dan bersifat karsinogenik. Karsinogenik adalah sifat mengendap dan merusak terutama pada organ paru-paru karena zat-zat yang terdapat pada rokok. Sehingga paru-paru menjadi berlubang dan menyebabkan kanker. Semakin lama suatu lingkungan terpapar bahan kimia, maka dapat mengubah senyawa kimia menjadi berbahaya. Jika terpapar selama bertahun-tahun, dapat meningkatkan risiko kanker, serangan asma, masalah pada paru-paru, iritasi di tenggorokan, dan mata. Asap rokok memang dapat diserap ke semua permukaan yang berpori. Zat beracun dari asap rokok itu kemudian akan menetap lama di semua perabot rumah tangga yang terkontaminasi. Merokok di dalam rumah tentu akan membahayakan kesehatan anak-anak yang sering bermain-main di sofa maupun karpet di rumah mereka. Peneliti menyebut anak-anak ini sebagai perokok ketiga atau mereka yang tidak merokok, tidak terpapar asap rokok secara langsung, akan tetapi terpapar zat beracun dari asap rokok yang telah mengendap di perabotan rumah. Orangtua yang merokok di kebun atau halaman rumah juga tetap bisa membahayakan anak-anak. 2. Isi Kandungan Dalam Rokok Rokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Kemudian ada juga yang menyebutkan
bahwa rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bahan lainya yang dihasilkan dari tanamam Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. (Hans Tendra, 2003). Rokok terbuat dari tembakau yang diperoleh dari tanaman Nicotiana Tabacum L. Tembakau dipergunakan sebagai bahan untuk sigaret, cerutu, tembakau untuk pipa serta pemakaian oral. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembako kunyah). 3. Menerapkan Hidup Sehat Tanpa Merokok Hidup sehat tanpa rokok, bisa jadi suatu keadaan yang didambakan banyak orang, terlebih di zaman sekarang yang banyak orang mencanangkan hidup sehat, bebas polusi. Orang-orang yang memiliki kebiasaan merokok, terkadang bisa jadi bukan karena faktor kesengajaan sebagai pilihan hidupnya untuk menjadi pecandu rokok. Ada hal-hal yang menjadi faktor seseorang memutuskan untuk menjadi pecandu rokok yaitu : 1. Faktor kesengajaan, seseorang sengaja merokok karena faktor kesengajaan sebagai lifestyle untuk mengikuti tren orang orang masa kini. Orang-orang tersebut beranggapan bahwa gaya hidup merokok adalah salah satu kebanggaan bagi kalangan tertentu. Orang yang tidak mau merokok dianggap kurang macho, orang yang lemah atau tidak bisa diandalkan. 2. Faktor ketidaksengajaan, seseorang bisa dikatakan terjerumus menjadi pecandu rokok karena berbagai permasalahan yang sedang mereka hadapi. Misalnya, stres karena beban pekerjaan, karena permasalahan rumah tangga / keluarga dan lain-lain. Sehingga untuk sekedar melupakan sejenak permasalahan mereka mencari pelarian menjadi perokok. Seseorang yang telah menjadi pecandu rokok memang susah untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Butuh waktu dan keinginan yang kuat agar benarbenar bebas dari kecanduan merokok. Apalagi rokok memiliki zat adiktif yang sfatnya menyebabkan orang yang memakainya kecanduan. Namun ada beberapa tips yang patut dicoba bagi para pecandu yang memang ingin terlepas dari kecanduan rokok, yaitu : 1. Niat, kuatkan niat untuk berhenti merokok. Carilah motivasi-motivasi yang dapat menguatkan niat kita untuk berhenti merokok. 2. Ganti rokok dengan permen, jika ada keinginan untuk merokok ambilah permen dan makanlah permen sebagai pengganti rokok.
3. Berolahraga, sering berolahraga diyakini dapat mengurangi zat-zat yang timbul akkibat dari rokok di dalam tubuh. 4. Hindari minum kopi, kebiasaan orang-orang sembari minum kopi adalah merokok. Hampir tidak bisa dihindarkan lagi apalagi untuk masyarakat Indonesia, teman minum kopi adaalah rokok. 5. Bergaulah dengan orang-orang sehat, dan tidak merokok tentunya. Karena dengan memiliki banyak teman yang memiliki pola gaya hidup yang sehat kita juga akan mengikuti pola hidup sehat atau setidaknya jika kita mencoba untuk merubah pola hidup menjadi tidak sehat ada teman kita yang mengingatkan. I. METODA EVALUASI Evaluasi Formatif : evaluasi yang dilakukan di akhir penyuluhan. J. ALAT EVALUASI 4. Struktur d. Sasaran dan media disiapkan sebelum proses penyuluhan kesehatan. e. Materi yang digunakan sudah siap. f. Sasaran sudah siap ditempat yang ditentukan. g. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu 5. Proses a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. b. Peserta : a) Mampu menjelaskan bahaya merokok di dalam rumah. b) Mampu menyebutkan isi kandungan dalam rokok. c) Mampu menerapkan hidup sehat tanpa merokok. d) Mampu menyebutkan faktor penyebab candu rokok. e) Mampu menyebutkan tips-tips untuk berhenti merokok. c. Penyaji menguasai materi yang akan disampaikan. 6. Hasil Pengajaran dikatakan berhasil jika 3 dari kriteria proses di atas dapat terlaksana. K. DAFTAR PUSTAKA dr. Husaini. 2006. Tobat Merokok : Rahasia dan Cara Empatik Berhenti Merokok. Jakarta : Pustaka II MaN. Caldwell, Ernest. 2001. Berhenti Merokok. Yogyakarta : Pustaka Populer.
L. LAMPIRAN MATERI