#Laporan Pendahuluan Revisi Database Sungai [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PT. MULYA SAKTI WIJAYA



I. PENDAHULUAN I.1.



Latar Belakang Dalam rangka untuk melaksanakan pemeliharaan prasarana sungai dan pemeliharaan sungai sesuai ketentuan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor : 01/ SE/ D/ 2013 tentang Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai, maka diperlukan perencanaan pemeliharaan prasarana sungai dan pemeliharaan sungai. Kegiatan perencanaan pemeliharaan prasarana sungai dan pemeliharaan sungai dilakukan melalui inventarisasi dan pengumpulan data, yaitu: data jumlah, dimensi, jenis, kondisi, fungsi dan kinerja prasarana sungai. Sungai-sungai yang ada diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Sungai yang masih alami, relative belum ada aktifitas pembangunan di kanan - kiri alur sungai. Alur sungai tidak ada pemeliharaan. 2) Sungai yang sudah terdapat aktifitas pembangunan di kanan - kiri alur sungainya. Pemeliharaan dibuat selektif, pada ruas sungai di tempat bangunan fasilitas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (permukiman, jalan raya , rumah sakit, jaringan irigasi dan lain -lain) 3) Sungai yang melewati perkotaan. Pelaksanaan pemeliharaan diklasifikasikan secara khusus



dengan



memperhatikan



jumlah



prasarana



yang



ada



dan



tingkat



kepentingannya. 4) Objek inventarisasi berupa prasarana infrastruktur pengendalian banjir yang sudah dibangun berupa tanggul dan lain - lain, serta sungai yang tercatat menimbulkan dampak kerusakan atau kerugian akibat banjir dan gerusan di Kota Palopo.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 1



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



I.2.



Dasar Hukum A. Undang -Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air. B. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai C. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14 /PRT/M/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah Dan Dilaksanakan Sendiri D. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 136 /PMK.02/2 014 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga E. Keputusan Presiden RI Nomor : 12 Tahun 2012 tentang Pembagian Wilayah Sungai F. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21 / PRT/ M/ 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum G. Surat Edaran Direktur Jenderal Sumber Daya Air Nomor : 01/ SE/ D/ 2013 tentang Operasi dan Pemeliharaan Prasarana Sungai serta Pemeliharaan Sungai



I.3.



Maksud dan Tujuan Maksud dilaksanakannya Pekerjaan Data Base Sungai Kota Palopo ini adalah untuk mendapatkan data kondisi sungai dan data prasarana sungai di Kota Palopo. Adapun Tujuan dari Pekerjaan Data Base Sungai Kota Palopo ini adalah teridentifikasinya sungai - sungai yang ada di Kota Palopo beserta prasarana sungai yang ada di setiap sungai tersebut.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 2



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



I.4.



Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan dari pekerjaan ini terletak di jaringan sungai yang secara administrasi masuk dalam Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan (Gambar I.1. Peta Administrasi Kota Palopo).



I.5.



Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang lingkup kegiatan Pekerjaan Database Sungai Kota Palopo ini adalah sebagai berikut: A. Persiapan dan Pengumpulan data Sekunder B. Inventarisasi sungai di Kota Palopo. C. Inventarisasi jenis, dimensi, kondisi, fungsi, prasarana sungai. D. Pengumpulan Data Sekunder, antara lain: 1) Data CurahHujan 2) Informasi menyeluruh mengenai riwayat bangunan/ infrastruktur yang ada di sepanjang sungai, berikut kondisi teknisnya; 3) Gambar skema sungai; 4) Peta topografi sungai minimal skala 1:25.000 5) Peta Daerah Aliran Sungai ( DAS ) 6) Peta Kelurahan/ Kecamatan; 7) Peta Tata Guna Lahan; E. Pengumpulan Data Primer, antara lain: Jenis, dimensi, kondisi, dan koordinat prasarana sungai Peta situasi prasarana sungai Profil melintang dan memanjang prasarana sungai F. Laporan/ Data inventarisasi prasarana sungai serta sungai



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 3



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 4



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



I.6.



Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Waktu pelaksanaan yang disediakan untuk menyelesaikan Pekerjaan Data Base Sungai Kota Palopo selama 7 (Tujuh ) Bulan.



I.7.



Pelaporan Laporan kegiatan dan hasil pekerjaanyang harus disiapkan oleh Konsultan, meliputi : A. Laporan Pendahuluan (Inception Report) Laporan ini berisikan persiapan Konsultan untuk melaksanakan pekerjaan, terdiri dari rencana kerja, metoda pelaksanaan dan program kerja. Laporan ini dibuat dalam 5 (lima ) rangkap dan diserahkan kepada Pengguna Jasa 1 (satu) bulan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). B. Laporan Fakta dan Analisa Laporan ini merupakan konsep dari Laporan Akhir (Final Report), dibuat dalam 10 (Sepuluh) rangkap dan diserahkan kepada pengguna jasa setelah data telah direkap dan dianalisa kemudian didiskusikan bersama. C. Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report) Laporan ini merupakan konsep dari Laporan Akhir (Final Report), dibuat dalam 10 (Sepuluh) rangkap dan diserahkan kepada pengguna jasa untuk selanjutnya dibahas / didiskusikan bersama. D. Laporan Akhir Laporan ini merupakan penyempurnaan dari konsep laporan akhir yang telah dibahas dan didiskusikan dengan Pengguna Jasa, dibuat dalam 20 (dua puluh) rangkap dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan pada akhir masa kontrak.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 5



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



E. Album Peta (Gambar/GIS) Dibuat dalam print out kertas HVS ukuran A3 sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dan diserahkan kepada PenggunaJasa pada akhir masa kontrak. F. Soft copy Semua laporan dan gambar dibuatkan softcopy dan disimpan dalam External Hardisk sebanyak 1 (Satu) buah.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 6



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



II. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN II.1. Persiapan A. Pengumpulan data sekunder dan pendukung Data sekunder yang dibutuhkan ada 2 jenis yaitu data sekunder yang bersifat umum (general) dan khusus. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai instansi terkait baik di pusat maupun daerah, antara lain LAPAN (Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional), BIG (Badan Informasi Geospasial, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), BBWS PJ (Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang),Dinas PSDA Sulawesi Selatan (Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Selatan), BPS (Badan Pusat Statistik), BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah),PPSP (Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman), UNM (Universitas Negeri Makassar), UNHAS (Universitas Hasanuddin), Universitas Gajah Mada (UGM), STIMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) Makassar dan instasnsi serta lembaga terkait lainnya yang mendukung. B. Tinjauan Lapangan Tinjauan lapangan merupakan survey lapangan pendahuluan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi empiris secara langsung oleh tim ahli untuk membuat perencanaan yang spesifik dan terarah yang akan dilakukan pada saat kegiatan survey dan pengukuran. C. Koordinasi dengan instansi terkait Koordinasi dengan instansi terkait dalam pekerjaan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan yang lebih spesifik dalam upaya mencapai produk yang lebih maksimal dan



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 7



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



bermanfaat juga mendapatkan izin dari pemerintah setempat (lurah/kepala desa dan camat) yang wilayahnya termasuk dalam lokasi pengambilan data primer. D. Penyusunan rencana kerja Agar tujuan pekerjaan dapat di capai baik mutu maupun waktu sesuai sasaran yang di harapkan maka telah di susun rencana kerja yang meliputi jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal penugasan personil dan jadwal pemakaian peralatan. Penyusunan rencana kerja akan dituangkan dalam Laporan setelah dapat diketahui baik dari hasil analisa dan evaluasi hasil studi terdahulu yang di komparasi dengan kondisi existing hasil tinjauan lapangan, terutama menyangkut kepastian lokasi yang akan dilakukan survei dan investigasi. Hal ini terutama menyangkut kegiatan lapangan yang perlu dilakukan sesuai dengan kondisi exsisting. E. Penentuan lokasi titik sampling Pengukuran sungai utamanya ditujukan untuk mengukur besarnya debit air sungai. Debit air adalah besarnya volume air yang mengalir melalui penampang sungai per satuan waktu. Pengukuran debit air tidak dilakukan di sembarang tempat dan sembarang kondisi sungai. Pengukuran debit air agar hasilnya teliti dan valid , maka harus mengikuti persyaratan-persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh masing-masing model atau formula debit. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran debit adalah: 1) Pemilihan tempat pengukuran (gaunging site) Dalam pengukuran debit air biasanya dilakukan pengukuran tinggi muka air (stage elevation) dan parameter penampang sungai lainnya. Untuk melaksankan pengukuran tersebut, penampatan stasiun pengukuran(hydrometer station)harus memperhatikan 4 hal, yaitu: a. Tempat pengukuran harus mudah dicapai pengamatan.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 8



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



b. Kondisi tempat harus sesuai dengan alat yang digunakan . c. Kedudkan tempat harus stabil. d. Kondisi alat harus standar dan stabil. 2) Pemilihan lokasi pengukuran tinggi muka air Dalam pemilihan lokasi pengukuran tinggi muka air, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu lokasi pengukuran hendaknya: a. Tidak terlalu dekat dengan percabangan sungai, untuk menghindari efek backwater. b. Berada di hulu dan hilir dari bangunan hidrologi, seperti bendungan/dam dan ambng (weir) c. Mudah dicapai, misalnya dekat jembatan dan sebagainya. d. Berada pada bagian sungai yang lurus agar diperoleh ketelitian yang tinggi. e. Berada pada dasar sungai yang stabil F. Konsultasi lanjutan Konsultasi lanjutan pada tahapan ini bertujuan untuk Penyedia Jasa memberikan informasi tentang tahapan persiapan yang telah selesai dilakukan kepada Pengguna Jasa dalam bentuk draft laporan pendahuluan untuk menerima saran dan masukan terkait persiapan memasuki tahap pengumpulan data lapangan. G. Penyusunan laporan pendahuluan Dalam Laporan Pendahuluan akan dijabarkan mengenai (1) pendahuluan yang merupakan gambaran umum pekerjaan; (2) berbagai hal substansial yang merupakan pemahaman konsultan terhadap substansi pekerjaan, termasuk pemahaman dantanggapan terhadap KAK, serta pendalaman substansial (hipotesa awal); (3)pendekatan dan metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan; (4)berbagai hal yang bersifat teknis



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 9



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



administratif, seperti rencana kerja, jadual pelaksanaan pekerjaan, penjabaran tenaga ahli dan personil, serta sistematika pelaporan serta (5) rencana survei yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya. Melalui Laporan Pendahuluan ini, maka diharapkan Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa dapat melakukan diskusi dan memperoleh kesepakatan bersama perkembangan pelaksanaan pekerjaan pada tahap awal ini, termasuk pemahaman terhadap substansi pekerjaan, efisiensi dan efektifitas pendekatan dan metodologi yangdigunakan, komposisi tenaga ahli, serta kesiapan teknis lainnya. Dari diskusi dan kesepakatan yang diperoleh, selanjutnya diharapkan proses kajian substansial dapat dilaksanakan secara lebih terarah sesuai dengan sasaran yang diharapkan.



II.2. Pengumpulan Data Lapangan A. Pengukuran debit Dabit aliran adalah laju aliran (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt). Debit aliran (Q) diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran (A) percepatan aliran (V), Q= AV. Kedua parameter tersebut dapat diukur pada suatu tampang lintang (stasiun) di sungai. Luas tampang aliran diperoleh dengan mengukur elevasi permukaan air dan dasar sungai. Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan alat ukur kecepatan current meter , pelampung, atau peralatan lain. Rumus : Q = V .A Dimana : Q = debit (m3/dtk) V = Kecepatan Aliran (m/detik) A = Luas Penampang Basah (m2) LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 10



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



Rumus untuk Metode Mid Section, yaitu:



Untuk menentukan menggunakan current meter V = n.a + b Dimana : V = kecepatan Aliran n = Jumlah Putaran per detik a dan b = konstanta yang diperoleh dari kaibrasi alat Untuk pengukuran kecepatan dan kecepatan rata-rata dapat dilihat pada tabel di bawah ini :



Tabel 2.1. Pengukuran kecepatan rata-rata Metode pengukuran 2 titik dan 3 titik, yaitu:



Sedangkan pengukuran kecepatan untuk pelampung,



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 11



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



Rumus : V = L/T Dimana : V L T α



= Kecepatan aliran (m/detik) = Jarak tempuh (m) = Waktu Tempuh (detik) = Faktor koreksi (0.70 – 0.90)



Pengukuran kecepatan aliran sungai dilakukan pada bagian aliran (di sungai) yang tidak terpengaruh pasang surut, kegiatan pengukuran dilakukan di 3 titik yang ditempatkan di hulu sungai, hilir sungai dan sungai cabang dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Jika kedalaman air > 0,50 m, di pakai alat Current Meter. Untuk kedalaman aliran > 1,50 m, pengukuran kecepatan dilakukan pada kedalaman 0,20, 0,60 dan 0,80 dari kedalaman aliran untuk masing-masing lokasi (bagian tengah dan pinggir aliran). Untuk kedalaman aliran antara 0,50 – 1,50 m, pengukuran kecepatan dilakukan pada kedalaman 0,50 m dari kedalaman aliran pada bagian tengah aliran. 2) Jika kedalaman aliran < 0,50 m, di pakai alat metode pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan pelampung. 3) Interval pias pengukuran terhadap lebar permukaan sungai adalah : B < 50 m, jumlah 3 pias. B = 50-100 m, jumlah 4 pias. B = 100 – 200 m, jumlah 5 pias. B = 200 – 400 m, jumlah 6 pias. 4) Kedalaman pengukuran (D) dan perhitungan kecepatan rata - rata (Vm) : D < 0.60 m, satu titik pengukuran, Vm = V0.6 D = 0.60 – 1.50 m, dua titik pengukuran, Vm = ½ (V0.2 + V0.8) D > 1.50 m, tiga titik pengukuran, Vm = ¼ (V0.2 +2V0.6 + V0.8) LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 12



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



5) Pengukuran penampang sungai di titik pengukuran debit. 6) Pengikatan muka air sungai dan bak ukur muka air (peil schaal) dengan patok topografi untuk mendapatkan kesatuan sistim elevasi tanah dengan muka air. 7) Pengamatan muka air sungai khususnya di hilir sungai (titik pengukuran debit) tiap 1 jam selama 24 jam saat pasang tinggi (spring tide) dan pasang rendah (neap tide) berdasarkan data HIDRAL (Hidro Oceanografi AL) di pelabuhan terdekat. B. Survey wawancara Wawancara di lapangan dilakukan dengan cara tidak terstruktur terhadap masyarakat yang memanfaatkan air sungai dan alur sungai, agar lebih dapat secara bebas menggali pemahaman masyarakat terhadap pemanfaatan dan pemeliharaan alur sungai. Wawancara mendalam yang dilakukan terhadap tokoh masyarakat setempat, yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Hasil wawancara direkam dan dicatat kemudian diolah dengan cara kualitatif selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang pemanfaatan dan pemeliharaan alur sungai di daerah penelitian. C. Survey Groundcheck Survey groundcheck menggunakan teknik pemotretan udara atau dikenal juga sebagai Aerial Mapping / Aerial Survey merupakan sebuah aktivitas survey dengan tujuan menghasilkan peta suatu kawasan atau wilayah menggunakan wahana Drone (UAV). Dalam melakukan penerbangan survey, Drone terbang rendah sekitar 100 hingga 500 meter sehingga dapat menghasilkan peta resolusi tinggi dengan tingkat ketelitian hingga 10 cm per pixel untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi lingkungan sungai. D. Analisa kondisi dan dimensi Analisa hidrolika dilakukan untuk menganalisa type, dimensi dan posisi saluran sehubungan dengan pengaliran sejumlah volume air tertentu dalam waktu tertentu.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 13



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



E. Analisa fungsi sosial dan ekonomi 1) Kependudukan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keadaan penduduk yang menempati sekitar lokasi jaringan sungai. Masalah kependudukan yang ditelaah adalah jumlah dan perkembangan



penduduk,



mata



pencaharian, sanitasi,



dan



lain-lain.



Data



kependudukan ini berguna dalam mempertimbangkan kondisi dan kualitas jaringan sungai. 2) Penggunaan Lahan Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keadaan lahan yang telah digunakan di lokasi pekerjaan. Lahan dalam suatu pemukiman biasanya terbagi menjadi dalam 3 bagian, yaitu lahan usaha, lahan pekarangan dan lahan untuk fasilitas sosial. Produksi pertanian di lokasi pekerjaan pun perlu diketahui. 3) Sarana dan prasarana social Prasarana sosial yang paling penting dalam suatu kawasan pemukiman adalah adanya prasarana jalan untuk menuju ke lokasi. Dengan adanya jalan tersebut arus komunikasi barang/hasil pertanian dapat berjalan lancar. F. Analisa dan interpretasi foto udara Dari proses survey akan menghasilkan peta Fotogrametri (Photogrammetry) yang dapat diolah untuk menghasilkan Peta Orthophoto Mosaic, Peta Garis / Peta Topografi yang detail dengan skala yang diinginkan. Hasil peta dengan menggunakan drone kemudian di analisis untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi biofisik lingkungan disekitar titik pengamatan dan pengukuran sungai.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 14



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



G. Konsultasi lanjutan Konsultasi lanjutan pada tahapan ini bertujuan untuk Penyedia Jasa memberikan informasi tentang tahapan pengumpulan data lapangan yang telah selesai dilakukan kepada Pengguna Jasa dalam bentuk draft laporan antara untuk menerima saran dan masukan terkait persiapan memasuki tahap pengolahan data. H. Penyusunan laporan fakta dan analisa Dalam Laporan Antara akan dijabarkan mengenai (1) pendahuluan yang merupakan gambaran umum pekerjaan; (2) Gambaran umum lokasi pekerjaan; (3)Metodologi pelaksanaan survei dan pengukuran yang telah dilakukan; (4)hasil survei lapangan; (5) rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahap selanjutnya. Melalui Laporan fakta dan analisa ini, maka diharapkan Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa dapat melakukan diskusi dan memperoleh kesepakatan bersama perkembangan pelaksanaan pekerjaan pada tahap kedua ini. Dari diskusi dan kesepakatan yang diperoleh, selanjutnya diharapkan proses pengolahan data dan pengembangan sistem dapat dilaksanakan secara lebih terarah sesuai dengan sasaran yang diharapkan.



II.3. Pengolahan Data A. Pengolahan data grafis dan atribut Hasil kerja lapangan kemudian dikelola dengan menggunakan software SIG (Sistem Informasi Geografi). Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi jaringan sungai dan lingkungannya yang umumnya berbentuk



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 15



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. B. Analisis Data Vektor Adapun kegiatan yang termasuk dalam kelompok alat analisis data vector antara lain adalah, melakukan; 1) Buffer, adalah proses pembuatan zona dengan luasan tertentu disekeliling data masukan, sesuai dengan penentuan jarak oleh operator. 2) Clip, pemotongan bagian tertentu dari suatu layer peta dengan menggunakan peta lain sebagai bidang pemotong. 3) Overlay (Intersect & Union), proses pentumpangsusunan dua layer peta atau lebih yang menghasilkan data baru yang mengintegrasikan informasi dari kedua layer penyusunnya. 4) Dissolve, proses penyatuan berbagai kenampakan dari sebuah data menjadi satu berdasarkan atribut tertentu. 5) Query, proses pemilihan dan pencarian kenampakan tertentu dari satu atau lebih data spasial. C. Analisis Data Raster 1) Analisis Kemiringan Lereng; Peta kemiringan lereng dapat diturunkan secara otomatis dari data raster ketinggian permukaan bumi atau lebih dikenal dengan nama DEM (digital elevation model). Kemiringan lereng dihitung dari perbedaan nilai ketinggian antara satu piksel dengan piksel—piksel tetangganya yang kemudian gradient kemiringannya dihitung menggunakan prinsip pitagoras dan trigonometri. 2) Analisis Arah Lereng; Aspek lereng atau arah hadap lereng merupakan salah satu dari peta turunan yang bisa dihasilkan dari DEM. Peta arah lereng banyak digunakan dalam



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 16



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



pemodelan erosi, iluminasi matahari, koreksi citra satelit, perencanaan infrastruktur, dan lain—lain. Aspek dikalkulasi dengan cara memfilter DEM dari arah horizontal dan vertical dan kemudian hasilnya dikombinasikan dan dikonversi menjadi sudut azimuth. 3) Analisis Hillshade; mensimulasikan bagaimana sinar matahari datang ke permukaan bumi sehingga terdapat area yang terang (terkena sinar matahari) dan gelap (daerah bayangan/membelakangi matahari). Dari variasi gelap terang ini bentuk topografi medan muncul, Hillshade banyak dipakai sebagai background peta topografi dan peta tematik lain untuk memberikan informasi kesan topografi dan permukaan medan. Dari peta hillshade dapat diketahui mana daerah yang topografinya datar, landai, berombak, berbukit sampai bergunung. 4) Interpolasi Spasial; memprediksi nilai suatu fenomena dalam suatu area yang tidak diketahui nilainya dengan mendasarkan pada prediksi berdasarkan nilai - nilai yang diketahui dari area lain dalam wilayah yang bersangkutan. Jenis–jenis fenomena yang biasanya dipetakan dengan cara interpolasi antara lain elevasi, kelembaban udara, suhu udara, konsentrasi senyawa tertentu dalam udara, sebaran batuan dan mineral, dan lain - lain. 5) Pembuatan Kontur dari data DEM; data kontur dapat diturunkan secara otomatis dari DEM, yang perlu ditentukan secara manual hanyalah interval kontur yang ingin dihasilkan. Ekstraksi kontur juga merupakan salah satu contoh operasi konversi raster ke vector, dimana dalam hal ini data raster berupa DEM dikonversi menjadi data vector kontur.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 17



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



D. Simbolisasi Peta Fungsi simbol pada peta adalah untuk mengganti atau mewakili objek yang digambarkan pada peta. Dalam penggambaran peta, penempatan simbol ini diusahakan benar lokasinya. Simbol peta yang baik adalah yang mudah dikenal dan mudah digambar. Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya. Dalam penggambarannya simbol ditempatkan



sesuai



pada



lokasi



kenampakan



pada



peta



utama



dan



penjelasan/keterangannya ditempatkan pada legenda. E. Simbolisasi Titik, Garis, dan Area Simbol peta dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan sifatnya. Simbol menurut bentuknya terdiri dari simbol: titik, garis dan luasan/area. Sendangkan menurut sifatnya, ada simbol kualitatif, dan ada yang kuantatif. Pemilihan bentuk dan sifat simbol yang dipilih tergantung pada jenis data yang akan digambarkan pada peta. Data statistik umumnya digambar dengan simbol kuantatif (seperti pada peta–peta statistik). F. Menampilkan Label dan Anotasi Tahap anotasi adlah tahap dilakukannya pemberian nama terhadap berbagai objek yang ada pada peta, dan tahap pemberian label adalah pemberian identitas dari ketampakan yang ada pada peta. Identitas ini berguan untuk membuat hubungan antara data grafis dan nongrafisnya. G. Kombinasi data CAD, dll tidak semua data diakses melalui DBMS yang merupakan data ber-georeference, karena data-data tersebut telah sesuai dengan modelnya sehingga diperlukan pemodelan data terintegrasi dimana SIG yenag bertindak sebagai query processor. Computer Aided Design (CAD) adalah saran dalam olah rekayasa gambar-gambar teknik dijital berbasi vektor.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 18



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



Gambar teknik yang terdiri dari garis-garis yang mempunyai ukuran dan arah tertentu. Salah satu perangkat yang kita kenal adalah AutoCAD, yang merupakan suatu program grafik yang cukup andal dalam penanganan gambar-gambar teknik dijital berbasis vektor. Penggabungan antara kedua jenis data CAD yang non georeference dan data GIS kemudian dilakukan melalui model basis data hybrid. II.4. Penyajian Hasil A. Layout dan Ekspor data Pembuatan layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-informasi penting. B. Pengesahan dan Legitimasi Peta dan Data Pendukung Pemberi legitimasi adalah semua pihak yang memegang fungsi pengambilan keputusan atas segala sesuatu yang berkaitan dengan segala macam aspek yang tersaji dalam peta. Pemberian legitimasi ditandai dengan pengesahan peta yang telah di periksa keakuratannya secara teknikal dan non teknikal baik dari pemberi jasa maupun penerima jasa. Dalam pembuatan lay out peta diberikan ruang untuk sebuah peta disahkan sekaligus sebagai hak copyright.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 19



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



C. Penyusunan Album Peta-peta yang dicetak pada ukurang kertas A4 dan A3 digunakan sebagai pendamping laporan kemudian disusun menjadi album peta dalam sebuah materi dokumen yang terpisah. Album peta ukuran dibuat dalam ukuran kertas A3 dengan desain yang kompak. Sedangkan ukuran yang lebih besar seperti A0, A1 dan A2 biasa digunakan untuk peta dinding, untuk survei detil atau dokumen standar yang rinci menggambarkan informasi dsb. D. Penyusunan Laporan Tujuan penyusunan laporan adalah untuk membantu dalam menjaga ketepatan arah dan jadwal pelaksanaan proyek, disamping membantu juga dalam mengkaji efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Dalam pekerjaan ini setidaknya ada empat dokumen laporan yang akan dibuat oleh konsultan selama tahap pelaksanaan, yaitu Laporan Pendahuluan (Inception Report), Laporan Fakta dan Analisa, Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report), dan Laporan Akhir.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 20



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



III. RENCANA KERJA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN III.1. Alur Kerja Dari hasil pemahaman Konsultan terhadap lingkup pekerjaan yang tertuang di dalam KAK di dukung oleh pengalaman perusahaan, maka di susun metodologi menyeluruh dalam menyelesaikan pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai penyerahan produk akhir berupa Basis data sungai dan Sistem Informasi pedukungnya berbasis SIG disertai laporan. Untuk memudahkan dalam memahami metodologi tersebut, maka Konsultan membuat urutan dan keterkaitan antara masing-masing kegiatan dalam bentuk diagram alir di bawah ini. Untuk menjamin dan terarahnya kegiatan perencanaan maka perlu adanya suatu panduan yang menggambarkan tahapan-tahapan kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Panduan atas tahapan-tahapan kegiatan ini digambarkan dalam suatu diagram alir yang digambarkan dibawah ini, yang mana setiap langkah (dalam diagram alir ditunjukan dalam bentuk panah) mempunyai sasaran berupa produk atau awal dari kegiatan berikutnya. Tahapan kegiatan disusun dengan 5 (lima) tahapan utama dengan kegiatan pendukungnya masing-masing, yaitu; 1) Persiapan, yang terdiri dari pengumpulan data sekunder dan pendukung, tinjauan Lapangan, koordinasi dengan instansi terkait, penyusunan rencana kerja dan laporan pendahuluan, penentuan lokasi titik sampling, konsultasi lanjutan, penyusunan laporan pendahuluan, dan penyerahan Laporan Pendahuluan.Tahapan kegiatan persiapan dilakukan dengan sasaran tersusunnya Laporan Pendahuluan berisi rencana kerja penelitian lapangan dan pemilihan lokasi yang akan disurvei pendahuluan dan orientasi/tinjauan lapangan serta berisi rencana kerja, metode dan volume pelaksanaan



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 21



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



yang akurat berdasarkan kondisi lapangan untuk masing-masing kegiatan survei. Untuk menyusun lokasi pasti dari lokasi survei dan rencana kerja yang lebih akurat, Konsultan terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. 2) Pengumpulan data lapangan, yang terdiri dari pengukuran debit, survey wawancara, survey groundcheck, analisa kondisi dan dimensi, analisa fungsi sosial dan ekonomi, analisa dan interpretasi foto udara, konsultasi lanjutan, penyusunan laporan antara, penyerahan laporan antara. 3) Pengolahan data, yang terdiri dari pengolahan data grafis dan atribut. 4) Pengembangan sistem, yang terdiri dari pendefinisian topologi, analisis kebutuhan prototipe, desain sistem, desain database, desain prototipe, penulisan Script, pengujian Blackbox, konsultasi lanjutan, penyusunan draft laporan akhir, penyerahan draft laporan akhir. 5) Penyajian hasil, yang terdiri dari desain interface, konsultasi lanjutan, penyusunan laporan akhir, penyerahan laporan akhir. Hubungan dan urutan kegiatan serta produk yang diharapkan akan dapat dihasilkan digambarkan (gambar III.1) pada bagan alir dibawah ini dari tahap awal pengerjaan hingga berakhirnya pekerjaan.



III.2. Jadwal Kerja Waktu pelaksanaan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan suatu proyek, oleh karena itu perlu adanya perencanaan waktu yang matang agar proyek dapat berjalan efektif dan ekonomis. Untuk pencapaian tujuan tersebut maka diperlukan suatu penjadwalan kerja atau time schedule. Pada proyek Penyusunan Basis Data Sungai Kota Palopo disusun time schedule pekerjaan dengan jangka waktu 7 (tujuh) bulan sebagaimana tersaji pada tabel III.1.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 22



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



Gambar III.1 Bagan Alir Pekerjaan LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 23



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



MEI NO.



JUNI



JULI



AGUSTUS



SEPTEMBER



URAIAN 1



I 1 2 3 4 5 6 7 8 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 III 1 2 IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V 1 2 3 4



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



4



1



2



3



OKTOBER 4



1



2



3



NOVEMBER 4



1



2



3



DESEMBER 4



1



2



3



KETERANGAN 4



Persiapan Pengumpulan data sekunder dan pendukung Tinjauan Lapangan Koordinasi dengan instansi terkait Penyusunan rencana kerja dan laporan pendahuluan Penentuan lokasi titik sampling Konsultasi lanjutan Penyusunan laporan pendahuluan Penyerahan Laporan Pendahuluan Pengumpulan Data Lapangan Pengukuran debit Survey wawancara Survey Groundcheck Analisa kondisi dan dimensi Analisa fungsi sosial dan ekonomi Analisa dan interpretasi foto udara Konsultasi lanjutan Penyusunan laporan fakta dan analisa Penyerahan laporan fakta dan analisa Pengolahan Data Pengolahan data grafis dan atribut Analisis Data Vektor Pengembangan Data Analisis Data Raster Konversi Raster ke Vektor Kombinasi Raster dan Vektor Simbolisasi Peta Simbolisasi Titik, Garis, dan Area Menampilkan Label dan Anotasi Kombinasi data CAD, dll Konsultasi lanjutan Penyusunan draft laporan akhir Penyerahan draft laporan akhir Penyajian Hasil Layout dan Ekspor data Pengesahan dan Legitimasi Penyusunan Album dan laporan akhir Penyerahan laporan akhir



Tabel III.1. Time Schedule Penyusunan Basis Data Sungai Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 24



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



III.3. Organisasi Kerja Di dalam melaksanakan pekerjaan ini Tim Konsultan terdiri dari individu-individu yang memiliki keahlian spsifik dan terorganisir serta bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan dan hasil pekerjaan, dengan kualifikasi sebagai berikut: E. Ketua Tim Berpendidikan Sarjana S1 Teknik Pengairan/Sipil Hidro atau Teknik Sungai, lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Berpen galaman dalam pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi bidang sumber daya air sekurang -kurangnya selama 7 (tujuh) tahun, dan pernah menjabat sebagai Team Leader/Ketua Tim. Memiliki kemampuan manajerial dan kemampuan teknis yang baik, sehingga mampu memimpin/ mengorganisir pelaksanaan pekerjaan dan dapat bekerjasama dengan pihak-pihak lain, serta dapat memecahkan permasalahan yang timbul . F. Ahli Sungai/Bangunan Air Berpendidikan minimal Sarjana S1 Teknik Sipil/Teknik Pengairan lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri, atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Berpengalaman dalam pekerjaan yang berhubungan dengan sungai dan prasarana sungai serta bangun an air minimal 5 (lima) tahun. Mampu bekerja dalam tim. Memiliki sertifikasi dalam bidang Sumber Daya Air. G. Ahli Hidrologi Berpendidikan minimal Lulusan S1 Teknik Sipil/Pengairan dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang perenca naan hidrologi/hidrolika. Personil yang diusulkan harus



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 25



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



mempunyai kemampuan untuk menyiapkan analisa hidrologi/hidrolika sesuai dengan kriteria. . Mampu bekerja dalam tim. Memiliki sertifikasi dalam bidang Sumber Daya Air H. Pemetaan Lulusan S1 Geodesi/ Geologi/ Geografi dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun untuk dalam bidangnya. Memiliki pengalaman khususnya dalam bidang pemetaan. I.



Ahli Gis Berpendidikan



minimal



Sarjana



S1



Geodesi/



Geologi/



Geografi,



lulusan



universitas/perguruan tinggi negeri, atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Berpengalaman dalam pekerjaan yang berhubungan dengan teknik sipil/ pengairan minimal 5 (lima) tahun. Mampu bekerja dalam tim. J.



Tenaga Pendukung dan Tenaga Lapangan Selain tenaga ahli di dalam pelaksanaan pekerjaan ini juga diperlukan tenaga penunjang (supporting staff) sebagai operator computer sebanyak 1 orang dan tenaga lapangan sebanyak 9 orang.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 26



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



IV.KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN



Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh konsultan hingga saat laporan pendahuluan ini diturunkan adalah jenis pekerjaan yang menunjang kelancaran kegiatan proyek diantaranya administrasi yang baik antara pemberi kerja dengan konsultan. Pekerjaan di mulai segera setelah Konsultan menerima surat perintah mulai kerja (SPMK) dengan beberapa kegiatan yang telah dilakukan, antara lain :



IV.1. Administrasi Proyek Mempersiapkan administrasi proyek meliputi buku kontrak, surat perintah mulai kerja (SPMK) dan penyiapan administrasi lain yang terkait dengan persiapan kerja lapangan seperti penyampaian/permohonan izin kepada kecamatan dan desa/keluran yang menjadi lokasi tempat pengukuran dan survey lapangan.



IV.2. Persiapan Personil Dengan dimulainya kegiatan proyek maka konsultan telah mempersiapkan personil tenaga ahli yang tercantum di dalam proposal teknis. Setiap tenaga ahli akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk kegiatan survey meliputi form survey maupun daftar (check list) kebutuhan data sekunder yang diperlukan. Selain tenaga ahli, konsultan juga telah mempersiapkan tenaga petugas lapangan yang terampil dan berpengalaman dalam melakukan kegiatan sejenis.



IV.3. Persiapan Peralatan Pada tahap awal dimulainya pekerjaan, konsultan telah mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk mendukung operasional proyek. Khususnya untuk tenaga ahli yang LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 27



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



melakukan survey akan mempersiapkan peralatannya yang sudah dikalibrasi untuk memberikan jaminan hasil pengukuran lapangan yang akurat.



IV.4. Penyusunan rencana kerja terinci Rencana kerja terinci terkait dengan manajemen perencanaan pengerjaan proyek berupa schedule kerja, rencana kerja mempersiapkan program basis data spasial sungai, rencana kerja lapangan dan pemilihan lokasi yang akan disurvei pendahuluan dan orientasi/tinjauan lapangan serta berisi rencana kerja, metode dan volume pelaksanaan yang akurat berdasarkan kondisi lapangan untuk masing-masing kegiatan survei. Untuk menyusun lokasi pasti dari lokasi survei dan rencana kerja yang lebih akurat, Konsultan terlebih dahulu akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.



IV.5. Pengumpulan data sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dengan mencari informasi secara ilmiah pada instansi ataupun lembaga-lembaga yang terkait dalam pengkajian Sungai. Biasanya merupakan arsip-arsip lama maupun data-data kondisi terbaru. Adapun kebutuhan data yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini tersaji pada tabel II.2. berikut;



No 01. 02.



03.



04. 05. 06.



Uraian Peta DAS dan Aliran Sungai Peta Rupa Bumi Indonesia Sheet 2113 – 11 (Palopo) dan Sheet 2112 – 43 (Beringinjaya) Citra Satelit; - Citra Satelit ASTER-GDEM - Citra Satelit Alos - Citra Satelit Landsat Curah hujan Stasiun curah hujan Ekonomi, Sosial, dan



Spasial Spasial



Sifat Data



Sumber Dinas PSDA BIG



Spasial



LAPAN



Kuantitatif Spasial Kuantitatif



BMKG BMKG BPS



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 28



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



07. 08. 09. 10.



11. 12.



Kependudukan Environtment Health Risk Assessment Tata Guna Lahan RTRW Jurnal-jurnal dan hasil penelitian ilmiah



HIDRAL (Hidro Oceanografi AL) Bangunan Sungai



Kuantitatif, Kualitatif, dan Spasial



PPSP



Spasial Kuantitatif dan Kualitatif Referensi



Dinas PSDA Bappeda UNM, UNHAS, STIMIK Dipanegara, dan UGM Pelabuhan Dinas PSDA Provinsi, BBWS, PU Kota, dan dinas terkait lainnya



Kuantitatif Gambar, Kuantitatif dan kualitatif



Tabel IV.1. Kebutuhan Data Sekunder



IV.6. Studi pendahuluan Pada tahap ini telah dilakukan studi awal atas kondisi wilayah kajian pada dan penulurusan studi yang telah ada terutama menyangkut segi jaringan sungai, morfologi sungai, tata guna lahan, bangunan sungai existing serta usulan-usulan pada studi yang telah ada. Demikian juga halnya dengan peta-peta yang diperlukan seperti peta topografi terbesar yang ada dan terbaru serta referensi-referensi sebagai acuan dalam pengukuran situasi sungai pada ruasruas yang telah ditentukan.



IV.7. Analisis data dan evaluasi studi terdahulu Kajian terhadap studi-studi terdahulu dimaksudkan untuk didapatkan kesinambungan program sehingga nampak jelas adanya penajaman atau konsep detail dari usaha penysusunan basis data sungai yang telah ditentukan.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 29



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



V. RENCANA KERJA SELANJUTNYA



V.1. Pemeriksaan dan kalibrasi Peralatan Peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari dua kelompok yaitu survei pengukuran sungai dan program basis data. Untuk semua jenis peralatan yang telah dikumpulkan dan di inventarisasi kemudian di periksa secara teknikal untuk memastikan tidak ada kerusakan yang akan menghambat proses pengambilan data dan di kalibrasi untuk memastikan tingkat keakuratan maksimal dan tingkat margin error seminimal mungkin. Adapun peralatan tersebut antara lain. A. Survei dan pengukuran sungai; 1) Receiver GPS 2) Drone photogrammetric atau UAV 3) Flow probe atau Current meter 4) Laser Distance Meter 5) PC atau Laptop 6) Kompas Bidik 7) Roll Meter 8) Tali 9) Pelampung 10) Stopwatch 11) Bak Ukur 12) Alat Tulis B. Manajemen basis data 1) Quantum GIS 1.8.0 sebagai Pengolah Peta dan data spasial LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 30



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



2) Global Mapper 13 sebagai pengolah data kontur dan DEM 3) MS4W 3.0.6 4) pmapper-4.3.1 5) PHP 5.4.0 Sebagai bahasa pemrograman 6) PostgreSQL 9.0 dan Postgis sebagai database 7) Google Chrome 8) Dreamweaver CS3 9) Adobe Photoshop CS sebagai image editor 10) CorelDRAW X7 editor grafik vector non georeferenced



V.2. Survei dan Pengukuran Lapangan A. Pengukuran dengan merawas Pengukuran debit dengan cara merawas adalah petugas pengukur langsung masuk ke dalam badan air. Petugas pengukur minimal terdiri dari 2 orang, 1 orang petugas mengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran. Dalam pelaksanaannya hal-hal yang akan diperhatikan adalah sebagai berikut: 



dilakukan pada lokasi sebatas pengukur mampu merawas,







posisi berdiri pengukur harus berada di hilir alat ukur arus dan tidak boleh menyebabkan berubahnya garis aliran pada jalur vertikal yang diukur,







meletakkan tongkat penduga tegak lurus pada jarak antara 2,5 – 7,5 cm di hilir pita ukur/tali yang telah dibentangkan,







menghindari berdiri dalam air apabila akan mengakibatkan penyempitan penampang melintang, dan



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 31



PT. MULYA SAKTI WIJAYA







apabila posisi current meter (arah aliran) tidak tegak lurus terhadap penampang melintang sungai, maka besarnya sudut penyimpangan perlu dicatat untuk menghitung koreksi kecepatan di vertikalnya.



Gambar V.1. Ilustrasi pengukuran dengan merawas B. Pengukuran dengan perahu Pengukuran sungai menggunakan perahu adalah petugas pengukur menggunakan sarana perahu sebagai alat bantu pengukuran. Petugas pengukur minimal terdiri dari 3 orang, 1 orang petugas memegang dan menggeser perahu, 1 orang petugas mengoperasikan peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran. Petugas pelaksanaan pengukuran dengan menggunakan perahu akan memperhatikan halhal sebagai berikut : 



dilakukan apabila tidak memungkinkan pengukuran dengan cara merawas,







alat ukur arus dilengkapi dengan alat penggulung kabel (sounding reel) dan pemberat yang disesuaikan dengan kondisi aliran (kedalaman dan kecepatan),







posisi alat ukur harus berada di depan perahu, LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 32



PT. MULYA SAKTI WIJAYA







kabel yang digunakan untuk mengukur lebar sungai (tagline) harus terpisah dari kabel yang digunakan untuk menggantungkan perahu,







apabila lebar sungai lebih dari 100 m, atau sungai digunakan untuk transportasi air maka kabel penggantung perahu tidak dapat digunakan. Pengaturan posisi perahu diatur dengan menggunakan sextant meter agar lintasan pengukuran tetap berada pada satu jalur sehingga lebar sungai sesuai dengan lebar sungai sesungguhnya. Metode ini disebut metode sudut (angular method). Selain metode ini dapat juga digunakan metode perahu bergerak.



Gambar V.2. Ilustrasi pengukuran dengan perahu C. Pengukuran dengan pelampung Pengukuran debit menggunakan alat pelampung pada prinsipnya sama dengan metode konvensional, hanya saja kecepatan aliran diukur dengan menggunakan pelampung. Metode pengukuran debit dengan menggunakan pelampung biasa digunakan pada saat banjir dimana pengukuran dengan cara konvensional tidak mungkin dilaksanakan karena faktor peralatan dan keselamatan tim pengukur. Pengukuran debit dengan pelampung perlu memperhatikan syarat-syarat lokasi sebagai berikut : 



Syarat lokasi pengukuran seperti pada metode konvensional







Kondisi aliran sedang banjir dan tidak melimpah LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 33



PT. MULYA SAKTI WIJAYA







Geometri alur dan badan sungai stabil







Jarak antara penampang hulu dan hilir minimal 3 kali lebar sungai pada kondisi banjir



Pengukuran penampang basah dapat dilakukan pada saat sungai tidak sedang banjir yaitu sesudah atau sebelum banjir. Pengukuran paling sedikit 2 penampang melintang yaitu di hulu dan di hilir yang merupakan titik awal dan titik akhir lintasan penampang. Luas penampang basah sungai didapat dengan cara merata-rata luas kedua penampang basah yang telah diukur.



Gambar V.3. Ilustrasi pengukuran dengan metode pelampung



D. Fotogrametri Kamera Udara menggunakan Drone atau UAV berupa Multirotor dan Fixed-wing. Dimana masing-masing memiliki kegunaan dan kelebihan tersendiri. Tiap Drone kami dilengkapi



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 34



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



oleh sistem navigasi autopilot dan GPS, sehingga dapat menjalankan penerbangan survey yang terprogram yang menghasilkan peta berkualitas tinggi.



Gambar V.4. Ilustrasi pengukuran dengan menggunakan foto udara



Kamera Udara terdiri diterbangkan oleh pilot yang handal dalam merencanakan dan menerbangkan Drone untuk survey pemetaan dan tenaga kerja pengolahan data yang handal, memungkinkan kami untuk memberikan anda pemetaan udara yang terbaik. Dalam merencanakan dan menerbangkan Drone untuk survey pemetaan, operator melakukan pemrograman flight plan sehingga autopilot Drone menerbangkan pesawat secara otomatis dengan tingkat kepresisian tinggi. Untuk meningkatkan keakurasian peta dari Kamera Udara maka surveyor darat untuk melakukan pembuatan GCP (Ground Control Point) dengan peralatan survey grade.



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 35



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



Gambar V.5. Pemrograman autopilot pada perencaan foto udara



E. Monitoring Bangunan Sungai Berbeda dengan bangunan sipil lainnya, bangunan sungai adalah sistem yang terintegrasi dalam satu kesatuan yang sinergi dalam wilayah Daerah ALiran Sungai (DAS) Pemeriksaan keberfungsian bangunan sungai dapat dilaksanakan satu-persatu atau kasus-perkasus namun dalam konteks sistem jaringan akan lebih tepat pemeriksaan/evaluasinya jika dilaksanakan untuk keseluruhan sistem. Untuk memudahkan pemeriksaan bangunan irigasi akan dilakukan dalam dua tahapan yaitu: 



pemeriksaan terhadap fungsi bangunan Secara sederhana pemeriksaan bangunan keairan secara fungsi dapat dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu sebagai berikut: a) Bangunan berfungsi dengan baik b) Bangunan masih dapat berfungsi dengan kendala c) Bangunan tidak dapat berfungsi dengan baik



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 36



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



d) Bangunan sama sekali tidak dapat berfungsi 



pemeriksaan terhadap struktur bangunan. Kondisi fisik bangunan keairan dapat berubah oleh karena berbagai sebab antara lain faktor internal misalkan karena keterbatasan kemampuan bangunan itu sendiri dan sebab dari luar misalkan erosi, cuaca, beban berlebihan, gaya external yang tak direncanakan. Kondisi diartikan sebagai gambaran utuh mengenai kondisi bangunan baik dilaksanakan secara visual maupun dideteksi di laboratorium bangunan. Sampai saat ini tidak ada pedoman yang baku mengenai tatacara penentuan kondisi fisik yang mengarah kepada kualitas bangunan, namun demikian pada pekerjaan ini akan merujuk pada hasil studi Monenco (1984) mmengenai acuan penilaian kondisi fisik bangunan sebagai berikut: No



Kondisi fisik



Penilaian kondisi fisik



1



Baik



86 – 100 %



2



Cukup



66 – 85,9 %



3



Rusak ringan



45 – 65,9 %



4



Rusak sedang



26 – 45,9 %



5



Rusak berat



0 – 25,9 %



Tabel V.1. Penilaian kondisi fisik bangunan F. Wawancara Di setiap desa/kelurahan, tim survey akan mengunjungi setidaknya minimal 2 (dua) rumah tangga panel. Pada rumah tangga panel, yang akan diwawancarai adalah kepala rumah tangga dan pasangan atau anggota rumah tangga dewasa (lebih dari 15 tahun) yang biasa mewakili rumah tangga dalam kegiatan di lingkungan rumah tangga tersebut tinggal.Selain rumah tangga panel, tim survey wawancara akan mengunjungi petani atau pekerja ladang yang ditemukan sedang beraktifitas disekitar sungai untuk langsung di wawancarai. Hampir seluruh pertanyaan di kuesioner rumah tangga adalah pertanyaan tertutup dan atau pertanyaan semi terbuka. Pertanyaan terbuka hanya digunakan di beberapa LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 37



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



pertanyaan untuk menanyakan nama (orang/kegiatan) atau jumlah. Pertanyaan semi terbuka di kuesioner rumah tangga adalah pertanyaan tertutup yang menyediakan pilihan lainnya, yang disediakan untuk jawaban yang belum tersedia pilihannya atau jika enumerator/pewawancara ragu dengan jawaban yang harus dipilih sesuai jawaban responden.



V.3. Lokasi survei pengukuran lapangan Setelah memperhatikan dan mempelajari Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai metode pengambilan sampel dan penentuan lokasi, maka ditentukan (sementara) lokasi pengukuran sebanyak 21 titik plot pengukuran, yang tersaji pada tabel V.2. Lokasi pengukuran. SNI yang menjadi dasar pertimbangan, antara lain; 



SNI 19-0140-1987 Cara pengukuran debit air







SNI 03-2414-1991 Sungai dan saluran terbuka, Metode pengukuran debit







SNI 06-2412-1991 Metode pengambilan contoh kualitas air







SNI 03-7016-2004 Tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air pada suatu daerah pengaliran sungai







No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14



SNI 0140:2007 Cara pengukuran debit air



ID Lokasi 737304100101 737304100102 737304000603 737304000604 737304000505 737304000306 737303100907 737304100908 737303000409 737304100908 737302200911 737302201012 737302100513 737301100514



Kecamatan WARA BARAT WARA BARAT TELLUWANUA TELLUWANUA TELLUWANUA TELLUWANUA BARA WARA BARAT WARA UTARA WARA BARAT MUNGKAJANG MUNGKAJANG WARA TIMUR SENDANA



Desa /Kelurahan Battang Battang SUMARAMBU Sumarambu Jaya Salu Battang To'bulung Lebang Salo Bulo Lebang Murante Latuppa Surutanga Mawa



Latitude (y) -2.95501 -2.94879 -2.90465 -2.90298 -2.88975 -2.9288 -2.93998 -2.98794 -2.98303 -3.00025 -3.0238 -3.02724 -2.99521 -3.02024



Longitude (x) 120.125 120.122 120.141 120.139 120.158 120.207 120.19 120.167 120.189 120.173 120.165 120.131 120.207 120.183



Nama Sungai Salu Tandung Salu Bambalu Salu Pangtengke Salu Pangalli Sallu Battang Salu Battang Salu Tombang Salu Tabara Salu Bulo Salu Boting Salu Latuppa Salu Latuppa Salu Ammasangang Salu Parangkuda



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 38



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



15 16 17 18 19 20



737301000315 737301100116 737301100617 737301100618 737301100619 737304101020



WARA SELATAN SENDANA SENDANA SENDANA SENDANA WARA BARAT



Songka Purangi Peta Peta Peta Padang Lambe



-3.03038 -3.04963 -3.06311 -3.06722 -3.06604 -2.93932



120.207 120.205 120.143 120.156 120.163 120.14



Salu Songkamati Salu Pinang Salu Menjana Salu Kiri Salu Masusu Salu Pangteke



Tabel V.2 Rencana lokasi dan koordinat pengukuran lapangan Sebaran titik plot lokasi pengambilan data tersaji dalam bentuk peta 3D pada Gambar V.6. Peta 3 dimensi sebaran rencana lokasi pengambilan data. Titik lokasi tersebar di dalam Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) yang masuk dalam wilayah sungai (WS) Pompengan Larona.



V.4. Pembuatan laporan fakta dan analisa Disusun setelah pekerjaan ke lapangan (survei primer & sekunder) yang berisi: 



Bab Pendahuluan (latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup, kerangka pemikiran, sistematika pembahasan)







Bab Landasan Teori (berisi kajian-kajian teoritis mengenai fenomena lapangan yang terkait dengan pengamatan)







Bab Metodologi (berisi pendekatan perencanaan, metode pengumpulan data, metode sampling, metode analisis data serta desain survei)







Bab Hasil (berisi analisis wilayah hasil survei dan pengukuran)







Bab Rencana Kerja Selanjutnya (Konsep pengembangan sistem informasi basis data untuk melakukan manajemen data dari fakta-fakta lapangan)



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 39



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 40



PT. MULYA SAKTI WIJAYA



LAPORAN PENDAHULUAN - Penyusunan Data Base Sungai Kota Palopo 41