Laporan Pengukuran Beda Tinggi Metode Trigonometris [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM GEOMATIKA I Pengukuran Beda Tinggi Metode Trigonometri Dosen Pengampu : Dr. Ir. Sunar Rochmadi, M. E. S



Disusun Oleh : Kelompok 3 : Kelas C2 1. Kartika Tri Buana



(17505244025)



2. Satria Warnandes



(17505244032)



3. Rosanti Kusuma



(17505244035)



4. Danarwati



(17505244037)



5. Adhi Nugroho



(17505244038)



PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2019



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan KaruniaNya sehingga laporan hasil praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik. Tak dapat dipungkiri bahwa penulisan laporan ini dapat terselesaikan karena adanya bimbingan, pengarahan, serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Darmono, MT. Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta; 2. Bapak Dr. Ir. Sunar Rochmadi, M. E. S., Selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Geomatika I. 3. Keluarga yang senantiasa mendukung kami; 4. Anggota kelompok 3. yang telah bekerja sama dengan baik sejak persiapan, pelaksanaan praktikum, hingga penyusunan laporan ini. Laporan ini merupakan laporan hasil praktikum yang memuat hasil praktikum kami mengenai Pemetaan Sederhana dengan Menggunakan Kompas Dan Pita Ukur di Kawasan sebelah Tenggara Gedung KPLT FT UNY. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini membawa manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua. Apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Untuk itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki dan melengkapi penulisan laporan ini. Terima Kasih.



Yogyakarta, 23 Februari 2019



Penyusun



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permukaan bumi mengalami berbagai macam perubahan bentuk sehingga permukaannya tidak selalu rata. Perbedaan bentuk terjadi karena adanya gaya endogen dan eksogen yang mengakibatkan perbedaan letak ketinggian pada permukaan bumi. Permukaan bumi yang dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi permukaan laut disebut dengan topografi. Ada dua unsur topografi yang sering dibahas dan memiliki pengaruh besar terhadap erosi tanah yaitu panjang lereng dan kemiringan lereng. Bentuk lereng dipengaruhi oleh proses erosi, pelapukan, dan gerakan tanah. Ilmu yang membahas tentang topografi disebut dengan geomorfologi. Pada praktikum ini, alat yang digunakan masih menggunakan peralatan yang sederhana. Alat yang akan digunakan adalah abney level, pita ukur, rambu ukur, dan alat tulis. Praktikum dilakukan pada titik – titik tertentu di Fakultas Teknik Negeri Yogyakarta yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengukuran pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tinggi permukaan tanah menggunakan cara trigonometri. Pengukuran yang didapatkan akan disajikan dalam bentuk tabel hitungan. Melalui praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu mengukur perbedaan tinggi permukaan tanah menggunakan cara trigonometri dengan bantuan alat sederhana. Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya erosi tanah yang dapat menyebabkan kemiringan tanah yang semakin curam. Karena semakin curam dan panjang lereng tanah maka semakin besar pula aliran permukaan dan bahaya erosi semakin tinggi. Oleh karena itu, mengetahui sudut kemiringan lereng tanah sangat penting untuk mengantisipasi dampak negatif dari erosi tanah pada pengelolaan lahan. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dilakuannya praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran tinggi menggunakan cara trigonometri dengan alat ukur tanah sederhana. 2. Mahasiswa dapat menghitung tinggi dari hasil pengukuran jarak dan sudut miring. 3. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran tinggi dengan cara trigonometri.



1.3. Manfaat Adapun manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa bisa memahami ilmu pengukuran, prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan. Sehingga mampu menerapkannya setelah selesai dari perguruan tinggi dan saat terjun kelapangan, mampu mengaplikasikannya.



BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Pengukuran Metode Trigonometris Metode trigonometris prinsipnya adalah mengukur jarak langsung (jarak miring), tinggi alat, tinggi bidikan rambu yaitu setinggi mata pengaman (tm) dan sudut vertikal (zenith atau inklinasi) yang kemudian direduksi menjadi informasi beda tinggi dan jarak datar. Beda tinggi antara dua titik dihitung dari besaran sudut tegak dan jarak. Pada pengukuran tinggi dengan cara trigonometris ini, beda tinggi didapatkan secara tidak langsung, karena yang diukur di sini adalah sudut miringnya atau sudut zenith. Atau dapat pula dengan menggunakan data jarak miring yang diketahui atau diukur. Sudut miring dapat diukur dan diketahui melalui beberapa alat seperti klinometer dan abney level. Sementara jarak miring dapat diukur langsung menggunakan pita ukur. Sehingga data yang diperlukan untuk menentukan suatu beda tinggi (h) yaitu sudut miring (m), jarak miring (dm), dan jarak datar (d). Dengan menggunakan data tersebut dan menerapkan hubungan - hubungan geometris diantaranya makan dapat dihitunglah beda tinggi yang hendak ditentukan itu. Adapun rumus-rumus yang terkait dengan perhitungan adalah sebagai berikut :



Jarak datar (d) = Jarak miring x Cos sudut



Beda tinggi (h) = Jarak miring x Sin sudut



= dm x cos m



= dm x sin m



2.2. Pengertian Alat Sederhana Metode Trigonometris 2.2.1. Abney Level Abney level adalah suatu instrumen atau peralatan dalam keteknikan rancang bangun yang digunakan untuk menentukan tinggi suatu benda atau bangunan dan kemiringan suatu tempat atau areal. Abney Level mengukur sudut diantara tempat datar dengan garis yang ditarik lurus pada suatu kelerengan. Tpopgraphic Abney Level biasanya mencakup skala lulus dalam ukuran busur derajat, level presentasi , dan di Abney Level ini juga adanya cosinus dari busur sudut, yang mana berfungsi untuk mengkonversi jarak yang diukur sepanjang lereng untuk mengukur jarak horizontal.



Dengan menggunakan trigonometri, pengguna dari Abney Level dapat menentukan ketinggian, volume, dan Level. Secara umum dapat digunakan di beberapa bidang diantaranya adalah: a. penggunaan dalam survei topografi, yaitu untuk mengukur lokasi penempatan peralatan Survey agar tingginya bisa presisi, terutama di medan kasar dan terjal. b. penggunaan dalam Hutan, Yaitu untuk pengukuran tinggi pohon. c. penggunaan dalam lingkungan pertambangan yaitu untuk mengukur nilai dari jalan lewatnya Truck dan kendaraan berat lainnya. Beberapa kelebihan abney level adalah mudah untuk digunakan, relative murah dan akurat. Alat ini berupa teropong yang dilengkapi dengan busur setengah lingkaran. Walaupun lebih praktis ketika dibawa ke lapangan, namun data yang diperoleh kurang akurat. Metode mengukur dengan Abney Level: 



Memegang alat Abney Level, meletakkan lubang tempat membidiknya tepat di mata.







Membidik ke suatu sasaran/rambu ukur







Mengatur setengah lingkaran berskalanya ke atas atau ke bawah sampai gelembung nivo yang terlihat di teropong tepat di tengah benang mendatar







Melihat angka skala pada setengah lingkaran. Angka tersebut menunjukkan kemiringan atau bidikan yang kita lakukan.



Gambar 2.1. Abney Level



2.2.2. Pita ukur Pita ukur, sering disebut meteran atau tape karena umumnya tersaji dalam bentuk pita dengan panjang tertentu. Panjangnya bervariasi dari 20m, 30m, 50m,dan 100m. Pita ukur digunakan untuk mengukur jarak/sudut. Adapun jenis-jenis pita ukur beserta kelebihan dan kekurangannya antara lain : 1. Pita ukur dari kain (Metalic cloth) Meteran ini terbuat dari kain linen dan ayaman kawat halus dari tembaga atau kuningan. Sifat alat ini adalah : 



Fleksibel







Mudah rusak







Pemuaian besar, sehingga ketelitiannya rendah



2. Pita Ukur Baja (Steel tape), terbuat dari bahan baja Sifat alat ini adalah : 



Agak kaku







Tahan lama







Tahan air







Pemuaian lebih kecil , sehingga ketelitiannya tergolong agak teliti



3. Pita Ukur Baja Aloy (Steel alloy), terbuat dari campuran baja dan nikel Sifat meteran ini adalah : -



Hampir tidak dipengaruhi suhu, pemuaianya hanya 1/3 dari meteran baja, jadi alat ini lebih teliti



-



Tahan lama dan tahan air



Gambar 2.2. Pita ukur



2.2.3. Rambu ukur Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4 bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu. Fungsi yang utama dari rambu ukur ini adalah untuk mempermudah/membantu mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah. Cara menggunakan rambu ukur yaitu : 1. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah patok (titik) yang akan dibidik. 2. Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/condong (depan, belakang, kiri dan kanan), karena bisa mempengaruhi hasil pembacaan.



Gambar 2.3. Rambu ukur



BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1. Peralatan 1. Abney level 2. Pita ukur (50 m) 3. Rambu ukur 4. Alat tulis 3.2. Langkah Kerja 1. Berdiri dibelakang lokasi titik ukur 2. Memegang Abney Level dengan bebas di atas punggung jari tangan, untuk membaca helling dapat dipakai mata kiri/kanan; pastikan tangan tidak menutupi pandangan ke depan dan tidak menghambat penerangan ke dalam lensa, lihat dengan mata kanan lewat jendela abney level, dan mata kiri melihat ke target di luar alat. 3. Meletakkan pertengahan abney level setinggi batas tinggi mata yang sudah ditandai pada rambu ukur. 4. Membidik lewat lensa abney level dengan satu mata, dan satu mata lainya melihat ke bidikan di depan. 5. Setelah garis dalam alat menyatu dengan titik bidik pada rambu ukur di depan, pertahankan pada posisi ini kemudian menyeimbangkan bagian tengah gelembung pada sebelah kanan hingga pas garis. 6. Melakukan pembacaan pada sudut dan menit pada clamp busur. 7. Memerhatikan tanda plus/minus dan arah angka membesar. 8. Menulis angka hasil bacaan pada kertas yang disediakan. 9. Mengulangi langkah demi langkah hingga pengukuran pada semua titik selesai. 10. Membuat laporan hasil praktikum.



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Pengamatan Data pengamatan situasi, yaitu : Lokasi



: Sebelah tenggara gedung KPLT FT UNY (samping Bengkel Batu JPTSP)



Hari/tanggal



: Rabu, 13 Februari 2019 & 20 Februari 2019



Jam



: 07.30 – 09.09 WIB



Surveyor



: 1. Kartika Tri Buana 2. Satria Warnandes 3. Rosanti Kusuma 4. Danarwati 5. Adhi Nugraha



4.2. Tabel Hasil Pengamatan dan Perhitungan 1 TINGGI MATA (cm)



PENGUKUR



ADHI



164



SATRIA



157



DANARWATI



154



KARTIKA



149



ROSANTI



152



ADHI



164



SATRIA



157



ROSANTI



152



DANARWATI



154



KARTIKA



149



NOMOR TITIK



JARAK MIRING (m)



SUDUT MIRING DERAJAT



MENIT



NAIK(+) / TURUN (-)



JARAK (m)



BEDA TINGGI (m)



KOREKSI BEDA TINGGI (m)



BEDA TINGGI TERKOREKSI (m)



1



150,0 7,96



6



20



-1



7,9114



-0,8781



0,1101



-0,7680



2



149,2 7,62



7



0



-1



7,5632



-0,9286



0,1053



-0,8234



3



148,4 5,44



1



0



+1



5,4392



0,0949



0,0757



0,1706



4



148,6 5,75



6



0



+1



5,7185



0,6010



0,0796



0,6806



5



149,3 8,01



1



30



-1



8,0073



-0,2097



0,1115



-0,0982



6



149,2 14,07



0



10



-1



14,0699



-0,0409



0,1958



0,1549



7



149,3 8,1



1



40



-1



8,0966



-0,2356



0,1127



-0,1229



8



149,2 7,25



5



30



+1



7,2166



0,6949



0,1004



0,7953



9



150,0 16,33



2



0



-1



16,3201



-0,5699



0,2272



-0,3427



10



149,6 17,92



0



20



1



17,9197



0,1043



0,2494



0,3537



1 JUMLAH



TINGGI (m)



150,0 98,45



98,2624



-1,3677



1,3677



0,0000



4.3. Tabel Hasil Pengamatan dan Perhitungan 2 TINGGI PENGUKUR



MATA (cm)



ADHI



164



DANARWATI



154



KARTIKA



149



SATRIA



157



ROSANTI



152



ADHI



164



DANARWATI



154



SATRIA



157



ROSANTI



152



KARTIKA



149



NOMOR TITIK



JARAK



SUDUT MIRING



MIRING (m)



DERAJAT



MENIT



NAIK(+) /



JARAK



TURUN



(m)



(-)



BEDA TINGGI (m)



KOREKSI



BEDA



BEDA



TINGGI



TINGGI



TINGGI



TERKOREKSI



(m)



(m)



(m)



1



150,0 16,40



0



10



0



16,3999



0,0000



0,1136



0,1136



2



150,1 18,00



0



50



-1



17,9981



-0,2618



0,1247



-0,1371



3



150,0 8,24



6



10



-1



8,1923



-0,8851



0,0568



-0,8284



4



149,1 7,66



7



10



-1



7,6002



-0,9556



0,0527



-0,9030



5



148,2 5,44



1



0



1



5,4392



0,0949



0,0377



0,1326



6



148,4 5,77



6



30



1



5,7329



0,6532



0,0397



0,6929



7



149,1 8,04



1



20



-1



8,0378



-0,1871



0,0557



-0,1314



8



148,9 14,75



0



0



1



14,7500



0,0000



0,1022



0,1022



9



149,0 8,22



1



20



-1



8,2178



-0,1913



0,0569



-0,1343



10



148,9 7,20



8



20



1



7,1240



1,0435



0,0494



1,0929



1 JUMLAH



150,0 99,72



99,4922



-0,6893



0,6893



0,0000



4.4. Pembahasaan Pengukuran beda tinggi permukaan tanah dilakukan sebanyak dua kali, dimulai tanggal 13 februari 2019 kemudian dilanjutkan pada tanggal 20 februari 2019. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali dikarenakan data hasil pengukuran dilapangan masih kurang akurat. Pengukuran dilakukan di wilayah Fakultas Teknik UNY yang sudah ditentukan tempat pengukurannya. Pengukuran beda tinggi masih menggunakan alat sederhana yaitu abney level, pita ukur, rambu ukur dan alat tulis. Tujuan dari pengukuran ini untuk mengetahui perbedaan tinggi pada wilayah yang sudah ditentukan. Bentuk awal dari pengukuran ini berupa data angka



yang kemudian diolah menggunakan excel. Dari tadi dilapangan kemudian dihitung perbedaan tinggi permukaan tanah menggunakan cara trigonometri. Melalui cara trigonometri akan diketahui perbedaan tinggi permukaan tanah. Sebelum melakukan pengukuran beda tinggi menggunakan abney level, terlebih dahulu dilakukan pengukuran tinggi mata setiap pengamat dan pemberian titik nomor pada jarak yang akan diukur. Kemudian baru dilakukan pengukuran menggunakan abney level. Setiap anggota kelompok secara bergantian melakukan pengukuran pada titik-titik nomor yang sudah ditentukan. Data yang diambil dilapangan adalah jarak miring dalam satuan meter,sudut kemiringannya (derajat dan menit), dan arah posisi abney level (Naik + atau turun -). Pengukuran beda tinggi dilapangan dilakukan sebanyak dua kali. Karena data yang dihasilkan pada pengukuran pertama kali tidak akurat dengan data sebagai berikut : - Jumlah nilai beda tinggi



= -1,3677 m



- Jumlah Jarak dilapangan



= 98, 2624 m



- Jumlah koreksi beda tinggi



= 1,3677 m



- Jumlah beda tinggi terkoreksi



= 0,000 m



Ketidak akuratan ini kemungkinan terjadi karena adanya kesalahan membaca alat ukur abney level ataupun kesalahan lainnya saat pengukuran dilakukan. Sehingga data yang didapatkan ketika diolah menggunakan program exel, beda tinggi yang didapatkan tidak sesuai dengan standarnya. Standar untuk perbedaan tinggi harus dibawah 1 meter. Untuk itu maka pengukuran dilakukan lagi supaya supaya mendapatkan beda tinggi yang sesuai dengan standarnya.Setelah dilakukannya pengukuran dilapangan yang kedua kalinya dan analisis data lapangan yang telah dilakukan, maka diperoleh : - Jumlah nilai beda tinggi



= -0,6893 m



- Jumlah Jarak dilapangan



= 99,4922 m



- Jumlah koreksi beda tinggi



= 0,6893 m



- Jumlah beda tinggi terkoreksi



= 0,000 m



Hasil olah data didapatkan perbedaan tinggi permukaan tanah seperti di atas. Dari data yang dihasilkan tersebut akan dapat diketahui langkah yang diambil untuk mencegah terjadinya erosi tanah ataupun penurunan permukaan tanah.



BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Praktikum pengukuran beda tinggi dengan cara trigonometri menggunakan alatsederhana bertujuan untuk mengetahui perbedaan tinggi permukaan tanah pada wilayah yang sudah ditentukan. Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan, telah didapatkan perbedaan tinggi permukaan tanah sebanyak 0,6893 m menggunakan data-data hasil pengukuran dilapangan yang kemudian diolah menggunakan program exel. Praktikum ini dilakukan sebanyak dua kali, karena pada praktikum yang pertama data yang didapatkan masih kurang akurat sehingga tidak sesuai standar beda tingginya. Jadi, untuk mendapatkan beda tinggi yang sesuai standar, maka praktikum di ulang sekali lagi.



5.2. Saran Beda tinggi yang dihasilkan dari data pengukuran masih terlalu tinggi walaupun sudah dibawah 1 meter. Maka dari itu, sebaiknya pengukuran beda tinggi dilakukan lebih dari satu kali untuk mendapatkan data dari pengukuran dilapangan yang lebih akurat.



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2012. Mengukur Tinggi target dengan abney. http://gubukchapunk.blogspot.com (15 Februari 2019) Anonim. 2011. Rambu Ukur. http://teknik-nya-ugm.blogspot.com (15 Februari 2019) Roro, Ayu Ambarwati. 2016. Laporan Pengukuran dengan Alat Ukur Sederhana. https://id.scribd.com. ( 16 Februari 2019) Anonim. 2017. Publikasi Ilmiah UMS. https://publikasiilmiah.ums.ac.id (16 Februari 2019)