Laporan Perancangan Perencanaan Gedung Shorinji Kempo Di Kendari [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



LAPORAN PERANCANGAN



Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Pada Program Studi S-1 Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo



Oleh : ALKADRY DARMAWAN E1B1 09 005



PROGRAM STUDI S-1 ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2014



ABSTRAK



Seiring dengan perkembangan Kabupaten / Kota yang semakin pesat, serta peningkatan sarana dan prasarana di Kota Kendari, maka dibutuhkan pula peningkatan pelayanan terhadap masyarakat demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, Oleh karena itu perlu adanya perhatian khusus terhadap sarana dan prasarana. Serta pelayanan rnasyarakat dalam hal ini sarana gedung olahraga, khususnya cabang olahraga beladiri Shorinji Kempo yang tidak memiliki tempat khusus sebagai tempat latihan, bertanding, maupun pelayanan masyarakat di Kota Kendari. Untuk itu diperlukan adanya suatu wadah yang representatif ditinjau dan segi Arsitektural maupun dari segi fungsi dan teknis konstruksi, sehingga efisiensi dan efektifitas ruang guna menampung segala aktivitas dapat menunjang secara optimal. Gedung Shorinji Kempo direncanakan berada pada Kecamatan Kadia yang merupakan arah pengembangan sektor informal serta merupakan kawwasan perumahan kepadatan tinggi serta didukung oleh sarana dan fasilitas kota, seperti jaringan listrik, telepon dan jaringan ulilitas lainnya. Disamping itu hubungan transportasi lancar, sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian bagi khalayak umum. Dengan adanya perencanaan "Gedung Shorinji Kempo" ini merupakan wadah untuk memajukan dunia olahraga beladiri shorinji kempo dan meningkatkan mutu atlet serta dapat bersaing dengan atlet-atlet unggul dari daerah lain. .



Kata Kunci : Kendari, Perencanaan, Gedung, Shorinji Kempo



i



KATA PENGANTAR



Alhamdulillahirabbil alamin puji syukur kehadirat ALLAH SWT. penguasa segala ilmu pengetahuan dan alam semesta. Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga “ Laporan Perancangan Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari“ sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan Perancangan ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir. Tugas ini merupakan laporan perancangan, sesuai dengan judul yang penulis angkat yaitu: PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI Penulis sepenuhnya menyadari bahwa terdapat berbagai kesulitan dan hambatan dalam penyusunan acuan perancangan ini, namun atas bimbingan dan Rahmat ALLAH SWT, dorongan tekad dan kemauan yang keras terutama adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan laporan perancangan ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada orang tua tercinta Ayahanda Harlin dan Ibunda Nurwati serta tante H. Andi Migo, S.sos yang telah memberikan kasih sayangnya tanpa kenal lelah. Ibu Sitti Rosyidah, ST. MT. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan telah meluangkan waktunya dalam proses pengarahan. Selanjutnya penulis pula mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Mustarum Musaruddin,ST.,MIT.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari 2. Ibu Santi, ST. MT, selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur Universitas Halu Oleo.



ii



3. Seluruh dosen dan staf pada program studi S1 Teknik Arsitektur. 4. Orang tua tercinta kami, serta segenap keluarga yang telah memberikan dukungan serta bantuan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat dapat menyelesaikan studi diperguruan tinggi ini. 5. Adik-adikku tercinta yang selalu memberi dukungan yakni Jefry Hermawan, S.sos, Sukry Darmawan, Jesy Febrianty, Veny Febrianty dan Hardy Darmawan. 6. Sahabat-sahabatku tercinta di Arsitektur angkatan 2009 yakni Alm. LM. Ilham Karimullah (Ilo), Muchlisin, ST (Ociezt), Safri, ST (Bogel), Nur Taufiq (Tope) Jauhar ST (Joe), Erwin, LM. Nasrullah, ST (Ulla ), Kunde, Muh. Chaidar, ST (Idar), Muh. Risal, ST (Ichal), Rofil Febriansyah, ST (Rofil), Abdy Juhuriyan, ST (Bdy), Udin, Inesya Rifana Wardaya, ST (Ines), Fina Habriyani Musuma, ST (Fina), Nurmayuningsih, ST (Uma), Intan Permatasari (Intan), Asrianingsih, ST (Asria), Desi Argina, ST (Gina) serta sahabat-sahabatku yang tidak sempat dituliskan satu persatu. 7. Kawan-kawan di Asrama yakni Juhardin, Heri Setiawan, Misra, Nike, Lian, Atun, Reno dan Arjun. 8. Kawan-kawan Paguyuban IPPTEK Anggaberi yang selalu menghibur dan menyemangati dalam proses penyelesaian studi ini. 9. Rekan-rekan kenshi di Dojo Telkom, khususnya Sempai Lule, Sempai Kahar dan Sempai Rio yang telah membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan tugas akhir ini. 10. Rekan-rekan warga di Tapak Wali, Khususnya Bapak Aping Sekeluarga, Bapak Alif sekeluarga, Bapak Ardi sekeluarga, Bapak Ipul sekeluarga, terutama Guru Besar, Bapak Azis, BE, SE, MMG yang telah memberikan semangat dan motivasi yang berharga. 11. Kawan-kawan yang turut memberikan saran dan masukan dalam penyusunan tugas akhir ini. iii



Semoga ALLAH SWT memberikan balasan atas bantuan dan kebaikan yang datang. Dalam penyusunan tugas akhir laporan perancangan ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Kesalahan dan kekurangan yang mungkin muncul merupakan cerminan penulis sebagai manusia biasa, sehingga permohonan maaf menjadi hal yang harus disampaikan kepada semua pihak. Semoga penulisan ini memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi perkembangan dunia arsitektur. Amin......



Kendari,



Desember 2014 Penulis



Alkadry Darmawan



iv



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK............................................................................................................... i KATA PENGANTAR............................................................................................. ii DAFTAR ISI........................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR............................................................................................... vii DAFTAR TABEL....................................................................................................viii



BAB I



RINGKASAN PROYEK.............................................................. 1



A. Data Fisik ........................................................................................................... 1 B. Pengertian Judul Proyek..................................................................................... 1 C. Latar Belakang................................................................................................... 2 D. Rumusan Permasalahan...................................................................................... 5 E. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan....................................................................... 5 F. Batasan Perancangan.......................................................................................... 5



BAB II RANCANGAN PROYEK A. Lingkup Perancangan......................................................................................... 6 B. Lokasi dan Tapak............................................................................................... 6 C. Arah Orientasi Bangunan....................................................................................8 D. Pencapaian ke Tapak.......................................................................................... 9 E. Sistem Parkir....................................................................................................... 10 F. Vegetasi dan Landscape..................................................................................... 11



BAB III PERANCANGAN BANGUNAN............................................. 12 A. Konsep Bentuk Penampilan................................................................................ 12 B. Tata Ruang Mikro............................................................................................... 14 C.



Struktur dan Konstruksi Bangunan.................................................................... 19



D. Utilitas dan Kelengkapan Bangunan.................................................................. 20



v



BAB IV



P E N U T U P........................................................................................ 29



A. Kesimpulan......................................................................................................... 29 B. Saran................................................................................................................... 30 Lampiran



vi



DAFTAR GAMBAR



Gambar II.1



Potensi Tapak.......................................................................................... 6



Gambar II.2



Existing Condition Tapak........................................................................ 7



Gambar II.3



Arah Orientasi Bangunan........................................................................ 8



Gambar II.4



Pencapaian ke Tapak............................................................................... 9



Gambar II.5



Sistem Parkir........................................................................................... 9



Gambar II.6



Sistem Parkir Tegak lurus...................................................................... 10



Gambar II.7



Sistem Parkir 450..................................................................................... 10



Gambar II. 8



Tata Landscape........................................................................................ 11



Gambar III.1



Layout Tapak.......................................................................................... 12



Gambar III.2



Posisi Gasho Rei.................................................................................... 13



Gambar III.3



Sketsa Badan Manusia........................................................................... 13



Gambar III.4



Output Bentuk Dasar Bangunan............................................................. 13



Gambar III.5



Sketsa Tangan Posisi Gasho Rei............................................................. 14



Gambar III.6



Output Tampilan Bangunan................................................................... 14



Gambar III.7



Struktur Pada Bangunan Shorinji Kempo.............................................. 19



Gambar III.8



Skema Asupan Listrik............................................................................. 20



Gambar III.9



Skema aliran air bersih........................................................................... 21



Gambar III.10



Skema Blancing tank............................................................................. 22



Gambar III.11



Skema aliran air kotor............................................................................. 23



Gambar III.12



Skema pembuangan sampah................................................................. 23



GambarIII.13



pencegahan kebakaran dari luar bangunan........................................... 25



Gambar III.14



Splinker................................... .............................................................. 26



Gambar III.15



Hydrant....................................... ........................................................... 26



Gambar III.16



Hydrant 2................................................................................................ 26



Gambar III.17



Sistem Sangkar Faraday....................................................................... 28



vii



DAFTAR TABEL



Tabel III.1



Besaran Ruang Gedung Pertandingan.....................................................



14



Tabel III.2



Besaran Ruang Unit kegiatan penunjang................................................



15



Tabel III.3



Besaran Ruang Unit Kegiatan Penunjang Akomodasi............................



15



Tabel III.4



Besaran Ruang Unit Kegiatan Penunjang Kesehatan..............................



16



Tabel III.5



Besaran Ruang Unit Kegiatan Pelengkap dan Servis...............................



16



Tabel III.6



Besaran Ruang Unit Kegiatan Outdoor...................................................



17



Tabel III.7



Rekapitulasi Besaran Ruang...............................................................



17



viii



BAB I RINGKASAN PROYEK A. Data Fisik Nama proyek



:



Perencanaan Gedung Shorinji Kempo Di Kendari



Lokasi



:



Area Taman Budaya, Kota Kendari



Luas



:



±2,6 Ha



Topografi



:



Kondisi lahan di area jalan Sao-Sao didominasi dengan kontur yang relatif rata



B. Pengertian Judul Proyek Pengertian judul secara umum dari “Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari”, dapat diuraikan sebagai berikut : 1.



Perencanaan Perencanaan terdiri atas dua ( 2 ) komponen pembentuk kata yaitu : a. Kata dasar “rencana” yang berarti rencana/rancangan terhadap suatu yang akan dilakukan ( Yasin, 1995 ) b. Imbuhan per–an yang mengandung makna peristiwa atau proses berdasarkan dua (2) komponen di atas, dapat diketahui bahwa perencanaan merupakan suatu proses merencana sesuatu yang akan dilakukan. Perencanaan : Proses pembuatan, cara merencanakan atau merancang (Poerwadarminta,1976)



2.



Gedung Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus (Wartawarga 2009). (Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12)



1



3.



Shorinji Kempo Merupakan salah satu dari seni bela diri yang berasal dari Jepang.Di Indonesia biasa disebut dengan Kempo saja. Shorinji Kempo diciptakan oleh Doshin So) pada tahun 1947 sebagai sistem pelatihan dan pengembangan diri (gyo atau disiplin dalam bahasa jepang). Kata Shorinji Kempo sendiri berasal dari kata sho = hutan, rin = bambu, ji = kuil,



ken



=



aturan



dan



kempo



bermakna



"jalan



hidup".



(www.wikipedia.org). 4.



Kendari Wilayah administratif dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Maka pengertian secara umum dari “ Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari” adalah Proses pembuatan, cara merencanakan sebuah tempat berlatih olahraga seni beladiri khususnya Shorinji Kempo dan sebagai pusat pendidikan, penelitian dan pengembangan olahraga seni beladiri Shorinji Kempo di Kendari.



C. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi yang besar dilihat dari perspektif sumber daya manusianya yang cukup padat, di mana salah satunya adalah dengan pengembangan minat dan bakat yang memiliki nilai prestasi di bidang olah raga beladiri salah satunya adalah beladiri Shorinji Kempo. Beladiri ini merupakan salah satu jenis olah raga baru di Indonesia. Shorinji Kempo merupakan seni olahraga beladiri asal Jepang yang berkembang dengan pesat di Indonesia yang baru-baru ini sudah mampu unjuk gigi di level internasional yaitu event Sea Games ke-26 Tahun 2011 di Jakarta dan akan diupayakan terus menapak ke level Asian Games dan bahkan Olimpiade. Dengan telah diterimanya olahraga Shorinji Kempo di kancah Sea Games maka Indonesia yang memiliki populasi kenshi terbesar setelah Jepang, masih perlu terus berbenah dan terus melakukan pembinaan agar tidak tertinggal oleh negara lain yang baru mengenal Shorinji Kempo baik dalam segi kualitas maupun kuantitas.



2



Perkembangan pembinaan prestasi PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia) saat ini sebenarnya sudah sangat menonjol, hal itu dapat dilihat dari kegiatan kejuaraan yang berskala nasional yang dilaksanakan secara rutin tiap tahun mulai dari Kejurnas Antar Kota, Kejurmas Mahasiswa, Kejurnas



Senior,



dan



Kejurnas



Antar



Pelajar.



Dengan



rutinnya



penyelenggaraan kejurnas-kejurnas baik antar kota, mahasiswa dan pelajar tersebut, PERKEMI dapat melihat perkembangan prestasi nasional pada tiaptiap Pengurus Provinsi baik atlet lapis I, II dan III. Kejurnas Antar Kota merupakan salah satu agenda tetap PERKEMI sebagai ajang pembuktian atau tolak ukur keberhasilan pembinaan beladiri Shorinji Kempo yang dilakukan oleh pengcab-pengcab di seluruh Indonesia. Pelaksanaan Kejurnas Antar Kota sampai saat ini tercatat telah berlangsung selama 8 (delapan) kali digelar yaitu di Bogor (2001-2003), Malang (2004), Sidoarjo (2005), Tangerang (2006), Palembang (2007) dan Jakarta Selatan (2008). Adalah PERKEMI Kota Bogor sebagai pencetus pertama ide pelaksanaan kegiatan yang bersifat nasional ini dan terbilang sukses dengan menggelar tiga kali berturut-turut sekaligus pada tahun 2001 s/d 2003. Selama periode 2009-2012 ajang Kejurnas Antar Kota sempat mengalami kevakuman, hal ini disebabkan oleh kesibukan PB PERKEMI dalam rangka menghadapi event Pra-PON, PON, Sea Games dan belum adanya kesiapan daerah lain yang bersedia sebagai penyelenggara. Dari setiap pelaksanaan Kejurnas Antar Kota terlihat jelas animo masyarakat Kempo dalam keikutsertaannya dan telah menunjukkan grafik yang meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Di sisi lain, kejuaraan ini juga merupakan ajang promosi bagi daerah/wilayah di kota/kabupaten, dimana kegiatan kejuaraan ini selalu melibatkan paling sedikit ± 40 kontingen Kota/Kabupaten di seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah peserta mencapai ± 600 orang kenshi/atlet Kempo. Fakta tersebut menunjukan, event Kejurnas Antar Kota masih mampu menyedot antusias masyarakat Kempo di daerahdaerah dari seluruh tanah air, sehingga eksistensinya patut dilaksanakan secara professional, konsisten dan berkesinambungan.



3



Di Sulawesi tenggara sendiri terdapat beberapa dojo yang menjadi tempat para kenshi/atlet kempo mengasah bakat dan meningkatkan kualitas beladiri, namun tidak di lengkapi dengan sarana pelatihan yang lengkap dan kebanyakan dojo berada pada area yang pada awalnya difungsikan untuk aktivitas lainnya.Contohnya dojo Telkom dimana tempat yang digunakan merupakan tempat yang sebelumnya difungsikan sebagai tempat parkir dan tempat apel pegawai di instansi Telkom. Dojo PKM UHO merupakan salah satu tempat yang cukup optimal sebagai tempat latihan namun kurangnya fasilitas latihan dan banyaknya cabang beladiri lain yang berlangsung membuat konsentrasi para kenshi yang sedang berlatih menjadi berkurang. Selain dua dojo tersebut, masih ada beberapa dojo lainnya di Kendari namun tidak begitu menunjukkan eksistensinya di dalam rutinitas berlatih yaitu dojo SMA 7, dojo KPN, dojo Toronipa, dojo Korem, dojo Abeli dan beberapa dojo lainnya yang bahkan sudah berhenti melakukan aktivitas latihan. Oleh karena itu, diperlukan wadah yang memadai dan dapat menaungi segala aktivitas para atlit Kempo khususnya di kota Kendari, dimana belum adanya sarana latihan yang memadai. Terdapat beberapa dojo (tempat latihan Kempo) di kota Kendari namun belum adanya wadah sebagai sarana pelatihan terpusat bagi para atlit yang juga menjadi pusat informasi beladiri ini mengakibatkan kurangnya animo masyarakat dan secara langsung menjadi faktor penyebabnya. Selain itu, bagi para atlit berprestasi sudah selayaknya mendapatkan tempat latihan yang menetap dan optimal untuk mengasah bakat seni beladiri mereka, dan dengan demikian tidak menutup kemungkinan akan muncul atlit-atlit berprestasi. Dengan adanya pelengkapan sarana dan fasilitas latihan kita dapat memajukan dunia olahraga beladiri shorinji kempo dan meningkatkan mutu atlit serta dapat bersaing dengan atlit-atlit unggul dari daerah lain.



4



D. Rumusan Permasalahan 1.



Bagaimana menentukan lokasi dan site yang digunakan untuk perencanaan gedung Shorinji Kempo di Kendari?



2.



Berapa besaran ruang yang dibutuhkan untuk perencanaan gedung Shorinji Kempo di Kendari?



3.



Bagaimana mengekspresikan bentuk bangunan agar sesuai dengan fungsinya?



E. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan 1. Tujuan Pembahasan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan dapat dikemukakan sebagai berikut : a.



Untuk mendapatkan lokasi dan site yang tepat untuk perencanaan Shorinji Kempo di Kendari.



b.



Untuk mendapatkan besaran ruang yang mampu mewadahi seluruh aktivitas di dalam perencanaan Shorinji Kempo di Kendari.



c.



Untuk mendapatkan bentuk bangunan yang sesuai dengan fungsinya.



2. Sasaran Pembahasan Berdasarkan tujuan pembahan ini, maka sasaran yang ingin dicapai adalah untuk menyusun suatu landasan konseptual dan acuan perancangan Shorinji Kempo di Kendari. F. Batasan Perancangan 1. Batasan Masalah Perancangan dibatasi pada faktor penentu bagi perencanaan Shorinji Kempo di Kendari yang lebih menekankan pada masalah bentuk dan tampilan bangunan. 2. Lingkup Pembahasan Pembahasan pada umumnya lebih lebih berorientasi pada disiplin ilmu arsitektur, tanpa mengabaikan disiplin ilmu lainnya yang dianggap perlu sebagai penunjang dalan perancangan Shorinji Kempo di Kendari.



5



BAB II RANCANGAN PROYEK A. Lingkup Perancangan Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari bertujuan untuk mendirikan suatu pusat pelayanan informasi beladiri shorinji kempo serta memberikan pengetahuan lebih dalam tentang beladiri shorinji kempo baik bagi para atlet maupun khalayak umum. B. Lokasi dan Tapak



Gambar II.1 Potensi Tapak Sumber : Analisa April 2013



6



Gambar II.2 Existing Condition Tapak Sumber : Analisa April 2013



Tapak berada di jalan Sao-sao Kecamatan Kadia dengan rincian: 1.



Luas tapak ± 2,6 H



2.



Kondisi tanah padat dan baik



3.



Batas site : a.



Sebelah utara berbatasan dengan Museum



b.



Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Gor Serbaguna



c.



Sebelah barat berbatasan dengan RS Ibnu Sina



d.



Sebelah timur berbatasan langsung dengan Bangunan Madrasah Aliyah.



7



C. Arah Orientasi Bangunan



View Cukup Baik



View baik



View baik View Kurang Baik



View baik



View cukup baik Gambar II.3 Arah Orientasi Bangunan



View dari dalam dan luar bangunan dipolah sedemikian rupa agar mendapatkan orientasi bangunan yang optimal dimana bangunan berhadapan langsung dengan rumah sakit Ibnu Sina di mana jalan sekunder menjadi orientasi utama.



8



D. Pencapaian ke Tapak



Main Enterance Side Enterance



Main Exterance



Gambar II.4 Pencapaian ke Tapak



Main enterance



: Berada tepat di sisi jalur sekunder kota kendari dan berhadapan langsung dengan rumah sakit Ibnu Sina



Side enterance



: Berada di sisi jalan Pasaeno



Main enterance



: Berada tepat di sisi jalur sekunder kota kendari dan berhadapan langsung dengan rumah sakit Ibnu Sina



9



E. Sistem Parkir



Area parkir



Area parkir pengelola



pengunjung



Area parkir servis



Area parkir pelatih dan kenshi



Gambar II.5 Sistem Parkir



Jenis parkir yang digunakan ialah jenis parkir tegak lurus dan jenis parkir 450



Gambar II.6 Sistem Parkir Tegak lurus



Gambar II.7 Sistem Parkir 450



Penataan sistem parkir yang ada Area parkir dalam tapak dibedakan menjadi 4 bagian yaitu : 1. Parkir pengunjung 2. Parkir pengelola



10



3. Parkir pelatih dan kenshi 4. Parkir servis Sistem parkir



kendaraan



menggunakan



bentuk



parkir



tegak



lurus



(perpendicular) dan parkir sudut 450, untuk parkir roda dua pengelola, pengunjung dan servis menggunakan perkir tegak lurus (perpendicular) F. Vegetasi dan Landscape



Gambar II.8 Tata landscape



Vegetasi berfungsi untuk membuat bangunan terlihat hijau. Pengaturan vegetasi juga berfungsi sebagai peredam suara, baik dalam lingkungan ke luar atau sebaliknya dapat dibantu dengan menggunakan tanaman semak atau perdu sehingga getaran suara dapat diredam secara alamiah. Pengaturan vegetasi yaitu dengan menggunakan pohon-pohon rindang akan bermanfaat sebagai peneduh untuk area terbuka. Penataan landscaping dapat memberikan estetika pada tampilan bangunan secara keseluruhan, saling menyelaraskan dan juga sebagai ruang terbuka yang mendukung korelasi dengan fungsi utama bangunan. Pengaturan vegetasi dan landscape tidak hanya sekedar sebagai peruntukkan zona terbuka hijau, atau media untuk meredam kebisingan, penyaringan polusi, media pengarah ataupenghalang angin, dan filter panas matahari tetapi di sisi lain hal ini dapat berfungsi sebagai penghubung dengan keadaan sekitarnya dengan menghadirkan estetika harmonis.



11



BAB III PERANCANGAN BANGUNAN



A. Konsep Bentuk Penampilan Bangunan Adapun analogi dan bentuk tampilan bangunan maupun penataan tapak sebagai berikut : 1.



Layout tapak



Main enterance



Parkir pengelola



Side enterance



Parkir pengunjung



Penunjang administrasi



Area kolam refleksi



Gedung pertandingan



Penunjang akomodasi



Main exterance



Parkir pelatih dan kenshi



Parkir servis



Area lapangan terbuka



Gambar III.1 Layout Tapak Sumber : Analisa Pribadi



12



2.



Bentuk dan tampilan bangunan Bentuk dan tampilan bangunan masing-masing diambil dari bagian tubuh manusia pada posisi gasho rei (hormat dalam beladiri shorinji kempo).



Gambar III.2 Posisi Gasho Rei Sumber : Analisa Pribadi



Bentuk Bangunan :



Gambar III.3 Sketsa Badan Manusia Sumber : Analisa Pribadi Gambar III.4 Output Bentuk Dasar Bangunan Sumber : Analisa Pribadi



Ide bentuk :Bentuk dasar bangunan ini mengadopsi bentuk badan manusia pada posisi Gasho Rei (Hormat dalam Kempo)



13



Analogi bentuk ini serasi dengan fungsi gedung shorinji kempo. Tampilan Bangunan :



Gambar III.5 Sketsa Tangan Posisi Gasho Rei Sumber : Analisa Pribadi Gambar III.6 Output Tampilan Bangunan Sumber : Analisa Pribadi



Ide tampilan : tampilan bangunan diambil dari analogi tangan pada posisi Gasho Rei (hormat dalam Kempo), yang kemudian ditransformasikan. B. Tata Ruang Mikro Tabel III. 1



Besaran Ruang Gedung Pertandingan



Gedung pertandingan No



Luas Sebelum Desain (m²)



Luas Sesudah Desain (m²)



Ruang



Kapasitas



1



Arena pertandingan



1 unit



424,3



372,4



2



Tribun



2000 orang



1352



1403



3



Ruang ganti



4 orang



43,2



48



4



Gudang



2 orang



21,6



22,5



5



Lavatory



6 orang



16,5



90



6



Ruang loket



2 orang



9,6



7,84



7



Ruang istirahat



1 ruangan



93,6



96



8



Hall



2000 orang



130



163



2090,8



2202,74



Jumlah



14



Sumber : 1. International Standar Dojo 2. NAD Tabel III. 2



Besaran Ruang Unit kegiatan penunjang



Unit kegiatan penunjang Administrasi No



Ruang



Kapasitas



Luas Sebelum Desain (m²)



Luas Sesudah Desain (m²)



1



Ruang pimpinan



1 unit



26



26



2



Ruang wakil pimpinan



1 unit



26



26



3



Ruang pengadaan



1 unit



19,5



20



4



Ruang operasional



1 unit



19,5



20



5



Ruang administrasi



1 unit



46,8



48,8



6



Ruang tamu



5 orang



7,8



7,8



7



Ruang rapat



20 orang



68,9



70



8



Ruang arsip



1 unit



11,7



12



9



Pantry



20 orang



36,4



37,05



10



Lavatory



6 orang



17,55



30



11



Gudang



2 orang



23,4



24



12



Ruang serbaguna



200 orang



416



400



13



Rg. cleaning service



2 orang



15,6



15,6



14



lobby



1 unit



20,8



20,8



755,95



758,05



Jumlah Sumber : NAD Tabel III. 3



Besaran Ruang Unit Kegiatan Penunjang Akomodasi



Unit kegiatan kegiatan penunjang penunjang akomodasi akomodasi Unit Administrasi No



Ruang



Kapasitas



Luas Sebelum Desain (m²)



Luas Sesudah Desain (m²)



1



Ruang tidur



15 orang



367,5



360



2



Ruang makan bersama



20 orang



28



26,19



3



Dapur



2 orang



14,04



14 15



4



Binatu



1 orang



3,25



1,4



5



Gudang



2 orang



23,4



24



6



Lobby



1 unit



20,8



24



7



Kantin



-



ruang makan



30 orang



58,5



60



-



kasir



2 orang



7,8



6



-



dapur



2 orang



5,85



6



8



Counter souvenir



1 orang



7,8



7,84



9



lavatory



6 orang



17,55



15,6



554,49



545,03



Jumlah Sumber : NAD



Tabel III. 4



Besaran Ruang Unit Kegiatan Penunjang Kesehatan



Unit kegiatan penunjang kesehatan Unit kegiatan penunjang akomodasi Administrasi No Ruang



Kapasitas



Luas Sebelum Desain (m²)



Luas Sesudah Desain (m²)



1



Ruang dokter



1 unit



11,7



12



2



Ruang periksa



3 orang



14,04



14



25,74



26



Jumlah Sumber : NAD Tabel III. 5



Besaran Ruang Unit Kegiatan Pelengkap dan Servis



Unit kegiatan pelengkap dan servis Unit kegiatan penunjang akomodasi Administrasi No Ruang



Kapasitas



Luas Sebelum Desain (m²)



Luas Sesudah Desain (m²)



1



Mushola



-



Rg. Sholat



100 orang



162,5



144



-



Rg. Imam



1 orang



1,105



-



-



Rg. Tempat wudhu



5 orang



11,7



12



2



Ruang ME



1 unit



52



49,8 16



3



Pos jaga



2 orang



14,04



15



241,345



220,8



Luas Sebelum Desain (m²)



Luas Sesudah Desain (m²)



1 unit



250



250



Pengunjung 2000 orang



400



300



Pengelola 40 orang



40



30



220



165



Jumlah Sumber : NAD



Tabel III. 6



Besaran Ruang Unit Kegiatan Outdoor



Unit kegiatan out door Unit kegiatan penunjang akomodasi Administrasi No Ruang 1



Lapangan terbuka



2



Parkiran



-



Parkiran motor



Kapasitas



Pelatih dan kenshi 550 orang Servis -



Parkiran mobil



33



Pengunjung 2000 orang



1250



1250



Pengelola 40 orang



125



125



687,5



687,5



Pelatih dan kenshi 550 orang Servis Jumlah



125 2972,5



2965,5



Sumber : NAD Tabel III. 7



Rekapitulasi Besaran Ruang



No Nama Ruang Unit kegiatan penunjang akomodasi Administrasi 1 Gedung pertandingan



acuan



laporan



2090,8



2202,74



3



Unit kegiatan penunjang Administrasi



755,95



758,05



4



Unit kegiatan penunjang akomodasi



554,49



545,03



5



Unit kegiatan penunjang kesehatan



25,74



26



17



6



Unit kegiatan pelengkap dan servis



241,345



220,8



7



Unit kegiatan out door



2972,5



2965,5



6640,825



6718,12



Jumlah



Building Coverage (BC) Ratio bangunan ini yakni 60 : 40, dimana wilayah open space sebesar 60 % dan wilayah terbangun sebesar 40%. Luas area tidak terbangun/ open space yang dibutuhkan untuk bangunan ini adalah: = 60/40 x 660,825 = 9961,2375 m2 Luas lahan keseluruhan = luas area terbangun + luas area tidak terbangun + parkir = 9961,2375 + 660,825 = 16602,06 m2 Maka total site yang dibutuhkan (sebelum desain) = 16602,06 m2 = ± 1,6 Ha Building Coverage (BC) Ratio bangunan ini yakni 60 : 40, dimana wilayah open space sebesar 60 % dan wilayah terbangun sebesar 40 %. Luas area tidak terbangun /open space yang dibutuhkan untuk bangunan ini adalah : (sesudah desain) = 60/40 x 6718,12 = 10077,18 m2 Luas lahan keseluruhan = luas area terbangun + luas area tidak terbangun + parkir = 6718,12 + 10077,18 = 16795,3 m2 18



Maka total site yang dibutuhkan (sesudah desain)



Deviasi Perancangan =



=



= 16795,3 = ± 1,6 Ha



Laporan  Acuan  100% Laporan



16602,06 - 16795,3  100% 16795,3



= 1,15 %



C. Struktur dan Konstruksi Bangunan Adapun upper struktur , super struktur dan sub struktur yang di gunakan dalam perencanaan gedung shorinji kempo ini adalah: UPPER STRUKTUR " Space Frame" SUPER STRUKTUR " Kolom dan dinding masive "



SUB STRUKTUR " Pondasi Poer Plat, Pancang dan Pondasi Garis "



Gambar III.7 Struktur Pada Bangunan Shorinji Kempo Sumber : Analisa Pribadi



19



D. Utilitas dan Kelengkapan Bangunan 1. Lisrik dan power supply unit Power supply yang di terapkan pada site untuk mencegah hal-hal yang tidak terduga, seperti terjadi kegagalan dalam supply daya utama, maka sumber daya alternative sendiri dapat menggantikannya tanpa terputus terlebih dahulu.



Gambar III.8 Skema Asupan Listrik Sumber : Technical recommendations and requirements FIFA



Penundaan atau pembatalan suatu kegiatan yang berlangsung di akibatkan oleh matinya listrik secara tiba-tiba merupakan sesuatu yang sangat menjengkelkan, dan akan mempengaruhi tingkat kepuasan para pengguna gedung . Oleh karena itu Sebuah evaluasi yang cermat dari layanan utilitas yang tersedia sangat penting, Pasokan listrik dari daya harus sepenuhnya berukuran besar agar dapat memikul beban yang besar yang diperlukan selama acara berlangsung. Asupan Listrik utama mungkin merupakan asupan listik yang lebih banyak dipakai. menangani beban fasilitas terpisah secara manual atau otomatis switch. Ketika hilangnya asupan listrik, on-site back-up listrik akan memulai kerjanya tetapi memerlukan beberapa waktu untuk beroprasi. Akibatnya, terjadi peningkatan kapasitas, 20



sementara di lokasi sumber (s) mulai bekerja sejak pencahayaan dalam kawasan menyala, Back-up listrik harus memiliki kapasitas untuk beroperasi selama minimal tiga jam selama outage. Dua mesin yanag didesain dan terpasang keduanya memili tegangan yang penuh, hanya satu yang digunakan saat dibutuhkan. Putusnya sumber listrik utama akan diback up oleh listrik cadangan. 2. Air Bersih Sirkulasi system air bersih memanfaatkan mengunakan sumur dalam (deep weel). Kolam Splinker Hydrant Gedung Hydrant Halaman



Reservoir Bawah



Pompa



Reservoir Atas



Pompa Deep Weel



Gambar III.9 Skema aliran air bersih



Kitchen Sink WC Wastafel



Air bersih dari sumber air tersebut dihisap dengan pompa dan di tampung pada bak penampungan, selanjutnya dipompakan ke atas (reservoir atas) kemudian didistribusikan ke unit bangunan dengan pertimbangan sifat mekanis air.



21



Ke kolam



Pompa



filter



Balancing



Bak



tank



penampungan



Over Flow Air bersih Gambar III.10 Skema Blancing tank



Balancing tank dibutuhkan untuk menjaga air kolam tetap pada level yang sama. Balancing tank ini digabung dengan ruang pompa dan filter dengan cara disusun untuk efisiensi lahan. Kapasitas balancing tank ini 2 kali dari total air tiap kolam. Untuk sistem filter, setiap hari ada tiga kali perputaran air (turn over) yaitu setiap 6 – 8 jam disesuaikan dengan kondisi bersih dan kotornya air. 3. Air kotor Pembuangan air kotor yang berasal dari disposal padat disalurkan ke Septiktank dan diteruskan ke bak peresapan, sedang hasil dari buangan disposal cair diteruskan ke bak kontrol dan diteruskan ke got besar yang selanjutnya diteruskan ke riol kota. Pembuangan air hujan dialirkan ke got besar yang kemudian di teruskan ke saluran pembuangan kota menuju teluk.Sedangkan untuk air kotor yang berasal dari kolam dapat dilihat pada gambar.



22



WC



Septic Tank



Air kotor padat



Peresapan



Wastafel Pantry Bak Kontrol



Got Besar



Air Hujan Riol Kota Gambar III.11 Skema aliran air kotor



4. Persampahan Pengumpulan dan pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara : a. Penyediaan tempat sampah atau keranjang sampah pada tempattempat umum yang mudah diangkut dan dibersihkan. Kemudian sampah diangkut dengan lori sampai ke bak penampungan sampah induk. b. Selanjutnya dari tempat penampungan sampah induk diangkut ke luar bangunan dengan mobil kendaraan ke Tempat Pembuangan Akhir.



Unit Ruang



Tong Sampah



Waste Shaft



Cleaning servis



Bak Penampungan Sementara



TPA



Gambar III.12 Skema pembuangan sampah



23



5. Sistem Komunikasi a. Jaringan komunikasi internal 1) Komunikasi



antar



pengelola



intern



menggunakan



jaringan



intercom. 2) Komunikasi antar pengelola dan pengunjung ataupun antar pengunjung, dalam bentuk pengumuman dan panggilan melalui loudspeaker/pengeras suara. b. Jaringan komunikasi eksternal Fasilitas telpon dan internet berupa LAN dan wireless atau jaringan internet tanpa kabel yang dapat diakses di semua tempat dalam site. 6. Sistem keamanan Sistem keamanan dalam bangunan ini dilakukan dengan menyediakan fasilitas pengamatan dan pencegahan, antara lain: 1) Sistem CCTV (Central Circuit Television), untuk memonitor segala penjuru bangunan yang diperkirakan dapat menjadi tempat terjadinya kriminalitas, seperti pencurian dan sebagainya. 2) Sistem alarm, yang diaktifkan pada waktu-waktu tertentu untuk melindungi barang yang dipajang atau dipamerkan dalam bangunan 3) Satuan pengamanan (Satpam) yang bertugas 24 jam 7. Pencegahan dan Penanggulangan bahaya kebakaran a. Pencegahan Pasif Alat Bantu evakuasi merupakan sarana penunjang dalam upaya penyelamatan pelaku kegiatan, sehingga mempermudah evakuasi serta meningkatkan keamanan terhadap bahaya kebakaran. Sarana penunjang tersebut terdiri dari : 1) Tangga darurat Pada ruang tangga darurat diberikan penerangan, cerobong penghisap udara (Exhaust Fan) serta kedap terhadap asap dan pada top floor diberikan bukaan berupa pintu. Jarak pencapaian 24



antara tangga maksimal 25 m dengan lebar tangga minimal 1,2 m. 2) Pintu Kebakaran Pintu ini harus dapat menutup secara otomatis dan dapat dibuka dengan kekuatan 10 kg, serta tahan api selama + 1-3 jam. Bukaan pintu ke arah tangga pada setiap lantai, kecuali pada lantai dasar pintu harus membuka kearah luar menuju lobby atau ke luar bangunan. 3) Koridor Lebar koridor minimal 120 meter 4) Penerangan darurat Pemasangan lampu diletakkan pada tangga darurat, jalan penghubung atau jalan yang dipergunakan oleh manusia pada saat kebakaran. 5) Sumber daya listrik darurat Sumber listrik ini dipergunakan untuk mengaktifkan semua peralatan bantu evakuasi. b. Pencegahan Aktif Pencegahan kebakaran di luar bangunan: Pencegahan bahaya kebakaran yang terjadi di luar bangunan menggunakan Pilar Hydrant yang diletakkan pada halaman.



GambarIII.13 pencegahan kebakaran dari luar bangunan sumber ; juwana 2005



25



Pencegahan kebakaran di dalam bangunan: a) Fire Alarm system Penggunaan alat ini untuk memberitahukan apabila terjadi kebakaran b) Splinker Yaitu alat untuk memadamkan api secara otomatis apabila tabung gelas pada alat tersebut terkena panas, maka akan pecah dan kemudian keluar air.



Gambar III.14 Splinker sumber ; juwana 2005



c) Fire Hidrant System Yaitu sebuah kotak yang berisi selang dengan jarak maksimal 35 m satu dengan yang lainnya, dengan panjang selang 30 m dan jarak semprotan air 5m.



Gambar III.15 Hydrant Sumber : http://www.aswinfiresystems.com



Gambar III.16Hydrant 2 Sumber : http://www.indiamart.com



26



d) Thermo detector Yaitu alat untuk mendeteksi panas yang ditimbulkan oleh api, dimana bekerja secara otomatis. Alat ini terdiri dari 2 jenis yaitu: (1) Fix temperature detector Akan bekerja secara otomatis apabila suhu udara di sekitarnya 700 C atau lebih. (2) Rate of rise temperature detector Alat ini akan bekerja apabila ada kenaikan suhu dengan cepat, walau belum mencapai suhu 700 C. e) Smoke detector Alat ini untuk mendeteksi asap yang ditimbulkan oleh kebakaran, dimana akan bekerja secara otomatis apabila ada asap yang terdeteksi dengan toleransi tertentu. f) Alat pemadam kebakaran ringan Alat ini berupa tabung-tabung gas zat arang atau serbuk anti api dan dilengkapi dengan alat penyemprot. Untuk setiap area seluas 100 m2 disediakan satu alat tersebut. 8. Sistem penangkal petir Sistem penagkal petir yang digunakan ialah sangkar faraday yang di letakkan pada tepi atap. Sistem bangunan dikurung dalam suatu kurungan logam yang kemudian akhir dari ujung logam ini ditanam dalam tanah sehingga bangunan tidak lagi peka atau dapat dipengaruhi oleh pengaruhpengaruh listrik dari luar. Syarat-syarat penggunaannya adalah: 1) Jarak maksimal dari tepi bangunan 9 cm 2) Jarak maksimal antara kedua konduktor parallel adalah 18 cm



27



Gambar III.17 Sistem Sangkar Faraday Sumber : Tangoro, 2000



d. Sirkulasi vertikal Untuk sistem sirkulasi vertikal terdapat satu pelayanan yaitu manusia. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan sirkulasi vertikal adalah : 1) Kapasitas pelayanan 2) Ketinggian bangunan 3) Kecepatan pelayanan 4) Kenyamanan Sistem transportasi vertikal yang digunakan yaitu tangga



28



BAB IV PENUTUP



A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan kajian teori serta penentuan lokasi yang digunakan dengan melakukan penilaian pemilihan tapak dengan memperhatikan beberapa kriteria penentu, maka maka site terpilih sebagai site Shorinji Kempo di Kendari adalah terletak di jalan Jend. A. Yani tepatnya pada lokasi Taman Budaya dengan potensi tapak : a. Tapak berada pada pusat



kota Kendari yang merupakan daerah



pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, kesehatan skala kota, olahraga, pendidikan, pariwisata, perumahan (penunjang). b. Pencapaian mudah karena dilalui jalur umum transportasi kota. c. Tersedia jaringan utilitas. d. Dekat dengan kawasan rekreasi. e. Kemudahan pencapaian dari segala arah.



2. Dalam perencanaan gedung shorinji kempo terdapat berbagai macam aktivitas maupun fungsi yang ada di dalamnya seperti, sarana gedung pertandingan, sarana latihan Dojo, dan sarana penunjang akomodasi lainnya yang dipadukan dalam suatu bangunan tunggal. Berdasarkan pertimbangan aktivitas dan kebutuhan ruang gedung shorinji kempo maka total besaran ruang yang dibutuhkan adalah 16795,3 m2 atau ± 1,67 Ha



3. Desain fisik bangunan mengadopsi bentuk posisi tangan seorang kenshi yang sedang melakukan rei (hormat) sehingga bangunan memiliki nilai estetika yang baik dan terlihat lebih menarik sekaligus memperlihatkan identitas dari seni beladiri shorinji kempo itu sendiri.



29



B. SARAN 1. Dengan melihat minat masyarakat yang cukup tinggi, di harapkan kepada pemerintah setempat untuk membangun suatu sarana olahraga khususnya olahraga beladiri shorinji kempo guna meningkatkan minat dan bakat bagi masyarakat terhadap seni beladiri mengingat beladiri shorinji kempo merupakan beladiri yang cukup dikenal dan memiliki turnamen tingkat internasional.



2. Menyediakan fasilitas-fasilitas pelengkap bangunan seperti air bersih dan listrik untuk mempermudah para kenshi (atlet kempo) dalam melakukan aktivitasnya.



3. Hendaknya memperhatikan potensi-potensi yang sumberdaya manusia yang ada di Sulawesi Tenggara dari berbagai aspek, khususnya olahraga. Dimana salah satu penyebab kurangnya minat dan bakat masyarakat di Sulawesi Tenggara terhadap beladiri shorinji kempo adalah kurangnya sarana dan fasilitas olahraga yang layak.



30



DAFTAR PUSTAKA



BUKU : Chiara, Joseph. 1978. Standar Perencanaan Tapak, Alih bahasa oleh Januar Hakim. Jakarta : Erlangga. Ching, F.D.K. (1996). Arsitektur bentuk, ruang, dan tatanan. (Nurahma Tresani Harwadi, Trans), Jakarta: Erlangga. Dechiara, Joseph & Calender, J. Hancook. 1993. Time Sever Standar For Building Types. Second Edition. Graw Hill Book Company, New York. Juwana, 2005. Sistem Keamanan Bangunan. Maruf, Annas. 2006 . Bahan Kuliah Utilitas Bangunan. Program Studi S-1 Arsitektur Unhalu : Tidak di Terbitkan. M. Said, 2002 : 104. Sistem Penangkal Petir. M. Said, 2002 : 88. Struktur Bangunan. Neuferst, Ernest. 1993. Data Arsitek Jilid I. Terjemahan oleh Sunarto Tjahjadi dan Ferryanto Chaidir. 1996. Jakarta : Erlangga. Neuferst, Ernest. 1997. Data Arsitek Jilid II. Terjemahan oleh Sunarto Tjahjadi dan Ferryanto Chaidir. 2002. Jakarta : Erlangga. Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kendari Tahun 2010-2030. Poerwadaminta, WJS, Wajowasito, S. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.



SNI 03-3647-1995, Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga. Yayasan LPMB : Bandung. Snyder J.C, dan Anthony J. Catanese. Pengantar Arsitektur. 1984 : Erlangga. Tangoro, 2000 (dalam skripsi yudhistira pramana putra tangkas.2010) Yasin, Sulchan. Drs. 1995. Kamus Pintas Bahasa Indonesia. Surabaya: Amanah.



KUTIPAN : Technical recommendations and requirements FIFA(dalam skripsi yudhistira pramana putra tangkas.2010) pdf struktur rangka ruang. oleh Anas Maaruf



INTERNET : Https://maps.google.com Http://www.shorinjikempo.se Http://www.wikipedia.com Http://wartawarga.gunadarma.ac.id Http://www.aswinfiresystems.com Http://www.indiamart.com



LAMPIRAN



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005



PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI



ALKADRY DARMAWAN



E1B1 09 005