Laporan Pewarnaan Negative [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Untuk mengamati bentuk atau ciri-ciri suatu mikroba menggunakan mikroskop dapat digunakan dua cara yaitu mengamati sel mikroba yang masih hidup tanpa diwarnai dan mengamati sel mikroba yang telah mati dengan diwarnai. Untuk lebih mudah dilihat sebaiknya bakteri diwarnai dengan zat warna, beberapa zat yang digunakan untuk mewarnai bakteri juga dapat digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dengan adanya pewarnaan terutama bakteri yang mempunyai sel dengan ukuran yang retif kecil akan lebih mudah terlihat di bawah mikroskop denagn menggunakan lensa objektif minyak imersi yang mempunyai tingkat pembesaran yang relatif tinggi (Dwidjoseputro, 2010). Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, kerena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Selain itu bakteri yang hidup akan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Sedangkan, untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Irawan, 2008). Beberapa cara pewarnaan gram atau pengecatan yang perlu diketahui dalam mengamati morfologi terutama adalah pewarnaan sederhana, pewarnaan gram, pewarnaan acid fast atau pewarnaan negatif. Sebelum melakukan pewarnaan dilakukan pembuatan olesan (smear) dan fiksasi pada bakteri yang akan diamati (Muslim, 2011). Selain pewarnaan gram, untuk melihat sel-sel bakteri dapat juga dilakukan pewarnaan negatif. Pewarnaan negatif atau pewarnaan asam merupakan salah satu teknik pewarnaan bakteri. Akan tetapi teknik ini bukan untuk mewarnai sel bakteri, hanya mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Zat warna yang digunakan tidak akan mewarnai sel, tetapi mewarnai lingkungan sekitar sehingga sel bakteri tampak transparan. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



bakteri cenderung bermuatan negatif dan senyawa pewarna juga bermuatan yang sama sehingga akan ditolak oleh dinding sel. Pewarna yang biasa digunakan antara lain nigrosin, eosin, dan asam pikrat. Tetapi kini nigrosin sudah tidak digunakan dalam pewarnaan, dan diganti dengan tinta cina (Harley, 2007). Sebagai tenaga analis kesehatan dibutuhkan keterampilan dalam membuat spesimen yang berguna dalam pemeriksaan spesimen di laboratorium. Bakteri umumnya memiliki warna yang transparan maka dari itu diperlukan pewarnaan bakteri agar bentuk dan struktur bakteri dapat terlihat lebih jelas jika diamati dengan mikroskop cahaya. Hal tersebut yang melatarbelakangi penulis untuk mengangkat permasalahan ini sebagai masalah yang akan dibahas dalam laporan praktikum dengan judul “Pewarnaan Negative ”.



B. TUJUAN PERCOBAAN



:



Untuk dapat mengetahui bentuk (morfologi) dengan mewarnai latar belakangnya.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hamper tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro, 2010). Bakteri juga merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik, bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air. Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri. Ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitianpenelitian mikrobiologi. Hal itu untuk mempernudah dalam proses identifikasi bakteri (Pratiwi,S. 2008). Pengamatan morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, dan warna koloni. Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Balley, 2007). Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan atau pun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagian mikroba seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi tipe metabolit tentunya yang dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana menghasilkan perubahan warna reagen (Pratiwi, S. 2008).



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



Bakteri merupakan organisme prokariot. Umumnya ukuran bakteri sangat kecil, bentuk tubuh bakteri baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 1.000 X atau lebih. Sel bakteri memiliki panjang yang beragam, sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain. Bakteri merupakan makhluk hidup dengan ukuran antara 0,1 sampai 0,3 µm. Bentuk bakteri bermacam – macam yaitu elips, bulat, batang dan spiral. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai dengan suatu zat pewarna kimia agar mudah diamati atau dilihat dengan jelas dalam hal ukuran, bentuk, susunan dan keadaan struktur internal dan butiran. Sel sel individu bakteri dapat berbentuk seperti bola/elips, batang (silindris), atau spiral (heliks) (Pelczar & Chan, 2007). Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa harus dengan cara-cara yang khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung, menggunakan kondensor medan gelap dan lain-lain.Tetapi pengamatan dari pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya transparan. Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro, 2010). Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi,



dinamakan



pewarnaan



sederhana.



Prosedur



pewarnaan



yang



menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari sel.



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan kapsul ( Pelczar, 2007 ). Prinsip dasar dari teknik pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Ikatan ion dapat terjadi karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarna. Terdapat tiga mcam metode pewarnaan yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan gram. Pewarnaan sederhana menggunakan pewarna tunggal, pewarnaan diferensial memakai serangkaian larutan pewarna atau reagen. Pewarnaan gram merupakan metode pewarnaan yang paling umum digunakan untuk mewarnai sel bakteri (Arifanto, 2008). Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifatsifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba disebut teknik pewarnaan diferensial (Pelczar & Chan, 2007). Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatka. Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Green dll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll (Irawan, 2008). Pewarnaan negatif atau pengecetan negatif adalah pewarnaan yang dilakukan bukan pada mikrobanya melainkan pewarnaan tersebut ditunjukan pada latar belakang dari sel-sel mikroba. Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin. Pewarna asam memiliki negatif charge kromogen, tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. Oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna. Bahan pulas dipakai tinta-cina, karena itu sering juga disebut pewarnaan tinta-cina. Pewarnaan Burri dipakai untuk mengetahui adanya golongan spirochaetales dan juga untuk memperlihatkan adanya selubung (kapsul) pada kuman-kuman yang tertentu seperti pada Diplococcus pneumoniae, Klebsiella Frielander, dll (Hafrah. 2009). Pada dasarnya pewarnaan negatif bukan digunakan untuk mewarnai bakteri, tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi gelap, zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga bakteri tampak transparan dengan latar belakang hitam. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi latar belakngnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Pewarnaan negatif atau pewarnaan asam dapat terjadi karena senyawa pewarnaan berwarna negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel bakteri. Oleh karena itu dinding



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat dan eosin. Teknik ini berguna untuk menentukan moffologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini di lakukan olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadi penyusutan dan salah satu bentuk agar penentuan sel dapat diperoleh denagan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina (Bibiana, 2010). Pada pewarnaan negatif, lingkungan yang berwarna hitam disebabkan oleh pewarna yang digunakan adalah nigrosin atau tinta cina yang memiliki warna dasar hitam. Hal ini telah sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa zat pewarna asam membawa suatu muatan negatif, maka pada sel yang permukaannya juga negatif akan ditolak oleh sitoplasma sel sehingga zat warna ini akan berkaitan dengan lingkungan yang mengelilingi sel dan bagian dalam sel akan tetap berwarna bening (Muslim, 2011). Bakteri hidup sulit untuk dilihat dengan mikroskop cahaya terang biasa karena bakteri itu tampak tidak berwarna jika diamati secara sendiri, walaupun biakannya secara keseluruhan mungkin berwarna. Bakteri sering diamati dalam keadaan olesan terwarnai daripada dalam keadaan hidup. Yang dimaksud dengan bakteri terwarnai adalah oganisme yang telah diwarnai dengan zat pewarna kimia agar mudah dilihat dan dipelajari (Nazaruddin, 2014). Selain itu, disebutkan juga bahwa bakteri merupakan organisme mikroseluler yang pada dinding selnya mengandung ion negatif, zat warna (nigrosin) yang bermuatan negatif tidak akan mewarnai sel tetapi yang terwarnai adalah lingkungan luarnya saja (Pratiwi,2008).



BAB III METODE PRAKTIKUM



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



A. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Mikroskop. b. Kaca Preparat 2 buah c. Pipet Tetes 2 buah. d. Ose Bulat. e. Lampu Spiritus. f. Korek api. g. Pensil warna (merah,biru, dan ungu). 2. Bahan a. Biakan bakteri C (Streptobasil) b. Air garam fisologis steril (NaCI). c. Larutan pewarna tinta cina. d. Emersi Oil. e. Alkohol 70%. B. PRINSIP PRAKTIKUM Adapun prinsip dasar dari pewarnaan ini yaitu berdasarkan pada keadaan pH mendekati netral, dinding bakteri cenderung bermuatan negative, sehingga jika diberikan zat warna asam (tinta cina) yang sama-sama bermuatan negative, akan terjadi tolak menolak muatan pada zat warna dan dinding sel bakteri tidak diwarnai sehingga pewarnaan ini hanya mewarnai latar belakangnya (kaca objek) saja.



C. CARA KERJA 1. Buat suspense tebal dari bakteri C dengan air garam fisiologis pada salah satu ujung dari kaca benda pertama. 2. Letakkan dengan satu tetes tinta cina didekat suspense bakteri tadi, lalu pelan-pelan campur baik-baik suspense bakteri tersebut dengan tinta. 3. Letakkan kaca benda kedua dengan kemiringan 450 di depan campuran tadi, lalu tarik ke belkang sampai campuran tinta merata pada ujung kaca benda II. Segera dorong kaca benda II kea rah depan dengan rata dan cepat 4. Keringkan preparat ditas api dan lakukan fiksasi dengan melewatkannya 3 kali pada nyala api.



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



5. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 × 100, perhatikan dan gambarkan morfologi bakteri dan latar belakangya yang dilihat pada mikroskop.



BAB IV HASIL PRAKTIKUM A. TABEL PENGAMATAN   



Morfologi Bakteri Latar Belakang Metode pewarnaan



: Bulat berantai ( Sterpto Coccus) : Hitam : Murah / mahal Mudah / sukar dilakukan Mengerjakan butuh waktu / cepat



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



B. GAMBAR C



BAB V PEMBAHASAN Bakteri umumnya tidak memiliki pigmen, sehingga tidak berwarna dan hampir tidak terlihat karena tidak kontras dengan media dimana mereka hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pewarnaan agar bakteri tampak jelas bila diamati dengan mikroskop. Pada praktikum kali ini dilakukan pewarnaan bakteri berupa pewarnaan negatif. Pewarnaan negatif merupakan adalah cara pengamatan mikrobiologi yang biasa dilakukan untuk membedakan specimen kecil dengan cairan optiknya . Berbagai macan tipe morfologi bakteri seperti coccus, bacillus, dan sebagainya dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna negative ini. Adapun prinsip dasar dari pewarnaan ini yaitu berdasarkan pada keadaan pH mendekati netral, dinding bakteri cenderung bermuatan negative, sehingga jika diberikan zat warna LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



asam (tinta cina) yang sama-sama bermuatan negative, akan terjadi tolak menolak muatan pada zat warna dan dinding sel bakteri tidak diwarnai sehingga pewarnaan ini hanya mewarnai latar belakangnya (kaca objek) saja. Tahap pertama pada Proses perwarnaan negatife itu sendiri, dilakukan dengan membersihkan kaca objek dengan alkohol 70% untuk sterilisasi agar tidak terkontaminasi. Sterilisasi bertujuan untuk memusnahkan atau mengeliminasi semua mikroorganisme termasuk spora bakteri yang resisten dalam alat yang akan digunakan. Setelah melakukan sterilisasi, kemudian melakukan olesan bakteri pada kaca objek, tetapi sebelumnya ose di fiksasi di api pada pembakar spiritus yang bertujuan untuk mematikan bakteri dengan cepat pada ose, supaya tidak tercampur dengan bakteri yang akan di uji. Kemudian membuat tebal bakteri C, dengan menggunakan air garam fisiologis pada salah satu ujungnya. Selanjutnya teteskan tinta cina, dekat dengan suspensi. Ambil dan letakkan kaca objek kedua dengan kemiringan 450 pada ujung kaca objek campuran tersebut. Lalu tarik kebelakang kaca objek kedua tersebut sampai campuran tinta merata. Tahap selanjutnya yaitu mengeringkan preparat tersebut diatas api (mealkukan fiksasi) sebanyak 3 kali. Fiksasi dalam tahap ini bertujuan untuk membunuh bakteri secara cepat dengan tidak merubah bentuk dan struktur bakteri, melekatkan bakteri di atas objek gelas dan meningkatkan sifat salinitas pewarna. Kemudian amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10×100. Pada pewarnaan negatif ini dapat diketahui bentuk luar dan karakteristik dari bakteri yang sulit untuk diwarnai, sehingga hanya mewarnai latar belakangnya saja. Adapun biakan Bakteri yang digunakan percobaan kali ini yaitu streptobasil yang merupakan bakteri berbentuk batang yang berkelompok membentuk menyerupai rantai. Dan Pewarna yang digunakan dalam pewarnaan negatif yaitu nigrosin (tinta cina). Pewarna tinta cina tidak mewarnai bakteri, tapi mewarnai preparat sehingga terlihat bakteri tersebut berwarna bening. Hal ini disebabkan karena tinta cina dan bakteri sama-sama bermuatan negatif. Akibatnya, tinta cina langsung mewarnai preparat, namun tidak mewarnai bakteri.



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



Untuk mikroskop medan terang, pewarnaan negative biasanya menggunakan cairan hitam, misalnya nigrosin. Spesimen seperti bakteri dalam cairan disebar dalam preparat kaca yang dicampur dengan pewarna negatif dan dibiarkan kering. Ketika diamati dengan mikroskop, bakteri atau sporanya terlihat bersinar dengan latar belakang yang gelap. Pewarnaan negatif atau pewarna asam dapat terjadi karena senyawa pewarna bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna. Contoh pewarna yang biasa digunakan yaitu tinta cina, larutan nigrosin, asam pikrat, dan eosin. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna nigrosin/tinta Cina sewaktu proses pewarnaan. Bakteri gram negatif memiliki system membran ganda dimana membrane plasmanya diselimuti membrane lapisan luar permeable. Bakteri gram negatif memiliki dinding sel tebal berupa peptidoglikan yang terletak diantara membran dalam dan membrane luarnya Dari hasil pengamatan mikroskop berdasarkan sampel biakan bakteri streptobasil yang digunakan dengan pewarna tinta cina di dapatkan morfologi bakteri berbentuk bulat berantai (Streptococcus) . Streptococcus berbentuk bulat atau oval, memanjang seperti rantai, bersifat gram positif, tidak bergerak, tidak membentuk spora atau kapsul dan bersifat fakultatif aerob. Diameter bakteri berukuran 0,7-1,4µm. Bakteri ini dapat hidup di air tawar dan air laut dengan kisaran suhu bagian pertumbuhannya antara 10-45ºC. Streptococcus adalah sel sferis, coccus tunggal berbentuk batang atau ovoid dan tersusun seperti rantai dengan latar belakang hitam. Dan metode pewarnaan yang dilakuan mura, mudah dan pengerjaannya membutuhkan cukup waktu.



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



BAB VI KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk morfologi bakteri C (sampel yang di uji) berbentuk Bulat berantai dengan latar belakang hitam. Dan metode pewarnaan yang digunakan murah, mudah, dan pengerjaannya membutuhkan cukup waktu.



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



DAFTAR PUSTAKA Arifanto. 2008. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan. Bandung : ITB Press. Dwidjoseputro, D. 2010. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan. Balley. 2007. Diagnosal Mikrobologi. New York : Houston Elserver. Bibiana. 2010. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : PT. Raya Grafindo Persada. Hafrah. 2009. Mikrobiologi Umum. Makassar : UIN Alauddin Makassar. Harley. 2007. Pengertian Pewarnaan Gram. Jakarta : Gramedia. Irawan. 2008. Teknik Pewarnaan Mikroba. Jakarta : UI Press. Muslim. 2011. Mikrobiologi Dasar 1. Makassar : FMIPA UMM. Nazaruddin. 2014. Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. Mataram : Universitas Mataram. Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga.



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1



Pelczar, M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.



LAPORAN BAKTERIOLOGI 1