Laporan Praktek Belajar Lapangan 2017 Angkatan 11 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) III KOMUNITAS DESA JONGOK MELUEM KECAMATAN KEBAYAKAN KABUPATEN ACEH TENGAH



Di Susun Oleh : 1. KONADI ARIMULOMI 2. IKE FITRIANI 3. PUJI HARTATI 4. HARTINA 5. DEDISAH PUTRA 6. M. ERKO SAHADAT 7. ENI HASTUTI 8. EKA YULISMA 9. NIKMAH 10. AFRIDA 11. AMNA SULASTRI 12. JUNI AWAN 13. WIDYA ANRIZA 14. ZAINUDDIN 15. NOVI HIMAWAN 16. ISDA MINAWARNI 17. MAWADDAH



(Ketua) (W.Ketua) (Sekretaris) (Bendahara) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota)



(NPM : 15010219) (NPM : 14010013) (NPM : 14010053) (NPM : 14010016) (NPM : 14010015) (NPM : 14010029) (NPM : 16010071) (NPM : 16010072) (NPM : 16010029) (NPM : 16010043) (NPM : 16010058) (NPM : 16010091) (NPM : 16010114) (NPM : 16010048) (NPM : 16010066) (NPM : 16010061) (NPM : 16010058)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI ACEH DARUSSALAM PRODI SI KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2016



LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) III KOMUNITAS DI DESA JONGOK MELUEM KECAMATAN KEBAYAKAN KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2017



Telah disetujui oleh tim penilaian dinyatakan diterima sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan Praktek Belajar Lapangan III



Kepala Desa Jongok Meluem



(ISKANDAR)



Pembimbing I



Pembimbing II



(AYU WULANDARI, SKM) (MAULINA IRIYANTI, SKM)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI ACEH DARUSSALAM PRODI SI KESEHATAN MASYARAKAT KABUPATEN BENER MERIAH



Ketua STIKes PNAD Kabupaten Bener Meriah



(KHAIRUDDIN, SKM,M.Kes)



KATA PENGANTAR



Puji syukurkami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan hasil pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) III Komunitas ini. Didalam penyelesaian laporan ini kami banyak mendapatkan arahan dan bimbingan baik moral maupun material dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu kami dalam penulisan laporan ini. 1. Ketua STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam. 2. Para Dosen dan Staf Akademik STIKes Payung Negeri Aceh Darussalam. 3. Ibu Ayu Wulandari, SKM dan Ibu Maulina Iriyanti, SKMsebagai dosen pembimbing yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk membimbing kami dalam Praktek Belajar Lapangan (PBL) III dan penulisan laporan ini. 4. Bapak Kepala Desa Jongok Meluem beserta ibu yang telah memberikan fasilitas selama melaksanakan PBL III. 5. Seluruh Masyarakat yang telah membantu dalam memberikan data-data yang dibutuhkan dalam laporan ini. 6. Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses penulisan laporan ini. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.



Akhirnya kami mengharapkan agar penulisan ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri dan pembaca sekalian.



Redelong, 10 September 2017



Mahasiswa PBL III Desa Jongok Meluem



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat-sakit” atau kesehatan tersebut. Menurut Hendrik L. Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, prilaku dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, bila mana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu, maka status kesehatan bergeser dibawah optimal (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat timbulnya penyakit. Oleh karena itu pengetahuan mengenai segi-segi penyehatan (sanitasi) lingkungan sangat berperan dalam tiap upaya kesehatan, baik secara individual maupun secara berkelompok dalam masyarakat (Dainur, 1995). Masalah sanitasi dasar (air bersih (sumur bor/PDAM), akses fasilitas sanitasi, persampahan, drainase dan sebagainya) di Indonesia sudah seharusnya menjadi perhatian utama bagi pemerintah kita. Hal ini dikarenakan sanitasi merupakan hak dasar masyarakat yang sama halnya dan sejajar dengan hak berpendapat, hak



mendapatkan pengobatan gratis, vaksinasi, dan hak-hak lainnya. Sanitasi menjadi penting karena masyarakat membutuhkannya setiap melakukan aktivitasnya seharihari (Idan, 2010). Menurut WHO, lebih dari 2,6 miliar orang pada wilayah pedesaan dan perkotaan tidak memiliki akses terhadap sanitasi dasar (Anonimous, 2008). Hampir 70% masyarakat masih menggunakan sumur bor, dan belum mendapatkan air bersih yang hygienis. Dan diantara Negara-Negara ASEAN, Indonesia masih tertinggal dalam hal akses sanitasi, dimana posisinya berada dibawah filiphina dan kamboja. Sementara malaysia memiliki 96% cakupan sanitasi (Anonimous, 2011). Berdasarkan riskesda (2010), proporsi penduduk atau rumah tangga yang aksesterhadap fasilitas sanitasi layak (dikatakan layak apabila sarana tersebut memiliki atau bersama, penampungan air (bak) jenis persegi empat dan tidak terlalu besar dan pembuangan akhir limbah tidak boleh langsung ke dasar tanah hars melalui tangki septictangatau SPAL) sehingga air bisa d gunakan kembali setelah dilakukan penyaringan. Provinsi sebesar 55,53%, dan akses terhadap fasilitas sanitasi tidak layak sebesar 44,47%. Provinsi paling tinggi akses terhadap fasilitas tidak layak adalah provinsi Nusa Tenggara Timur (74,65%) dan terendah di DKI Jakarta (17,17%). Sementara itu, menurut kualifikasi daerah, akses terhadap fasilitas sanitasi layak diperkotaan hampir dua kali lipat (71,45%) dibandingkan dengan di pedesaan (38,55%). Sedangkan akses terhadap fasilitas sanitasi di perkotaan yang tidak layak (28,55%) dan dipedesaan (61,45%). Air Bersih (sumur bor) adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari masyarakat dalam melangsungkan hidup karena air merupakan



hal pokok dalam kehidupan kita (Madjid, 2009). Bagi rumah yang belum memiliki Air Bersih (PDAM), sudah dipastikan mereka itu memanfaatkan sungai, sumur, kolam atau tempat lainnya untuk mendapatkan Air Bersih. Dengan masih adanya masyarakat disuatu wilayah yang belum mendapatkan Air Bersih, maka wilayah tersebut terancam beberapa penyakit menular yang berbasis lingkungan : penyakit cacingan, kolera (muntaber), diare, tifus, disentri scistosomiasis dan masih banyak penyakit lainnya. Selain itu dapat menyebabkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika. Semakin besar persentase yang belum mendapatkan sumber Air Bersih dari PDAM maka ancaman penyakit itu makin tinggi intensitasnya. Keadaan ini sama halnya dengan fenomena bom waktu, yang bisa terjadi ledakan penyakit pada suatu waktu cepat atau lambat. Semua orang akan mendapatkan sumber Air Bersih yang memenuhi syarat dengan demikian wilayahnya bebas dari ancaman penyakit-penyakit tersebut. Dengan mendapatkan Air Bersih banyak penyakit berbasis lingkungan yang dapat dicegah, tentunya Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan (Animouse, 2010). Menurut penelitian Junaidi (2002) ada hubungan yang signifikan antara karakteristik kepala keluarga (pendidikan, pendapatan, pengetahuan dan sikap) dengan kepemilikan sumber Air Bersih di keluarga. Berdasarkan penelitian Sutedjo (2003), menyatakan bahwa alasan masyarakat tidak memiliki dan menggunakan sumber Air Bersih adalah tidak mempunyai biaya untuk membangun bak yang nyaman dan praktis.



B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran umum tentang kesehatan masyarsakat secara menyeluruhdi Desa Jongok Meluem Kec. Kebayakan Kab. Aceh Tengah. 2. Tujuan Khusus Untuk



mengetahui



gambaran



umum



yang



meliputi



tingkat



pendidikan,pekerjaan, tingkat sosial ekonomi, kebudayaan dan kebiasaan masyarakat di Desa Jongok Meluem Kec. Kebayakan Kab. Aceh Tengah. a. Untuk mengetahui cakupan pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi promosi kesehatan, keadaan gizi masyarakat penyakit-penyakit yang diderita selama 3 bulan terakhir. b. Untuk mengetahui keadaan lingkungan yang meliputi sumber air bersih,tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah serta penggunaanjamban.



C. MANFAAT 1. Bagi mahasiswa Membuat mahasiswa mengerti apa itu kesehatan lingkungan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup kita. Untuk mengaplikasikan dan memperdalam ilmu yang telah dipelajari di kampus dengan membandingkan teori yang didapat dengan kenyataan dilapangan pada saat Praktek Belajar Lapangan (PBL) III.



2. Bagi masyarakat Pentingnya kesehatan lingkungan yang melibatkan masyarakat di sekitar kita untuk membuat lingkungan mereka tinggal tetap bersih, nyaman dan terhindar dari serangan penyakit dengan melakukan perilaku yang baik dan benar dalam mengelola lingkungannya serta sebagai peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Jongok Meluem Kec. Kebayakan Kab. Aceh Tengah.



BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN



A. Pengumpulan Data 1. Data Umum a. Lokasi Praktek Belajar Lapangan (PBL-III) Nama Desa



: Jongok Meluem



Nama Kepala Desa



: Iskandar



Alamat Kantor kepala desa



: Jln. Panca Darma



Kec / Kab



: Kebayakan / Aceh Tengah



Provinsi



: NAD



b. Keadaan Geografi PBL III Secara demografis, Kampung Jongok Meluem berbatasan langsung dengan tujuh Kampung dan satu Kabupaten. c. Luas wilayah Desa Jongok Meluem Kampung Jongok Meluem merupakan salah satu Kampung dari 23 Kampung yang terletak di pemukiman Kebayakan Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah yang berjarak 0,2 Km dari pusat Kecamatan. Luas wilayah Kampung Jongok Meluem 350 Ha, yang terbagi kedalam 3 dusun yaitu dusun Meluem, dusun Blok, dusun Ayangan, dengan jumlah penduduk ± 932 jiwa yang mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai Petani, Perkebukan dan Peternakan Tradisional. Batas wilayah kampung :



a) Sebelah Utara



: Kampung Paya Reje Tami Delem dan BenerMeriah.



b) Sebelah Selatan : Kampung Lot Kala, Bukit, Gunung Balohen, Kute Lot. c) Sebelah Timur : Kampung Timangan Gading. d) Sebelah Barat



: Kampung Jongok Bathin.



2. Data Khusus a. Data Kultural 1. Keadaan Penduduk Tabel 2.1 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Penduduk di Desa Jongok Meluem Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah No



Dusun



1 Meluem 2 Blok 3 Ayangan Jumlah



L 256 88 103 447



Persentase 57,27 19,69 23,04 100%



Jumlah Penduduk P Persentase L + P 297 61,24 553 102 21,03 190 86 17,73 189 485 100% 932



Persentase 59,34 20,39 20,27 100%



Sumber : Data DesaJongok Meluem



Dari Tabel 2.1 diatas frekuensi Jumlah Penduduk di Desa Jongok Meluem Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah dapat disimpulkan bahwa persentase penduduk terbesar yaitu di Dusun Meluem dengan persentase keseluruhan 59,34% dengan jumlah penduduk 553 Jiwa.



2. Data Penduduk berdasarkan kelompok umur Tabel 2.2 Tabel Distribusi Frekuensi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Jongok Meluem Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah



No



Kampung



1



Jongok Meluem



Kelompok umur 0> >1 >5 >7 >15 12